Feng Xin segera menelan pil teratai merah level 9 buatan Qiong Qi yang masih tersisa 3 butir lagi di dalam cincin ruangnya.
"Uhuk!" Suara perempuan yang lembut terdengar batuk. Namun sosoknya belum terlihat karena tertutupi kabut debu yang tebal.
"Kultivator?!" Dengan bergumam dan nafas tersengal-sengal Feng Xin langsung bersembunyi di balik bebatuan gua Raja Serigala.
Feng Xin telah melihatnya, setelah kabut debu mereda. Seorang wanita cantik, kulit sangat putih dan berkilau bagai giok kaca dengan bibir merah mereka terkapar. Posisi tubuhnya sangat menantang dan menggoda untuk siap dilahap.
"Gluk!" Feng Xin meneguk saliva dan darah keluar dari kedua lubang hidungnya.
"Emm ...!" Baju kimono hitam robek disana-sini, dan tubuhnya teraliri gelombang listrik yang cukup besar hingga membuat tubuhnya mati rasa saat ini. Dari wajahnya ia tampak kesakitan dengan pipi merah merona.
Wanita itu jatuh dari bagian atas gua, atap gua jebol akibat hantaman tubuh wanita tersebut. Sepertinya tubuh wanita tersebut dihantam sangat keras oleh kultivator yang cukup kuat.
"Mei Xin! Kau tidak bisa lari!" Mendengar suara itu Mei Xin langsung bangkit dan bersembunyi di belakang batu nisan Zhu Zhi dengan raut muka panik dan takut ketahuan.
Pria yang memijak pedang terbang itu kembali berkata, "Keluarlah! Jika kau tidak ingin dihancurkan oleh bubuk Xano!"
Bubuk Xano adalah bubuk perangsang, jika dikonsumsi berlebihan akan merusak sel-sel saraf dalam tubuh. Namun, jika hasrat itu disalurkan secara terpuaskan, sel-sel di dalam tubuh akan kembali normal.
"Jangan khawatir, aku akan pelan-pelan?" Pria itu bernama Xan Gong dari kekaisaran Shu dan terus melayang dengan mata berkeliling mencari Mei Xin.
Feng Xin sendiri meringkuk ketakutan dibalik batu. Ia sama sekali tidak bisa merasakan level kultivasi Mei Xin dan Xan Gong yang berada di Golden Core bintang 7 juga bintang 8.
"Emm ... hah, hah, hah ...." Bubuk Xano mulai bekerja di dalam tubuh Mei Xin. Wanita seksi berdada D cup itu sudah tak mampu menahannya lagi.
Jika ada pria di sampingnya mungkin akan dilahap langsung olehnya.
Xan Gong tidak menemukan energi Qi milik Mei Xin yang sudah ditekan hingga titik terendah agar Xan Gong tak dapat menemukannya dan tak berbuat tak senonoh pada tubuh seksinya itu, "Betapa cepatnya dia. Aku sama sekali tak menemukannya."
Setelah mengatakan hal tersebut, Xan Gong langsung terbang melesat ke arah kekaisaran Shu dengan pedang terbangnya.
Mei Xin merasa jika Xan Gong telah pergi jauh dan coba untuk keluar menuju mulut gua. Namun ia mendengar suara nafas Feng Xin, "Ada nafas pria!"
"Oh, aaah ...!" Feng Xin langsung diterkam oleh Mei Xin dengan mengungkung tangannya dan hanya bisa berteriak tapi tak bisa berbuat apa-apa.
"Jangan takut adik kecil." Mei Xin yang sudah bern*fs* dan merona pipinya, mendekatkan kedua gunung kembarnya yang masih tertutupi kain bajunya.
Namun belahan dadanya terlihat jelas menyembul keluar, dan itu membuat Feng Xin hanya bisa menelan salivanya dalam-dalam.
Mei Xin menggoda Feng Xin dengan menggosok-gosokan dadanya yang besar di dada Feng Xin dan mengelus lembut paha kanan Feng Xin, "Biar aku mengajarimu sesuatu yang nikmat ... ugh ... aagh!"
"Ha?!" Feng Xin hanya bisa membelalakan mata dengan rahang terjatuh dan pipi merah merona. Dia tak bisa berkata apa-apa menikmati sentuhan Mei Xin.
"Ini!" Mei Xin membelalakan mata, ia tersadar jika ia terpengaruh obat perangsang bernama bubuk Xano.
PLAK!
"Bajingan!" Mei Xin menampar keras pipi Feng Xin hingga mengeluarkan darah di sudut bibirnya.
"Aduh!" Pipi kanan Feng Xin bengkak dan Mei Xin merasakan pusing amat sangat, dia memijat keningngya dengan nafas tersengal-sengal dan duduk di atas perut Feng Xin.
Mei Xin kembali kehilangan kendali dengan air liur menetes di sudut bibirnya dan memegang lengan kanan Feng Xin mengarahkannya perlahan ke arah gunung kembar miliknya, "Sentuh disini adik kecil!"
"Oh." Feng Xin hanya memejamkan mata menikmati pegangan tangan Mei Xin.
Lagi-lagi Mei Xin kembai sadar dan menghentikan tarikan tangannya ke arah gunung kembarnya. Lalu berteriak sambil menampar pipi Feng Xin, "Beraninya kau!"
"Aduh!" Pipi kanan Feng Xin tambah bengkak, "Aaah ...! Ayah, astaga bunuh saja aku!"
"Ummh ...." Mei Xin sepenuhnya hilang kendali dan langsung mencium bibir Feng Xin dengan ganas.
"Aaah, begitu hangat dan lembut. Rasa ini, rasa ini, aaaaah ....!" batin Feng Xin menikmati ciuman ganas Mei Xin.
Pergumulan itu sangat lama, Feng Xin di bawah da Mei Xin di atas. Keperjakaan Feng Xin hancur oleh buah surga milik Mei Xin.
"Aaaah ...!" Mei Xin mengeluarkan cairan surga dan lemas memeluk tubuh Feng Xin yang sudah pingsan akibat perbuatan ganas Mei Xin.
Mereka bermain hingga fajar menyingsing, Mei Xin sadar ia telah berbuat salah pada Feng Xin.
"Lebih baik aku pergi adik kecil ini sebelum ia meminta tanggung jawab padaku." Mei Xin bergumam sambil memakai baju yang ia keluarkan dari cincin ruang miliknya. Baju sebelumnya sudah robek disana-sini karena ganasnya tangan Mei Xin pada bajunya sendiri.
Setelah merapikan bajunya sendiri dan baju Feng Xin, Mei Xin langsung terbang keluar secepat mungkin agar jangan sampai Feng Xin meminta pertanggungjawaban padanya.
"Tidak, tidak, jangan berhenti." Feng Xin bangun tapi dengan masih mata terpejam masih merasa jika Mei Xin mencium seluruh tubuhnya dengan ganas. Tapi alangkah terkejutnya ketika Feng Xin membuka mata, Mei Xin tidak ada, "Eeh?! Ha?! Dimana dia?! Jadi itu hanya mimp indah, sial. Padahal ...."
Feng Xin tidak melanjutkan perkataannya karena malu. Tapi Feng Xin membelalakan mata setelah melihat motif kutukan Naga Darah di dadanya hilang, "Apa yang terjadi?! Dimana tanda merah darah di dadaku?!"
Feng Xin meraba-meraba dadanya untuk memastikan bahwa ini nyata. Lalu bangkit dengan wajah sumringah dan berjingkrak-jingkrak ria, "Kakek, nenek, aku sembuh. Aku sembuh, hore ...!"
Feng Xin sangat senang, lalu mematahkan token Tao Wu untuk memanggilnya. Agar Feng Xin bisa dibawa kembali oleh Tao Wu ke Istana Waifu.
Setelah 10 nafas, keempat kaisar iblis muncul dari formasi transisi, Feng Xin langsung memeluk Hun Dun, Tao Tie, Qiong Qi dan Tao Wu satu persatu dengan raut muka sumringah.
Lalu menunjukan dadanya, "Kakek, nenek, lihat. Kutukanku sudah hilang, lihatlah! Ha-ha-ha ...."
"Eeeh, kok bisa?!" Dun, Tao Tie, Qiong Qi dan Tao Wu melebarkan mata dengan rahang terjatuh.
"Itu, aku, aku ...." Pipi Feng Xin merona dengan menundukan malu.
"Bagus, bagus. Cucu kakek sudah besar ternyata, he-he-he ...." Tao Wu menepuk-nepuk pundak Feng Xin dengan terkekeh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Anita
Mey Xin kabur dari dan Gong tapi malah nyasar ke Feng xin
2022-12-14
1
al-del
dasar aneh dimana" perempuan yang minta pertanggungjawaban 🤦
2022-12-14
1
al-del
rejeki anak Soleh lagi Feng Xin 😂😂😂
2022-12-14
1