Tok ... Tok ... Tok ....
Kinara memejamkan matanya dan hampir saja bibir Ken menyentuh bibirnya. Tapi mereka berdua dikejutkan oleh suara ketukan pintu dan refleks membuat keduanya serempak membuka matanya. Kinara langsung melotot kaget mendorong Ken hingga ke sudut kursi.
"Nara? kamu didalam?" panggil seseorang di luar Apartemennya.
Gawat ada Kak Dika!
Semakin lama, Teriakan Dokter Dika semakin mengeras. Kinara langsung kelabakan, apalagi Dokter Dika tahu sandi apartemennya. Kalau sampai Dokter Dika membuka pintunya ia pasti langsung ketahuan selama ini menyembunyikan Ken dirumahnya.
"Tunggu sebentar kak." teriak Kinara.
Ia langsung bangkit, walau telapak kakinya masih sakit. Kinara berusaha untuk menarik Ken masuk ke kamar kakaknya. Ken jadi bingung sendiri dan hanya menuruti Kinara.
"Maaf Ken, kamu disini dulu ya. Please, kamu jangan bikin suara sekecil apapun. Pokoknya diem aja disini sebentar. Maaf aku gak bisa jelasin sekarang, tapi aku janji aku bakalan jelasin nanti. Oke." Ucap Kinara setelah mendudukan Ken di ranjang.
Kata-kata Kinara berhasil membuat Ken mengunci mulutnya. Sedangkan Kinara langsung berlari keluar kamar dengan kesusahan dan segera mengunci kamar Kiano dari luar. Ia kemudian segera berjalan menuju pintu.
Ceklek ..... (Suara pintu terbuka)
"Kenapa lama banget. Kamu lagi ngapain didalem?" ucap Dokter Dika curiga dan mencoba menerobos masuk. Tapi, Kinara langsung menghalangi langkah Dokter Dika di depan pintu.
"Kenapa? Ayo kita makan bersama." Dokter Dika mengibaskan kotak makanan dari sebuah restoran.
"Kak Dika, kita makannya di Apartemen kakak aja ya."
"Kenapa?" Dokter Dika bingung melihat tingkah aneh Kinara yang kembali muncul. Ia merasa Kinara akhir-akhir ini seperti menyembunyikan sesuatu kepadanya.
"Didalem lagi berantakan banget. Aku malu." jawab Kinara langsung menutup pintu Apartemennya dan berjalan ke Apartemen Dokter Dika yang merupakan tetangga Apartemennya.
Melihat Kinara yang berjalan sambil menyeret kakinya. Dokter Dika langsung refleks menatap kearah kaki Kinara yang diperban. Ia langsung berjalan mendahului Kinara dan membukakan pintu Apartemennya.
"Kinara, kakimu kenapa?"
"Tadi aku gak sengaja pecahin gelas kak."
Dokter Dika menghela napas. "Duduk di sofa. Aku mau lihat lukamu. Balutan perbannya bener-bener berantakan banget."
Kinara nurut dan berjalan kearah sofa. Sedangkan Dokter Dika bergegas menaruh kotak makanan di dapur dan mengambil sebuah kotak kecil dan berlutut dihadapan Kinara.
"Lain kali hati-hati, seharusnya kamu periksa ke rumah sakit dulu. Takutnya infeksi dan tambah parah kalo gak di tangani dengan tepat." celoteh Dokter Dika mulai melepas perban di telapak kaki Kinara dan mulai mengecek lukanya.
"Lukanya gak terlalu parah kak. Lagian cuma kena serpihan kaca yang gak terlalu besar."
Dokter Dika mengangkat wajah dan menatap Kinara. Kinara sudah paham hanya dengan melihat sorot mata dari Dokter Dika.
"Maaf, Kak." sambung Kinara lagi takut Dokter Dika marah.
Dokter Dika Menghela napas ia melanjutkan aktivitasnya yang sedang mengobati luka Kinara. Tangan terampilnya sebagai Dokter sudah tidak diragukan lagi.
Kini, ada sedikit kegoyahan dalam hati Kinara. Selama ini ia hanya bisa memandang Dokter Dika dan tak pernah memandang lelaki lain. Tapi, semenjak Ken muncul dalam hidupnya, entah kenapa membuat warna baru dalam hidup Kinara.
"Udah selesai. Mulai sekarang kalau ada apa-apa langsung kabarin kakak."
"Iya kak."
"Kamu udah makan? Kak Dika bawain makan dari restoran favorit kamu."
"Serius kak?" tanya Kinara antusias kemudian mengikuti Dokter Dika ke meja makan.
Dokter Dika mulai membuka kotak makanan dan mulai menyiapkan peralatan makan. Kinara sebenernya ingin membantu. Tapi, Dokter Dika mencegahnya dan hanya menyuruh Kinara duduk.
"Nara, aku mau mandi dulu sebentar. Kamu, kalau mau makan duluan gak papa." ucap Dokter Dika kemudian berjalan menuju kamar mandi.
Drrrttt ... Drttttt ....
Terdengar suara ponsel. Kinara melempar pandangan mencari sumber suara dan menemukan ponsel Dokter Dika tergeletak di sebuah meja kecil.
"Kak Dika, ada yang telepon tuh." teriak Kinara.
"Nara, tolong angkat sebentar. Siapa tahu kabar penting dari rumah sakit." teriak Dokter Dika dari dalam kamar mandi.
Kinara berjalan menuju meja kecil dan langsung menatap nama yang tertera dilayar ponsel "Dr Mira".
Melihat namanya saja, Kinara merasa sebal. Tapi, Kinara akhirnya mengangkat telpon itu.
"Hallo, Dokter Dika, tentang ucapanku yang tadi. Tolong jangan dipikirkan ya, aku gak mau hubungan kita jadi canggung setelah ini." celoteh seseorang panjang lebar disebrang sana.
Kinara mengerutkan dahinya dan menjauhkan ponselnya dari telinga.
Apa sih maksudnya?
"Hallo Dok? ini aku Kinara." jawab Kinara.
"Eh ... Nara, maaf ya. Dokter Dika kemana?" ucap Dokter Mira langsung mengubah gaya bicaranya.
"Lagi mandi. Apa ada hal penting dari rumah sakit, nanti aku sampein?"
"Nggak kok. Nanti bilang aja ke Dokter Dika kalau udah selesai mandi suruh telepon balik. Maaf kututup ya, ada yang memanggilku."
Sambung telepon tiba-tiba berhenti dan Kinara hanya geleng-geleng kepalanya dan meletakan kembali ponsel itu di tempatnya.
"Siapa? apa penting?" teriak Dokter Dika.
"Dokter Mira, katanya nanti kalau udah selesai mandi minta di telepon balik."
•
•
•
Setelah makan di Apartemen Dokter Dika, karna hari sudah sore Kinara balik ke Apartemennya. Begitu masuk apartemennya, hal pertama ia lakukan adalah mengecek Ken yang ia kurung di dalam kamar kakaknya.
Setelah masuk ke dalam kamar kakaknya. Kinara melihat Ken sedang tertidur. Kinara berjalan perlahan kearah Ken dan duduk diranjang.
Kinara mendekatkan wajahnya memandangi wajah Ken dari dekat. Ia tersenyum melihat wajah Ken saat tertidur. Kinara kembali membayangkan kejadian tadi dan mulai menatap bibir Ken.
Tiba-tiba Ken bangkit dari tempat tidurnya dengan mata yang masih terpejam tepat didepan wajah Kinara dan tak sengaja kedua bibir mereka saling bertabrakan.
Kinara langsung terkejut dibuatnya. Ia langsung mundur dan Ken kembali merebahkan tubuhnya diranjang masih dalam keadaan mata terpejam.
Ken kamu merebut first kiss ku!!
Kinara memegang bibirnya dengan tangannya. Pipinya mulai memerah dan ia tak menyangka dengan apa yang barusan terjadi kepadanya. Ia mengerak-gerakan tubuh Ken. Tapi, nyatanya lelaki itu sedang tertidur pulas.
"Apa itu? apa dia memimpikan apa yang dia lihat di film? mulai sekarang aku harus mengawasi dia kalau dia sedang nonton tv. Gawat! dia belajar dengan cepat. Sepertinya aku harus membuatnya tinggal bersama Kak Dika. Tapi gimana cara ngomongnya? Kak Dika pasti gak percaya kalau aku bicara terus terang tentang asal usul Ken."
Karna Ken masih tertidur, Kinara akhirnya berjalan keluar dari kamar dan menutup pintu. Setelah Kinara pergi Ken langsung membuka matanya. Ia menyentuh bibirnya dan tersenyum lebar.
"Aku sangat menyukaimu, Nara ...." ucap Ken kemudian menyetuh dadanya. Ia merasakan jantungnya berdebar dengan kencang. Ken kemudian menghentak-hentakan kakinya dengan semangat.
•
•
•
Sedangkan Kinara mulai berjalan ke meja kerja dan membuka kembali tabletnya dan mulai mengambar chapter terbaru "Love For You".
Untuk mendapatkan semua jawaban atas pertanyaaannya. Kinara harus mencari jawabannya sendiri. Keputusannya sudah bulat ia akan mengambar dirinya sendiri dan memasukkan dirinya kedalam cerita.
"Sial! kalau tahu begini, seharusnya dari awal aku memasukkan diriku sendiri menjadi karakter utama wanita. Kenapa juga waktu itu aku menggambar Luna dengan paras cantik." Celoteh Kinara mulai mengambil foto dirinya dan mulai mengambar dirinya sendiri.
"Aku harus membuat diriku lebih hot dari pada pemeran utama!" ucap Kinara penuh antusias dan membuat karakternya dengan hati-hati demi mendapatkan kesempurnaan yang tiada tara.
"Eh ... tapi Aku tak boleh melewati batas. Kalau sampai gambarku terlalu berlebihan, bisa-bisa ini akan jadi orang lain bukan diriku."
Kinara mulai menghapus bagian-bagian yang ingin ia lebih-lebihkan seperti bagian dadanya. Ia mencoba membuat gambaran sedetail mungkin agar ia benar-benar masuk kedalam karakter komiknya.
Setelah satu jam membuat karakter baru. Kinara mulai membuat chapter ketiga dari cerita "Love For You". Kinara pusing sekali karna harus mengubah beberapa alur yang sudah ia rencanakan demi memberi tempat untuk dirinya.
Tentunya, ia tak mungkin bisa menggeser posisi pemeran utama dan membuatnya mati pada chapter ketiga karna itu akan membuat ceritanya tak masuk akal dan membuat semua pembacanya kabur dan orang-orang akan mengkritik ceritanya habis-habisan.
Kinara jadi stress dan kehabisan ide, kebetulan pikirannya juga tak karuan memikirkan kejadian tadi. Kinara langsung mengipasi dirinya yang kegerahan dan akhirnya memutuskan untuk mandi.
•
•
•
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Jangan lupa Like 👍 dan Vote 💝 ya ....
Masukan ke Favorit ❤ dan jangan lupa beri Bintang 5 🌟
Happy Reading 🤗
Salam hangat dari author
"Neng Euis"
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Mommy Rara
maaf miss sweety telat mampir thor, udah kasih boom likes sampe sini. Semangat terus author keren! 😘 kita saling dukung
2020-09-08
2
Riri
lop lop kak author
2020-08-29
1
LastZee
Nice
2020-07-22
1