19

Amina baru saja sampai ditempat kerjanya, Ia segera menuju loker untuk menyimpan barang pribadinya dan segera bersiap bekerja.

"Riska, hari ini kamu kerja diruangan pemilik yang baru, ingat harus sopan dan jaga kualitas kerjamu." kata Raka yang baru saja mendatangi ruangan cleaning service.

Bukannya takut, Riska malah terlihat senang dan bersorak gembira.

"Biasanya pada takut kalau ke ruangan itu." gumam Amina yang langsung direspon oleh temannya.

"Ck, sekarang nggak mungkin ada yang takut, Lo belum lihat pemilik baru ya?"

Amina menggelengkan kepalanya, Ia berangkat siang tentu saja tidak ikut menyambut pemilik yang baru.

"Orangnya masih muda dan ganteng poll!" katanya.

Amina hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya melihat antusias teman temannya yang terdengar banyak memuji pemilik baru.

"Aku jadi penasaran setampan apa dia." batin Amina.

Meeting dengan Raka baru saja usai, semua cleaning service kembali bekerja dibagiannya masing masing.

"Riska, buatkan Kopi dan bawa keruangan pemilik baru kita." pinta Raka.

"Baik Pak."

Dengan senyum sumringah, Riska segera ke pantry untuk membuatkan kopi.

"Bukankah dia gadis yang tepat untuk Pak Alka, cantik, masih muda dan seksi." batin Raka menatap punggung Riska dan merasa pilihannya benar.

Dengan jantung berdegup kencang Riska membawa kopi ke dalam ruangan Alka. Terlihat Alka membalikan badan saat Ia masuk.

"Kopinya pak." tawar Riska.

Tak berapa lama Alka berbalik dan menatapnya dengan tatapan terkejut.

"Siapa kamu!" Alka terdengar galak.

"Sa saya cleaning service yang ditugaskan disini Pak." balas Riska terlihat takut.

Alka berdecak kesal karena Raka salah. Bukan gadis ini yang Ia maksud tapi Amina.

"Panggil Raka kemari!" pinta Alka.

"Baik Pak."

Riska segera berlari keluar mencari Raka.

"Pak, dipanggil sama Pak bos." ucap Riska pada Raka.

Raka tampak terkejut, "Ada apa? Kamu bikin masalah?" tanya Raka.

"Eng enggak kok Pak, saya cuma masuk ngantar kopi trus-"

"Kopinya nggak enak?" potong Raka tak sabar.

"Eng enggak juga pak, orang Pak bos belum ngincip kopinya."

Raka berdecak lalu segera ke ruangan Alka di ikuti Riska.

"Ada apa dengan mereka?" batin Juan melihat Raka dan Riska buru buru memasuki ruangan Alka.

Juan mengacuhkan Raka dan Riska, Ia keluar dari ruangannya untuk ke pantry membuat kopi namun ditengah perjalanan Ia tak sengaja melihat Gadis yang sangat Ia kenali sedang membersihkan kaca.

"Bukankah dia...."

Juan tersenyum tengil, Ia tidak jadi ke pantry dan malah berbalik karena ada hal penting yang harus Ia lakukan saat ini.

Juan memasuki ruangan Alka, melihat Alka sedang memarahi Raka dan Riska.

"Kopinya tidak enak, aku tidak suka cleaning service yang ini." kata Alka dengan nada marah.

Riska terlihat ingin membantah namun segera mendapatkan pelototan dari Raka membuat Riska diam dan menundukan kepalanya.

"Baiklah Pak, jika tidak mau dengan Riska saya akan mencari cleaning service lain untuk mengganti kopi Bapak." balas Raka penuh lemah lembut.

"Ya segera ganti, aku tidak ingin dia memasuki ruanganku lagi!" kata Alka yang langsung diangguki Raka.

Raka segera membawa Riska keluar dari ruangan Alka.

"Ck, sialan. ganteng tapi galak kayak setan!" umpat Riska saat sudah keluar dari ruangan Alka.

"Heh ngomong apa kamu!" Sentak Raka.

"Eng enggak kok pak." Riska menunduk takut.

"Makanya lain kali bikin kopi yang enak biar nggak kena marah, saya juga kena kan!" omel Raka.

"Tapi pak, tadi Pak bos belum minum kopi yang saya bikin jadi gimana bisa pak Bos bilang nggak enak."

"Alah alesan saja kamu ini!" omel Raka lagi.

"Dah sana balik kerja lagi!" perintah Raka yang langsung diangguki oleh Riska.

Sementara itu diruangan Alka, Juan tersenyum tengil menatap ke arah Alka yang masih emosi.

"Ngapain kamu senyam senyum!" sentak Alka menatap Juan kesal.

"Sekarang saya tahu kenapa Tuan sampai membeli PT Diamond ini."

"nggak usah sok tahu, semua demi bisnis!" balas Alka.

"Kalau demi bisnis, Tuan tidak akan sebodoh ini membeli PT kecil bahkan rela pindah kesini."

"Kau menganggapku bodoh?" Alka semakin kesal.

Juan mengangguk lalu tersenyum, "Tuan sangat bodoh hanya karena bucin dengan satu gadis membuat Tuan melakukan ini semua."

Alka terdiam, wajahnya sudah memerah menahan malu karena akhirnya Ia ketahuan. Alka sudah bisa menebak, Juan akan mengatakan ini namun Alka tidak peduli lagi yang Ia pedulikan hanyalah dekat dengan Amina.

"Jangan bicara sembarangan, sebaiknya kau kembali bekerja sana!" perintah Alka.

"Seharusnya Tuan langsung meminta pada Raka jika ingin Amina, jangan memberi Raka pilihan dan berujung salah seperti ini. Tuan terlalu gengsi." ucap Juan lalu keluar dari ruangan Alka sebelum melihat Alka mengamuk karena ucapannya.

"Sialan memang, jika bukan karena kinerjanya yang bagus, aku pasti sudah memecatnya." omel Alka.

Dan diluar, Raka terlihat kebingungan mencari siapa yang akan menggantikan Riska menjadi cleaning service diruangan Alka.

Raka yang berdiri diluar tampak berpikir, tak sengaja matanya melihat ke arah Amina yang sedang membersihkan kaca.

Raka terdiam, selain Riska, Amina juga termasuk cleaning service paling muda dan Ia juga terlihat cantik meskipun tidak seksi seperti Riska.

"Apa aku coba dia saja ya?" batin Raka masih menatap Amina.

Raka berniat mendekati Amina namun langkahnya terhenti kala seseorang menepuk pundaknya.

"Apa yang kau pikirkan?" tanya orang itu yang tak lain adalah Juan.

"Saya berniat menjadikan Amina sebagai cleaning service ditempat Pak Alka." ucap Raka sambil menunjuk Amina.

"Ohh jadi dia namanya Amina." gumam Juan pura pura tak tahu.

"Benar, dia masih muda dan baru disini."

"Tapi sepertinya Tuan Alka tidak akan suka."

Raka menatap ke arah Juan, kini Ia kembali dibuat bingung oleh Juan.

"Dia memang cantik dan masih muda tapi sayang tidak seksi." ungkap Juan.

"Memang benar pak, saya juga bingung karena cleaning service disini hanya Riska lah yang paling seksi." ungkap Raka.

"Hmm, kalau begitu kumpulkan semua cleaning service kecuali si Amina itu, biarkan aku yang memilih." pinta Juan tak ingin Amina melihatnya disini.

"Baik pak."

Raka segera mengumpulkan semua Cleaning service kecuali Amina dan Juan segera melihat satu persatu hingga matanya tertuju pada wanita paruh baya yang mungkin sudah lama bekerja disini.

"Apa Bapak yakin?" tanya Raka terlihat ragu dan tak setuju.

"Coba saja, jika Ia masih marah katakan jika aku yang memilihkan."

"Ta tapi pak-" Raka terlihat tak setuju.

"Sudah, lakukan saja perintahku." ucap Juan lalu tersenyum dan pergi dari sana.

Raka berdecak, Ia benar benar bingung saat ini. Melihat Yani salah satu cleaning service paling tua, Ia tak yakin jika Alka akan menerima.

"Saya takut dipecat pak." ucap Yani yang sudah membawa nampan berisi kopi, siap untuk ke ruangan Alka.

"Masuklah, aku akan berjaga diluar." pinta Raka.

Yani akhirnya masuk dan Raka pun berjaga diluar pintu, tak berapa lama jantung Raka berdegup kencang saat mendengar namanya dipanggil dari dalam ruangan Alka,

"RAKAAAA...."

Bersambung....

Jangan lupa like vote dan komen yaa

Terpopuler

Comments

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

trussehat

2024-04-02

0

Yuli Astuti

Yuli Astuti

🤣🤣🤣

2023-06-07

0

Chandra Dollores

Chandra Dollores

wkwkwk
kok malah teriak Raka!!!
napa ga teriak Amina!! aja seh langsung hahaahahah

2023-04-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!