...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
18 tahun kemudian.
Setiap tahun ditanggal yang sama dan bulan yang sama, keempat kaisar iblis mengorbankan energi Qi mereka, untuk menekan kutukan naga darah.
Setiap tahun juga efek kutukan naga darah semakin berkurang pada Feng Xin. Tapi akibat itu semua, kultivasi Feng Xin selama 18 tahun tertahan di fase Gathering Qi Satu, karena Dantian-nya tersegel.
"Krook ... krook ... krook ...!" Feng Xin mengorok seperti B*bi dengan posisi pantat menungging. Salivanya keluar di sudut bibirnya.
Semalaman penuh ia berlatih penguatan tulang dengan Tao Wu di kolam air istana Waifu.
"Bangun cucu malas!" Qiong Qi menendang pantat Feng Xin. Dan ....
PREEET!
Feng Xin kentut sangat keras dan mengeluarkan bau yang sangat tidak sedap.
"Uugh ...!" Qiong Qi menutup hidungnya yang terlalu sensitif. Bahkan rasanya ia ingin memuntahkan isi perutnya ke kepala Feng Xin, karena saking baunya kentut cucu kesayangannya itu. "Cucu sialan! Berani kau!"
Tanpa rasa bersalah, Feng Xin bangun dengan mengerjapkan mata dan menampakan wajah imutnya itu pada Qiong Qi, "Nenek, sudah dikamarku? Hari ini mau menanam apalagi?"
Kemarahan Qiong Qi langsung mereda, jika Feng Xin sudah berbicara masalah bertani dan meramu pil, "Huff ... sudah cepat bangun dan mandi. Kakek Muka Beku sudah memasak daging naga hijau, tapi aku butuh darimu kamu satu hal. Setelah sarapan pergi dengan kakek Maniak Pedang mencari beberapa gigi naga hitam!"
"Siap, nenek." Feng Xin langsung memeluk Qiong Qi.
Walau selalu galak dalam mendidiknya, Feng Xin sangat paham. Itu semua demi kebaikan dirinya di masa depan untuk menjadikannya kultivator terkuat di seluruh alam.
Walau kultivasi Feng Xin sama sekali belum ada tanda-tanda untuk naik ke tahap selanjutnya. Keempat kaisar iblis tidak patah arang melatih dan membimbing Feng Xin.
"Ya, sudah cepat mandi, hmph!" Qiong Qi berpura-pura marah dan mendengus kesal karena tak mau memanjakan Feng Xin.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Pegunungan Jin Meng bagian timur, berbatasan dengan Kekaisaran Han.
Pegunungan Jin Meng bagian timur, dipenuhi hawa suci, embun, dan harta karun dimana-mana.
Namun sayangnya, sepanjang tahun dibagian timur pegunungan Jin Meng selalu bersalju. Bukan hanya itu, banyak binatang spiritual di tahap tanah, batu, kayu dan emas berkeliaran.
"Penatua Ma, apakah ada Ganoderma Darah Naga di tempat seperti ini?" tanya Jingshan dengan tatapan ragu dan menyangsikan keputusan Tetua Ma untuk datang ke tempat ini.
Jingshan adalah satu murid dari akademi Bintang Dewa, kekaisaran Han. Mereka bertiga mencari Ganoderma Darah Naga di kaki gunung Jin Meng.
"Ya, Ganoderma Darah Naga tumbuh di sekitar danau Ganoderma darah. Kita sudah berada di jalur yang benar." Tetua Ma terus berjalan dengan mantap diikuti kedua muridnya yaitu Jingshan dan Meng Yi yang berada di samping kanan dan kirinya.
Kemudian melanjutkan, "Sulit ditemukan jejak manusia di pegunungan Jin Meng. Bukan hanya karena pegunungan yang tinggi, jalanya terjal, licin, bersalju, dan perairan yang berbahaya. Tapi juga karena adanya rumor istana Waifu di puncak gunung."
"Istana Waifu?!" Jingshan mengernyit.
"Jadi kita harus berhati-hati masuk ke dalam pegunungan Jin Meng, terutama kau Jingshan. Jangan gegabah." Tetua Ma Zhong mengingatkan tapi ditanggapi santai oleh Jingshan. Bahkan terkesan menyepelekan.
"Penatua Ma, anda terlalu berhati-hati. Anda adalah penatua akademi Bintang Dewa di fase Ensoulment satu. Siapa yang berani mencari masalah dengan penatua Ma? Bahkan jika ada bahaya aku juga akan melindungi Meng Yi." Jinghsan menoleh ke arah Meng Yi dengan tersenyum lebar untuk menggodanya.
Hingga tak sadar, mereka bertiga sudah tiba di danau Ganoderma Darah, "Apakah kita sudah tiba?" tanya Meng Yi melebarkan mata.
"Ini danau Ganoderma Darah. Disitulah tempatnya!" Tetua Mo Zhang melebarkan mata melihat hamparan Ganoderma Darah Naga yang berada di atas danau dan sekitar danau.
Baginya itu adalah harta karun yang sangat besar, satu Ganoderma Darah Naga bisa di jual seharga 10.000 mutiara Qi. Harga yang sangat fantastis memang.
"Jingshan!" Tetua Mo Zhang memanggil Jingshan karena gegabah berlari cepat seperti seorang yang kesetanan melihat tumpukan Ganoderma Darah Naga.
"Tak disangka ada banyak Ganoderma Darah Naga disini yang paling berharga!" Jingshan terus berlari cepat dan tak memperdulikan panggilan Tetua Mo.
"Bocah bodoh! Cepat kembali!" Tetua Mo Zhang kembali memanggil sambil mengejar Jingshan yang sudah mendekati bibir danau.
"Aku akan menjadi kaya. Aku akan menjadi kaya. Aku akan menjadi sangat kaya!" Jingshan dengan wajah sumringah dan mata berbinar-binar memetik Ganoderma Darah Naga dan mengumpulkannya.
Hingga suara Jingshan mengganggu binatang spiritual yang menghuni danau Ganoderma Darah.
BLUKBUK! BLUKBUK!
Gelembung-gelembung udara keluar dari dalam danau dan semakin besar. Bahkan permukaan air danau bergejolak, hingga memunculkan naga hitam yang sangat besar.
"Groaar ...!" Naga hitam meraung keras, suaranya hingga membuat Jingshan pucat pasi, karena moncong mulutnya terarah padanya.
"Cepat kembali! Jangan sampai mengganggu Naga hitam itu!" Tetua Mo Zhang berlari cepat dan berhasil menggapai Jingshan yang sudah terduduk lemas ketakutan.
Naga hitam di tahap kayu atau setara dengan kultivator di fase Golden Core Satu. Sedangkan Jingshan dan Meng Yi hanya di fase Foundation Sembilan.
Jarak satu level saja sudah bagaikan langit dan bumi. Tentu saja, itu yang membuat Jingshan ketakutan hingga terkencing-kencing di celana.
"Gluk! Binatang Spiritual tingkat kayu?!" Jingshan mundur perlahan dengan menggeser pantatnya. Celananya sudah basah oleh cairan kencing terong M miliknya.
"Groaaar ...!" Naga hitam meraung. dan langsung menerkam Jingshan untuk menelannya mentah-mentah.
"Jiwa senjata: Pedang Safir!" Tetua Mo Zhang membentuk pedang safir hijau dari energi Qi di tangan kanannya.
"Jiwa binatang: Rubah berekor dua!" Meng Yi menyelimuti tubuhnya dengan siluet rubah putih berekor dua.
"Pergi, selamatkan Jingshan! Aku akan mengurus Naga Hitam itu!" titah Tetua Mo Zhang.
"Baik." Meng Yi mengangguk dan langsung berlari cepat ke arah Jingshan untuk menyelamatkannya dari terkaman Naga Hitam.
"Tolong! Penatua Tolong!" Jingshan berhasil menghindari terkaman mulut Naga Hitam dan berhasil lolos.
Kemudian berlari cepat menjauh dari danau, tapi Naga Hitam tak membiarkannya lolos begitu mudah. Jingshan pun tetap dikejar oleh Naga Hitam.
"Mati kau!" Tetua Mo Zhang melesat dan mengayunkan pedang Safir Hijau untuk merobek kulit Naga Hitam.
KLANG! KLANG!
Kulit Naga Hitam terlalu keras dan tak bisa dirobek oleh bilah pedang Safir Hijau. Dengan mendesis, Naga Hitam membalikan kepala dan menatap tajam Tetua Mo Zhang. Lalu menembakan sinar energi Qi jingga dari mulutnya ke arah Tetua Mo Zhang.
SWUSH!
Bilah pedang Safir ditegakan di tengah kepala untuk membelah energi Qi Jingga, agar tak mengenai tubuh Tetua Mo Zhang secara langsung.
Sayangnya, Tetua Mo Zhang tubuhnya gemetaran, tak kuat menahan tembakan energi Qi dari mulut Naga Hitam.
"Kuat Sekali Naga Hitam itu dan lebih kuat dariku?! Apa-apaan Naga Hitam itu bisa naik satu tahap di tahap Raja begitu cepat?!" gumam Tetua Mo Zhang melebarkan mata dan sudah tak kuat lagi menahan serangan Naga Hitam. "Jingshan! Meng Yi, cepat lari!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Kacan
pertama kali can baca novel begini. ternyata seruu woiiiiii
2023-03-05
0
Husain Al Fachri
anti kentut
2022-12-27
0
Anita
walah kentut nya FengXin keras juga 😄😄😄
2022-12-14
1