~Di serang~
Gladis terbangun, dia membuka perlahan kelopak matanya, dan melepas pelukannya ditubuh Shine.
"Ka-Kamu?" Gladis terperangah ketika melihat sosok pria berada di dalam kamarnya.
"Kenapa kamu ada di sini?" tanyanya dengan wajah panik.
Melihat pria yang bukanlah suaminya beradadi dalam kamar membuat Gladis menjadi panik, dia ketakutan dan mencoba mengingat lagi kejadian saat dia tertidur, degupan jantungnya meningkat dia takut pria itu berprilaku tidak senonoh terhadap dirinya.
"Tenanglah, aku tidak berbuat macam-macam kepada dirimu," kata Jerry yang seakan bisa membaca pikiran Gladis.
"Aku di sini untuk menemanimu saja, mereka bilang kalau kau takut dengan hujan dan gemuruhnya." Jerry bicara sambil memainkan cincin yang tersemat di jemarinya.
"Ka-kata siapa? Aku tidak takut," jawab Gladis gelagapan karena merasa satu kelemahannya diketahui pria dingin itu.
"Tidak perlu menutupinya, itu hal biasa karena dirimu adalah seorang wanita." Jerry bangun dari duduknya.
seorang wanita dan pria berada dalam satu kamar, terlebih Gladis memakai baju yang sedikit terbuka, sudah dipastikan siapapun yang melihatnya akan merasa tergiur.
Jerry semakin mendekat kearah Gladis. "Jangan pakai baju ini lagi." Perintah Jerry.
Sontak Gladis semakin ketakutan, tubuhnya bergetar, pikirannya melayang membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya.
"Aku pergi dulu."
Mendengar perkataan pamit, Gladis langsung bernapas lega, dia menghembuskan napasnya perlahan dan mengelus dadanya.
.
.
"Dia sudah pergi, kalian segera bersiap ketika dia sudah keluar dari daerah ini." Titah seorang pria.
Segerombolan orang bersiap untuk sebuah penyergapan, mereka yang sudah mengetahui tempat perempuan yang disembunyikan oleh Jerry langsung bergerak cepat.
"Pak, kita sudah bersiap." Lapornya lewat sambungan telepon.
Setelah aba-aba dikerahkan, mereka beriap masuk ke dalam Villa dengan perlengkapan tempur yang lengkap.
"SERBUUUUUUU."
Mereka semua berhasil melewati pertahanan pertama Villa, menerobos pagar dan melawan penjaga, selesai dengan bagian luar, mereka menyerbu pertahanan kedua, yaitu penjaga pintu masuk Villa.
"Habisi mereka." Perintah Bima sang tangan kanan Wiharja.
"Kurang ajar, kita terkepung, segera hubungi pihak dalam, agar mereka bersiap dan melindungi Nyonya Gladis dan putrinya." Seorang penjaga memberi perintah kepada salah satu penjaga.
Mereka semua berperang, Kelompok Gimbara dan Kelompok Ternade saling menyerang, Gimbara adalah kelompok yang ditugaskan oleh Wiharja, sedangkan ternade adalah kelompok yang ditugaskan oleh Jerry.
"Kenapa kalian menyerang wilayah ini? Apa yang kalian inginkan?" Teriak salah seorang kelompok Ternade.
"Kami di sini untuk melumpuhkan kalian semua dan merebut wanita itu!" kata Bima.
"Jangan berharap bisa menyentuhnya."
Mereka kembali baku hantam, tak perduli tubuh akan ringsek dan wajah babak belur, mereka akan tetap bertarung untuk mempertahankan apa yang ditugaskan kepada mereka dan mempertahankan harga diri mereka sebagai pereman besar.
"Good Bye." Kata Bima dengan wajah yang penuh kemenangan.
Kelompok Ternade berhasil mereka lumpuhkan semuanya, dengan cepat Bima mencari keberadaan Gladis dan dengan cepat pula kelompok Gimbara melumpuhkan penjaga bagian dalam.
BRAK
Dengan sekali tendangan Bima membuka pintu kamar saat telinganya mendengar suara tangisan bayi, benar saja ruangan itu adalah kamar yang ditempati oleh Gladis dengan bayinya.
"Siapa kamu?" teriak Gladis dan langsung menggendong Shine.
Bima menghampiri Gladis yang sedang terkaku karena ketakutan, pria itu langsung membawa Gladis dan putrinya keluar dari kamar, dia menarik tangan Gladis dan Gladis semakin memperarat tangannya demi melindungi Shine.
Mereka semua keluar dari Villa dan seorang pria muda dengan tubuh kekar menghadang mereka sendirian.
"Lepaskan Nyonya Gladis." Dengan tubuh yang sedang didera rasa sakit dia menghampiri Bima dan melayangkan satu pukulan, Bima dan Satria kembali dalam situasi baku hantam.
"Bawa dia ke dalam mobil, dan kalian segera pergi ke tempat yang sudah kita tentukan." Perintah Bima sambil terus menangkis setiap pukulan.
.
.
Jerry yang sudah di rumahnya, mendapat sebuah panggilan telepon dan dia langsung mengepalkan tangannya dengan kuat setelah mendengar apa yang disampaikan oleh anak buahnya.
"Kalau terjadi sesuatu kepada Gladis dan Shine, aku tidak akan pernah memaafkan kalian semua, termasuk Papaku sendiri." Jerry langsung bersiap untuk pergi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
neng ade
semoga Gladys dan Shine tak terluka ..
2023-03-10
0
Ati rd18
seru nih
2022-12-28
1