SP 9

~Siapa dia?~

Berjalan di depan banyak orang, memang sudahlah biasa, tapi berjalan di depan banyak orang yang memandang penuh tanda tanya membuat Gladis risih, dia merasa sebagai seseorang yang di pandang dengan sebelah mata.

Selain mata yang memandang ke arahnya, bisikan-bisikan tentang pertanyaan 'siapa dia?' terdengar jelas di telinga Gladis.

"Sudah, aku bilang jangan hiraukan mereka semua." Jerry bicara sambil terus memandang ke depan.

"Tapi mereka memandangku dan berbisik tentang diriku." Gladis bicara sambil terus merapatkan giginya.

"Tidak perlu didengar, anggap saja mereka jangkrik yang sedang berbunyi di malam hari," bisik Jerry

"Hah ... Jangkrik?" Gladis tidak menyangka pria di sampingnya, semudah itu bilang mereka semua jangkrik.

"Sudah, fokus ke depan, jangan kamu dengarkan mereka, perlihatkan saja senyuman dan biarkan mereka terus penasaran akan dirimu," kata Jerry dengan entengnya.

"Bagaimana aku tidak mendengar? bisikan mereka sangat jelas ditelinga!" Gladis membalas bisikan Jerry sambil terus mengulum senyum.

Jerry dan Gladis duduk di kursi VVIP yang sudah di sediakan khusus untuk Jerry.

Gladis yang ikut duduk, merasa risih, karena mereka semakin melihat kearahnya.

Dihadapan Jerry ada seorang pria paruh baya yang sedang ikut memperhatikan wanita yang ada di sampingnya, Jerry melihat kearah pria itu dengan senyum menyeringai.

"Siapa wanita ini? Aku beri pertama kali melihatnya." Tatapan tajam diarahkan kepada Gladis.

Gladis menyunggingkan sedikit senyumannya ketika pandangan mereka saling bertemu.

"Mas, siapa dia?" Bisik seorang perempuan yang disampingnya terdapat troli bayi.

"Aku juga tidak tahu, aku baru pertama kali ini melihat wajah wanita itu," jawabnya sambil berbisik.

"Hmm ... Hmm ..." Jerry langsung memecah suasana.

Jerry merapihkan jasnya dan duduk dengan tegak.

"Pah, dia adalah Gladis, wanita yang sekarang mengisi hidupku penuh cinta." Jerry tersenyum kearah Gladis.

Melihat tatapan dari Jerry, Gladis menjadi merasa jijik, semenjak dia mengetahui perselingkuhan suaminya, Gladis merasa tidak ada di dunia ini pria yang tulus, sama seperti yang di lakukan Jerry hari ini, Gladis hanya di jadikan alat dimana dia bisa membuat keluarganya kesal.

"Aku akan terus mengunci hati ini, kini hidupku hanya untuk putriku Shine, aku tidak mau menerima pria manapun untuk masuk kedalam kehidupanku." Gladis sudah bertekad dalam hatinya.

Sebuah permainan yang di ciptakan oleh Jerry, sudah pasti akan mengikat kehidupan Gladis, karena saat ini saja dirinya sudah menjadi sandera pria itu.

Semakin lama Gladis duduk di tempatnya, semakin banyak orang yang menatap dirinya dan terus berbisik. Gladis kembali melihat ke sekeliling, semua nya seakan tak suka melihat kehadiran Gladis.

Pembahwa acara naik ke atas panggung. "Para hadirin sekalian, karena semua tamu sudah hadir, maka acara hari ini akan segera kita mulai, acara hari ini diadakan untuk merayakan satu bulan anak dari Pak Wiharja, Pimpinan dari Big Collection."

Wiraharja adalah seorang pengusaha di bidang batu permata, banyak koleksi perhiasan yang dibuat dan sudah dipasarkan ke manca negara, Wiraharja adalah ayah dari Jerry, dia menikahi wanita muda yang hampir seumuran dengan Jerry dan memiliki satu putra yang baru berusia satu bulan.

Pesta syukuran ini di buat untuk menyambut kelahiran putra pertama dari istri keduanya.

Jerry melihat ke arah wanita yang sedang menggendong seorang bayi laki-laki, dan Gladis melihat Jerry sangat tidak suka terhadap wanita itu.

"Siapa dia?" tanya Gladis.

"Wanita perusak rumah tangga orang lain," jawab Jerry, wajahnya berubah saat melihat wanita itu.

Gladis mengerti dan tahu siapa wanita yang ditatap dengan tidak suka oleh pria yang memaksa dirinya untuk ikut ke sebuah pesta.

"Andai Shine ada di rumah bersama Naura, mungkin aku akan kabur dari sini, tapi sayangnya, aku tidak bisa, karena Shine berada di tangan mereka." Gladis tertunduk.

"Dengar, jangan pernah mencoba untuk pergi dari diriku, atau kamu, tidak akan pernah bertemu dengan putrimu lagi." Ancam Jerry.

Gladis langsung menatap Jerry sambil menautkan kedua alisnya, dia merasa pria yang duduk di sampingnya itu seakan bisa membaca pikirannya, karena sering kali, setiap Gladis bergumam dalam hati, pria itu akan memberikan ancaman.

"Berdiri," bisik Jerry sambil melirik.

Gladis terus memandang Jerry tanpa sadar, dalam ketidak sasarannya, bahkan dia sampai tidak mendengar perkataan pembawa acara.

"Hei! Bangun." Jerry berbisik agak keras membuat buyar lamunan wanita yang dibawanya.

Gladis langsung berdiri sambil merapihkan gaun yang dikenakannya.

"Untuk para tamu undangan, kita akan berdansa bersama, dengan berdansa, kita akan semakin bahagia." Pembawa acara memberi kode untuk menyalakan musik.

Alunan musik terdengar, Jerry mengajak Gladis untuk berdansa ke depan dan saat mereka berdansa semua mata tertuju kepada mereka, Gladis yang menari dengan gemulai membuat semua orang terkesima, membuat semua orang terkagum dengan gerakan Gladis.

"Menari lah dengan anggun, agar mereka semua terpukau," kata Jerry sambil memegang tangan Gladis dan merengkuh pinggang ramping milik Gladis.

Kedua pasangan yang sangat terlihat sempurna itu mulai bergerak mengikuti alunan musik, Jerry membuat Gladis berputar lalu menangkapnya dalam sekali tarikan, kedua manik mata mereka bertemu, Gladis menjadi salah tingkah ketika melihat jelas wajah tampan milik pria yang menculik dirinya dan selalu memberikan ancaman kepadanya.

"Pria ini tampan, bertubuh atletis, Sorang pemuda kaya raya, keturunan orang sukses, tapi kenapa harus mengajakku ke pesta ini? Kenapa tidak mengajak kekasihnya?" Gladis merasa heran dengan keadaan yang dialaminya.

Jerry yang menjadi pusat perhatian, senang melihat semua reaksi para tamu, itu akan membuat mereka akan mencari tahu tentang pasangan dansanya dan jika mereka tahu siapa Gladis, sudah pasti papanya akan mendapatkan berita tentang siapa Gladis, itu akan membuat rencananya semakin berjalan lancar.

"Apa yang kau lihat? Kenapa menatapku seperti itu?" Tanya Jerry dengan sedikit melebarkan kedua matanya.

"Tidak, hanya saja ...," Gladis ragu meneruskan kata-katanya.

"Kenapa?" Tanya Jerry.

Mereka menari sambil saling bicara bisik-bisik, karena tidak mau ada orang yang mendengarkan percakapan mereka berdua.

"Hanya saja, aku bingung, kenapa pria tampan sepertimu, mengajak aku kemari, seorang wanita asing yang tidak kamu kenal sama sekali?" Gladis seakan bukan bertanya tapi menyindir pria yang sedang berdansa dengannya.

"Lebih baik membawa wanita asing, dari pada membawa mereka yang tidak bermoral." Jerry melirik kearah lain.

"Lagi pula, aku mengenalmu!" Jerry kembali menyatukan pandangan mereka.

Gladis tertawa kecil, dia geli mendengar kata-kata Jerry yang seakan mengenal dirinya.

"Aku serius, aku tau siapa dirimu, seorang wanita yang mencari nafkah dengan menari di sebuah rumah bordir, demi menghidupi dirinya dan putrinya." Jerry bicara dengan sangat percaya dirinya.

Gladis kembali tertawa, saat mereka tengah asik bercakap-cakap, sepasang mata sedang memperhatikan keduanya.

"Siapa wanita itu? Kenapa mereka terlihat akrab dan wanita itu sesekali tertawa kecil, bahkan pria itu tidak pernah membuatku tertawa, hanya sering membuatku naik darah!" Seorang wanita muda yang sedang menikmati minumannya.

.

.

.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!