Pembullian di Sekolah

Namaku Amanda, aku anak piatu. Ibuku sudah meninggal sejak aku dilahirkan. Kesepiankah aku? bohong jika aku tidak merasa kesepian. Aku ingin merasakan seperti anak-anak lain yang mempunyai seorang ibu, yang mencium pipiku ketika hendak berangkat ke sekolah.

Aku anak pendiam di kelas, karena aku suka berdiam diri. Aku juga tipe anak yang tidak mau ikut campur dengan masalah dengan teman-temanku. Tapi...kenapa mereka membenciku, kenapa mereka merundungku, apa salahku terhadap mereka.

Ketika aku pulang sekolah, di rumah hanya dengan Bi Ijah, dia pengasuhku semenjak aku bayi. Sedangkan ayahku sangat sibuk mencari uang. Itulah hidupku sangat membosankan.

Ketika di sekolah, hidupku bagaikan di neraka, aku tidak punya teman. Mereka tidak mau menemaniku. Bahkan setiap hari aku di bully. Apa yang aku kenakan pasti di komentari.

"Amanda, ini sepatu nike model baru? idih pakai sepatu kw aja bangganya minta ampun," ucap Ira, teman sekelas ku.

Ira menginjak-injak sepatuku, memang apa salahku sampai dia mengomentari sepatuku. Malam harinya aku merengek oleh ayah minta dibelikan sepatu merek jordan, kebetulan besok ayah libur. Keesokan harinya aku langsung diajak oleh ayah ke mall untuk membeli sepatu apa yang kuminta.

"Kamu mau yang mana Amanda, pilihlah sesukamu," ucap Ayah.

Akupun memilih yang cocok aku pakai untuk sekolah. Ayah memang memberikan aku apa aja yang aku minta tanpa melihat harganya lagi.

"Ayah aku mau yang ini," ucapku.

Ayah langsung mengambil dan membayar sepatu yang ku mau. Keesokan harinya aku menggunakan sepatu yang aku baru beli dengan ayah kemarin. Tak di sangka Dia berulah lagi.

Iya sengaja menyiram sepatuku ketika ia sedang berjalan membawa air, ia pura-pura jatuh dan sepatuku basah.

"Aduh sepatu jordan kw nya basah lagi, makanya jangan sok-sok an pakai sepatu bermerk," ucap Ira.

Apa salahnya aku memangnya, dia bilang sepatu jordan kw. Ayah membeli sepatu ini seharga 1,5 jt kemarin. Tahu dari mana ini sepatu ke atau tidak. Gara-gara sepatuku basah. Kakiku terasa dingin karena basahnya menembus sampai ke kaos kaki. Aku harus memakai sepatu basah sampai jam pelajaran selesai.

Tidak hanya Ira saja yang musuhi aku, ada 2 teman dekat Ira yaitu Ratna dan Ana. Ketika ada tugas mereka selalu mengambil bukuku lalu menyalin jawabanku.

"Awas yah, jangan bilang sama guru. kalau kita nyalin punya kamu," ucap Ana mengancamku.

Hari-hari aku lalui sangatlah sepi, ketika pulang ingin sekali aku mau bercerita tentang kejahatan yang temanku lakukan. Di kelas aku menjadi pribadi yang pendiam dan menyendiri.

Hari ini ada guru baru yang mengajar kelasku, kelihatan aneh guru ini. Terkadang aku pergoki guru ini sering menangis ketika jam istirahat, kadang juga bengong. Nama guru baruku adalah bu Kaila. Tapi aku paham ketika diajarin bu Kaila, apalagi materi matematika. Hanya aku lihat bu Kaila ini agak berbeda dari guru-guruku yang lain.

***

"Hai, Amanda biasa. Lihat buku pr matematika kamu," ucap Ana.

"Aku gak mau, salah sendiri kenapa gak ngerjain. Aku yang mikir susah-susah, gitu aja kasih kamu. Aku gak mau kasih buku-buku pr aku," ucapku menantang.

"Apa? gak mau kasih?" Ana, Ira dan Ratna membawa aku ke toilet kamar mandi. Mereka mengunci aku di kamar mandi. Aku berteriak tapi tidak ada yang mendengarku, aku takut sendirian di dalam toilet. Aku menangis, tapi tidak ada yang mendengarku.

Aku merasa sudah 2 jam aku dikunci di toilet sekolah. Ketakutan menjadi-jadi karena kurasa sangat sepi, tidak ada suara langkah. Hanya gemericik tetesan air dari keran. Aku duduk di lantai toilet walaupun lantainya basah, kudekap kedua kakiku, rasa dingin sudah kurasakan di tubuhku.

"Amanda...Amanda..." Kudengar ada yang memanggil. Aku hanya berteriak, "Tolong...tolong Aku."

Tiba-tiba pintu toilet terbuka, kulihat bu Kaila. Ia memeluk aku dan menutupi tubuhku dengan jaket besarnya.

"Kamu bisa berjalan Amanda," tanya Bu Kaila.

Aku mencoba berdiri, tapi kakiku masih lemas dan gemetar. Bu Kaila akhirnya menggendongku. Dia membawaku ke UKS sekolah dan membuatkan aku teh manis hangat.

"Apa yang sakit? bilang ke Ibu," ucap Bu Kaila.

"Bu, Amanda kedinginan," ucapku karena tubuhku menggigil.

Bu Amanda memeriksa keningku.

"Astagfirullah, kamu demam Amanda. sebentar baju kamu basah," ucap Bu Kaila.

Bu Kaila keluar, tapi ia tidak lama kembali lagi dengan membawa seragam. Entahlah sepertinya Bu Kaila membeli di perpustakaan baju seragam nya. Ia mengganti seragam basahku dengan seragam baru. Perutku dialiri minyak kayu putih dan aku minum teh manis hangat.

Kejadian aku dikunci dalam kamar mandi menggegerkan sekolah, sampai kepala sekolah mencintaiku siapa yang telah mengunciku. Tapi kepalaku terasa pusing, mataku mulai buram, suara sekitarku mulai kecil. Aku tidak sadarkan diri.

***

Loh Kaila

Ya Allah anak ini mengingatkan aku dengan Cia anak pertamaku. Dia pingsan tubuhnya sangat lemas, entah berapa jam ia terkunci di dalam toilet. Kepala sekolah sudah menelepon ayah Amanda. Aku dan Mba Tina mengantar Amanda ke klinik terdekat. Dokter memeriksa Amanda.

"Dok, bagaimana murid saya?" tanyaku terhadap Dokter.

"Terlihat syok berat Bu anak ini. Saya sarankan untuk beristirahat jangan sekolah," jawab Dokter.

Tidak lama ayah Amanda datang, dia melihat anaknya yang begitu lemas. Di peluk Amanda dengan kasih sayang.

"Kenapa bisa seperti ini? Kenapa anak saya bisa pingsan seperti ini? pagi berangkat ke sekolah Amanda baik-baik saja," ucap ayah Amanda.

"Tadi saya menemukan Amanda di dalam kamar mandi Pak, terkunci di sana. Entah berapa jam Amanda terkunci," jawabku.

"Kenapa bisa terkunci, ini kejadian di dalam sekolah, para guru yang harus sehatusnya menjaga murid-murid. Kenapa tidak tahu bahwa salah satu muridnya terkunci," ucap ayah Amanda penuh emosi.

"Kami akan menyelidikinya Pak, pasti kami akan memberikan saksi bagi yang melakukan." ucapku.

"Yah harus itu, jika terjadi apa-apa dengan Amanda akan saya tuntut pihak sekolah," ucap ayah Amanda geram.

Amanda mulai tersadar dan ia mulai membuka matanya.

"Ayah, jangan marahin Bu Kaila. Ia yang menyelamatkan aku. Jika Bu Kaila tidak datang mungkin aku masih terkunci di dalam toilet Ayah. Tadi aku sangat ketakutan di sana. Teman-temanku jahat sama aku." Amanda menangis di pelukan sang ayah.

Amanda langsung di bawa pulang oleh ayahnya.

"De, alhamdulilah kamu temukan Amanda," ucap Mba Tina.

"Aku cari-cari Amanda Mba, pas jam pelajaran aku. Aku lihat kursinya ada tas Amanda tapi Amandanya gak ada. Aku pikir ada yang gak beres karena Amanda anak rajin," ucapku.

"Semoga gak ada lagi kejadian ini. Ini termasuk pembullian," ucap Mba Tina.

Itulah awal mula aku mengenal Amanda.

Bersambung

***

Hai reader dukung novel ini dengan komen yang banyak, like, SUBSCRIBE dan follow agar novel ini banyak yang lihat.

Baca Novel ku yang lain

5 tahun menikah tanpa cinta

Salah lamar

Berteman di sosmed sama aku yuk

fb @Farida (R)

ig @kak_farida

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Terpopuler

Comments

Meta Lia

Meta Lia

semangat kaila,,kebahagian menantimu

2023-03-13

0

Dian Fitriana

Dian Fitriana

up

2022-12-18

2

Alfatih

Alfatih

mungkin kah dia jodoh nya
semoga ini awal pertemuan yang baik dan membawa hikmah
🤲🤲🤲🤲

2022-12-18

0

lihat semua
Episodes
1 Lipstik di Kemeja Suamiku
2 Bentakkan Suamiku
3 Struk Belanja di Saku
4 Mobil Bergoyang
5 Labrak Pelakor
6 Malam Panas yang Tidak Aku Inginkan
7 POV Sukma
8 Garis Merah 2
9 Kehamilan yang Tidak di Rencanakan
10 Curhat
11 Jatuh Talak
12 Pulang ke Rumah Orang Tua
13 POV Bunda Kaila
14 Suami selingkuh
15 Keterpurukan Kaila
16 POV Lili
17 Jeritan Isi Hati Kaila
18 Nasib Kehidupan Kaila Saat ini
19 Memang Ada yang Mau Menerima Kami.
20 Pembullian di Sekolah
21 Undangan
22 Pendekatan
23 Minta Ibu
24 Jadilah Ibuku
25 Permintaan Andi
26 Lamaran
27 Jawaban Kaila
28 Pernikahan
29 Satu Ranjang
30 Ciuman Pertama
31 Rindu
32 Biar Aku Peluk kamu
33 Bertemu Mantan
34 Mantan Janda dan Duda bersiap MP
35 Puncak Singgasana
36 Rasa Sesal
37 Membuka Hati
38 Membungkam tukang gosip dengan undangan
39 Resepsi
40 Cemas
41 Kebahagiaan
42 Kenyamanan
43 Pengantin Alam Gaib
44 Bucin Akut
45 Curhatan Anak Sambung
46 Cinta Monyet
47 Sensitif
48 Persalinan
49 Kepulangan
50 Kak Amanda
51 Belajar Masak
52 Caca di Culik
53 Pengobatan Caca
54 Kesembuhan Caca
55 Kekesalan Sukma
56 Masalah Anak Remaja
57 Cia dan Juna
58 Cinta Pertama
59 Perasaan Cia
60 Menolak Juna
61 Gara-gara Facebook
62 Salah Paham
63 Juna mengiris lengannya
64 Cinta monyet bersemi kembali
65 Suka tapi nggak mau pacaran
66 Amanda ketahuan
67 Wejangan seorang Ibu
68 Kelulusan
69 Aku Rindu Kamu
70 Gaya pacaran Cia dan Juna
71 1 mobil dengan Juna
72 Lampu Hijau
73 Rasa trauma Cia
74 Cia sekeluarga ke Jogja
75 Cinta itu tak mudah
76 Balasan perbuatan masa lalu
77 Kena guna guna
78 Prambanan
79 Perpisahan
80 Tak ada kabar dari Emir
81 Pindah ke lain hati
82 Temui Ayahku
83 Mempertanyakan Amanda
84 Lamaran untuk Amanda
85 Bertemu Mantan?
86 I love you so much
87 Emir menteror Amanda
88 Lamaran yang di tolak
89 Cia Kabur
90 Curahan hati Cia kepada Kaila
91 Penyesalan
92 Rangga ingin bertemu anak-anaknya
93 Kaila ke rumah Rangga
94 Pelecehan terhadap Amanda
95 Cia jadi Tumbal
96 Cia
97 Permohonan keluarga Emir
98 Tumbal yang berbalik
99 2 couples
100 Pengantin Baru Cia dan Juna
101 Melepas Mahkota
102 Sesuatu yang tertunda
103 Kebencian Cia
104 Penyakit mematikan
105 Extra part- Karma bagi selingkuhan (Tamat)
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Lipstik di Kemeja Suamiku
2
Bentakkan Suamiku
3
Struk Belanja di Saku
4
Mobil Bergoyang
5
Labrak Pelakor
6
Malam Panas yang Tidak Aku Inginkan
7
POV Sukma
8
Garis Merah 2
9
Kehamilan yang Tidak di Rencanakan
10
Curhat
11
Jatuh Talak
12
Pulang ke Rumah Orang Tua
13
POV Bunda Kaila
14
Suami selingkuh
15
Keterpurukan Kaila
16
POV Lili
17
Jeritan Isi Hati Kaila
18
Nasib Kehidupan Kaila Saat ini
19
Memang Ada yang Mau Menerima Kami.
20
Pembullian di Sekolah
21
Undangan
22
Pendekatan
23
Minta Ibu
24
Jadilah Ibuku
25
Permintaan Andi
26
Lamaran
27
Jawaban Kaila
28
Pernikahan
29
Satu Ranjang
30
Ciuman Pertama
31
Rindu
32
Biar Aku Peluk kamu
33
Bertemu Mantan
34
Mantan Janda dan Duda bersiap MP
35
Puncak Singgasana
36
Rasa Sesal
37
Membuka Hati
38
Membungkam tukang gosip dengan undangan
39
Resepsi
40
Cemas
41
Kebahagiaan
42
Kenyamanan
43
Pengantin Alam Gaib
44
Bucin Akut
45
Curhatan Anak Sambung
46
Cinta Monyet
47
Sensitif
48
Persalinan
49
Kepulangan
50
Kak Amanda
51
Belajar Masak
52
Caca di Culik
53
Pengobatan Caca
54
Kesembuhan Caca
55
Kekesalan Sukma
56
Masalah Anak Remaja
57
Cia dan Juna
58
Cinta Pertama
59
Perasaan Cia
60
Menolak Juna
61
Gara-gara Facebook
62
Salah Paham
63
Juna mengiris lengannya
64
Cinta monyet bersemi kembali
65
Suka tapi nggak mau pacaran
66
Amanda ketahuan
67
Wejangan seorang Ibu
68
Kelulusan
69
Aku Rindu Kamu
70
Gaya pacaran Cia dan Juna
71
1 mobil dengan Juna
72
Lampu Hijau
73
Rasa trauma Cia
74
Cia sekeluarga ke Jogja
75
Cinta itu tak mudah
76
Balasan perbuatan masa lalu
77
Kena guna guna
78
Prambanan
79
Perpisahan
80
Tak ada kabar dari Emir
81
Pindah ke lain hati
82
Temui Ayahku
83
Mempertanyakan Amanda
84
Lamaran untuk Amanda
85
Bertemu Mantan?
86
I love you so much
87
Emir menteror Amanda
88
Lamaran yang di tolak
89
Cia Kabur
90
Curahan hati Cia kepada Kaila
91
Penyesalan
92
Rangga ingin bertemu anak-anaknya
93
Kaila ke rumah Rangga
94
Pelecehan terhadap Amanda
95
Cia jadi Tumbal
96
Cia
97
Permohonan keluarga Emir
98
Tumbal yang berbalik
99
2 couples
100
Pengantin Baru Cia dan Juna
101
Melepas Mahkota
102
Sesuatu yang tertunda
103
Kebencian Cia
104
Penyakit mematikan
105
Extra part- Karma bagi selingkuhan (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!