Basu Prameswari Mahadewi

Mohon maaf karena kemarin tidak sempat update novel ini, dikarenakan anak saya sedang sakit flu. Maka kami memohon dengan hormat, agar mendoakan untuk segera diberikan kesembuhan serta senantiasa diberikan kesehatan. Sebagai permohonan maaf dan bentuk terimakasih atas doa yang diberikan kepada kami. Maka, pada bab ini saya lampirkan silsilah keluarga Basu Karna.

Sekali lagi, terimakasih dan selamat membaca!

...****************...

Keesokan harinya, saat memasuki waktu makan siang. Seorang pelayan setengah baya meninggalkan makanan dan pergi diam-diam, berkata: “Tuan muda, nyonya, waktunya makan siang!”

Basu Karna keluar dari kamarnya, melihat Ibu Radha menggandeng seorang wanita berbaju hitam yang terus mengusap matanya.

Wanita kecil nakal dan unik ini menunjukkan penampilan yang sangat memalukan. Mereka duduk di meja makan, penuh dengan makanan yang ditinggalkan oleh pelayan setengah baya sebelumnya.

Basu Karna memandang wanita berbaju hitam yang berusia sekitar 14 atau 15 tahun. Dia terlihat sangat mirip dengan Ibu Radha, tetapi memiliki wajah yang lebih kekanak-kanakan dan lebih muda.

Ketika wanita kecil tersebut melihat Basu Karna memperhatikannya, dia segera menutupi wajahnya dengan beludru hitam.

“…..” Basu Karna menghela nafas dalam hati.

Di Benua Mahabarata, jika seorang wanita ditutupi dengan beludru hitam, kecuali untuk wanita pencuri yang sangat langka, hanya ada satu kemungkinan lain yaitu seorang janda.

Wanita berbaju hitam ini pasti putri tertua dari Ibu Radha atau adik ke dua dari pria menyedihkan ini, yang bernama Basu Prameswari Mahadewi.

Dia jenius dalam Keluarga Basu. Dia berhasil membuat kontrak dengan gunwang dan resmi menjadi dalwang pada usia delapan setengah tahun. Sayangnya, Benua Mahabarata lebih patriarkal. Di benua ini, wanita yang merupakan anggota keluarga utama akan menjalani pernikahan politis.

Cepat atau lambat, mereka akan menikahi orang lain. Selain itu, masih ada jenius lain yang lebih pantas menerima perawatan lebih dari Keluarga Basu, Basu Wratsangka putra dari Basu Matsyapati, yang juga merupakan paman tertua dari pria menyedihkan ini. Dia adalah putra tertua dari Basu Matsyapati yang berhasil menjadi dalwang pada usia sepuluh tahun dengan kemampuan bawaan dan binatang yang lebih baik.

Selanjutnya ada Basu Satyaki yang berhasil menjadi dalwang pada usia sebelas tahun, Basu Sweta, berhasil menjadi dalwang pada usia dua belas tahun. Selain itu ada putri kedua dari Basu Matsyapati, bernama Basu Utari yang berhasil menjadi dalwang pada usia lima belas tahun. Terkahir, Basu Utaraputra yang juga merupakan anak dari paman Matsyapati, menjadi dalwang pada usia lima belas tahun.

Maka, Basu Prameswari Mahadewi tidak terlalu menonjol. Apalagi kemampuan bawaan dan binatangnya adalah tipe tumbuhan. Sehingga membuat orang-orang dalam Klan Basu tidak terlalu optimis tentang potensinya.

Namun, ada Sekte Widyadari yang memperhatikan Basu Prameswari Mahadewi. Sekte ini hanya menerima murid perempuan, dan merupakan jajaran dari empat sekte besar. Sedangkan untuk tiga lainnya, tidak ada satu pun yang merespon.

Keluarga Basu, memiliki banyak orang jenius. Sedangkan pria menyedihkan yang hampir berusia 19 tahun ini belum dapat membuat kontrak dengan gunwang, pantas jika dikatakan sebagai sampah.

Basu Karna berpikir, bahwa tidak heran jika putri dari Keluarga Wijaya akan membatalkan pertunangan, jika anda adalah seorang jenius yang akan menikah dengan seorang suami sampah, tidak kompeten dan tidak memiliki masa depan. Bagaimana anda mau menikah dengannya?

Kemalangan ini juga berlaku untuk Basu Prameswari Mahadewi, seorang jenius yang disiapkan oleh klan untuk menjalani pernikahan politis!

Persepsi masyarakat yang sangat menyedihkan! Dunia yang kejam, layaknya dunia binatang!

“Kakak, selamat telah menjadi dalwang!” Basu Prameswari Mahadewi berkata dengan lirih.

Basu Prameswari Mahadewi bertanya pada Basu Karna dengan ragu: “Apa khodam yang kakak dapatkan? Binatang berjenis apa?”

“Kabut, kelas elemental.” Basu Karna menemukan keanehan pada dirinya, bahwa dia tidak mengatakan yang sebenarnya sejak dia bertransmigrasi ke Benua Mahabarata.

“Sayangnya itu kelas elemental! Jika itu binatang tipe tumbuhan, mungkin saya dapat mengajari banyak hal kepada kakak.” Basu Prameswari Mahadewi memegang mangkuk untuk sementara waktu dan berbisik: “Ehemm, saya akan memberi Anda Suket Teki Gragas tingkat terendah, tetapi ini akan menyia-nyiakan kapasitas dari gunwang kakak.”

“Tidak apa-apa.” Basu Karna menjawab dengan tegas agar tidak menyakiti hati Prameswari Mahadewi. Dia sendiri memiliki Bayangan Jin dan Cahaya Malaikat yang dapat dibangkitkan selama sepuluh hari, serta Prana Tombak Gaib. Maka perihal kapasitas gunwang tembaga dalam mengontrak binatang bukan hal yang paling penting.

Jadi, ketika Prameswari Mahadewi memberikan binatang tersebut dan menawarkan dirinya mengajari Basu Karna, tentu dia akan menerimanya dengan senang hati.

Satu untuk berurusan dengan Ibu Radha. Kedua, untuk membiasakan diri dengan keterampilan dasar dalwang yang mungkin bisa digunakan dalam pertempuran di masa depan.

Tanpa banyak bicara, Basu Prameswari Mahadewi mengangguk dengan lembut, dan diam-diam menghabiskan makanan yang disajikan. Wanita kecil itu berdiri dari kursi dan merentangkan sendoknya untuk mengambil ikan bakar di atas meja. Melihatnya memegang meja hanya dengan satu tangan, Basu Karna merasa heran dengan si kecil. Sedangkan Ibu Radha menepuknya, memarahi Mahadewi karena tidak memiliki etika dasar dalam menikmati sajian makanan.

Wanita kecil itu sangat ketakutan, tetapi dia masih berhasil menghancurkan sepotong besar daging ikan bakar. Ketika dia meluruskan pinggangnya, wajahnya belepotan, penuh dengan kecap ikan bakar, kursinya bergoyang, kedua kakinya gagal menopang tubuh dan berakhir jatuh ke tanah.

Sebelum wanita kecil itu jatuh ke tanah, Basu Karna melempar mangkuk makanannya untuk menangkap kepala kecil dan bokong kecilnya. Sehingga Basu Prameswari Mahadewi tidak sampai jatuh ke tanah.

“Kak Karna, benar-benar hebat!” Kata Basu Prameswari Mahadewi dengan wajah pucat.

Ibu Radha yang melihat perstiwa tersebut, merasa marah dan berdiri, untuk memberikan pelajaran kepada wanita kecil ini. sedangkan wanita kecil yang mengetahui akan dimarahi ibunya, segera berlari menghindar.

“Karna, kamu tidak apa-apa?” Tanya Ibu Radha yang mencoba membantu Basu Karna berdiri.

“Tidak, tidak kenapa-napa!” Entah kenapa, Basu Karna merasa sangat tidak mau membuat Ibu Radha khawatir. Maka, dia segera melompat dari tanah.

Hey, bahkan dia tidak jatuh sama sekali, hanya saja terpana selama beberapa detik, terkejut dengan keahliannya sendiri dan bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Kapan tubuh ini menjadi sangat fleksibel? Apakah ini efek dari mengultivasikan Prana Tombak Gaib? Mungkinkah karena kemampuanku dalam kehidupan sebelumnya?

Sepertinya, karena telah memasuki tahap pertama dari Prana Tombak Gaib!

Basu Karna merasa sangat bersemangat dan sangat bahagia atas perhatian ibu cantik Radha. Kemudian duduk kembali di meja untuk melanjutkan makan.

Basu Prameswari Mahadewi yang masih memegang mangkuk kecil, terkejut melihat kemampuan Basu Karna dan berkata dengan heran: “Apakah kak Karna telah kultivasi tehnik pertempuran tertentu? Saya juga berlatih tehnik pertempuran, tetapi tidak dapat merespon seperti yang kakak lakukan barusan. Jika kakak dapat membuat kontrak dengan binatang kelas penguatan dan mengkombinasikannya dengan khodam kabut kelas elemental kakak. Maka kekuatan tempurnya akan sangat ditingkatkan. Tampaknya ini menjadi metode bertempur yang paling cocok untuk kakak gunakan.

Meski ada sedikit ke khawatiran di benaknya. Ibu Radha masih merasa senang atas evaluasi Mahadewi.

Episodes
1 Transmigrasi
2 Ibu Radha
3 Dalwang, Pemilik Gunwang
4 Kekuatan OP Otaku Basu Karna
5 Tehnik Tombak Klan Basu
6 Dewi Roh Tombak
7 Tangan Brajamusti; Tahap Pertama Prana Tombak Gaib
8 Basu Prameswari Mahadewi
9 Kontrak Binatang Pertama
10 Tembakan Bulu Duri Beracun
11 Peran Guru Berbalik
12 Kemampuan Pemakan Bangkai Suket Teki Gragas
13 Kelahiran Jenius Basu Purocanaputra
14 Jenius Basu Nartosabdo
15 Boneka Kelinci Pancanitas
16 Liontin Giok Hitam
17 Segel Liontin Giok Hitam
18 Ulat Menjadi Kupu-kupu
19 Kelahiran Jenius Ksatra Brata
20 Menghancurkan Logika Benua Mahabarata
21 Tri Pramana, Tahap Kedua Prana Tombak Gaib
22 Mendaftar Anggota Serikat Tentara Bayaran
23 Pria Tua Resepsionis Serikat Pembunuh
24 Lulus Ujian Serikat Pembunuh
25 Mendapatkan Peta Bunga Kala dan Gelar Hantu Pendendam
26 Pertarungan Perdana Melawan Watu Ireng
27 Hidangan Perdana Suket Teki Gragas
28 Pesta Seks? Tidak Buruk!
29 Menggoda Pencuri Bermata Cerah
30 Cinta Dalam Diam
31 Dendam Wanita Berpayudara Besar
32 Tylak Terbunuh
33 Candi Dewata
34 Permaisuri Gagak Dhumavati
35 Tapak Dara
36 Permintaan Permaisuri Dhumavati
37 Loli Gagak Iblis
38 Sri Rajni Dhumavati
39 Bangunan Hutan Subaga
40 Tuan Hastin
41 Bertarung Melawan Hastin
42 Surendra Mengganggu Pertempuran
43 Alam Baratayuda
44 Surendra, Tak Tahu Malu
45 Pawitra Yuda
46 Lembu Prakosa Tembaga
47 Mata Pralaya Lembu Prakosa Tembaga
48 Menghindari Mata Pralaya
49 Kegilaan Surendra
50 Tombak Agung Basu Karna
51 Anumana Pramana
52 Kemampuan Yasan dan Rayshiva
53 Iblis Lembu Prakosa
54 Kekejaman Bandit Gunung Kund
55 Basu Karna Menyusul Mahadewi
56 Serigala Cakar Wesi
57 Menganiaya Serigala Cakar Wesi
58 Taraksa Subali
59 Peringkat Vishaka Binatang
60 Bertemu Tuan Muda Bima
61 Bertemu Kembali Pencuri Bermata Cerah
62 Memasuki Lingkaran Teleportasi
63 Memasuki Candi Dewata
64 Pria Jujur
65 Yudistira, Dkk
66 Lembah Nogososro
67 Rencana Konyol Basu Karna
68 Pura Saka
69 Walikota Shirin
70 Memasuki Pura Cetramasa
71 Melawan Golem Mesa
72 Raja Catur Bermain Teka-teki
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Transmigrasi
2
Ibu Radha
3
Dalwang, Pemilik Gunwang
4
Kekuatan OP Otaku Basu Karna
5
Tehnik Tombak Klan Basu
6
Dewi Roh Tombak
7
Tangan Brajamusti; Tahap Pertama Prana Tombak Gaib
8
Basu Prameswari Mahadewi
9
Kontrak Binatang Pertama
10
Tembakan Bulu Duri Beracun
11
Peran Guru Berbalik
12
Kemampuan Pemakan Bangkai Suket Teki Gragas
13
Kelahiran Jenius Basu Purocanaputra
14
Jenius Basu Nartosabdo
15
Boneka Kelinci Pancanitas
16
Liontin Giok Hitam
17
Segel Liontin Giok Hitam
18
Ulat Menjadi Kupu-kupu
19
Kelahiran Jenius Ksatra Brata
20
Menghancurkan Logika Benua Mahabarata
21
Tri Pramana, Tahap Kedua Prana Tombak Gaib
22
Mendaftar Anggota Serikat Tentara Bayaran
23
Pria Tua Resepsionis Serikat Pembunuh
24
Lulus Ujian Serikat Pembunuh
25
Mendapatkan Peta Bunga Kala dan Gelar Hantu Pendendam
26
Pertarungan Perdana Melawan Watu Ireng
27
Hidangan Perdana Suket Teki Gragas
28
Pesta Seks? Tidak Buruk!
29
Menggoda Pencuri Bermata Cerah
30
Cinta Dalam Diam
31
Dendam Wanita Berpayudara Besar
32
Tylak Terbunuh
33
Candi Dewata
34
Permaisuri Gagak Dhumavati
35
Tapak Dara
36
Permintaan Permaisuri Dhumavati
37
Loli Gagak Iblis
38
Sri Rajni Dhumavati
39
Bangunan Hutan Subaga
40
Tuan Hastin
41
Bertarung Melawan Hastin
42
Surendra Mengganggu Pertempuran
43
Alam Baratayuda
44
Surendra, Tak Tahu Malu
45
Pawitra Yuda
46
Lembu Prakosa Tembaga
47
Mata Pralaya Lembu Prakosa Tembaga
48
Menghindari Mata Pralaya
49
Kegilaan Surendra
50
Tombak Agung Basu Karna
51
Anumana Pramana
52
Kemampuan Yasan dan Rayshiva
53
Iblis Lembu Prakosa
54
Kekejaman Bandit Gunung Kund
55
Basu Karna Menyusul Mahadewi
56
Serigala Cakar Wesi
57
Menganiaya Serigala Cakar Wesi
58
Taraksa Subali
59
Peringkat Vishaka Binatang
60
Bertemu Tuan Muda Bima
61
Bertemu Kembali Pencuri Bermata Cerah
62
Memasuki Lingkaran Teleportasi
63
Memasuki Candi Dewata
64
Pria Jujur
65
Yudistira, Dkk
66
Lembah Nogososro
67
Rencana Konyol Basu Karna
68
Pura Saka
69
Walikota Shirin
70
Memasuki Pura Cetramasa
71
Melawan Golem Mesa
72
Raja Catur Bermain Teka-teki

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!