"Nara milih Ken apa Dokter itu?" Ken tak henti-hentinya melayangkan pertanyaan yang sama entah kesekian kalinya sambil mengekor dibelakang Kinara.
"Ken, kalo kamu tanya terus gak tak ajak ke supermarket loh." ucap Kinara mulai membuka pintu Apartemennya.
"Kalau Nara jawab juga aku gak bakalan tanya lagi!" Ken cemberut.
Kinara melangkah keluar dari Apartemen dan menutup pintu Apartemennya sebelum Ken melangkah keluar. Karna ditinggal, Ken berteriak-teriak sambil menggedor-gedor pintu.
Kinara langsung panik begitu mendengar suara ketukan pintunya makin liar, Karna tak ingin mengganggu tetangga Apartemennya. Kinara akhirnya membuka pintu dan membiarkan Ken keluar.
"Nara jahat!" ujar Ken kemudian melangkah keluar.
Kinara hanya geleng-geleng kepala dan hanya diam dan mulai berjalan menuju lift diikuti Ken di belakangnya. Tepat saat itu tetangga nomer 101 keluar dari Apartemennya dan berjalan kearah Lift.
Baru pertama kali ini Kinara bertemu langsung dengan tetangga nomer 101 yang pindah ke lantai yang sama dengannya beberapa hari yang lalu.
"Permisi, apa kamu tinggal di Apartemen nomer 101. Salam kenal ya, aku tinggal di Apartemen nomer 103, maaf aku belum sempat menyapamu." sapa kinara ramah memandang seorang lelaki yang mengenakan pakaian serba hitam. Bahkan jaket, topi dan maskernya ikut berwarna hitam dan Ia menggendong tas ransel dipunggungnya.
Hening ... Lelaki disampingnya tak mengucapkan sepatah katapun, menengok pun tidak. Wajahnya bahkan sama sekali tak bisa terlihat karna ia memakai topi dan Masker. Kinara hanya bisa melihat mata orang itu.
Pintu Lift terbuka, Kinara, Ken dan Lelaki 101 masuk kedalam lift. Karna lelaki itu tak menekan tombol, Kinara akhirnya menekan tombol yang membawa mereka ke lantai dasar.
Keadaan di dalam lift masih Hening. Lelaki itu tak mengucapkan sepatah katapun sepanjang mereka di dalam lift.
Sedangkan Kinara masih terus menatap penampilan lelaki itu dari atas hingga ke bawah. Terlihat dengan jelas jaket kumuh, sepatu yang warnanya sudah pudar membuat Kinara merasa ada yang aneh.
Kalau Ken, jangan ditanya ia sedang apa, dia masih ngambek karna Kinara tak menajwab pertanyaannya. Ia galau memikirkan Kinara memilih dirinya atau Dokter Dika.
Tiba-tiba mata Kinara terfokus menatap sebuah gantungan kunci yang bertuliskan ....
"Dark Shadows - Danny Jo"
Terlihat juga sebuah gambar sebuah tengkorak yang mengantung di tas ransel milik lelaki itu. Tak hanya itu, Kinara juga melihat bordiran dengan tulisan yang sama di topi lelaki itu.
Perasaan aku pernah dengar atau lihat kata itu. Tapi dimana ya?
Tiba-tiba ada sebuah goncangan yang cukup kuat di dalam lift. Kinara hampir saja terjatuh saat tak bisa mengendalikan tubuhnya. Untung saja Ken dengan sigap memeluk Kinara.
Kinara langsung gemetaran dan mencengakram baju Ken kuat-kuat takut Liftnya bermasalah dan terjatuh tiba-tiba atau ada gempa bumi yang membuatnya terjebak di dalam lift.
Hanya dalam hitungan detik goncangan itupun mulai mereda. Kinara melepaskan dirinya yang sedari tadi memeluk Ken.
"Nara gak papa kan?" tanya Ken khawatir.
Kinara mencoba menyeimbangkan tubuhnya. Ia menatap sekeliling dan mencoba memahami apa yang sebenarnya terjadi dengan liftnya. Kinara juga melemparkan padangannya menatap lelaki 101 yang masih dalam ekspresi yang sama. Tak berbicara ataupun tak bereaksi sedikitpun meskipun goncangan besar terjadi didalam lift.
Pintu lift terbuka. Kinara bernafas lega dan secepat kilat menarik Ken berlari keluar lift. Diikuti beberapa orang yang bergantian masuk kedalam lift.
"Syukurlah kita selamat Ken. Tadi liftnya kenapa ya?" ucap Kinara sambil menatap kepergian lelaki 101 yang berjalan dengan cerpat keluar Apartemen.
•
•
•
Kinara dan Ken kini sudah sampai ke Supermarket. Kinara mengambil troli dan mendorongnya berdua bersama Ken.
Ken tampak senang sekali melihat dunia luar. Ia memandangi berbagai jenis manusia yang berlalu lalang di supermarket.
Terkadang, jika mata Kinara lengah sedikit karna sibuk melihat daftar yang ingin ia beli Ken sudah menghilang entah kemana.
"Astaga Ken! itu pembalut. Jangan dipegang-pegang." Kinara langsung berlari dan merampas pembalut di tangan Ken. Ia menatap sekeliling dan menutup wajahnya karna malu dengan tingkah Ken begitu ia melihat segelintir orang mentapnya dengan tawa kecil.
"Ken, jangan sentuh apapun yang dipajang disini. Apalagi benda yang bisa pecah dan jangan bikin onar. Wajahmu itu ganteng, setidaknya kamu harus menjaga image gantengmu, Oke." tegas Kinara yang membuat Ken mengangguk.
Akhirnya mereka melanjutkan perjalanannya mencari berbagai produk keperluan sehari-hari.
Ken mulai sekarang hanya sibuk menatap berbagai barang yang tersusun rapi di rak. Sedangkan ia menyembunyikan tangannya di belakang takut dimarahi Kinara lagi.
Saat Kinara ingin memilih buah Apel. Tak sengaja tangan Kinara memegang buah Apel yang sama dengan seseorang.
Kinara langsung menatap kesamping dan menemukan wanita berusia sekitar awal Tiga Puluhan dan berpakaian serba merah mencolok dengan lipstik merah, yang menyunggingkan seulas tersenyum kepada Kinara.
"Aku pilihkan yang paling baik untukmu. Jangan lupa, jaga baik-baik. Kalau bisa bawa sesuatu yang berharga kemanapun kamu pergi. Misal kamu seorang yang suka mengambar di tablet, kamu harus membawa tablet itu kemanapun kamu pergi. Kamu tidak akan tahu apa yang akan terjadi besok atau bahkan satu jam kedepan." ucap wanita itu panjang lebar sambil memandang ke arah Ken ia memberikan Apel itu kepada Kinara dan langsung berjalan pergi sebelum Kinara mengucapkan sepatah katapun.
"Apa maksudnya? Sepertinya aku pernah melihat wanita itu. Tapi, dimana?"
Kinara berbalik arah dan menatap ken. Kinara malah mendapati Ken sedang menatap kepergian wanita itu tanpa berkedip sampai wanita itu benar-benar tak terlihat.
Dasar cowok sukanya lihat yang bening-bening!
Kinara memukul lengan Ken. "Ken, kamu suka cewek yang kayak gitu ya?"
"Apa Kinara juga sukanya sama si Dokter itu?" Bukannya menjawab pertanyaan Kinara, Ken malah balik bertanya. Tak disangka sekarang Ken jadi lebih pintar dan bisa berontak juga setelah selama ini ia hanya menuruti perintah Kinara.
"Kamu cemburu ya Ken sama Dokter Dika."
"Apa itu cemburu?"
"Tau ah gelap!" Kinara mengehela napas dan berjalan pergi. Sedangkan Ken mengikutinya dibelakang.
Tiba-tiba mata Kinara tak sengaja menatap lelaki 101 sedang memilih aneka minuman soda. Kinara kemudian berjalan mendekati lelaki 101 itu. "Eh, kita ketemu lagi disini." sapa kinara.
Lelaki itu hanya melirik Kinara sekilas kemudian berjalan pergi tanpa berbicara apapun.
"Apa sih, tuh orang bikin gak nyaman banget. Gak percaya punya tetangga kayak gitu."
Kinara kemudian mengajak Ken ke kasir dan memutuskan untuk tak memperdulikan lelaki 101 yang aneh. Mumpung di luar Kinara juga mengajak Ken mencoba berbagai makan lezat.
•
•
•
Kinara dan Ken pulang ke Apartemen. Begitu ia masuk, ia dikejutkan dengan ruang Apartemennya yang berantakan. Kinara langsung panik Ia bergegas mengecek semua ruangan dan ternyata semua ruangannya sama, berantakan!
Kinara yang syok langsung ambruk kelantai. Ken kemudian menyandarkan Kinara ke pangkuannya.
"Ken, ada yang masuk ke Apartemenku."
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Jangan lupa Like 👍 dan Vote 💝 ya ....
Masukan ke Favorit ❤ dan jangan lupa beri Bintang 5 🌟
Happy Reading 🤗
Salam hangat dari author
"Neng Euis"
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
(`⌒´メ) HONEY BEAR ✧ 🦕
Bentar bentar cowo penghuni 101 itu yg komen julid di komik?! Trus cwe baju merah itu yg punya web?! Bener gk?!
2020-11-03
1
LastZee
Sukses selalu untukmu thor💙❤🌼
2020-07-22
1
Rasinar Yohana
aku datang bawa boom like yah kaka tetap smngt
2020-07-02
1