Kenan adalah satu dari banyaknya anak yang dulu sering menghina dan membully Shafana, tidak terkecuali Shifani adiknya sendiri ikut serta saat pembullyan itu terjadi, tidak ada yang mengetahu antara Shafana dan Shifani adalah saudari, keduanya sepakat merahasiakan hubungan mereka dengan alasan masing-masing, jika Shafana di kenal dengan Si upik abu buruk rupa, maka Shifani adalah kebalikannya Shifa cantik dan menawan, tidak hanya itu Shifa memiliki kelebihan memakai pakayan yang selalu mengikutu trend masa kini.
Shafana tidak akan lupa wajah-wajah yang selalu menghina dan merendahkannya di masa sekolah menengah atas dahulu, ia masih ingat bagai mana ekspresi kegembiraan diwajah para pelaku selalu menganggapnya bahan lelucon, bahkan tak ayal wajah-wajah mereka selalu mampir di mimpi buruknya hingga kini.
Hah..
Untuk sekian kalinya Fana menghembuskan nafas malas, setelah memanggil ayah dan adiknya, sekarang kakinya mengayun menapaki satu persatu anak tangga menuju lantai dua, tidak lain dan tidak bukan untuk memanggil Kenan seperti yang di perintahkan Bibi Lily.
Tok
tok
tok
Tanpa sabar Fana mengetuk pintu itu berulang kali, "Apa si pahit lidah itu mati di dalam dana?, mengapa lama sekali? "
Dorr
Dor
Fana menggedor pintu itu dengan kepalan tangannya, "Apa dia benar-benar mati? aku harus mencari bantuan!" di saat bersamaan Kenan membuka pintu.
Kenan mendekati Shafana, respon yang di lakukan Shafana sangat berlebih menurut Kenan, ia jelas melihat Fana memalingkan wajah dengan rona pipi berwarna merah jambu di balik kaca mata tebalnya, Kenan merasa gemas ingin melempar kaca mata itu agar bisa leluasa melihat si buruk rupa yang merona, tidak menarik sama sekali.
"Kenapa kau telanjang?"
"Aku habis mandi, karna kau sepertinya ingin mendobrak kamarku maka aku tidak sempat memakai baju ku terlebih dahulu."
"Alasan saja." Karna Pria gila ini mataku jadi tercemari, akan sangat sulit membuatnya suci kembali pikir Fana menambah-nambahi.
"Kau mengatakan sesuatu?"
"Lupakan, cepatlah turun!"
"Ada apa?" Ujarnya malas, "selain keahlianmu memperburuk dirimu sendiri, kau sangat ahli membuat orang marah!"
"Ya Tuhan, ingin rasanya aku menyumpalkan bomz sungguhan pada mulutnya yang pahit itu", gerutunya.
"Hey, aku mendengarmu! "
"Itu artinya kau tidak tuli. Bibi Lily menyuruhmu turun kebawah untuk makan malam". Tanpa menunggu jawaban dari laki-laki menyebalkan itu Fana berlalu begitu saja tidak ingin berdebat lebih lama lagi, bagi Fana kesehatan mentalnya adalah yang paling utama.
Tidak terasa kakinya Fana sudah di depan meja makan, karna memang sela berjalan pikirannya ikut berlarian tak menentu.
"Di mana Kenan Nak? "
"Sebentar lagi Kenan turun paman, dia akan mengenakan pakaian terlebih dahulu.
"Kenapa lama Ken? ".
"Maaf Ma, tadi Ken habis mandi" baik kenan maupun Shafana keduanya sama-sama menarik kursi masing-masing untuk mereka duduki.
Makan malam berjalan dengan baik dan keheningan yang menemani, dan sesekali dentingan alat makan yang terdengar, sampai pada saat Ayah Randy membuka pembicaraan.
"Shafana, boleh Ayah bertanya sesuatu? " Ayahnya bertanya dengan nada lembut mendayu penuh kasih sayang.
"Tentu, tanyakan saja"
"Apa kamu sudah memiliki kekasih nak? ". Shafana menghentikan kunyahannya, mendadak makanan di mulutnya tersa pahit, dan sulit untuk ia menelan sehingga makanan itu tetap berada di indra perasanya, tubuhnya kaku, lidahnya kelu dan makanan masih tertahan disana, tak dapat menjawab kini Shafana hanya mampu mengggelengkan kepala lemah, dengan senyum pedih memamerkan pagar giginya, kemudian menundukan kepala menyembunyikan rasa sesak yang entah sejak kapan melingkupinya.
"Begini nak, ada yang melamar adikmu, dia seorang pemuda dan berniat serius dan ingin menikahi adikmu, hanya saja ayah ingin menikahkanmu lebih dulu, sehingga ayah hanya bisa menangguhkan lamaran itu".
Secara perlahan Shafana mengangkat kepalanya tatapan teduh ia tunjukan untuk ayahnya, lekas tangannya terulur mengusap punghung tangan ayahnya dengan lembut.
"Ayah tidak perlu mengkhawatirkan aku!. Aku baik-baik saja, jiga menurut ayah laki-laki itu baik dan pantas untuk menjadi suami Shifa maka nikahkan saja mereka, Sungguh Fana tidak apa ayah, "
"Fanaa"
"Ayah, untuk kali ini saja" Shafana memelas.
"Ya, Fana sudah memiliki kekasih. Sebentar lagi kami akan menikah." Bohong Fana, ia tak ingi terlihat menyedihkan di hadapan ayahnya. "Aku sangat mencintainya." Matanya berbinar saat mengingat seorang pria yang selalu ada di gatinya sejak belasan tahun lalu. Ziko pasti senang di cintai olehnya selama itu.
Kenan yang sedang makanpun merasa mendapatkan angin segar menerpa jiwanya, tidak lama lagi gadis yang ia sukai sedari dulu masih sekolah akan menjadi istrinya, Shifa akan memakai nama Moses di belakang nama gadis itu, hati Kenan bersorak gembira, Ah ternyata si Jelek itu pengertian sekali.
Shifani baru tersadar dari perbincangan Ayah serta kakaknya bahwa dia sebentar lagi akan menjadi seorang istri.
Shifani berdiri saking terkejudnya, "Apa Ayah menerima pinangan pemuda itu?" Pekiknya kencang, "Katakan Ayah! " desaknya kemudian.
"Ya nak ayah menerimanya, Ayah yakin dia pemuda yang baik, dia tampan dan lebihnya dia adalah anak dari sahabat Ayah." Kenan mengulum senyum mendengar sanjungan calon mertuanya.
"Mengapa Ayah seceroboh itu? mengambil keputusan tanpa bertanya terlebih dahulu kepadaku? ". Amarah menguasai Shifa ia belum pernah sesekecewa ini ini kepada Ayahnya.
"Siapa laki-laki itu? " tanyanya tanpa sabar.
"Pemuda itu ada di hadapan kita semua, tamu kita sendiri malam ini Kenanlah yang melamarmu".
"Apa!?, Bisa-bisanya ayah menerima lamaran dari pria kasar dan bermulut tajam sepertinya", Shifa menunjuk wajah kenan yang kini sudah merah padam, "Bahkan setiap ucapannya bagai belati untuk orang lain". Kenan sudah mengepalkan kedua tangannya harga dirinya merasa di injak-injak. Sedang Bibi Lily dan panan Luki hanya menyimak reaksi setiap orang terutama putra mereka.
"Hey Kenan, aku bersikap baik padamu hanya karna kau teman sekolahku dulu tidak lebih, jangan berbesar kepala dan ingin menikahiku, aku sudah memiliki kekasih yang lebih tampan dan lebih segalanya, kau tidak ada apa-apanya jiga di bandingkan dengan kekasihku, dia Noval Hillatop". Kenan hanya tersenyum sinis untuk pertama kalinya dia di permalukan di hadapan orang lain, bahkan di sana ada kedua orang tuanya.
"Nak tenang lah ayah ingin yan terbaik untuk anak-anak ayah, itu sebabnya ayah menerima lamaran Kenan ayolah nak jangan seperti ini, bukankah ayah sudah mengatakan tidak menyukai mantan kekasihmu itu".
"Dia bukan mantanku, kami masih menjalin hubungan,"
"Kau harus tetap akanku nikahi Shifani."
Jauh-jauh Kenan datang kerumah teman ayahnya untuk meminang seorang gadis tapi respon gadis incarannya mengejutkan.
Kenan tetap memaksakan kehendak untuk tetap menikahi Shifani.
,
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Denzo_sian_alfoenzo
sifanya sma sifani panggilnya fanya sma fani aja thor bgung aq msa fanya sma sifa aq jd nyambunga suma q orng
2023-10-17
0
Valkarin Lv
👍👍
2023-09-11
1
Aidah Djafar
heeem Kenan mati gaya 🤦
cowok ko' mulutnya kek cabe level 10 🤦😁😂
2023-09-10
3