13

Alka masih mematung didepan kamar Rania. Mendadak kepalanya berdenyut setelah mendengar percakapan Rania dan Teman temannya.

Alka sangat yakin jika yang dimaksud Rania dan teman temannya adalah Amina.

Ya sekarang Alka tahu alasan Amina menjual dirinya dan tidak memakai Iphone yang Ia belikan.

Alka sudah salah paham dengan Amina, Alka sudah menyakiti Amina dengan hinaan yang selalu Ia lontarkan

Dan sekarang Alka menyesali itu semua.

Alka berbalik, Ia mengurungkan niatnya untuk bertemu dangan Rania namun Tante Asih malah menyusulnya naik.

"Lho kenapa nggak masuk? Malu ya gara gara banyak cewek didalam." goda Tante Asih.

Alka menggelengkan kepalanya, "Nggak jadi tante."

Pintu kamar terbuka, "Lho Mas Alka?" suara Rania terdengar. tampak gadis itu sekarang sedang berdiri didepan pintu.

"Ini lho katanya Mas Alka mau nyariin kamu." kata Asih.

Rania mengerutkan keningnya heran, "Kok tumben mas, ada apa?" tanya Rania.

"Mas kesini cuma mau ngasih ucapan selamat karena kamu udah lulus." kata Alka mengurungkan niatnya untuk meminta foto Amina.

Rania tersenyum, "Hadiahnya mana?"

"Iphone mau?" tawar Alka membuat Rania terkejut, wajah Rania berubah menjadi kikkuk.

"Nggak usah kasih hadiah mahal mahal, ntar kesenengan anaknya." tambah Asih.

"Ya kalau mau datang aja ke kantor ku nanti ku belikan." ucap Alka lalu berbalik menatap ke arah Asih, "Pulang dulu ya tante, Mama udah nungguin dirumah." pamit Alka berjalan turun dan keluar rumah.

Alka memasuki mobilnya, Ia merasa sangat geram dengan sikap Rania yang begitu jahat.

"Bisa bisanya dia meminta Iphone pada Amina padahal Ia tahu jika Amina orang tak punya, benar benar gadis tak punya hati." ucap Alka lalu melajukan mobilnya pulang kerumah.

Alka memasuki pekarangan rumah, terlihat ada mobil sedan hitam yang terparkir disana.

"Mobil siapa? Apa ada tamu?" batin Alka berjalan memasuki rumah.

"Lah itu anaknya sudah datang." suara Wina terdengar.

Alka melihat Mamanya duduk disofa bersama seorang gadis cantik yang menatap ke arahnya.

"Alka, sini..." pinta Wina sambil mengayunkan tangannya.

Alka menatap Mamanya sebal seolah sudah tahu maksud Mamanya membawa seorang gadis kerumah.

"Nih kenalin Maira anaknya temen arisan Mama, baru aja lulus S1 diluar negeri, hebat banget kan Ka?" puji Wina.

Gadis bernama Maira itu terlihat mengulurkan tangannya, Alka mau tak mau membalas uluran tangan gadis itu.

"Mas Alka ya..." ucap Maira yang langsung diangguki oleh Alka.

"Tadi Mama seharian bikin kue sama Maira, nanti kamu incipin deh, masakannya juga enak." kata Wina lagi.

Alka mengangguk, Ia tak mengatakan apapun dan langsung naik ke atas.

Hampir 1 jam lamanya Alka berada dikamarnya, duduk melamun sambil merokok di balkon kamarnya.

"Alka kamu ini gimana sih, Maira udah nungguin dibawah, kita mau makan malam bareng dan kamu belum siap siap." suara Wina terdengar kesal.

"Alka capek Ma, masih mau ngilangin capeknya dulu." balas Alka malas.

"Nggak usah alesan kamu, sekarang juga kamu mandi trus turun ke bawah, jangan bikin malu!"

Dengan malas Alka bangkit dari duduknya dan berjalan memasuki kamar mandi.

Selesai mandi, Alka segera turun ke bawah melihat semua orang sudah menunggunya disana, termasuk sang Papa yang juga sudah pulang.

"Nah ini anaknya datang." ucap Wina melihat Alka berjalan ke arah meja makan.

"Maaf ya Maira, Alka kalau mandi memang lama." kata Wina lagi.

"Nggak apa apa kok Tante." Maira tersenyum manis menatap ke arah Alka sementara Alka hanya acuh.

Alka duduk disamping Maira, mereka mulai makan malam.

"Cobain deh mas, tadi aku masak telur balado. Katanya Mas suka sama telur balado." kata Maira mengambil satu telur lalu meletakan di piring Alka.

"Ya makasih." balas Alka masih acuh.

"Bener bener cocok banget kan Pa, mau nggak Pa dapet menantu kayak Maira, udah cantik, pinter, bisa masak lagi." kata Wina pada Karsa suaminya.

"Telurnya asin." celetuk Alka.

Maira terkejut saat mendengar Alka mengatakan itu.

"Alka, kamu ini kenapa sih!" protes Wina melototi Alka.

"Alka kan bilang jujur, emang telurnya asin kok, mama coba aja sendiri." balas Alka santai.

"Ma maaf ya mas, besok aku belajar lagi biar balado telurnya nggak keasinan.'' kata Maira terlihat sangat malu.

Alka menghela nafas panjang, rasanya sangat tidak nyaman seperti ini.

Selesai makan, Maira menyodorkan kue brownies untuk Alka.

"Cobain mas, kalau yang ini pasti tidak kemanisan." kata Maira.

Alka mengambil satu potong lalu menyuapkan ke mulutnya,

"Kemanisan." komen Alka lagi.

"Alka!" suara sentakan Wina kembali terdengar.

"Nggak apa apa kok Tante, nggak perlu marah. Saya malah suka kalau mas Alka jujur." kata Maira.

"Udah ah, mau tidur capek!" kata Alka bangkit dari duduknya.

"Jangan naik dulu, anterin Maira pulang!" pinta Wina.

"Bukannya udah bawa mobil sendiri?" tanya Alka mengingat didepan ada mobil sedan hitam.

"Ya tetep aja kamu yang harus nganterin, emang kamu nggak kasihan anak gadis bawa mobil sendirian malem malem gini?"

Alka menghela nafas panjang, "Trus nanti Alka pulangnya gimana?"

"Naik taksi, kamu cowok jadi nggak masalah."

"Ck, ngrepotin.'

"ALKA!" suara Wina terdengar lebih keras kali ini.

"Iya iya dianter."

Alka akhirnya menuruti keinginan Mamanya, mengantar Maira pulang.

"Maaf ya mas malah jadi ngrepotin kamu." kata Maira saat keduanya sudah berada didalam mobil berdua.

Alka hanya mengangguk saja, rasanya Ia malas mengobrol dengan orang baru seperti Maira.

"Mas nggak suka ya sama aku?" tanya Maira saat Alka sama sekali tidak mengajaknya bicara.

"Kalau aku bilang iya apa kamu nggak akan datang lagi kerumah aku?" giliran Alka yang bertanya.

"Aku tetep datang, malahan aku bakal sering sering kesana."

Alka menatap Maira heran,

"Aku udah terlanjur suka sama Mas." ucap Maira penuh percaya diri.

"Gila, kamu cewek mana bisa nyatain cinta ke cowok lebih dulu." heran Alka.

"Aku nggak peduli mas, kalau aku udah suka aku bakal ngejar sampai aku bisa dapatin apa yang aku mau."

Alka bergindik ngeri mendengar ucapan Maira, "Serah Lo deh, mau ngejar kayak gimanapun gue nggak peduli, gue cuma ngasih tahu biar Lo nggak berharap sama Gue tapi kalau Lo maksa ya terserah." kata Alka cuek.

"Sekeras kerasnya hati manusia bakal luluh kok kalau kita berusaha terus buat deketin."

Alka tertawa sinis, rasanya Ia ingin mual saat ini juga mendengar ucapan Maira yang sangat percaya diri.

"Apa kita harus ke hotel dulu biar bisa bikin Mas luluh sama aku?" tanya Maira membuat Alka terkejut lalu menghentikan mobilnya.

Alka menatap Maira dari atas hingga bawah, terlihat sangat lumayan.

Alka kembali tersenyum sinis, "Tapi sorry ya, gue nggak mau sama cewek yang udah nggak virgin."

Seketika raut wajah Maira berubah merah, Maira memalingkan wajah, tidak berani menatap Alka yang kini tertawa renyah.

Bersambung...

Jangan lupa like vote dan komenn

Terpopuler

Comments

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

tryssehat

2024-04-02

0

💅UŁΛЛ GΞUŁłS💅

💅UŁΛЛ GΞUŁłS💅

wow alka bener" mulutnya keren bisa bikin cewek itu tak berkutik 🤣🤣

2023-01-06

0

💗💞Syifa💕❣️

💗💞Syifa💕❣️

alka cari yg virgin tpi dia sendiri dah gak perjaka...... 😤😤😤😤

2022-12-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!