Episode 3. Misi Mengembalikan Nona Black Sweet Ke sekolah

Mardo masih terkagum-kagum dengan penampilan Betty dan laki-laki yang disebut Pria Idola, ketika bahunya ditepuk. Seketika ia menoleh dan melihat wajah ramah yang tersenyum.

"Rupanya kamu di sini bersama Vana, yuk ke sana bersama teman-teman."

Richi mengajak Mardo dan Vana ke tempat di mana banyak teman yang berkumpul.

"Hei Mardo, Hei Vana."

Semua menyapa saat mereka datang. Mardo dan Vana membalas dengan senyum dan lambai.

"Alhamdulillah acaranya berjalan lancar."

Ketua panitia yakni putra kepala sekolah mereka, tersenyum bahagia. Ia dan teamnya saling berjabat tangan

dan berpelukkan. Ia

Ruangan itu adalah tempat para panitia berkumpul. Ada bang Mangara juga. Membuat Mardo tenang. Ia bisa pulang bersama bang Mangara nanti.  Ia malah sudah menggamit tangan abangnya dan berpesan agar mengajaknya pulang jika ia sudah selesai. Abangnya hanya mengangguk.

"Mardo minumanmu."

"Oh, terima kasih Rich, aku sudah dapat snack tadi."

Tapi Mardo menerima juga gelas minuman dari Richi yang sangat perhatian. Beberapa waktu panggung

diisi oleh acara bebas. Mereka yang ingin menyumbangkan lagu dipersilahkan. Terdengar suara Betty

kembali bernyanyi. Lagu yang yang sedang digemari remaja saat itu. Mardo mengintip dari balik panggung, Vana juga ikut-ikutan.

"Keren ya Betty."

"Iya, dia banyak hapal lagu."

"Do, sebentar lagi aku pulang duluan ya. Adik-adik menungguku soalnya."

"Oh, nanti aku sama siapa Van? tunggu sebentar lagi."

"Ada Richi kan."

Vana mengerling, menggoda. Jelas kalau Richi sangat perhatian pada Mardo.

"Ich, aku pulang denganmu aja Van, sepertinya abangku pulangnya larut malam."

Akhirnya Mardo dan Vana memutuskan pulang, Richi mengantar mereka hingga pintu gerbang gedung pertemuan. Vana berbelok ke kiri sedangkan Mardo ke kanan. Ia berjalan sendirian ke rumahnya yang tidak terlalu jauh. Mardo

menyebrang dan berjalan di tepi. Tiba-tiba cahaya mobil menerpa tubuhnya, juga klakson. Gadis itu menolehi

orang iseng tersebut. Mobil yang lampunyanya menyilaukan itu berjalan menyusul dan berhenti dengan menutup

jalannya.

"Hello Mardo!"

Mardo tercekat, ia melihat laki-laki yang tadi bernyanyi dan bermain gitar bersama Betty turun dari mobil dan mendekatinya. Meski gelap dan sepi tetapi cahaya lampu mobil membuat Mardo mengenalinya.

"Masih ingat aku kan?"

"Iya, kamu yang di bandara waktu itu?"

Laki-laki itu tersenyum, "Yang menelponmu juga."

"Kenalkan namaku Raka Bramantyo."

Dia mengulurkan tangannya, sementara Mardo ragu dan malu. Tiba-tiba tangannya disentuh oleh laki-laki itu. "Mardo Prameswari kan?"

Laki-laki yang telah menggenggam tangannya, menyebut namanya dengan benar. Mardo menarik tangannya,

"Lepasin, aku harus pulang."

"Sebentar aja kok, kan katanya nggak mau nerima telpon kalau nggak kenal, makanya kita kenalan."

"Gimana penampilanku tadi, keren banget kan? gadis-gadis bersorak dan memanggil-manggilku, kamu juga ya? ayo ngaku, Keren dan ganteng kan?"

"Sudah malam, aku mau pulang."

Mardo tak mengomentari laki-laki yang bernama Raka itu. Tak mungkin dia bilang terus terang dihadapannya bisa-bisa tambah gede kepala.

"Wah! masa gitu! cowo ganteng gini, keren, idola gadis-gadis dikacangi sih."

Mardo membalikkan badannya mulai melangkah meninggalkan Raka yang terbengong.

"Gila tuh cewe cool banget, masa tak mempan dengan kegantenganku. Bikin penasaran aja."

Raka mengejar, "Tunggu dong, kuantarin ya. Banyak culik loh. Bahaya kalau jalan sendirian, diculik orang pedalaman baru tau."

Mardo terdiam dan menghentikan langkahnya, Ia sering juga mendengar kejadian yang menimpa para pendatang di tanah Papua. Entah benar atau tidak tetapi katanya ada suku pedalaman yang menculik dan menjadikan tawanan bahkan dibunuh dan dimakan. Terdengar sangat mengerikan, ada kanibal di dalam hutan-hutan maha luas yang berpindah-pindah. Gadis itu berpikir-pikir, rumahnya sekitar dua ratus meter lagi. Sejauh itu, kiri dan kanan

merupakan hutan belantara. Ada jarak yang lumayan jauh dari rumah-ke rumah.

Raka menyandarkan tubuhnya pada kap mobil, menumpukkan kakinya dan agaknya tengah tersenyum menikmati bagaimana Mardo mulai ketakutan dan mengharap pertolonganya. Beberapa kali ia lihat gadis belia itu menatap ke rumahnya, lalu menolehinya.  Mardo berpikir, bahwa ia bisa mempercepat langkah kakinya sementara ada Raka di sana yang melihatnya. Ia akan jadikan itu sebagai keberaniannya. Maka Mardo mempercepat langkah kakinya bahkan mulai berlari.

"Uh, dia tak mempan ditakut-takuti."

Raka mendengus kesal, ia masuk ke mobil dan melajukan mobilnya. Ia mengikuti gadis itu.

"Lari-lari malam nih ye."

Ledek Raka membuka kaca mobilnya. Mardo tak memperdulikan, meski napasnya terdengar ngos-ngosan sebab telah berlari cukup jauh. Keringatnya mengucur, ia melihat lagi rumahnya dan tersenyum, sebentar lagi sampai.

"Dikit lagi sampai, selamat istirahat ya, oia kapan minta maafnya?"

Mardo menolehi sekejap, ia telah sampai dan menaiki undakkan menuju ke atas. Ia tidak tau kemana laki-laki itu pergi setelah menemaninya he he he. Usai menganti bajunya dan naik ke tempat tidur. Ia mendengar denting-denting gitar yang menyelusup manis ke telinganya.

"Oh, dia masih di depan rumah."

Mardo tak bisa memejamkan matanya, ia lantas turun dari tempat tidur dan keluar dari kamar. Ia mengintip dari balik gorden. Dikejauhan ia melihat sosok Raka yang tinggi dengan rambut yang sedikit gondrong tengah memetik gitar di depan swalayan yang tutup. Mobilnya parkir tak jauh.

Denting-denting gitar yang menyentuh hati paling dalam. Mardo meraba dadanya yang berdebar, hingga ia terkejut sebab Papi membuka kamar dan berjalan ke belakang. Mardo buru-buru mengendap ke kamar. Hampir saja jantungnya copot.

***

Pagi-pagi sekali terdengar kring kring kring di atas meja. Tidak ada seorang pun yang mengangkat. Terpaksa Mardo keluar dari kamarnya dan mengangkat teleponnya.

"Hello Mardo, bagaimana tidurmu? nyenyak ya?"

Suara yang sangat dikenalnya. Mardo memeriksa rumah dengan matanya. Kenapa sepi sekali. Papi tak terdengar suaranya. Juga Mami, Patricia dan Mangara.

"Kamu sedang sendirian kan? mau kutemani."

Belum lagi dijawab Raka sudah bertanya lagi. Membuat Mardo gelagapan aja.

"He he he, kok tau? iya lah. Papi kamu sedang main tenis  sama Mangara, terus Mami dan adikmu sedang belanja di pasar."

Raka merocos tanpa ia menjawab sepatah katapun.

Buru-buru Mardo menutup teleponnya, laki-laki itu mematainya. Kenapa ia tau kegiatan Papi dan Mami hari ini?

gadis itu menutup wajahnya. Kring kring kring! membuat jantung Mardo copot. Ia lari ke kamarnya. Untunglah tidak ada telpon lagi. Namun sore harinya saat ia baru saja selesai mandi, kembali  telpon berdering. Semua sedang pergi. Dia lagi. Mardo sudah menduga. Dadanya berdebar-debar.

"Hello."

Mardo akhirnya mengangkatnya.

"Hemmm wanginya, habis mandi ya carku."

Mardo berdegup, kok dia tau ya.

"Kok kamu tau!"

Pertanyaan itu tak tertahankan lagi. Ia gadis lugu yang tidak tau apa-apa.

"Papi, Mami dan adikmu pergi ke undangan kan? Mangara abangmu lagi pergi sama temannya, kamu tinggal sendirian lagi he he he."

"Ih, kok kamu tau?"

"Tau dong carku."

"Apaan tuh carku."

"Calon pacarku he he he."

Brak! Mardo menaro telponnya dan berlari ke kamarnya. Ia takut dengan laki-laki itu. Raka terbengong. Apa caranya salah. Maklum Raka juga belum pernah punya pacar. Tidak tau tehnik mendekati seorang gadis. Ia mengaruk-garuk kepalanya yang tak gatal.

 

***

Pesta telah berakhir meninggalkan banyak hal untuk dibicarakan. Diam diam Mardo merasa simpatik pada remaja kota eksotik. Banyak diantara mereka memiliki bakat luar biasa, Pertunjukkan seratus remaja putri bermain gitar. Pembacaan puisi, tarian khas Papua dan banyak lagi. Mereka semua keren dan hebat

Hari berikutnya sekolah dan kelas sepi. Agaknya mereka membolos karena kelelahan. Kepala sekolah dan guru  memaklumi. Anak-anak dibiarkan bersantai dan beristirahat memulihkan diri. Minggu berikutnya sekolah dan kelas normal kembali.  Kecuali bangku di sebelah Mardo yang telah  lama kosong.

Sudah lama Nona Black Sweet tak masuk sekolah. Hal tersebut membuat wali kelas mereka prihatin. Ia sengaja menyediakan waktu untuk berdiskusi dengan murid-muridnya tentang nona Black Sweet atau Halima Haremba

.

"Bapak ingin kalian menjenguknya, barangkali dia sakit atau terjadi sesuatu."

Sayangnya tidak ada yang tertarik untuk pergi menjenguk Halima. Kebanyakkan memiliki seribu alasan untuk tidak pergi. Akhirnya Mardo menunjuk tangan dan bersedia menjenguk Halima.

Beberapa teman langsung melaranyanya.

"Hei nona pendatang! urungkan niatmu itu. Tempat Halima itu sangat jauh di pedalaman, berbahaya!"

"Iya. jangan kesana! kamu nggak akan sanggup."

Tetapi Sarah Lee membela Mardo. Ia mendukung gadis itu yang ingin pergi menjenguk teman sebangkunya. Sarah Lee juga merindukan sahabat dekatnya.

"Tidak apa apa Mardo, saya mau menemanimu, jangan takut! pastinya Halima tidak akan sampai  di kelas tiga SMP jika tidak aman."

"Iya Sarah Lee benar, aku juga mau menemanimu nona pendatang."

Seorang murid penduduk asli yang bertubuh tinggi besar berdiri dan mau pergi bersama Mardo.

Akhirnya ada lima anak yang akan menjalankan misi mengajak Halima kembali ke sekolah.

Sarah Lee, Sulaiman, Hasan Rumadau, dan Wiliam.

Ketika istirahat Mardo menemui Richi dan teman temannya. Ia menceritakan tentang Halima.Tak di duga Richi bersedia ikut misi tersebut. Juga Vana. Mereka berjanji akan mengadakan pertemuan dan persiapan di rumah Richi. Hasan Rumadau yang sudah pernah ke rumah Haremba, mengatakan mereka harus menyebrang ke sebuah pulau. Mendaki perbukitan, melalui hutan rimba, ladang dan kemudian perumahan penduduk asli. Mereka harus menyiapkan beberapa perlengkapan untuk perjalanan ke sana. Richi bilang akan menyiapkan perahu motor dan awaknya yang akan menemani mereka memasuki rimba belantara.

Saat hari minggu, Mardo bersama Vana ke rumah Richi. Bibi pelayan membukakan pintu dan menyilahkan masuk. Richi sedang sarapan.  Namun Richi muncul dengan wajah yang ceria.

"Kalian sudah sarapan? yuk ikut aku sarapan sebentar."

Richi setengah memaksa.

"Aku sudah Rich."

Mardo menolak, ia sudah sarapan nasi goreng buatan Mami, malah membawa bekal juga.

"Kalau begitu minum dan kue kue saja ya, sambil di bawa buat Halima."

Richi masuk ke dalam mengambilkan beberapa piring kue kue.

"Kata Mami  aku kita boleh bawa semua."

Richi meletakkan piring kue kue tersebut di meja dan menyiapkan tasnya juga. Ia kemudian pamit meneruskan sarapannya.

Lalu terdengar suara salam. Mardo dan Vana sama menoleh dan menjawab.  Ternyata pak  Bramantyo dan Raka. Pria itu tersenyum pada keduanya

"Ini Mardo kan anak pak Wijaya, apa kabar? Minggu depan Om sama Papi kamu akan main tenis lagi, Om mau membalas kekalahan Om, minggu ini om Kalah ha ha ha."

Pak Bramantyo  duduk di depan mereka dan tertawa terkekeh oleh kekalahannya. Oh, Rupanya Papi Richi teman bermain tenis Papi.

"Bilang pada Papimu ya, minggu depan Om samper ke rumah biar sama-sama ke tempat tenisnya. Papamu suka telat kalau tak di samper."

"Ok Om, nanti Mardo sampaikan."

Sedang Raka juga duduk di dekat Papinya dan menghirup minuman.

"Pi, agaknya Richi dan teman-teman perempuannya mau pergi, kemana tuh?"

Raka membisiki Papinya. Sembari Raka menatapi Mardo tak berkedip. Gadis kecil yang mulai bertumbuh menjadi seorang gadis remaja. Wajahnya yang cantik dengan rona kemerahan, bulu mata yang panjang dan  lentik,  sebentuk bibir indah berwarna pink.

Pagi ini Mardo mengenakan celana jeans biru, kaos biru disertai jaket, membuatnya terkesan ceria nan cantik. Tak berkedip Raka memandangi sosok itu. Rambutnya yang sebahu diikat sebagian di tengah, sisanya dibiarkan terurai membuatnya  kian mempesona mata Raka.

 "Raka, ambilkan minuman Papi sana."

Suara Papi mengejutkannya, segera ia berdiri untuk mengambil minuman yang biasa tersedia di meja kerja Papi.

"I-iya Pi siap."

Raka membenci dirinya yang kebingungan setiap kali berada dekat gadis itu. Gemuruh dadanya.

Tak lama Raka kembali membawa gelas pak Bramantyo yang berisi air putih.

"Kamu tidak menawarkan minuman atau apa pun pada gadis gadis ini?"

Pak Bramantyo menegur Raka, "Oh iya kalian mau minum apa?"

Vana yang mendongak dan menjawab, "Tidak usah repot kak Raka, tadi Richi sudah pesan sama bibi."

Oh, baiklah, Raka melirik Mardo yang sedang mengemasi kue kue, sama sekali tak hirau padanya.

Richi muncul dari dalam. Tersenyum pada Papi sekalian duduk di sebelahnya. Sementara Raka menghempaskan tubuhnya tak jauh dari tempat itu.

"Papi, Aku pinjam perahu motor sekalian dengan pak Arsyad ya."

"Oh. kalian jadi menjenguk teman tersebut. Ok, tapi hati hati ya Nak."

"Tenang saja Pi, kan ada pak Arsyad."

Pria itu mengangguk angguk.

"Papi, Richi tak pernah ke hutan. Kenapa Papi mengijinkannya.?"

Tiba Tiba Raka berdiri merasa keberatan.

"Justru  itu  aku sekarang ke hutan, lagian aku bersama teman temanku kok."

"Sudah, nggak apa apa. Richi bisa menjaga dirinya."

"Belajar itu bukan hanya di sekolah, tetapi alam juga memiliki pelajaran untuk kalian.

Papi membela putra bungsunya.

"Tapi Pi,"  Mata Raka tiba tiba terarah pada Mardo, Raka tiba tiba tak rela Mardo pergi bersama Richi.

"A-apa dia bisa menjaga, teman teman perempuannya? di hutan ada ka.."

Raka menghentikan mulutnya sebab, Papi menatapnya tegas.

Terjadi sedikit ketegangan, namun Papi memberikan dan dorongan kepada anak bungsunya.

Apa lagi, Sulaiman, Hasan Rumadau, Wiliam serta Sarah Lee sudah datang pula bergabung. Richi segera mengajak mereka ke belakang. Di sana ada pelataran untuk turun ke perahu.

"Kita berangkat Mas Richi?"

Pak Arsyad dan seorang lagi temannya yang bernama pak Hayamu telah menunggu di perahu. Sulaiman serta yang lain bergantian turun  ke perahu.

Richi mengulurkan tangannya untuk pegangan Mardo serta Vana saat  ke perahu. Lantas mereka mengambil posisi duduk yang enak. Raka bergegas ke belakang. Hatinya mendidih melihat Mardo pergi bersama Richi. Apa lagi gadis itu sama sekali tak mau berkomunikasi dengannya. Beberapa kali mereka bertemu, gadis itu mengabaikannya. Dan ia sendiri kehilangan kata kata untuk memulai. Raka meremas jemarinya.

Satu jam berikutnya mereka semua sudah berlompatan ke pantai. Selanjutnya menaiki undak undak batu keatas.

"Hati hati ya Do."

Richi perhatian sekali pada Mardo. Ia selalu mendekati dan berjalan di sisinya. Vana yang melihat perhatian itu mengalah dan kemudian jalan berdua dengan Sarah Lee. Husen Rumadau bersama pak Arsyad dan pak Hayamu berada di depan.  Ketiganya membawa parang besar untuk menebas ilalang yang menjulur menutup jalan setapak. Sulaiman dan Wiliam berada paling belakang.

Suatu saat mereka sampai di tanah lapang. Banyak pohon pohon yang tengah berbuah. Dan juga banyak burung Yakob. Burung Yakob adalah burung yang hanya ada di hutan Papua. Agak mirip dengan burung kakak tua. Burung Yakob berbunyi Yakob Yakob Yakob, itulah sebabnya di beri nama burung Yakob. Bulu bulu burung Yakob berwarna warni, indah sekali.

Mardo takjub karena burung yakob hinggap di atas pohon di pinggir jalan yang mereka lewati. Burung burung itu berhinggapan pada ranting yang rendah. Jinak dan sepertinya mudah di tangkap. Nyatanya saat Sulaiman dan Wiliam akan menangkap, burung Yakob langsung terbang. Semua tertawa melihat hal itu. Tapi kedua anak itu yakin akan mendapatkan burung Yakob.Jadi sepanjang jalan mereka menunggu dan mengawasi pohon pohon.

Sedang asyik berjalan tiba-tiba Pak Arsyad memberi aba aba berhenti. Anak perempuan langsung menjerit melihat ada ular besar di tengah jalan. Mardo tak sadar meraih lengan Richi yang berada sangat dekat dengannya. Ia pegang kuat kuat lengan cowo itu sembari mendekatkan badannya.

Richi yang merasakan lengannya diremas dan napas yang lembut  di dekatnya menoleh menatap pada Mardo. Perasaan yang aneh dan menyenangkan menjalari dirinya.

"Nggak usah takut hanya ular sanca, tidak berbisa."

Richi berbisik, Mardo tersipu sipu dan melepaskan tangannya.

"Nggak apa apa kok di pegang juga he he he."

Richi mesem mesem.

Ular itu lumayan besar. Pak Arsyad mengangkatnya dan anak anak perempuan menjerit melihat tubuh ular yang berkilau. Kemudian Ular itu diletakkan di sebrang. Mereka melanjutkan lagi perjalanan.

Ular sebesar itu tidak berbahaya. Tetapi hati hati dengan ular kecil seukuran lengan bayi. Namanya ular bulan,    sangat berbahaya. Ular bulan hampir setiap hari membunuh perambah hutan yang tidak berhati hati.

Bisa racunnya akan membunuh hitungan detik. Sangat mengerikan.  Ular bulan biasanya muncul saat bulan purnama. Bentuknya jika ia melingkar seperti bulan. Karena itu disebut ular bulan. Dan hanya ada di hutan Papua.

"Ich ngeri ya ular bulan itu. Mardo merinding."

Dan akhirnya mereka sampai di ladang Pala. Di hutan kota Fak-fak banyak penduduk asli menanam pohon Pala.

Penduduk kota eksotik itu  sangat menghargai buah pala. Bahkan pohon Pala mereka anggap seperti ibu. Menebang pohon pala sama artinya membunuh ibu. Mereka penduduk pedalaman tidak pernah menanam pohon Pala tetapi tumbuh dan merawat sendiri dirinya dari alam. Penduduk pedalaman juga meyakini bahwa burung-burung telah menyebarkan biji pala di seluruh penjuru.

Indah sekali pemandangan kebun pala yang berada di dataran lembah juga pada perbukitan. Setelah hamparan kebun pala mulai terdengar suasa perkampungan. Bunyi tetabuhan  serta suara nyanyian sayup terbawa oleh angin. Kata Husen Rumadau, rumah Halemba sudah dekat. Mardo menatap pada kejauhan.

Hutan dan kemudian rumah  penduduk. Belum pernah Mardo melihat rumah-rumah penduduk asli Papua.Ternyata sangat unik. Terbuat kayu dan atapnya jerami. Ada yang berbentuk bundar dan mungil tapi ada juga yang panjang

seperti persegi panjang.

Penduduk kota eksotik ini sudah banyak yang memeluk agama islam, sehingga pada pintu gerbang terlihat bangunan besar. Agaknya itu adalah tempat pertemuan dan ibadah. Husen dan Sarah Lee memandu di depan.

Keduanya sama-sama berkulit hitam. Husen memang asli Papua sedangkan Sarah Lee campuran. Ayahnya asli Papua dan ibunya orang Jawa.

Mereka berhenti di sebuah rumah sederhana namun lebih besar. Sudah menggunakan kayu-kayu dan seperti rumah di kota. Ada beberapa rumah seperti itu. Sebab kata Sarah Lee ayah Halima merupakan ketua suku di tempat itu. Pendidikannya sudah lumayan.

"Halima!!! torang ada di rumahkah?"

"Halima, ini teman sekolahmu datang."

Sebuah kepala menyembul di pintu, lalu menghilang.

"Mama,  itu Husen Rumadau mau apa? mereka datang ke sini mama, kitong malu, kitong mesti bagaimana?"

Halima panik, tak menyangka teman-teman sekolahnya datang.

Beberapa pria penduduk asli telah mengelilingi mereka. Bertelanjang dada dan hanya mengenakan koteka. Penduduk asli mengawasi penuh tanda tanya. Husen bicara pada mereka dalam bahasa yang tidak dimengerti. Dan mereka berbisik bisik dan menganggukkan kepala.

Ada yang lantas pergi. Tapi ada yang tetap tinggal. Sarah Lee masuk ke dalam rumah. Ia menemui Halima yang hesteris.

"Kenapa torang bawa mereka kesini?" untuk apa?"

"Tenang Halima,  kami hanya ingin menjengukmu."

Agak lama barulah Halima keluar. Wajahnya malu-malu. Beberapa pria membawakan tikar jerami dan dibentangkan di bawah pohon di samping rumah Halima. Tak lama orang tua Halima muncul. Ayah Halima mengenakan kemeja dan celana panjang. Ibunya juga berbaju gamis dan menutupi rambutnya. Keduanya menyambut ramah teman-teman Halima. Rupanya kecantikan Halima berasal dari ibunya. Halima mirip sekali ibunya.

Husen lantas menyampaikan maksud kedatangan mereka. Ayah Halima mengangguk angguk dan menyerahkan keputusan pada Halima. Semula Halima menolak kembali ke sekolah. Sampai ibunya menceritakan sebuah kejadian kalau kapal mereka  terbalik sebulan yang lalu. Tas dan buku bukunya hanyut, juga sepatu. Bajunya juga sobek. Ayah Halima belum berhasil memperbaiki kapal itu. Sementara jarang ada kapal motor datang ke tempat itu.

Sebulan sekali mereka ke kota untuk menjual pala serta hasil kebun.

Husen yang menterjemahkannya.

"Oh begitu, kapal motornya terbalik, Ya Allah untung tidak apa-apa torang Halima."

Mereka semua tertegun mendengar cerita ibu Halima. Mereka tidak menyangka perjuangan Halima ke sekolah sangat berat. Beruntunglah guru-guru tidak begitu memperhatikan ketidak hadirannya. Yang terpenting anak-anak pedalaman mau datang ke sekolah itu sudah bagus. Dan anak-anak itu mendapatkan prioritas di sekolah. Selalu naik kelas meski sering tidak hadir.

"Jangan khawatir Halimah, aku mau bicara dengan Papiku tentang kapal kalian. Mudah-mudahan Papi bisa membantu."

"Kau harus sekolah lagi ya Halima. Biar kita sama-sama lulus dan lanjut ke smu, katanya kau ingin menjadi guru."

Mardo menyambung Richi. Sarah Lee cerita kalau Halima bercita-cita jadi guru.

Semua menasehati dan membesarkan hati Halima. Akhirnya Halima memutuskan kembali ke sekolah.

Vana, Sarah lee juga Mardo berjanji akan memberi Halima seragam yang baru.

"Halima, aku akan membeli dua  seragam baru di koperasi, satu untukmu dan satu untukku."

"Terima kasih nona Ekslusif, kau baik sekali."

"Hei kenapa kau memanggil dengan nona ekslusif?"

"Oh, kalian satu sekolah memanggilku nona black sweet, dan Mimi menyebutmu nona ekslusif."

"Mimi bilang begitu."

Tapi Mardo tak mempermasalahkan, sebab beberapa wanita datang membawa ubi jalar yang panas. Tempat minuman beserta gelas-gelas. Menyusul pisang, kacang tanah dan bubur sagu. Banyak sekali hidangan yang

mereka sajikan. Semuanya dari alam. Minuman segar yang diambil dari pohon Ara, rasanya manis segar.

Mereka sangat senang oleh kunjungan itu.Tetabuhan dibunyikan dan pria pria yang bertelanjang dan hanya memakai koteka mulai bernyanyi.

Diru diru nina ya ya ya ya

Diru diru Nina ya ya ya ya

Mardo juga memberikan kue kue yang sangat banyak. Halima membagikan kue kue tersebut kepada semua keluarganya. Hampir semua yang tinggal di sekeliling rumah Halima adalah saudara. Kelihatan sekali mereka senang dengan kue kue mahal yang enak itu. Untung Richi mengingat unutk membawa oleh oleh. Mardo sendiri malu pada dirinya tak terpikir untuk membawakan Halima sesuatu.

Nyanyian itu menghantar kepulangan mereka. Banyak hadiah dan oleh oleh. Mardo mendapatkan tas anyaman yang lucu. Vana dan Sarah Lee juga. Sulaiman dan Wiliam mendapat burung Yakob. Sulaiman memberikan burung Yakob kecil itu untuk Mardo, membuat Richi cemburu.

Wiliam memberikan burung yakob lainnya pada Vana.

Diru diru nina ya ya ya diri diru nina ya ya ya.

Ini Teluk kami, laut kami.

Kami lahir untuk negeri ini.

Na na na na na

Lagu yang indah itu menyelusup hingga ke lembah. Halima mengantar teman temannya ke balik lembah.  Ia sangat bahagia hingga air matanya mengalir dan jatuh ke pipi.

'Nona Mardo dan teman-teman, terima kasih telah mengingatku.'

Bisik hati Halima lalu berlari bahagia ke kampungnya

 

Bersambung.

 

 

Terpopuler

Comments

Lady Meilina (Ig:lady_meilina)

Lady Meilina (Ig:lady_meilina)

keren bgt kak

2022-03-02

0

Manami Slyterin

Manami Slyterin

gadis papua eksotis

2021-08-28

0

Yeni Eka

Yeni Eka

Keren

2021-07-22

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog Dan Pengenalan Tokoh
2 Bab. 1 Episode Kepindahan
3 Episode 2. Nona Black Sweet Dan Pesta Ultah Kota Eksotik
4 Episode 3. Misi Mengembalikan Nona Black Sweet Ke sekolah
5 Episode 4. Manggara Dan Clara
6 Episode 5. Rencana Berlibur ke Merauke
7 Episode 6. Beri Aku Ijin Berlibur Pi
8 Episode 7. Pada Kapal Watam Pone
9 Episode 8.Gadis Cinta Pertama
10 Episode 9.Gadis Cinta Pertama 2
11 Epiosode 10. Rasanya Nano Nano
12 episode 11. Ada Apa Denganmu Vana
13 Episode 12.Kapal pun Berlabuh
14 Episode 13. Menikmati Gulai Daging Rusa
15 Episode 14. Hadiah Indah
16 Episode 15.Maro Ka Ehe
17 Episode 16. Raka Cemburu.
18 Episode 17.Liburan Hari Pertama
19 Episode 18. Pantai Buti.
20 Episode 19. Menghabiskan Waktu Di Pantai
21 Episode 20.Mendadak Jealous
22 Episode 21.Pelukkan Pertama
23 Episode 22. Gara-Gara Naik Kuda
24 Episode 23.Sunset Laut Arafura
25 Episode 24.Petikkan Gitar Menjelang Tidur
26 Episode 25.Takut Jatuh Cinta
27 Episode 26.Takut
28 Episode 27. Wasur Seimut Nona Black Sweet
29 Episode 28.Selingan
30 Episode 29.Mari Kitong Dansa
31 Episode 30. Pesta Dansa
32 Episode 31.Raka Bramantyo
33 Episode 32. Benci Bisa Jadi Cinta
34 Episode 33.Pacar
35 Episode 34. Ciuman Pertama
36 Episode 35.Kembali ke Sekolah
37 Episode 36. Vana dan Papinya
38 Episode 37.Vana dan Papinya 2
39 Episode 38.Berduaan
40 Episode 39.Kepergian Vana
41 Episode 40.Rahasia Pak Malik
42 Episode 41.Penculikkan Mardo
43 Episode 42.Theo Pelindung Anak Papua
44 Episode 43.Theo Mengangkat Saudara
45 Episode 44. Mardo Sakit
46 Episode 45.Pesta Perpisahan Sekolah
47 Episode 46. Richi Marah
48 Episode 47. Sesuatu Di Pelabuhan
49 Episode 48.Pria Idola
50 Episode 49. Kembali Ke Jakarta
51 Episode 50. Tujuh Tahun Kemudian
52 Episode 51.Tak Mau Pindah Ke Lain Hati
53 Episode 52. Gundah
54 Episode 53. Pertemuan Mardo Dan Raka
55 Episode 54.Apakah Kau Mencintaiku
56 Episode 55. Kehadiran Donny
57 Episode 56. Kampung Halaman
58 Episode 57. Suatu Hari Di Tepi Sungai
59 Episode 58.Donny Menginginkan Mardo
60 Episode 59. Ke kota Labuan Batu.
61 Episode 60.Insiden Azhar dan Donny
62 Episode 61 Bersiap Ke Pesta
63 Episode 62. Pesta Dan Menortor
64 Episode 63. Romantisme Di Tengah Pesta
65 Episode 64. Berdua-duaan
66 Episode 65. Kemana Rakaku
67 Episode 66.Dodol Cinta
68 Episode 67.Dodol Cinta 2
69 Episode 68.Lembah Biru
70 Episode 69.Kejadian Di Lembah Biru
71 Episode 70. Sesuatu Di Lembah Biru
72 Episode 71.Mardo, Raka Dan Donny
73 Episode 72. Detik Yang Mendebarkan
74 Episode 73.Selamat Ya Mardo
75 Episode 74. Pembicaraan Tentang Pernikahan
76 Episode. 75 Richi
77 Episode 76. Kukhitbah Engkau Puspita Hati, Mardo
78 Episode. 77Cinta Dan Keyakinan
79 Episode. 78 Pesta Pernikahan Raka Dan Mardo
80 Episode. 79 Malam Pertama Raka Dan Mardo
81 Episode. 80 Malam Pertama Raka Dan Mardo Bag.Dua
82 Episode. 81 Perjumpaan
83 Episode 82. Laura Taylor
84 Episode.83 Richi Dan Laura
85 Episode 84. Di antara Kita
86 Episode 85. Cinta Dan Tugas
87 Episode. 86 Semakin Dekat
88 Episode 87 Kenangan Winter Sonata
89 Episode. 88 Kenangan Winter Sonata Bag. Dua
90 Episode 89 Disneyland Korea
91 Episode 90 Ngeri-Ngeri Sedap
92 Episode 91 Belanja Dan Belanja.
93 Episode 92 Full Day In Seoul
94 Episode 93 Full Day In Seoul II
95 Episode 94 Usai Honeymoon
96 Episode 95 Raka Yunior
97 Episode 96 Selamat Datang Rakasiwi Bramantyo
98 Episode 97 Pesona Baby Rakasiwi
99 Episode 98 Baby Baru Untuk Baby Rakasiwi
100 Episode 99 Menjadi Penulis
101 Episode 101. Debut Penerbitan Hubsche Maedchen
102 Episode 101 Wanita Muda Dengan Dua Anak
103 Episode 102 Konten You Tube Catatan Mardo-Raka
104 Episode 103 Baby Rakasiwi Masuk Sekolah
105 Episode 104 Cengengnya Cindy
106 Episode 105 Bersantai Sesaat
107 Episode 106 Hebohnya Memiliki Dua Anak
108 Episode 107 Semua Yang Kuinginkan Harus Kudapat
109 Episode 108 Triananda
110 Episode 109 Triananda Yang Ringkih
111 Episode 110 Triananda Bunda Minta Maaf
112 Episode 111 Bahagia Menjadi Ibu
113 Episode 112 Diantara Anak Dan Karya
114 Episode 113 Diantara Anak dan Karya Bag. 2
115 Episode 114 Menjemput Anak
116 Episode 115 Bertemu Gadis Antik
117 Episode 116 Namaku Prita Pujaningrum
118 Episode 117 Gadis Tomboy
119 Episode 118 Sebuah Villa
120 Episode 199 Mencari Prita Pujaningrum
121 Episode 120 Pertemuan
122 Episode 121 Tatapan Sepasang Mata
123 Episode 122 Waitress
124 Episode 123 Tempat Hura-Hura
125 Episode 125 Berbeda Kepala
126 Episode 126.Hari Yang Melelahkan.
127 Episode 127. Lowongan Di Cafe Pria Idola
128 Episode 128. Rumah Kediaman Raka Bramantryo
129 Episode 129. Salah Menduga
130 Eposide 130. Sering Bertemu
131 Episode 131. Bisnis
132 Episode 132. Alan Suka Prita
133 Episode 133. Kenangan Masa Lalu Mardo Dan Raka
134 Episode 134. Mama Jangan Menikah Lagi!
135 Episode 135. Jangan Sekali-Kali Menyakiti Mama
136 Episode 136. Sedikit Demi Sedikit
137 Episode 137. Abidin
138 Percobaan Penculikkan Prita
139 Episode 139. Di Sarang Ayah Jae
140 Episode 140. Prita Di Sarang Ayah Jae.
141 Episode 141. Teman Ke Undangan Reuni
142 Episode 142.Pergi Dinner
143 Episode 143. Pergi Dinner 2
144 Episode 144.Grogi Sekali
145 Episode 145.Ada Yang Jealous
146 Episode 146.Pria Bergitar Dan Gadis Moge
147 Episode 147. Dia Membuatku Nyaman
148 Episode 148.Kisah Ayah Jae
149 Episode 149. Kisah Cinta Tak Sampai Ayah Jae
150 Episode 150. Kisah Cinta Tak Sampai Ayah Jae II
151 Episode 151.Libur Berakhir
152 Episode 152. Penculikkan
153 Episode 153.Penculikkan II
154 Episode 154. Mata Yang Melemahkan
155 Episode146. Membeli Cinta
156 Episode 156.Perbincangan
157 Episode 157. Perbincangan II
158 Episode 158. Jodoh Yunna
159 Episode 159. Prita Dan Rakasiwi
160 Episode 160. Dua Sejoli Menikmati Soto Semarang
161 Episode 161.Rakaksiwi Dan Prita II
162 Episode 162. Percakapan Hati
163 Episode 163. Menghabiskan Hari Di Semarang
164 Episode 164. Cinta Dua Malam
165 Episode 165.Jangan Meninggalkan Jejak Dengan Menyakiti Perempuan
166 Episode 166. Pesta Yunna
167 Episode 167. Pernikahan Yunna dan Jaelani.
168 Episode 168. Pria Tampan Di Pernikahan Yunna
169 Episode 169. Cinta Terkembang
170 Episode 170. Laki-laki Menyebalkan.
171 Episode 171. Yunna Membisu
172 Episode 172. Bak Burung Dalam Sangkar Emas
173 Episode 173. Acara Empat Bulanan
174 Episode 174. Sedang Ujian
175 Episode 175. Mengulangi Kenangan Lalu.
176 Episode 176. Kepingan Kenangan Lama
177 177.Hati Yang Hancur Berkeping-Keping
178 Episode 178. Hati Yang Hancur Berkeping-Keping II
179 Episode 179. Hati Yang Hancir Berkeping-Keping III
180 Episode 180.Tragedi Pernikahan.
181 Episode 181.Richi Oh Richi
182 Episode 182. Bayi Prematur.
183 Episode 183. Cinta Yang Menyembuhkan
184 Episode 184. Cinta Yang Menyembuhkan II
185 Episode 185.Belum Sembuh Seutuhnya
186 Episode 186.Keanehan Dalam Diri Richi
187 Episode 187.Keanehan Yang Terjadi Pada Richi II
188 Episode 188. Richi Memiliki Dua Kepribadian
189 Episode 189. Richi Asli Dan Palsu
190 Episode 190. Sang Pemilik
191 Episode 191.Kangen
192 Episode 192. Pertemanan
193 Episode 193. Reuni
194 Nostalgia Gila Masa SMP
195 Episode 195. Hampir Saja Menjadi Kekasih
196 Episode 196.Jadwal Bercinta
197 Episode 197. Yunna Yang Malang
198 Episode 198. Arwah Yunna Gentayangan
199 Episode 199. Baby Yunna
200 Episode 200. Baby Yunna2
201 Episode Baby Yunna 3
202 Episode 202 Baby Yunna 4
203 Episode 203. Keberanian Elsa
204 Episode 204. Ruang Bawah Tanah
205 Episode 205. Ruangan Bawah Tanah
206 Episode 206. Yundy Baby Yunna
207 Episode 207. Prita Wisuda
208 Episode 208 Dunia Kerja
209 Episode 209. Dunia Kerja Prita
210 Episode 210 Bertemu Lagi
211 Episode 211 Boy Menyukai Prita
212 Episode 212. Boy Menyukai Prita 2
213 Episode 213. Takdir Yang Luar Biasa
214 Episode 214.Menikmati Pekerjaan
215 Episode 215. Pesta Pernikahan Perak Raka Dan Mardo
216 Episode 216. Pesta Pernikahan Perak Raka Dan Mardo II
217 Episode 217. Pesta Pernikahan Perak Raka Dan Mardo III
218 Episode 218.Meeting Keluarga
219 Episode 219.Bingung Memulai Dari Mana
220 Episode 220. Boy Indra Cemburu
221 Episode 221. Diantara Dua Pria
222 Episode 222. Ketemuan Kakak Ipar
223 Episode 223. Pertemuan Tiga Sahabat
224 Episode 224. Makan Malam Romantis
225 Episode 225. Makan Malam Romantis
226 Episode 226. Makan Malam Romantis 3
227 Episode 227. Gaun Pesta Untuk Prita
228 Episode 228. Pada Sebuah Pesta
229 Episode 229. Pada Sebuah Pesta 2
230 Episode 230.Pada sebuah Pesta 3
231 Episode 231. Bertengkar
232 Episode 232. Bertengkar 2
233 Episode 233. Prita Berhutang Budi Pada Boy
234 Episode 234. Tunangan Siapa
235 Episode 235. Nasib Hubungan Rakasiwi Dan Prita
236 236. Boy Dan Riri
237 Episode 237. Pembicaraan Mardo dan Prita
238 Episode 238. Persahabatan
239 Episode 239. Mobil Untuk Prita
240 Eposide 240. Mobil Wakil direktur
241 Episode 241. Kebencian Pada Mantan
242 Episode 242.Rakasiwi Menjauh
243 Episode 243. Lunch
244 Episode 244. Sakit Sebab Cinta
245 Episode 245. Sakit Minta Nikah
246 Episode 246. Tak Terduga
247 Episode 247. Persiapan Lamaran
248 Episode 248. Lamaran Rakasiwi
249 Episode 249. Saling Mendahului
250 Episode 250. Mengurus Pernikahan Bos
251 Episode 251. Pernikahan Pak Boy.
252 Episode 252. Cuti
253 Episode 253. Prita Dan Rakasiwi Menikah
254 Episode 254. Pernikahan Prita Dan Rakasiwi2
255 Episode 255. Pesta Pernikahan Prita dan Rakasiwi
256 Episode 256. Malam Pertama Prita Dan Rakasiwi
257 Episode 257. Malam Pertama Prita Dan Rakasiwi2
258 Episode 258. Rakasiwi Pergi Menuntut Ilmu
259 Episode 259. Cindy Bramantyo
260 Episode 260. Ultah Si Ganteng
261 Episode 261. Marahan Sama Kamu
262 Episode 262. Di Sekolah
263 Episode 263. Apakah Permusuhan Berakhir?
264 Episode 264. Rama
265 Episode 265.Ultah Dea
266 Episode 266. Ketemu Kakak Tampan di Angkot
267 Episode 265. Hari-Hari Yang Menegangkan
268 Episode 266. Kelulusan
269 Episode 267. Tragedi
270 Episode 268. Tante Rianty
271 Episode 269. Tante Riany Anggota Genk Paling Tua
272 Episode 270. Laki-laki ke Dua
273 Episode 271. Pembicaraan di Ranjang
274 Episode 272. Sudah Sangat Dewasa
275 Episode 273. Saat Mereka Kecil
276 Episode 274. Apa Kau Ingin Menikah Muda?
277 Episode 275. Sister
278 Episode 276. Bersama Keluarga
279 Episode 277. Pasangan Muda
280 Episode 278. Ke Kantor Ayah Raka
281 Episode 279 Cindy di Todong Menjadi Pemimpin
282 Episode 280. Hello Cindy!
283 Episode 281. Hello Cindy
284 Episode 282. Raffaza Alfarezi
285 Episode 283 Undangan Raffa
286 Episode 284. Kue penutup
287 Episode 285. Si pemilik Resep
288 Episode 286. Pertemuan
289 Episode. 287. Menunggu
290 Episode 288. Mencari Tahu
291 Episode 289. Mardo Menghilang
292 Episode 290. Dalam Penculikkan
293 Episode 291. Orang Asing
294 Episode 292. Siapa Kalian
295 Episode 293. Bukan Salahku
296 Episode 294. Sudah Berakhir
297 Episode 295. Babak Baru Cafe Pria Idola
298 Episode.296. Cindy Bertunangan
299 Episode. 297.Nasehat Papa Untuk Alfredo
300 Episode 298. Kisah Yang Terulang
301 Episode 299. Persiapan Wisuda
302 Episode. 300. Penculikkan Cindy Gagal
303 Episode 301. Seseorang Mengetahui Rahasiamu
304 Episode 302. Congrats
305 Episode 303. Nekat
306 Episode 304 Cindy Bukan Rafunzel
307 Episode 305. Usaha Berulang
308 Episode 306. Cindy Hilang
309 Episode 307. Siapakah Pahlawan Cindy
310 Episode 308. Pernikahan Cindy dan Alfredo
311 Episode 309 Raka Si pemilik Cafe
312 Episode 310. Bertugas
313 Episode 311. Nostalgia Raka Mardo (Tamat)
314 Episode 314 Pria Idola Season IV Tidak Bisa Membedakan
Episodes

Updated 314 Episodes

1
Prolog Dan Pengenalan Tokoh
2
Bab. 1 Episode Kepindahan
3
Episode 2. Nona Black Sweet Dan Pesta Ultah Kota Eksotik
4
Episode 3. Misi Mengembalikan Nona Black Sweet Ke sekolah
5
Episode 4. Manggara Dan Clara
6
Episode 5. Rencana Berlibur ke Merauke
7
Episode 6. Beri Aku Ijin Berlibur Pi
8
Episode 7. Pada Kapal Watam Pone
9
Episode 8.Gadis Cinta Pertama
10
Episode 9.Gadis Cinta Pertama 2
11
Epiosode 10. Rasanya Nano Nano
12
episode 11. Ada Apa Denganmu Vana
13
Episode 12.Kapal pun Berlabuh
14
Episode 13. Menikmati Gulai Daging Rusa
15
Episode 14. Hadiah Indah
16
Episode 15.Maro Ka Ehe
17
Episode 16. Raka Cemburu.
18
Episode 17.Liburan Hari Pertama
19
Episode 18. Pantai Buti.
20
Episode 19. Menghabiskan Waktu Di Pantai
21
Episode 20.Mendadak Jealous
22
Episode 21.Pelukkan Pertama
23
Episode 22. Gara-Gara Naik Kuda
24
Episode 23.Sunset Laut Arafura
25
Episode 24.Petikkan Gitar Menjelang Tidur
26
Episode 25.Takut Jatuh Cinta
27
Episode 26.Takut
28
Episode 27. Wasur Seimut Nona Black Sweet
29
Episode 28.Selingan
30
Episode 29.Mari Kitong Dansa
31
Episode 30. Pesta Dansa
32
Episode 31.Raka Bramantyo
33
Episode 32. Benci Bisa Jadi Cinta
34
Episode 33.Pacar
35
Episode 34. Ciuman Pertama
36
Episode 35.Kembali ke Sekolah
37
Episode 36. Vana dan Papinya
38
Episode 37.Vana dan Papinya 2
39
Episode 38.Berduaan
40
Episode 39.Kepergian Vana
41
Episode 40.Rahasia Pak Malik
42
Episode 41.Penculikkan Mardo
43
Episode 42.Theo Pelindung Anak Papua
44
Episode 43.Theo Mengangkat Saudara
45
Episode 44. Mardo Sakit
46
Episode 45.Pesta Perpisahan Sekolah
47
Episode 46. Richi Marah
48
Episode 47. Sesuatu Di Pelabuhan
49
Episode 48.Pria Idola
50
Episode 49. Kembali Ke Jakarta
51
Episode 50. Tujuh Tahun Kemudian
52
Episode 51.Tak Mau Pindah Ke Lain Hati
53
Episode 52. Gundah
54
Episode 53. Pertemuan Mardo Dan Raka
55
Episode 54.Apakah Kau Mencintaiku
56
Episode 55. Kehadiran Donny
57
Episode 56. Kampung Halaman
58
Episode 57. Suatu Hari Di Tepi Sungai
59
Episode 58.Donny Menginginkan Mardo
60
Episode 59. Ke kota Labuan Batu.
61
Episode 60.Insiden Azhar dan Donny
62
Episode 61 Bersiap Ke Pesta
63
Episode 62. Pesta Dan Menortor
64
Episode 63. Romantisme Di Tengah Pesta
65
Episode 64. Berdua-duaan
66
Episode 65. Kemana Rakaku
67
Episode 66.Dodol Cinta
68
Episode 67.Dodol Cinta 2
69
Episode 68.Lembah Biru
70
Episode 69.Kejadian Di Lembah Biru
71
Episode 70. Sesuatu Di Lembah Biru
72
Episode 71.Mardo, Raka Dan Donny
73
Episode 72. Detik Yang Mendebarkan
74
Episode 73.Selamat Ya Mardo
75
Episode 74. Pembicaraan Tentang Pernikahan
76
Episode. 75 Richi
77
Episode 76. Kukhitbah Engkau Puspita Hati, Mardo
78
Episode. 77Cinta Dan Keyakinan
79
Episode. 78 Pesta Pernikahan Raka Dan Mardo
80
Episode. 79 Malam Pertama Raka Dan Mardo
81
Episode. 80 Malam Pertama Raka Dan Mardo Bag.Dua
82
Episode. 81 Perjumpaan
83
Episode 82. Laura Taylor
84
Episode.83 Richi Dan Laura
85
Episode 84. Di antara Kita
86
Episode 85. Cinta Dan Tugas
87
Episode. 86 Semakin Dekat
88
Episode 87 Kenangan Winter Sonata
89
Episode. 88 Kenangan Winter Sonata Bag. Dua
90
Episode 89 Disneyland Korea
91
Episode 90 Ngeri-Ngeri Sedap
92
Episode 91 Belanja Dan Belanja.
93
Episode 92 Full Day In Seoul
94
Episode 93 Full Day In Seoul II
95
Episode 94 Usai Honeymoon
96
Episode 95 Raka Yunior
97
Episode 96 Selamat Datang Rakasiwi Bramantyo
98
Episode 97 Pesona Baby Rakasiwi
99
Episode 98 Baby Baru Untuk Baby Rakasiwi
100
Episode 99 Menjadi Penulis
101
Episode 101. Debut Penerbitan Hubsche Maedchen
102
Episode 101 Wanita Muda Dengan Dua Anak
103
Episode 102 Konten You Tube Catatan Mardo-Raka
104
Episode 103 Baby Rakasiwi Masuk Sekolah
105
Episode 104 Cengengnya Cindy
106
Episode 105 Bersantai Sesaat
107
Episode 106 Hebohnya Memiliki Dua Anak
108
Episode 107 Semua Yang Kuinginkan Harus Kudapat
109
Episode 108 Triananda
110
Episode 109 Triananda Yang Ringkih
111
Episode 110 Triananda Bunda Minta Maaf
112
Episode 111 Bahagia Menjadi Ibu
113
Episode 112 Diantara Anak Dan Karya
114
Episode 113 Diantara Anak dan Karya Bag. 2
115
Episode 114 Menjemput Anak
116
Episode 115 Bertemu Gadis Antik
117
Episode 116 Namaku Prita Pujaningrum
118
Episode 117 Gadis Tomboy
119
Episode 118 Sebuah Villa
120
Episode 199 Mencari Prita Pujaningrum
121
Episode 120 Pertemuan
122
Episode 121 Tatapan Sepasang Mata
123
Episode 122 Waitress
124
Episode 123 Tempat Hura-Hura
125
Episode 125 Berbeda Kepala
126
Episode 126.Hari Yang Melelahkan.
127
Episode 127. Lowongan Di Cafe Pria Idola
128
Episode 128. Rumah Kediaman Raka Bramantryo
129
Episode 129. Salah Menduga
130
Eposide 130. Sering Bertemu
131
Episode 131. Bisnis
132
Episode 132. Alan Suka Prita
133
Episode 133. Kenangan Masa Lalu Mardo Dan Raka
134
Episode 134. Mama Jangan Menikah Lagi!
135
Episode 135. Jangan Sekali-Kali Menyakiti Mama
136
Episode 136. Sedikit Demi Sedikit
137
Episode 137. Abidin
138
Percobaan Penculikkan Prita
139
Episode 139. Di Sarang Ayah Jae
140
Episode 140. Prita Di Sarang Ayah Jae.
141
Episode 141. Teman Ke Undangan Reuni
142
Episode 142.Pergi Dinner
143
Episode 143. Pergi Dinner 2
144
Episode 144.Grogi Sekali
145
Episode 145.Ada Yang Jealous
146
Episode 146.Pria Bergitar Dan Gadis Moge
147
Episode 147. Dia Membuatku Nyaman
148
Episode 148.Kisah Ayah Jae
149
Episode 149. Kisah Cinta Tak Sampai Ayah Jae
150
Episode 150. Kisah Cinta Tak Sampai Ayah Jae II
151
Episode 151.Libur Berakhir
152
Episode 152. Penculikkan
153
Episode 153.Penculikkan II
154
Episode 154. Mata Yang Melemahkan
155
Episode146. Membeli Cinta
156
Episode 156.Perbincangan
157
Episode 157. Perbincangan II
158
Episode 158. Jodoh Yunna
159
Episode 159. Prita Dan Rakasiwi
160
Episode 160. Dua Sejoli Menikmati Soto Semarang
161
Episode 161.Rakaksiwi Dan Prita II
162
Episode 162. Percakapan Hati
163
Episode 163. Menghabiskan Hari Di Semarang
164
Episode 164. Cinta Dua Malam
165
Episode 165.Jangan Meninggalkan Jejak Dengan Menyakiti Perempuan
166
Episode 166. Pesta Yunna
167
Episode 167. Pernikahan Yunna dan Jaelani.
168
Episode 168. Pria Tampan Di Pernikahan Yunna
169
Episode 169. Cinta Terkembang
170
Episode 170. Laki-laki Menyebalkan.
171
Episode 171. Yunna Membisu
172
Episode 172. Bak Burung Dalam Sangkar Emas
173
Episode 173. Acara Empat Bulanan
174
Episode 174. Sedang Ujian
175
Episode 175. Mengulangi Kenangan Lalu.
176
Episode 176. Kepingan Kenangan Lama
177
177.Hati Yang Hancur Berkeping-Keping
178
Episode 178. Hati Yang Hancur Berkeping-Keping II
179
Episode 179. Hati Yang Hancir Berkeping-Keping III
180
Episode 180.Tragedi Pernikahan.
181
Episode 181.Richi Oh Richi
182
Episode 182. Bayi Prematur.
183
Episode 183. Cinta Yang Menyembuhkan
184
Episode 184. Cinta Yang Menyembuhkan II
185
Episode 185.Belum Sembuh Seutuhnya
186
Episode 186.Keanehan Dalam Diri Richi
187
Episode 187.Keanehan Yang Terjadi Pada Richi II
188
Episode 188. Richi Memiliki Dua Kepribadian
189
Episode 189. Richi Asli Dan Palsu
190
Episode 190. Sang Pemilik
191
Episode 191.Kangen
192
Episode 192. Pertemanan
193
Episode 193. Reuni
194
Nostalgia Gila Masa SMP
195
Episode 195. Hampir Saja Menjadi Kekasih
196
Episode 196.Jadwal Bercinta
197
Episode 197. Yunna Yang Malang
198
Episode 198. Arwah Yunna Gentayangan
199
Episode 199. Baby Yunna
200
Episode 200. Baby Yunna2
201
Episode Baby Yunna 3
202
Episode 202 Baby Yunna 4
203
Episode 203. Keberanian Elsa
204
Episode 204. Ruang Bawah Tanah
205
Episode 205. Ruangan Bawah Tanah
206
Episode 206. Yundy Baby Yunna
207
Episode 207. Prita Wisuda
208
Episode 208 Dunia Kerja
209
Episode 209. Dunia Kerja Prita
210
Episode 210 Bertemu Lagi
211
Episode 211 Boy Menyukai Prita
212
Episode 212. Boy Menyukai Prita 2
213
Episode 213. Takdir Yang Luar Biasa
214
Episode 214.Menikmati Pekerjaan
215
Episode 215. Pesta Pernikahan Perak Raka Dan Mardo
216
Episode 216. Pesta Pernikahan Perak Raka Dan Mardo II
217
Episode 217. Pesta Pernikahan Perak Raka Dan Mardo III
218
Episode 218.Meeting Keluarga
219
Episode 219.Bingung Memulai Dari Mana
220
Episode 220. Boy Indra Cemburu
221
Episode 221. Diantara Dua Pria
222
Episode 222. Ketemuan Kakak Ipar
223
Episode 223. Pertemuan Tiga Sahabat
224
Episode 224. Makan Malam Romantis
225
Episode 225. Makan Malam Romantis
226
Episode 226. Makan Malam Romantis 3
227
Episode 227. Gaun Pesta Untuk Prita
228
Episode 228. Pada Sebuah Pesta
229
Episode 229. Pada Sebuah Pesta 2
230
Episode 230.Pada sebuah Pesta 3
231
Episode 231. Bertengkar
232
Episode 232. Bertengkar 2
233
Episode 233. Prita Berhutang Budi Pada Boy
234
Episode 234. Tunangan Siapa
235
Episode 235. Nasib Hubungan Rakasiwi Dan Prita
236
236. Boy Dan Riri
237
Episode 237. Pembicaraan Mardo dan Prita
238
Episode 238. Persahabatan
239
Episode 239. Mobil Untuk Prita
240
Eposide 240. Mobil Wakil direktur
241
Episode 241. Kebencian Pada Mantan
242
Episode 242.Rakasiwi Menjauh
243
Episode 243. Lunch
244
Episode 244. Sakit Sebab Cinta
245
Episode 245. Sakit Minta Nikah
246
Episode 246. Tak Terduga
247
Episode 247. Persiapan Lamaran
248
Episode 248. Lamaran Rakasiwi
249
Episode 249. Saling Mendahului
250
Episode 250. Mengurus Pernikahan Bos
251
Episode 251. Pernikahan Pak Boy.
252
Episode 252. Cuti
253
Episode 253. Prita Dan Rakasiwi Menikah
254
Episode 254. Pernikahan Prita Dan Rakasiwi2
255
Episode 255. Pesta Pernikahan Prita dan Rakasiwi
256
Episode 256. Malam Pertama Prita Dan Rakasiwi
257
Episode 257. Malam Pertama Prita Dan Rakasiwi2
258
Episode 258. Rakasiwi Pergi Menuntut Ilmu
259
Episode 259. Cindy Bramantyo
260
Episode 260. Ultah Si Ganteng
261
Episode 261. Marahan Sama Kamu
262
Episode 262. Di Sekolah
263
Episode 263. Apakah Permusuhan Berakhir?
264
Episode 264. Rama
265
Episode 265.Ultah Dea
266
Episode 266. Ketemu Kakak Tampan di Angkot
267
Episode 265. Hari-Hari Yang Menegangkan
268
Episode 266. Kelulusan
269
Episode 267. Tragedi
270
Episode 268. Tante Rianty
271
Episode 269. Tante Riany Anggota Genk Paling Tua
272
Episode 270. Laki-laki ke Dua
273
Episode 271. Pembicaraan di Ranjang
274
Episode 272. Sudah Sangat Dewasa
275
Episode 273. Saat Mereka Kecil
276
Episode 274. Apa Kau Ingin Menikah Muda?
277
Episode 275. Sister
278
Episode 276. Bersama Keluarga
279
Episode 277. Pasangan Muda
280
Episode 278. Ke Kantor Ayah Raka
281
Episode 279 Cindy di Todong Menjadi Pemimpin
282
Episode 280. Hello Cindy!
283
Episode 281. Hello Cindy
284
Episode 282. Raffaza Alfarezi
285
Episode 283 Undangan Raffa
286
Episode 284. Kue penutup
287
Episode 285. Si pemilik Resep
288
Episode 286. Pertemuan
289
Episode. 287. Menunggu
290
Episode 288. Mencari Tahu
291
Episode 289. Mardo Menghilang
292
Episode 290. Dalam Penculikkan
293
Episode 291. Orang Asing
294
Episode 292. Siapa Kalian
295
Episode 293. Bukan Salahku
296
Episode 294. Sudah Berakhir
297
Episode 295. Babak Baru Cafe Pria Idola
298
Episode.296. Cindy Bertunangan
299
Episode. 297.Nasehat Papa Untuk Alfredo
300
Episode 298. Kisah Yang Terulang
301
Episode 299. Persiapan Wisuda
302
Episode. 300. Penculikkan Cindy Gagal
303
Episode 301. Seseorang Mengetahui Rahasiamu
304
Episode 302. Congrats
305
Episode 303. Nekat
306
Episode 304 Cindy Bukan Rafunzel
307
Episode 305. Usaha Berulang
308
Episode 306. Cindy Hilang
309
Episode 307. Siapakah Pahlawan Cindy
310
Episode 308. Pernikahan Cindy dan Alfredo
311
Episode 309 Raka Si pemilik Cafe
312
Episode 310. Bertugas
313
Episode 311. Nostalgia Raka Mardo (Tamat)
314
Episode 314 Pria Idola Season IV Tidak Bisa Membedakan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!