09

Sore tadi Amina membaca buku dikamar dan malah ketiduran, saat bangun sudah pukul 8 malam. Amina terkejut dan langsung bergegas mandi karena ada banyak tugas yang harus Ia selesaikan malam ini.

Selesai mandi, Amina membawa buku dan ponselnya keluar, Ia berniat membuat tugas di gazebo belakang rumah.

Baru beberapa menit Amina mengerjakan tugasnya, Amina melihat Alka menghampirinya.

"Buatkan aku susu hangat!" pinta Alka pada Amina.

"Baik Tuan." Amina bergegas bangkit dari duduknya, berjalan menuju dapur untuk membuatkan susu hangat.

Sementara Alka masih disana, memandangi meja tempat Amina meletakan buku dan ponsel.

Alka mengerutkan keningnya saat melihat ponsel Amina bukan ponsel yang Ia belikan kemarin, ponsel android biasa yang mungkin harganya sangat murah.

Alka kembali ke kamarnya, menunggu Amina mengantar susu untuknya. Baru saja Alka duduk, Amina sudah memasuki kamar sambil membawa segelas susu hangat.

Alka memandangi Amina dari atas sampai bawah, gadis itu mengenakan piyama panjang namun entah mengapa Alka masih saja merasa ingin jika melihat Amina.

"Apa kau menjual ponselmu?"

Amina mengerutkan keningnya, menatap Alka "Saya tidak menjualnya."

"Lalu kemana ponselmu?" tanya Alka.

Amina tak menjawab, Ia berniat pergi dari kamar Alka namun Alka malah menarik tangannya dan membawanya ke ranjang.

"Ap apa yang Tuan lakukan?" tanya Amina takut.

Alka tersenyum nakal, "Tentu saja kita akan melakukannya lagi, apa kau tidak butuh uang?"

Ketakutan Amina berubah menjadi kebencian setelah mendengar ucapan Alka, "Lepaskan saya atau saya akan teriak!" ancam Amina.

"Kenapa? Kau benar benar tidak butuh uang? Apa kau tidak ingin membeli sesuatu?" tanya Alka merasa heran karena Amina memberontak.

"Tidak, saya tidak akan melakukannya lagi. Lepaskan saya atau saya akan teriak!"

Alka akhirnya melepaskan Amina, "Kau terlalu sombong, lihat saja jika nanti kau membutuhkan uang lagi. Aku tidak akan membantumu!" kata Alka.

Amina menatap Alka sejenak sebelum akhirnya Ia pergi meninggalkan kamar Alka.

Alka terlihat kesal, Ia bahkan menjambak rambutnya sendiri, "Benar benar memalukan, bisa bisanya dia menolak keinginanku!" umpat Alka.

Dan setelah keluar dari kamar Alka, Amina kembali ke gazebo belakang. Rasanya Amina ingin menangis melihat apa yang Alka lakukan padanya.

"Tentu saja dia akan menganggapku seperti itu, aku yang memulainya, aku yang sudah membuatnya seperti itu." gumam Amina menghela nafas panjang lalu duduk, ingin melupakan apa yang terjadi malam ini dengan belajar.

Paginya, Amina membantu ibunya menyiapkan sarapan seperti biasa.

Amina melihat Alka turun ke bawah, Ia pikir Alka akan sarapan namun ternyata tidak, Alka langsung keluar rumah.

Amina menghela nafas panjang, mencoba tidak memperdulikan sikap Alka padanya. Apa yang dia lakukan semalam benar, Ia harus menolak Alka karena Ia bukan pelacur.

"Hanya tinggal sebentar lagi dan kau bisa segera pergi dari sini. Jangan pikirkan lagi Amina."

...****************...

Hari berganti minggu, minggu berganti bulan. Tak terasa Amina sudah menyelesaikan ujian sekolahnya dan hari ini adalah hari kelulusan Amina.

Beberapa bulan terakhir sangat berat untuknya, mengingat Ia harus melewati ujian sekolah dan membantu ibunya bekerja, apalagi sikap Alka sudah berubah semenjak Ia menolak keinginan Alka.

Alka menjadi dingin dan galak padanya, bahkan tak jarang Alka memarahinya hanya karena kesalahan sepele.

Dan sekarang, Amina sudah lulus sekolah, Ia berniat mencari pekerjaan dan pergi dari rumah neraka itu.

"Apa kau tidak ingin kuliah?" tanya Salsa teman Amina.

Amina tersenyum lalu menggelengkan kepalanya, "Aku ingin tapi aku tidak memiliki biaya."

"Kau bisa mengajukan beasiswa, nilai mu sangat bagus aku yakin kau akan mendapatkannya." kata Salsa.

"Aku tidak yakin tapi sepertinya aku akan memilih bekerja saja."

"Sayang sekali."

Amina kembali tersenyum, mencoba tegar melihat teman temannya lulus sekolah bisa melanjutkan ke universitas yang mereka mau sementara dirinya tidak.

Ditempat lain, Juan merasa kesal karena lagi lagi Alka uring uringan. Juan sama sekali tidak mengerti kenapa Alka seperti itu. Hampir beberapa minggu terakhir Alka menjadi pemarah setiap harinya. hanya kesalahan sepele saja Ia langsung mendapatkam amukan. Dan saat Juan mengajak Alka bercanda, Alka tak segan segan untuk memecatnya. Juan benar benar tersiksa menghadapi Alka yang seperti itu.

"Hari ini kita ada meeting dengan pihak Agromedia."

"Batalkan, aku sedang tidak ingin bertemu dengan siapapun!" kata Alka membuat Juan melongo tak percaya.

"Tapi Tuan, agromedia perusahaan besar, kita bisa mendapatkan keuntungan jika bekerja sama dengan mereka." ungkap Juan.

"Apa kau bosnya? Kau ingin mengaturku?"

Juan menggelengkan kepalanya, lagi lagi Alka kumat batinnya.

"Saya permisi Tuan."

Juan segera pergi dari ruangan Alka, Ia ingin kesal namun sadar jika dirinya hanyalah bawahan yang tidak bisa melakukan apapun selain mengikuti perintah.

"Sial sampai kapan aku harus seperti ini. Pelacur kecil itu benar benar sudah merusak hidupku." umpat Alka kembali mengingat penolakan dari Amina yang membuatnya sangat kesal hingga sekarang padahal itu sudah berlalu cukup lama dan Alka masih saja kesal.

Setiap hari Alka mencoba membuat ulah agar Amina merasa kalah hingga menuruti keinginannya namun Amina masih tetap pada pendiriannya, tidak ingin melakukannya lagi.

Alka merasa jika Ia benar benar sudah mempermalukan dirinya sendiri.

Ponsel Alka berdering, Ia melihat Sarah yang menghubunginya. Beberapa minggu ini Sarah rajin menghubunginya namun sepertinya Alka sudah mati rasa, Ia sudah tidak memiliki perasaan pada Sarah padahal dulu Alka selalu menunggu Sarah menghubunginya namun sekarang, Ia malah sering menghindari Sarah.

Alka sengaja tidak menjawab panggilan telepon dari Sarah hingga panggilan berakhir namun sedetik kemudian, Sarah kembali meneleponnya. Berulang ulang dan akhirnya Alka menjawab panggilan dari Sarah.

"Apa!" Alka terkejut saat menjawab panggilan dan mendengar suara di penelepon bukan Sarah melainkan teman Sarah.

"Aku akan segera kesana." ucap Alka lalu mengakhiri panggilan.

Alka beranjak dari duduknya, Ia segera keluar dari ruangannya untuk menghampiri Juan, "Pesankan tiket ke paris sekarang." perintah Alka lalu pergi meninggalkan Juan.

"Tiket ke paris? Bukankah mereka sudah putus?" gumam Juan merasa heran namun Ia tetap menuruti perintah Alka.

"Mau kemana?" tanya Wina saat melihat Alka pulang awal namun berniat pergi lagi dengan membawa koper.

"Aku harus ke paris hari ini, Sarah sakit."

"Apa kau gila? Sarah sudah menolakmu dan kau masih ingin menemuinya?"

"Berhentilah mengomel Ma, aku harus berangkat sekarang." kata Alka mencium pipi Wina lalu keluar dari rumah tidak memperdulikan omelan Wina yang masih terdengar.

Setelah melewati perjalanan selama 16 jam, Alka akhirnya sampai diparis. Alka segera menuju ke rumah sakit tempat Sarah dirawat.

"Honey..." panggil Sarah dengan suara lemah, berbaring di ranjang rumah sakit dengan tangan yang terinfus.

Alka segera menghampiri Sarah lalu memeluknya namun rasanya berbeda, rasanya sudah tidak sama lagi.

Alka sudah tidak mencintai Sarah.

Bersambung...

Jangan lupa like vote dan komen yaaa

Terpopuler

Comments

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

trusssbar

2024-04-02

0

Olla Tulandi Jom

Olla Tulandi Jom

sarah dengan orofesi sebagai model,,, punya pacar berganti padangan,, hahaaa alka menjaga tapi sarah yg liar pergaulan,, tuh alka rasain tuh bekas orang

2022-12-18

1

Eka Bundanedinar

Eka Bundanedinar

haha sudah tak cinta sarah apalgi klo tau sarah mngkin diparis jg ada pacar lbh prahnya udah prnah lkuin dan itu sakit krna hamil bisa aja kn
kamu udah kena pelet amina ya alka g bisa jauh dr amina

2022-12-18

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!