Sang Penari ( Kisah Seorang Singel Parents, Yang Menjadi Penari Malam )

Sang Penari ( Kisah Seorang Singel Parents, Yang Menjadi Penari Malam )

SP 1

~Pengkhianatan~

Gladis, izin untuk pulang cepat pagi ini, pekerjaannya sebagai penari malam, membuat dirinya yang sedang mengandung mudah cepat lelah, tubuhnya memang tidak menari di depan para tamu, tapi dia semenjak hamil harus lebih ekstra lagi, mengajarkan tarian kepada para juniornya.

Gladis harus mengajarkan dua orang junior yang menggantikan dirinya, dua gadis itu harus bisa berlenggak lenggok dengan sempurna di hadapan para tamu, seperti dirinya, tarian yang di gerakkan oleh tubuh Gladis, selalu di tunggu-tunggu bahkan gerakan tariannya menghipnotis mereka semua, tak sedikit yang menginginkan keindahan tubuh Gladis yang molek, bisa menggerakkan tubuhnya dengan liak liuk yang begitu gemulai.

"Aku, pulang dulu!" Kata Gladis.

Gladis berjalan keluar dari ruang latihan menari.

"Hai! Gladis! Cepatlah kamu melahirkan! Aku sudah rindu dengan lenggak-lenggok dirimu!" Kata seorang pria yang sudah menjadi tamu langganan rumah bordir.

Gladis tidak pernah menghiraukan teriakan mereka semua, dia tidak mau terlibat dengan para tamu, tugasnya hanya menari, bukan menjajakan tubuhnya untuk mereka, tapi terkadang mereka menggoda, saat Gladis melebarkan matanya, mereka langsung berhenti dan tak berani mendekati.

Gladis selain jago menari, dia juga sedikit belajar bela diri, untuk melindungi dirinya dari pria-pria hidung belang yang mengincarnya.

Gladis sampai di gang rumahnya, dia diantar ojeg sampai di depan gang, karena gangnya sangat sempit, membuatnya harus berjalan kaki masuk ke dalam, hingga sampai di depan rumahnya.

Gladis ingin mengetuk pintu rumah, dirumah hanya ada suaminya sendiri, suaminya seorang buruh, sehingga Gladis harus bekerja keras juga untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya.

Gladis mengurungkan niatnya untuk mengetuk pintu rumah, dia mendengar jeritan-jeritan kenikmatan dari dalam rumahnya, Gladis berusaha menepis apa yang dia dengar dan apa yang dia pikirkan.

"Tidak mungkin! Tidak mungkin Jaka mengkhianati diriku!" Tukasnya berusaha mengelak dengan apa yang sudah dia dengar.

Suara erangan itu semakin terdengar menjijikan di telinga Gladis, dia mendengar lebih jelas lagi sekarang, dia memberanikan diri mengintip di jendela depan rumahnya, tidak menyangka, suaminya sedang berpacu kemesraan dengan seorang wanita muda yang bertubuh sintal dan berkulit putih.

Gladis mengeratkan kedua tangannya, hatinya begitu terbakar api kemarahan, dia tidak menyangka, suaminya tega berbuat hina, meniduri wanita lain, mengkhianati dirinya dan juga bayi di dalam kandungannya, ingin rasanya Gladis mendobrak pintu, tapi dia urungkan, dia memilih untuk diam sementara, ingin menyaksikan dan menyelidiki, siapa wanita yang bermesraan dengan suaminya.

Gladis bersembunyi di samping tembok rumahnya, dia mengintip, ingin tahu, sampai kapan mereka berpacu keringat.

"Aku biasa pulang kerumah, dia sudah bersiap untuk berangkat bekerja, aku tidak pernah melihat wanita itu! Apa selama ini mereka selalu bersama? Saat aku bekerja di malam hari?" Banyak pertanyaan yang bertebaran di kepala Gladis.

Gladis seharusnya sudah mengetahui resiko bekerja malam, adalah meninggalkan suaminya setiap malam, mereka bercinta saat Jaka pulang bekerja, terkadang Jaka sudah lelah sehingga mereka tidak melakukannya, sedangkan Gladis harus sudah ada di rumah bordir jam delapan malam, jadi saat Jaka menginginkan kehangatan, Gladis tidak bisa memberikannya.

"Bye sayang! Besok malam aku akan menemanimu lagi, sekarang bersiaplah untuk bekerja, jangan sampai kepala proyek itu, memarahi pria kesayanganku" wanita itu bergerak keluar rumah, dan berjalan meninggalkan rumah Jaka dan Gladis.

Lima menit Gladis menunggu, akhirnya dia keluar dari persembunyian dan mengetuk pintu rumahnya.

Jaka membukakan pintu dengan handuk yang masih melilit di tubuhnya.

Gladis langsung masuk dan membersihkan diri.

Kandungannya yang sudah memasuki tujuh bulan, tetap tidak membuat tubuh moleknya terlihat segar dan ramping, hanya perut yang membuncit.

Gladis masuk ke dalam kamarnya menggunakan lingerie yang begitu membuat mata yang memandangnya akan menggila.

Gladis mendekati Jaka dan melucuti setiap pakaian yang sudah di kenakannya.

"Gladis! Apa-apaan ini? Aku harus segera berangkat bekerja!" Teriak Jaka.

Namun Gladis tidak menghiraukannya, dia terus mendesak tubuh Jaka hingga Jaka hanyut di dalam permainannya.

Permainan Gladis pagi ini begitu liar, membuat Jaka juga menjadi sangat bergairah.

Mereka bermain hingga lupa waktu, Jaka tidak ingin melepaskan kepemilikannya karena hari ini Gladis begitu membuatnya mabuk kepayang, permainan Gladis di atas rata-rata dari apa yang biasa dia dapatkan dari Gladis di hari biasa atau dari kekasih gelapnya setiap malam.

"Kamu sangat menarik!" Bisik Jaka ditelinga Gladis.

Gladis yang mendengar bisikan kecil di telinganya, merasa jijik mendengarnya, pria yang selama ini dia cintai, dia agungkan, ternyata mampu mengkhianati dirinya.

Jaka terus mengikuti irama tubuh Gladis, tanpa dia sadari, Gladis lebih lihai dari pada kekasih gelapnya dalam permainan ranjang, membuat dirinya melayang.

Meski sedang hamil, Gladis mampu menggerakkan tubuhnya dengan gemulai, sehingga Jaka tak bisa menahan ledakannya.

Jaka terkulai lemas, sedangkan Gladis tidak, dia melakukannya karena marah terhadap Jaka, dan ingin menunjukkan kepada Jaka, kalau dia bisa memberikan apa yang dibutuhkan Jaka selama ini, tanpa perlu mencarinya dari wanita lain.

Gladis turun dari tubuh Jaka dan membersihkan dirinya kembali, Gladis menggosok tubuhnya dengan sangat kasar hingga beberapa bagian tubuhnya lecet, Gladis menangis di dalam kamar mandi, dia tidak bisa menahan rasa sakit hatinya, terhadap pengkhianatan suaminya.

"Aku tidak akan pernah melepaskannya atau wanita itu! Lihat pembalasanku nanti Jaka!" Gladis menatap dirinya di cermin.

Gladis selesai membersihkan diri, dia masuk ke dalam kamar, dilihatnya Jaka, tertidur lelap dan lupa berangkat bekerja, biasanya, Jaka sangat bersemangat untuk pergi bekerja, bahkan sering kali acuh terhadap Gladis semenjak dirinya mengandung.

Gladis kembali menatap Jaka, dia keluar kamar dan pergi dari rumah.

"Dis, mau kemana?" Seorang wanita yang biasa dia panggil Eceu menyapanya.

"Mau ke depan Ceu," jawab Gladis sambil meneruskan perjalananya.

Di kampung, sudah banyak yang mengetahui tentang pekerjaaan Gladis, mereka tidak pernah bergunjing tentang Gladis, karena beberapa sanak saudara mereka juga bekerja dengan Gladis dan memang benar mereka hanya sebagai seorang penari, Gladis selalu menekankan kepada mereka yang ikut bekerja, untuk selalu menjaga kesuciannya, dia tidak mau jika di salahkan, mereka semua mengerti, bahkan mereka juga selalu berusaha menjaga nama baik Gladis.

Gladis sampai di tempat tujuannya, di mana tempat itu adalah tepat Jaka bekerja sebagai buruh lepas tapi selalu diperpanjang pekerjaannya, Gladis mengamati sekitar, dia mencari sosok wanita yang tadi bermesraan dengan suaminya.

"Di mana kamu!? Aku yakin kamu bekerja di sekitar tempat Mas Jaka bekerja," gumam Gladis.

Dengan perut yang membuncit, dia menunggu kedatangan wanita tersebut, dan benar saja, ternyata wanita itu, bekerja di sebelah ruko yang menjadi tempat berkumpulnya para buruh harian lepas.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

neng ade

neng ade

sabar dan tegar amat kamu Gladis..
salut aku .. kalau aku di posisiku udh aku jambak rambut nya si Jaka dan wanita itu

2023-02-18

0

The Biggest

The Biggest

maaciiw say

2022-12-18

0

𝓐𝔂⃝❥Ŝŵȅȩtŷ⍲᱅Đĕℝëe

𝓐𝔂⃝❥Ŝŵȅȩtŷ⍲᱅Đĕℝëe

Baru baca bana awal udah nyesek akau kaka.
Btw semangat ya kaka udah ku fav 🤗

2022-12-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!