Lelah bermain dengan ombak serta pasir dan kemudian kuda, Richi berteriak mengajak teman-temannya
menikmati makan siang. Ternyata Richi sudah memesan makan siang untuk mereka. Berlarian mereka ke tenda untuk meneguk minuman yang segar.
Nasi kotak berisi lauk pauk serta sendok.
"Wauuu, ayam rica-rica, tumis bunga pepaya, tumis terong ungu, dan kerupuk, seperti masakkan menado Rich."
"Iya memang, masa daging rusa lagi he he he."
Mereka menghabiskan makanan dengan nikmat. Tak memperdulikan baju dan tubuh yang basah serta lengket di tubuh.
Kata Halima, ia belum lagi kebagian naik kuda. Setelah selesai makan, ia akan ketempat kuda.
Teman-temannya menggoda kalau kuda takut dengan perempuan berkulit hitam.
Halima nyaris menangis mendengarnya.
Untung Sarah Lee dan Mardo mendukungnya.
"Itu tidak benar, jangan di dengar Halima, nanti beta temani naik kuda yang jauh ok?"
"Bagus sekali Halima, cobalah mumpung ada di depan mata."
"Iya nona Mardo, beta mau naik kuda."
Kata Halima sembari menguatkan suaranya agar di dengar Zamzam dan temannya.
Hingga senja datang mereka masih di pantai. Sunguh menyenangkan dan tak bosan.
Kata Richi besok mereka akan kembali lagi, karena ada dua pantai lagi yang belum sempat mereka datangi.
Juga rencananya mereka ingin ke desa Kaimana unutk melihat pulau Triton.
Sebuah pulau yang sangat menakjubkan.
Jadi saat senja mereka bergegas pulang.
Barulah terasa tubuh yang tak enak oleh air laut. Tidak ada air tawar untuk bilas.
Untung tidak terlalu lama gadis-gadis itu merasakan tubuh tak nyaman. Kenderan yang membawa mereka sampai dengan cepat ke hotel. Richi mengucapkan selamat beristirahat.
"Terima kasih juga atas hari yang menyenangkannya Rich, selamat rehat ya."
Gadis-gadis melambaikan tangan buru-buru naik ke kamar masing-masing.
Berendam di bathtub agaknya sebuah hal menyenangkan yang mesti segera dilakukan. Mardo memikirkan hal itu. Ia tak sabar masuk ke kamarnya untuk berendam berlama-lama. Bermain busa sabun, mencium aroma yang enak.
Tak sabar, tak sabar.
*****
Esok Paginya.
Breakfast sudah tersedia sejak jam enam pagi. Ada beberapa tamu hotel yang sedang minum dan sarapan.Tentu saja beragam tamu dan bermacam keperluan. Ada yang mesti pagi pagi harus berangkat ke suatu tempat. Tetapi ada juga yang bersantai untuk minum dan mencicipi hidangan breakfast di hotel tersebut.
Cewe cewe memasuki ruangan itu disambut ramah pelayan pelayan. Ternyata Richi sudah berpesan pada pelayan untuk menyediakan tempat di sebuah sudut. Tempat yang cukup untuk mereka semua. Pelayan membawa mereka ke sana. Dua meja yang di dekatkan sudah tersedia. Cukup untuk sepuluh orang.
"Silahkan nona nona, oh iya apakah mau diambilkan minuman dan makanannya?atau mau ambil sendiri?"
"Makasih mba, nanti kami ambil sendiri saja."
Pelayan mengangguk angguk dan tersenyum lantas pergi.
Cewe cewe abg yang imut dan cantik cantik itu menarik perhatian tamu hotel. Membuat mata segar. Wajah cewe cewe itu enak di pandang, diperhatikan, mereka seperti bidadari tanpa dosa dan masalah.
"Wau, hotel ini kedatangan abg abg cantik dan imut he he he."
Para tamu hotel beberapa kali melirik cewe cewe yang berkumpul agak di sudut. Masing masing punya sisi kecantikkan dan daya tarik yang berbeda beda. Halima meski pun gadis Papua, ia memiliki wajah yang manis, berwajah tirus, bibir mungil dan tipis. Mata Halima juga hitam cemerlang. Ia bak mutiara hitam yang baru ditemukan. Sementara Zamzam paling imut diantara teman temannya. Tetapi bersikap tomboi, pemberani dan galak.
Betty, sederhana, elegan, tubuhnya agak bongsor tetapi normal, tidak terlalu gemuk. Sedang Rose, hitam manis dan rambutnya yang hitam panjang berkilau menjadi daya tarik tersendiri.
Mardo, cewe yang sudah mengalihkan dunia Raka, dia terlihat eksklusif. Berkulit kuning langsat yang halus dan lembut, wajah yang merona cantik. Hidungnya menggemaskan dan bibirnya tipis. Jika tersenyum membuat siapa saja bisa jatuh cinta. Satu lagi,ia memiliki mata yang indah, bulu bulu mata yang lentik. Siapa pun tak ada yang bosan melihatnya .Kadang dia murah senyum dengan lesung pipit, kadang terdiam sendu.
"Hei kalian sudah berkumpul di sini?"
Richi,Sulaiman,Husen dan Wiliam muncul bersamaan.Mereka segar dan siap pergi berlibur.
"Kami sudah kenyang banget nih Rich,makanannya banyak banget dan macam macam lagi,semua sudah kami cicipi,"
"Ya udah kalian santai santai saja dulu,kitong ambil makanan dulu."
Cewe cewe mengangguk angguk dan tersenyum. Empat cowo yang bertubuh tinggi dan tegap itu beranjak mengambil makanan dan minuman.Sarah Lee dan Halima mengambil roti dan makanan kecil.
Itu kak Raka! mau sarapan juga.
Betty melihat ke arah pintu masuk, semua menoleh ke sana dan terpesona.
Raka!
Bukan hanya Betty dan teman temannya yang menyadari kedatangan pria idola. Tetapi beberapa gadis yang agaknya menunggu cowo itu. Raka terlihat melambaikan tangannya pada serombongan gadis gadis. Menyuruh menunggu.
Saat Richi duduk dan mulai menikmati makanannya, Betty menanyakan tentang banyaknya gadis gadis di hotel itu.
Richi bilang, kak Rakanya bernostalgia dengan teman-temannya. Ternyata dulu Raka pernah sekolah di kota itu meski tak lama. Ia banyak memiliki teman-teman di sini.
Raka mengundang teman-temannya ke hotel untuk bernostalgia.
Oh, pantas saja banyak pria dan perempuan muda cantik serta modis yang datang ke hotel tersebut.
Raka mengundang mereka menikmati menu hotel di pagi itu. Sambil berbincang dan bercengkrama.
Di dalam kesibukkannya menyambut teman-teman, sekejab matanya masih sempat menyambar sosok gadis yang tak lepas dari pikirannya, Mardo. Gadis itu tampak tenang menyuapkan makanan ke mulutnya, ia kelihatan selalu cantik. Kali ini mengenakan kemeja berwarna pink. Rambutnya terikat di tengah-tengah, sementara sebagian dibiarkan terurai. Deni dan Sammy saling tersenyum melihat kelakuan Raka, berada di tengah-tengah keramaian ternyata mata dan hatinya ke tempat lain. Beberapa gadis juga melihat ketidak fokusan Raka pada mereka. Mereka mengikuti pandangan pria idola yang jatuh pada seorang gadis remaja yang ranum. Sesaat mereka semua menatap pada Mardo. Hingga gadis di sana merasakan energi perhatian itu, ia mendongak dan bertemu tatap dengan Raka dan teman-temannya. Ups! kenapa mereka menatapiku? Mardo jengah dan menundukkan kepalanya. Barulah Raka tersadar, "Mari, mari kitong sarapan sama-sama, mumpung beta ada di Merauke kalian mau bikin acara apa, mari kitong bicarakan."
Barulah mereka semua fokus dengan pertemuan itu.
Richi bilang sebaiknya mereka bergegas, biar saja kak Raka sibuk dengan teman-temannya.
Gadis-gadis menurut. Mereka bisa lebih bebas tanpa pengawasan kak Raka dan dua teman-temannya.
Kembali gadis-gadis naik ke kenderan mini bis yang sudah bersih dan wangi. Mas Arif masih setia menjadi supir yang senang mengobrol dan ramah.
Hari itu mereka masih ke pantai Lampu satu, menyusuri pantai dengan kenderaan. Hingga berhenti di sebuah pantai. Namanya pantai Buti. Tidak terlalu jauh dari tempat mereka kemarin.
Pantai Buti, ditumbuhi banyak nyiur. Richi mengajak teman-temannya menikmati kelapa muda.
Air kelapa muda yang manis dan segar. Sambil mereka memandangi ombak yang berkejaran. Banyak anak-anak yang sedang berenang bersama teman-temannya. Pantai Buti memiliki pantai yang lebih kecil jika dibanding dengan pantai Lampu satu.
Ombaknya juga tidak terlalu besar.
Puas menikmati air kelapa manis, Richi menyilahkan teman-temannya untuk menikmati liburan kedua mereka.
Betty dan teman-temannya membuat foto-foto kenangan. Mardo, Halima dan Sarah Lee duduk-duduk di batu karang. Mereka menikmati matahari pagi yang sejuk
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 314 Episodes
Comments
Flo🌹
mampir thor. mangaaaat
2022-02-21
0
Audrey_16
semangat yah 💜💜💜💜💜
2021-03-30
0
Ferly Ina
10 Like mendarat kaka 🤗
2021-02-28
0