05

Alka terkejut, sangat terkejut. Ia hanya menggoda Amina, memintanya tidur bersama agar Amina takut namun ternyata gadis itu malah menerima tawarannya.

Ternyata dia tidak sepolos yang kupikirkan selama ini, dia bahkan menjual diri hanya demi Iphone batin Alka.

"Saya mau, asal Tuan membelikan saya ponsel seperti itu." kata Amina lagi.

"Apa kau masih perawan?" tanya Alka penasaran.

"Menurut Tuan?"

"Aku tidak tahu, makanya aku bertanya. Aku hanya ingin memastikan kau tidak menjual diri pada orang sembarangan sebelumnya." kata Alka yang entah mengapa membuat Amina sakit hati merasa direndahkan.

"Saya belum pernah melakukannya."

Alka menatap Amina, "Apa kau yakin?"

"Tuan bisa membatalkan perjanjian kita jika saya berbohong."

Alka berjalan mendekati Amina, tangannya terangkat menyentuh dagu Amina, Ia melihat wajah cantik Amina.

Alka akui Amina memang sangat cantik.

"Baiklah, mari kita lakukan sekarang."

Amina terkejut, "Se sekarang Tuan?"

Alka mengelus pipi lembut Amina, "Tentu saja sekarang, bukankah kau yang menawarkan padaku?"

"Ta tapi, saya pikir tidak disini?"

Alka tersenyum, "Oh jadi kau ingin di hotel? Baiklah besok pagi mari kita lakukan seharian di hotel."

Deg... Jantung Amina berdegup kencang mendengar perkataan Alka. Ini salah, memang salah namun Amina tidak memiliki pilihan lain.

"Besok pagi saya harus sekolah."

"Kau membolos sekolah dan aku juga membolos bekerja, adil bukan?"

Amina terdiam, memikirkan tawaran Alka.

"Atau malam harinya? kau ingin kita berada di hotel semalaman?"

Amina langsung menggelengkan kepalanya, "Tidak Tuan, lebih baik besok pagi saja."

"Baiklah, besok pagi datanglah ke hotel cempaka putih, aku menunggu mu disana." kata Alka yang akhirnya di angguki oleh Amina.

Setelah tidak ada yang dibicarakan lagi, Amina keluar dari ruangan Alka. Ia berjalan menuju kolam renang belakang rumah.

Amina duduk termenung disana, memikirkan keputusan gilanya itu.

"Aku tidak punya pilihan lain, aku tidak punya pilihan lain." gumam Amina merenung menatap air kolam yang begitu tenang.

Amina menghela nafas berkali kali, tanpa Ia sadari Alka menatapnya dari atas balkon kamarnya.

"Aku pikir dia gadis baik baik, aku sempat kagum karena dia membantu ibunya yang sakit tapi sekarang aku berubah pikiran, dia sama saja dengan para gadis diluar sana yang ingin bergaya dengan cara menjijikan seperti itu." batin Alka menatap sinis ke arah Amina lalu memasuki kamarnya.

Semalaman Amina tidak bisa tidur dengan nyenyak. Pikirannya penuh membayangkan apa yang akan Ia lakukan pada Alka esok hari.

Amina bahkan sempat melihat tatacara melakukan hal seperti itu melalui ponselnya.

"Kau banyak melamun, apa kau sakit?" tanya Surti pada Putrinya.

Amina menggeleng pelan, "Tidak Bu, aku baik baik saja."

"Jika memang sedang tidak enak badan, ijin saja tidak perlu berangkat ke sekolah."

"Tidak perlu Bu, aku baik baik saja." kata Amina mulai membantu Surti menyiapkan sarapan dimeja makan.

Amina sedang meletakan piring di meja makan, Ia dikejutkan oleh Alka yang menyenggol lengannya.

"Aku menunggumu." bisik Alka.

Amina mengangguk dan langsung pergi ke belakang, beruntung Nyonya Wina jadi tidak tahu apa yang Alka bisikan padanya baru saja.

"Semoga dilancarkan menuntun ilmu dan menjadi berkah ilmunya." kata kata yang selalu di ucapkan Surti setiap pagi saat Amina berpamitan.

Biasanya Amina akan tersenyum mendengar doa dari ibunya itu namun tidak kali ini, Amina justru merasa sedih.

Amina segera berangkat, tak ingin Surti tahu jika Ia menahan sedih sedari tadi.

Amina berangkat naik ojek online yang Ia pesan, sebelum menuju hotel Amina sempat mengganti seragam sekolahnya di pom bensin dekat hotel.

Dengan jantung berdegup kencang, Amina memasuki hotel berbintang itu.

Amina celinggukan mencari keberadaan Alka hingga Ia dikejutkan suara seseorang dari belakangnya.

"Mencari Tuan Alka?" tanya Seorang pria muda yang terlihat tampan, tak kalah tampan dari Alka.

Amina mengangguk dan menundukan kepalanya karena malu.

"Ikuti saya, Tuan sudah menunggu dikamar."

Amina mengangguk dan langsung mengikuti langkah kaki pria itu.

Keduanya berhenti didepan pintu Kamar 306, pria itu langsung mengulurkan paper bag pada Amina, "Pakailah ini Nona."

"Apa ini?"

Pria itu tersenyum, "Nona akan tahu nanti." ucap Pria itu segera membuka pintu dan mempersilahkan Amina masuk ke kamar.

Amina memasuki kamar hotel suite room, Ia melihat Alka sudah duduk disalah satu sofa sambil menatap layar laptopnya.

"Kau sudah datang?" tanya Alka tanpa menatap Amina.

Amina hanya diam membuat Alka meletakan laptopnya dan melihat ke arah Amina yang mengenakan kemeja dipadukan celana jeans panjang.

"Ku pikir kau akan memakai seragam sekolah." celetuk Alka lalu tertawa, kali pertamanya untuk Amina melihat Alka tertawa.

Jika sedang dirumah, Amina belum pernah melihat Alka tertawa.

Amina hanya diam saja, Ia sangat gugup saat ini apalagi Alka terus memandanginya.

"Itu dari Juan?" tanya Alka menunjuk ke arah paper bag yang di bawa oleh Amina.

Amina mengerutkan keningnya,

"Juan, asisten ku yang menjemput mu dibawah." jelas Alka.

Amina mengangguk, kini Ia tahu nama pria tampan tadi adalah Juan.

Alka berdiri lalu berjalan mendekati Amina, "Kenapa kau hanya diam saja? Kau tidak seberani seperti semalam." kata Alka tangannya terangkat mengelus pipi Amina.

Amina masih saja diam, jantungnya berdegup kencang dan Ia sangat gugup saat ini.

"Masuklah kesana, pakai ini dan persiapkan dirimu." bisik Alka membuat Amina merinding.

Amina segera memasuki ruangan yang ternyata kamar. Ada ranjang big size dan saat membuka tirai, Amina bisa melihat pemandangan kota yang indah.

Amina memasuki kamar mandi, Ia mulai melepaskan satu persatu pakaian yang melekat ditubuhnya. Amina mengambil baju yang ada dipaper bag. dress pendek satin tipis, memperlihatkan punggung mulus serta belahan gunung kembar milik Amina.

Amina melihat dirinya dicermin, pikirannya melayang membayangkan jika Ia memakai pakaian seperti ini didepan suaminya mungkin rasanya tidak akan menyakitkan seperti ini.

"Mungkin aku akan membuat calon suamiku nanti kecewa tapi aku tidak memiliki pilihan lain. Hanya satu kali Amina, hanya satu kali. Lakukan saja dan semuanya akan selesai." kata Amina bersiap untuk keluar.

"Kenapa lama sekali?" tanya Alka saat Ia membuka pintu.

Alka terdiam menatap ke arah Amina. Lingerie warna merah muda sangat cocok di kulit putih Amina. Rambut Amina bahkan di kuncir kuda membuat leher mulusnya terlihat begitu menggoda.

Alka tersenyum nakal, Ia tak ingat kapan terakhir kalinya Ia melakukan itu yang jelas selama ini Alka tidak pernah melakukan bersama Sarah kekasihnya, Alka selalu melakukan dengan wanita lain karena ingin menjaga Sarah.

Lekukan tubuh indah Amina membuat Miliknya memberontak ingin segera dimanjakan.

Alka berjalan mendekat, Ia menarik dagu Amina memandangi wajah cantik yang membuat gairahnya kembali.

"Pikirkan lagi keputusanmu karena aku tidak akan berhenti ditengah jalan jika sudah memulai."

"Lakukan apapun yang Tuan inginkan." kata Amina mantap dengan pilihannya.

Alka tersenyum, "Baiklah, mari bersenang senang denganku."

Bersambung...

Jangan lupa like vote dan komen jika kalian suka....

Terpopuler

Comments

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

trussehst

2024-04-02

0

Yuli Astuti

Yuli Astuti

alka salah sangka

2023-06-07

0

💅UŁΛЛ GΞUŁłS💅

💅UŁΛЛ GΞUŁłS💅

hmm bingung mau komen apa 🤭🏃‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️

2023-01-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!