04

Amina menggelengkan kepalanya tak setuju, tidak dia memang sangat membutuhkan uang saat ini namun mencuri bukanlah solusi agar Ia bisa keluar dari masalah ini. Bisa bisa Ia dan Ibunya di usir dari sini jika sampai ketahuan mencuri.

Amina bergegas keluar agar tak tergoda untuk mengambil ponsel Alka.

Semalaman ini Amina tidak bisa memejamkan mata, Ia memikirkan bagaimana mendapatkan uang sebanyak itu hanya dalam waktu singkat.

Jual diri saja pada om om

Perkataan sales ponsel siang tadi tiba tiba terlintas di pikiran Amina.

"Bagaimana cara menjual diri dan dengan siapa?" gumam Amina.

Hampir semalam Amina memikirkan tentang menjual diri namun dirinya tidak mendapatkan jalan keluar karena memang Ia tak tahu apapun tentang hal seperti itu.

Pagi ini Amina libur sekolah, Ia full time membantu pekerjaan Ibunya.

Saat dirinya sedang menyapu, Wina berjalan mendekatinya,

"Kau bawa ini ke kantor Alka." pinta Wina memberikan sebuah tas jinjing pada Amina.

"Kantor Tuan Alka?"

"Ya, biar di antar sama pak Soleh, sekarang!" perintah Wina.

"Baik Nyonya."

Amina bergegas membawa tas itu keluar rumah dan mencari Pak Soleh, sopir dirumah keluarga Karsa.

"Di suruh Nyonya ke kantor Tuan Alka."

Pak Soleh langsung mengangguk, "Iya, dokumen Den Alka ketinggalan, tadi juga sudah telepon aku, ya sudah naik ke mobil." ajak Pak Soleh yang langsung di angguki Amina.

Amina kini sudah berada didepan gedung kantoran yang menjulang tinggi, Ia segera masuk.

"Cari siapa?" tanya Satpam yang berjaga di pintu masuk.

"Disuruh Nyonya saya untuk mengantar ini pada Tuan Alka."

"Sebentar."

Satpam itu terlihat langsung menghubungi seseorang lalu kembali mendekati Amina.

"Langsung ke lantai 15." pinta Satpam itu menunjuk ke arah lift.

"Baik."

Amina segera memasuki lift dan pergi ke lantai 15. sampai disana Amina kebingungan karena banyak ruangan.

"Cari siapa?" tanya seorang gadis cantik yang datang menghampirinya.

"Tuan Alka, mau mengantar ini." Amina menunjukan tas yang Ia bawa.

"Oh, dokumen yang ketinggalan itu, ya sudah masuk ke ruangan itu, ada Pak Alka disana." kata gadis itu yang langsung diangguki Amina.

Amina berjalan mendekati pintu lalu mengetuknya, "Masuk!" suara Alka terdengar dari dalam dan Amina segera masuk ke ruangan Alka.

Alka menatap Amina yang membawa tas jinjing, Ia langsung paham jika Amina membawa dokumen yang tertinggal dirumah.

"Saya diminta nyo-" ucapan Amina terhenti kala Alka menerima panggilan telepon.

Amina diam dan mendengar Alka berbicara,

"Ck, aku sudah transfer kemarin apa belum masuk?" suara Alka terdengar kesal.

"Aku transfer lagi, kali ini 50 juta, apa cukup?" ucap Alka yang membuat Amina terkejut mendengar nominal uang yang dibicarakan Alka.

"Ternyata Tuan Alka tak kalah kaya dari Tuan Karsa." batin Amina.

"Letakan disana dan pergilah." kata Alka menunjuk ke arah meja.

Amina mengangguk, langsung meletakan tas yang Ia bawa ke meja dan segera keluar.

Sepanjang perjalanan pulang, Amina memikirkan sesuatu yang tak terduga, Ia merasa sudah mendapatkan solusi untuk masalahnya.

"Kamu dari mana?" tanya Surti pada Amina yang baru saja pulang.

"Nganter dokumen ke kantor Tuan Alka."

"Ya sudah, Ibu mau keluar dulu. Nyonya minta dibelikan bakso."

"Biar Amina saja Buk." pinta Amina.

"Nggak apa apa kalau kamu yang beli?"

"Nggak apa apa Buk, mana uangnya." pinta Amina.

Surti memberikan selembar uang ratusan pada Amina, "Tahu kan bakso kesukaan nyonya dimana?"

Amina langsung mengangguk, segera keluar membeli bakso sebelum Nyonya Wina marah.

"Bakso biasa satu yang Mang." pinta Amina pada warung bakso langganan keluarga Karsa.

"Siap Neng."

Amina duduk dikursi panjang, menunggu pesanan datang bersama beberapa orang yang sedang makan bakso.

"Gila banyak duit Lo sekarang." ucap seorang yang duduk disamping Amina pada temannya.

"Kalau Lo mau, gue ada nih Sugar Daddy, cuma muasin batangnya aja kita punya banyak duit." balas orang yang didepannya.

Amina mendadak merinding mendengar hal seperti itu, Ia memang tahu hal seperti itu karena sering mendengar cerita dari teman sekolahnya yang memiliki kekasih.

"Udah enak, dapet uang lagi." celetuknya lagi yang membuat Amina akhirnya bangkit dan memilih berdiri disamping penjual baksonya.

"Terima kasih Mang." ucap Amina menerima bakso pesanannya.

Amina berjalan keluar dari warung bakso, sepanjang perjalanan Ia banyak melamun memikirkan pembicaraan orang orang yang ada diwarung bakso tadi.

"Aku sering mendengar tapi belum pernah melihat hal seperti itu." gumam Amina mengingat saat Ia menonton drama korea dan selalu menutup matanya jika melihat adegan ciuman.

Sampai dirumah Amina menyiapkan bakso ke dalam mangkok lalu Ia antar ke kamar Wina.

Amina kembali melanjutkan pekerjaannya hingga tak terasa malam hari.

Amina baru saja selesai mandi keramas, Ia sudah merasa segar sekarang.

Amina keluar kamar untuk membereskan meja makan.

"Buatkan aku jus buah." pinta Alka yang baru saja turun dari kamarnya.

"Hanya ada buah alpukat."

"Ya tidak apa apa." balas Alka lalu kembali naik ke atas.

"Padahal baru saja makan, apa dia sudah lapar lagi?" heran Amina.

Amina segera membuatkan jus untuk Alka dan dia segera naik ke atas, ke kamar Alka.

Amina masuk ke dalam, melihat Alka duduk diranjang sambil memainkan ponsel.

"Taruh dimeja!"

Amina tak menjawab namun segera meletakan gelas berisi jus dimeja.

Amina berdiri menatap Alka,

"Kenapa kau menatap ku seperti itu." tanya Alka galak.

"Bisakah Tuan memberi ku uang 26 juta?"

Alka terkejut, tentu saja terkejut mendengar gadis Sma meminta uang sebanyak itu padanya.

"Untuk apa?"

Amina terdiam.

"Untuk apa?" tanya Alka sekali lagi.

"Untuk membeli ponsel."

Alka mengerutkan keningnya,

"Ponsel seperti milik Tuan, bukankah harganya 26 juta?" tanya Amina mengingat ponsel Alka sangat mirip dengan ponsel yang di minta oleh Rania.

Alka tersenyum nakal, Ia merasa gadis Sma didepannya itu sangat menarik, "Lalu apa yang akan kau berikan padaku jika aku membelikan mu ponsel itu?"

"Apapun Tuan, saya bisa melakukan apapun. Bekerja disini selamanya pun tak masalah." ucap Amina merasa sedikit senang karena Alka terlihat berminat membantunya.

"Tapi aku tidak menginginkan itu." balas Alka.

Amina mulai ketar ketir, Ia merasa Alka akan meminta sesuatu yang Ia pikirkan semalaman kemarin.

"Apa yang Tuan inginkan?"

"Tidurlah denganku semalam dan aku akan membelikanmu ponsel itu." kata Alka yang sudah bisa ditebak oleh Amina.

"Apa tidak ada cara lain Tuan?"

"Tidak, hanya itu jika kau mau. Jika tidak juga tidak masalah."

Amina terdiam cukup lama, memikirkan tawaran Alka hingga akhirnya Ia menjawab, "Baiklah Tuan, saya akan menyerahkan diri saya pada Tuan. Hanya semalam ya hanya semalam."

Bersambung ...

Jangan lupa like vote dan komen...

Terpopuler

Comments

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

truscerua

2024-04-02

0

💅UŁΛЛ GΞUŁłS💅

💅UŁΛЛ GΞUŁłS💅

aduh anima 😳

2023-01-05

0

Yuni Aqilla

Yuni Aqilla

🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️

2022-12-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!