SP 8

~Cerita masa lalu~

Sebuah rumah besar, milik pengusaha perhiasan terkenal karena sudah sukses sejak muda, dia menikah dengan seorang wanita yang juga mendukung dirinya hingga bisa menjadi pria sukses.

Lahir seorang anak laki-laki dalam pernikahan mereka, membuat kehidupan mereka semakin baik, Anak pria itu tumbuh menjadi seorang remaja yang sangat dekat dengan ayah dan ibunya, mereka sering kali pergi bersama.

Waktu terus berlalu, sang anak kini kerap kali melihat beberapa kali kedua orang tuanya bertengkar, beberapa masalah kecil seakan menjadi masalah besar bagi keduanya.

Hingga pada suatu hari, sang anak melihat ibunya pergi dari rumah, tapi entah mengapa keesokan paginya, anak laki-laki itu mendengar suara kemesraan dari dalam kamar kedua orang tuanya.

"Kamu mencintaiku?" kata seorang wanita yang sedang berada di atas ranjang bersama pria.

"Aku sangat mencintai dirimu!" pria itu mencumbu mesra wanitanya.

"Apa tidak masalah kita bercinta di rumah mu terlebih lagi di kamar pribadimu?" tanya wanita itu lagi sambil terus menggerakkan pinggulnya.

"Lebih aman di rumah, tidak akan ada yang mengira kalau aku sedang bersama dirimu." pria itu pun terus memacu kecepatan gerakan tubuhnya.

"Apa kamu tidak takut, ketahuan istrimu?" wanita itu terus banyak bertanya.

"Tidak, dia tidak akan pernah mengganggu permainan kita." pria itu menyentuh lembut wajah wanita yang ada di bawah tubuhnya.

Seorang anak remaja menutup pelan pintu yang tadi tak tertutup rapat. Remaja itu mengepal kedua telapak tangannya, dia merasa kesal dengan semua yang dia lihat.

Perbuatan yang tidak seharusnya dilakukan pria dan wanita yang tidak memiliki ikatan pernikahan.

"Pak, Pak Jerry" panggil seseorang tapi tak ada respon.

"Pak, Pak Jerry" serunya lagi dan kini pria yang di panggilnya menoleh.

"Ada apa?" tanya nya saat sadar dari lamunan.

"Pak, dia sudah siap, Bapak bisa menemuinya." pria itu beritahukan kalau Gladis sudah siap.

"Aku akan kesana." Jerry mengancingkan jasnya dan berjalan menuju kamar yang ditempati oleh Gladis.

Ceklek

Jerry membuka pintu kamar, dia sudah melihat Gladis siap dengan gaun selutut, gaun yang sangat cantik dan pas di tubuhnya.

"Kamu sudah siap?" tanya Jerry.

"Aku sudah siap, silahkan duduk, aku akan menari di hadapanmu!" kata Gladis.

"Kamu tidak akan menari di sini, kita akan menari di sebuah pesta yang akan membuatmu menjadi seorang Ratu!" kata Jerry.

Gladis tidak mengerti, apa maksud dari perkataan pria itu.

"Dengar, namaku adalah Jerry, aku adalah calon suami mu, kamu adalah wanita yang akan aku nikahi, jangan membuat kesalahan di sana, jika kau melakukan kesalahan, putrimu taruhannya!" Jerry melayangkan ancaman kepada Gladis.

"Jangan sentuh putriku, aku tidak akan terima kalau kau menyakitinya!" Gladis turut mengancam, karena dia tidak mau anaknya tersakiti, sebagi seorang wanita yang sudah memiliki anak, baginya bersikap berani adalah hal penting untuk melindungi buah hatinya.

Jerry tersenyum menyeringai, dia senang melihat Gladis yang memberontak dan sikapnya mengingatkan Jerry kepada sosok wanita yang begitu dia rindukan.

"Kamu wanita yang menarik! kita akan tunjukkan kemesraan dihadapan pria tua itu, jadi bersikaplah sesuai dengan apa yang akan aku arahkan nanti, dengar jangan membuat kesalahan!" tegasnya sekali lagi.

Jerry dan Gladis keluar dari dalam kamar, mereka menuju halaman Villa dan menaiki sebuah mobil mewah yang berwarna merah.

Mobil itu langsung melesat cukup kencang, Gladis dan Jerry duduk di bangku penumpang, sedangkan mobil dikendarai oleh seorang supir pribadi.

Jerry menjelaskan apa yang harus di lakukan oleh Gladis nanti di rumah pria yang akan mereka temui dan dia menjelaskan bahwa sebuah pesta akan diselenggarakan di sana.

"Saat di pesta nanti, tunjukkan kemampuanmu dalam menari, kita akan menari bersama, aku mau kamu di kenal disana."

Mobil berhenti disebuah rumah mewah yang sedang menggelar sebuah pesta yang megah, Gladis menjadi ragu untuk turun, dia belum pernah datang ke sebuah pesta seumur hidupnya.

"Cepat turun." Perintah Jerry.

Gladis menurunkan satu kakinya dengan sangat lambat karena perasaan ragunya.

"Jalan bergandengan dengan ku, jangan kaku, jika kaku, sandiwara kita akan tercium olehnya!" Jerry memperingatkan tata cara bersikap kepada Gladis.

Gladis melingkarkan tangannya di tangan Jerry, mereka berjalan dan beberapa pelayan memberi hormat kepada Jerry sambil melihat ke arah wanita yang dibawa olehnya.

Gladis dan Jerry masuk kedalam rumah megah itu, beberapa tamu undangan sudah berkumpul, mereka sedang menikmati hidangan yang sudah di sajikan tuan rumah.

"Jangan gugup, anggap saja mereka adalah orang yang biasa datang ke rumah bordir," bisik Jerry.

Jerry bicara seakan mengetahui kegiatan Gladis, dia juga seakan mengetahui apa yang irasakan Gladis saat menari, semua ke sok tahuan Jerry membuat Gladis merasa kesal dalam hatinya.

Gladis memandang wajah Jerry. "Dia pikir, saat aku menari di atas panggung, hatiku tidak berdebar? dia bicara dnegan sangat entengnya seakan tahu betapa sulitnya kehidupan yang aku jalani sebagai seorang penari malam yang menari di hadapan para pria hidung belang yang bisa saja memangsaku kapan saja." Gladis kembali memalingkan wajahnya dan fokus ke arah depan.

Salah satu tamu melihat kerah mereka berdua. "Siapa dia? kenapa dia berjalan bersama Pak Jerry?"

Beberapa tamu undangan mulai berbisik saat melihat Jerry bergandengan tangan dengan seorang wanita. Tak sedikit yang memandang Gladis dengan pandangan tidak suka, mereka juga seakan memandang hina kepadanya.

"Lihat mereka semua, cara pandang mereka seakan mereka mengenal diriku, aku tahu pasti yang ada di pikiraqn mereka, wanita aneh, wanita penggoda atau bahkan wanita matrealistis yang hanya ingin harta dari pria yang ada disampingnya," ujar Gladis di dalam hatinya.

Berbagai macam cara pandang ditunjukkan mereka semua, Gladis yang pernah berada di posisi ini saat pertama kali menjadi seorang penari malam.

Mereka juga menunjukkan pandangan yang sama, mereka memangdang sambil melontarkan umpatan kepada Gladis sebelum mengetahui apa saja yang dikerjakan Gladis selama di rumah bordirsetiap malam.

"Fokus berjalan saja, jangan hiraukan tatapan mereka,"

"Lihat kedua orang di depan sana, mereka adalah Tuan rumahnya, jadi otomatis mereka adalah orang yang menyelenggarakan pesta ini, kita akan memberi salam kepada mereka, bersikap tenanglah agar sandiwara kita berjalan lancar," kata Jerry.

Gladis menggerakkan kepalanya keatas dan kebawah bergantian, dia lama menuruti semua perkataan pria yang berjalan bergandengan tangan dengannya.

"Demi putriku, aku akan menjalankan semua perintahku, aku juga akan memastikan, semua rencana berjalan dengan lancar, aku ingin segera menggendong putriku Shine, aku sudah begitu merindukannya, Shine, tunggu Mama," batin Gladis sambil terus berjalan.

.

.

.Akankah sandiwara mereka berdua berjalan dengan lancar?

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

neng ade

neng ade

aku yakin Gladys bisa diajak kerja sama utk memuluskan rencana nya Jerry .. demi Shine ..

2023-02-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!