JERAT CINTA ALKA

JERAT CINTA ALKA

01

Langit paris terlihat mendung, semendung hati Alka sore ini.

Ini sudah ketiga kalinya Alka melamar kekasihnya namun lagi lagi ditolak.

Alasan penolakan pun masih sama, karena karir.

"Jika aku menikah dengan mu dan kita memiliki anak, tubuhku bisa rusak, aku tidak akan bisa menjadi model lagi." Kata kata Sarah yang masih terngiang dan membuat Alka merasa sakit hati.

Alka membuka kopernya, memasukan baju dan barangnya disana, Ia harus pulang ke indonesia hari ini juga.

Rasanya Alka sudah tidak betah berada disini.

Empat hari Ia berada diparis hanya demi menyiapkan surprise lamaran untuk Sarah namun semua sia sia karena Sarah kembali menolaknya.

Pintu terbuka, Alka melihat Sarah memasuki kamar hotel tempat Ia menginap selama beberapa hari ini.

Terlihat Sarah langsung memeluk Alka dari belakang.

"Apa kau akan pulang sekarang? Kita bahkan baru bertemu sebentar."

Alka menghela nafas panjang, disatu sisi Ia masih ingin tinggal disini melepas rindunya pada Sarah namun di sisi lain Ia merasa sakit hati atas penolakan Sarah.

"Aku harus kembali sekarang karena banyak pekerjaan yang sudah ku tinggalkan demi ini."

"Apa kau marah padaku sayang?" Tanya Sarah yang kini sudah mengalungkan kedua tangannya ke leher Alka.

Alka memaksakan senyumnya, "Aku kecewa, tiga kali aku melamarmu dan kau masih tetap menolak ku,"

"Ku mohon mengertilah, beri aku waktu satu tahun lagi. Aku hanya ingin menyelesaikan kontrak ku dan setelah itu kita menikah." Kata Sarah meyakinkan.

"Itu yang kau ucapkan satu tahun yang lalu saat aku  melamarmu, sekarang kau kembali mengucapkan itu padaku lalu tahun depan saat aku akan melamarmu, apa kau akan mengatakan itu lagi?"

Sarah menggelengkan kepalanya, "Tidak Alka, aku janji padamu. Saat ini aku hanya masih belum siap. Karir ku sedang bagus, aku tidak mau menyianyiakan kesempatan ini."

Alka kembali memaksa senyum, "Baiklah aku mengerti, tapi aku tidak tahu apakah tahun depan masih kembali melamarmu atau tidak." Kata Alka membuat Sarah terkejut.

"Kenapa kau mengatakan hal seperti itu? Apa kau ingin kita putus?"

"Lalu untuk apa lagi? Aku sudah tidak bisa menahan diri lebih lama lagi. Menahan rindu setiap harinya, kau di paris sementara aku di indonesia. Aku benar benar tidak bisa Sarah." Ungkap Alka.

Sarah terdiam, "Lakukan apapun yang kau inginkan sekarang tapi ku mohon jangan meminta ku menikah sekarang." Kata Sarah membawa tangan Alka ke kancing bajunya namun dengan cepat Alka menolak, menarik tangannya dari kancing baju Sarah.

"Aku mencintaimu Sarah, aku hanya ingin melakukan disaat kita sudah menikah, aku tidak ingin merusakmu." Kata Alka "Jika memang kamu tidak bisa menikah sekarang tidak apa apa, aku bisa mengerti tapi aku tidak tahu apakah tahun depan aku akan melamarmu lagi atau tidak, aku tidak tahu Sarah."

Sarah menangis mendengar ucapan Alka, Sarah sangat mencintai Alka namun Sarah tidak bisa meninggalkan karirnya hanya demi menikah dengan Alka. Meskipun setelah menikah, Ia akan menjadi Nyonya dan tidak perlu bekerja namun bukan itu yang Sarah inginkan, Ia hanya ingin mendapatkan impiannya selama ini, menjadi model terkenal.

"Ku mohon, aku tidak ingin putus." Kata Sarah menangis sesenggukan.

Alka yang tak tega melihat wanita yang Ia cintai menangis pun segera memeluk Sarah.

"Aku tidak memutuskan hubungan kita, aku hanya sedang kecewa. Maafkan aku dan jangan menangis lagi." Kata Alka menghapus air mata yang membasahi pipi Sarah.

"Aku berjanji akan sering pulang ke Indonesia untuk mu."

Alka tersenyum, "Ya kau harus melakukan itu atau aku akan benar benar marah padaku."

Sarah mengangguk, menghentikan tangisnya dan tersenyum.

Sarah mengantar Alka sampai bandara meskipun Ia masih merindukan Alka namun Ia tak bisa memaksa Alka untuk tetap tinggal disini lebih lama.

"Jaga kesehatanmu, jangan terlalu diet ketat, aku tidak ingin terjadi sesuatu padamu." Kata Alka saat sudah sampai bandara.

"Ya kau juga, jangan lupa menghubungi ku saat sudah sampai."

Alka tersenyum dan mengangguk, Ia berbalik menyeret kopernya, segera pergi meninggalkan Sarah.

Di dalam pesawat, Alka menghela nafas berkali kali, Ia ingin melupakan kejadian hari ini namun rasanya masih sulit.

"Apa yang harus ku katakan pada orangtuaku Sarah, lagi lagi kau menolak ku, mereka pasti tidak akan terima." Gumam Alka dengan raut wajah sedih.

....

Jam pelajaran baru saja usai, Amina segera membereskan bukunya agar tidak tertinggal dilaci. Amina segera keluar dari kelas, Ia harus segera pulang dan membantu Ibunya bekerja dirumah Tuan Karsa sebagai pembantu.

Tiga hari yang lalu  penyakit asam lambung ibunya kambuh jadi tidak boleh kelelahan, sebagai gantinya  Ia harus menggantikan posisi ibunya saat sore hari agar Ibunya tetap memiliki penghasilan untuk biaya sekolahnya.

Amina berjalan cepat agar tidak terlambat hingga tak sengaja Ia menabrak Rania hingga ponsel Rania jatuh ke lantai.

Pyarr... suara pecahan yang membuat jantung Amina berdegup kencang, Amina ketakutan.

"Ya ampuuunnn." Suara centil bercampur marah Rania terdengar.

"Gila Lo ya, nggak pakai mata Lo!" Teriak Rania memgambil ponselnya yang jatuh dan retak.

Rania mencoba menyalakan ponselnya namun ponsel Rania sudah mati.

Rania memperlihatkan ponselnya pada Amina "Lo lihat nih, ponsel gue rusak!"

Amina menunduk, tak berani menatap Rania "Ta tapi, aku nggak sengaja Rania."

"Nggak sengaja Lo bilang? Nggak mau tahu pokoknya Lo harus ganti ponsel Gue!"

Deg... Amina semakin ketakutan.

"Be berapa harga ponsel kamu?"

"26 juta."

Mata Amina membulat tak percaya mendengar harga ponsel semahal itu.

"Lo harus ganti!"

"Ta tapi Ran, aku nggak punya uang sebanyak itu."

Rania tertawa sinis, "Gue nggak mau tahu ya, itu urusan Lo. Gue mau Lo ganti kalau enggak gue bakal ngaduin Elo sama tante biar emak Lo yang pembantu itu dipecat sama Tante gue!"

"Jangan Ran, tolong jangan." Pinta Amina dengan mata memerah menahan tangis.

Meskipun hanya pembantu namun pekerjaan Ibunya bisa membuatnya hidup dan bersekolah seperti ini, Amina tidak bisa membayangkan jika Ibunya tidak bekerja bagaimana nasibnya nanti?

"Gimana? Mau ganti nggak!"

Amina mengangguk lemas, Ia tak tahu kemana harus mendapatkan uang sebanyak. Tabungan yang Ia miliki pun juga tidak sebanyak itu saat ini, bahkan setengahnya saja tidak ada.

"Gue tulis mereka ponsel sama warnanya, elo harus segera gantiin." Kata Rania memberikan Amina secarik kertas bertuliskan merek ponsel Rania.

Iphone pro max 14, deep purple

Setelah memberikan pada Amina, Rania segera pergi meninggalkan Amina.

Seketika Amina menangis, tak tahu apa yang harus Ia lakukan untuk mengganti ponsel Rania yang mahal itu

BERSAMBUNG...

selamat datang di novel baru aku, semoga kalian suka sama ceritanya...

Jangan lupa like vote dan komen yaaa...

Terpopuler

Comments

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

trussehat

2024-04-02

0

Rhenii RA

Rhenii RA

Di Paris

2024-03-17

0

Rhenii RA

Rhenii RA

Paris

2024-03-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!