POV Bunda Kaila

Anak pertamaku Kaila pulang tiba-tiba dengan ketiga anaknya dan langsung berlutut dikakiku dengan mengucapkan maaf terus menerus. Perutnya sudah sangat besar, hatiku bertanya ada apa dengan Kaila? Kenapa dia berlutut? aku membawa Kaila ke dalam kamar agar dia lebih tenang. Aku tahu dia pasti lelah  karena perjalanan dari Bandung ke Tangerang.

“Bunda aku cerai dengan Rangga, ia talak aku.” Aku mendengar perkataan Kaila tidak percaya akan hal itu. Karena aku melihat Rangga yang begitu baik dan sayang kepada putriku. Kaila tidak pernah mengeluhkan akan masalah rumah tangganya. Kenapa Rangga tega menceraikan anakku ketika dia sedang hamil besar. Anakku hamil karena sentuhan dari suaminya bukan lelaki lain. Sungguh tega, anak yang tidak berdosa diacuhkan begitu saja. Ayah macam apa dia?

“Apa sebabnya Rangga talak kamu Kaila?” tanyaku.

“Dia selingkuh Bunda, dengan atasannya dan wanita tua itu tetangga aku juga di sana. Aku tidak menyangka bahwa dia yang menjadi selingkuhan Rangga. Aku melihat wanita tua itu baik, aku hormati dia karena umurnya jauh lebih tua dari aku. Aku menyembunyikan ini 1 tahun dari Bunda dan Abah," ucap Kaila.

“Jadi sebelum kamu hamil anak keempatmu, Rangga sudah selingkuh?” tanyaku.

“Iya Bunda.” Kurang ajar sekali Rangga berbuat seperti itu oleh putri pertamaku. Manusia macam apa dia? Putriku sudah memberikan anak laki-laki dan perempuan. Kurang apa lagi putriku sebagai istri sudah cukup sempurna. Apakah dia tidak bekerja? Kaila tidak bekerja karena Rangga yang melarangnya. Putriku Sarjana lulusan universitas negeri bisa saja putriku dulu mendaftar sebagai PNS. Dia gantung ijasah sarjananya untuk mengabdi kepada suami dan merawat anak-anaknya. Beraninya dia selingkuh di belakang Kaila dan kini dia menceraikan putriku tanpa belas kasih. Terbuat dari apa hatinya itu? Sudah bekukah hatinya? dikasih apa dengan wanita itu sehingga Rangga bisa lupa anak dan istrinya.

Anakku sudah berkorban banyak, kurang ajar sekali dia memperlakukan putriku seperti ini.

“Kaila? Kapan kamu datang? Kok menangis? Bunda juga nangis ada apa ini?” tanya suamiku.

Suamiku baru sampai rumah dan melihat Kaila yang sedang memeluk aku sambil menangis terisak-isak.

“Abah maafkan Kaila.”

Kaila berlutut dikaki suamiku. Ah pemandangan yang sangat memilukan melihat Kaila seperti ini. Sebelum menikah Kaila merupakan gadis yang ceria jarang aku melihat dia menangis.

Suamiku pun marah mendengar cerita dari Kaila, melihat kondisi Kaila sangat lemah. Wajahnya menjadi pucat, bibirnya membiru dan tiba-tiba Kaila pingsan. Kami panik melihat keadaan Kaila aku panggil kedua anakku  yaitu Rahma dan Albi.

Jiwa Kaila terguncang, sejak ia menceritakan tentang perselingkuhan Rangga.

Dirinya menjadi linglung, kadang Kaila tertawa tanpa sebab, kadang ia merancu kejadian-kejadian yang menyiksa batinnya, kadang dia terdiam sendiri. Allahu...Allahuputriku kenapa bisa seperti ini. Putriku bukan seperti putriku. Keceriaannya sudah direnggut, kegembiraannya sudah dirampas.

“Bunda…ada yang berbisik ditelingaku, aku disuruh mati. Aku mati aja kali yah Bun,” ucap Kaila.

“Astagfirullah, Istigfar Kaila tidak ada yang menyuruh kamu mati. Nyawa itu hanya milik Allah. Istigfar sayang…Istigfar.”

Perut Kaila semakin membesar, mungkin sebentar lagi dia akan melahirkan anak keempatnya. Kondisi Kaila semakin lama semakin labil. Mulut Kaila selalu merancu kematian, dia selalu bilang ada yang membisikkan untuk mengambil pisau dan menyayat-nyayat tangannya. Agar mati katanya. Apa ini? Kenapa Kaila menjadi seperti ini? apakah putriku diguna-guna?

Allahu anakku Kaila, Bunda yakin kamu anak yang kuat. Kamu harus mengingat Allah, terus berzikir oleh Allah. Aku merawat Kaila dengan kasih sayang agar hatinya tidak kosong. Kadang kami berkumpul bersama sekedar mengobrol agar Kaila tidak kepikiran terus oleh Rangga. Putriku masih terlihat cantik walaupun sudah punya anak tiga menuju empat. 

“Bunda…bunda…” Kaila berteriak memanggilku, aku bergegas untuk menghampiri Kaila.

“Bunda sakit Bun, sakit.”

Kaila mau melahirkan, aku memanggil suamiku dan Albi. Kami harus cepat-cepat membawa Kaila ke rumah sakit untuk persalinannya. Kami bergegas membawa Kaila. Ketika diperiksa Kailasudah pembukaan ketujuh. Aku yang menemaninya untuk bersalin, tidak ada sang ayah calon bayi yang akan segera lahir ini. Kugenggam tangan Kaila.

"Kaila Istigfar."

Dokter mengecek Syifa kembali ternyata sudah pembukaan 9.

"Bu Kaila, air ketuban sudah pecah. Tunggu aba-aba saya untuk mengejan yah Bu."

Syifa menganggukan kepalanya, ia menatap aku.

"Tarik nafas Bu, ayo Bu mengejan sekarang."

Kaila mengejan, dia tampak kesakitan, keringat bercucuran. Entahlah apa yang dia pikirkan karena dia meneteskan air mata. Aku terus menggenggam tangan putriku ini. 

"Kaial kamu kuat, kamu bisa, Bunda ada di sini. Jangan pikirkan apapun, kamu harus berjuang."

"Ayo Bu Kaila lagi...tarik nafas sekarang Bu mengejan." Kaila mulai mengejan lagi.

"Minum dulu Bu, tadi kepalanya sudah terlihat, rambutnya hitam tebal tapi masuk lagi karena Ibu kurang kuat mengejannya, semangat Bu ayo mengejan yang kuat."

Syifa mengeluarkan tenaganya dan mengejan sangat kuat.

"Allahu...Allahu...." teriak Kaila.

Owaaa...owaaa... suara tangis bayi,

“Alhamdulilah, selamat Bu, anak Ibu berjenis kelamin perempuan. Cantik seperti Ibunya.”

Kaila menangis, aku tahu perasaan putriku ini. Persalinan tanpa suami bahkan suaminya tidak pernah menanyakan anak ini. Aku mengucapkan syukur akan keselamatan Kaila dan cucuku. Suamiku mengazani anak keempat Kaila. Semoga anak perempuan ini membawa ibunya menuju syurga Allah, semoga anak ini membawa keberkahan dunia dan akhirat untuk ibunya. Kaila yang telah berjuang sendirian dari hamil sampai melahirkan. 

Tapi aku kawatir akan kondisi Kaila, karena jiwanya terguncang. Beban yang dia pikul sendirian tanpa bercerita dengan orang-orang yang telah membebani otaknya. Apalagi dia baru melahirkan, aku takut Kaila terkena baby blues.

Aku tatap wajah putriku, dia tersenyum kepadaku. Sekuat-kuatnya Kaila dia tetap wanita, yang mempunyai hati yang lemah. Setelah tersenyum dia menangis. Aku menghampiri Kaila, kubelai rambutnya.

“Sayang, alhamdulilah kamu sudah melahirkan anak kamu dengan selamat,” ucapku.

“Bunda terima kasih sudah menemaniku dalam persalinan anakku ini,” ucap Kaila.

“Iya Bunda akan selalu ada, mengenai biaya kamu jangan khawatir yah. Masih ada Abah dan Bunda,” ucapku.

“Aku malu Bun, aku seharusnya yang membayar persalinan ini," ucap Kaila.

“Jangan malu lagi sama Bunda, kamu itu putri Bunda jadi wajar jika Bunda bantu kamu. Jadi jangan pikirkan apa-apa yah,” ucapku.

💔💔💔

Abah \= [“Hai Rangga Kaila sudah melahirkan, laki-laki macam apa kamu ini. Tidak perduli dengan anakmu. Jangan pikirkan selingkuhanmu terus, datang ke rumah Abah. 7 hari lagi Abah yang akan membuatkan aqidah untuk anakmu yang keempat.”]

Rangga \=["Maaf, Saya lagi sibuk. Tidak bisa datang."]

Abah \= ["Lancang sekali kamu, tidak mau melihat anakmu sendiri. Abah tidak mau tahu, pokoknya kamu harus datang!"]

Abah langsung mematikan teleponnya sebelum Rangga membalas dengan alasan yang lainnya.

7 hari berikutnya acara aqiqahpun dilaksanakan. Bayi perempuan yang mungil itu diberi nama Nazwa. 

Ternyata Rangga datang ke acara aqiqah Nazwa, akan tetapi dia tidak mau menggendong, jangankan menggendong, melihatnya saja dia tidak mau. Dia hanya duduk dan bersandar di dinding. Tidak ada senyum, dan tatapannya tidak menunjukan rasa kebahagiaan.

“Assalamu'alaikum.”

“Wa'alaikumsalam.”

Teman kuliah kaila mendadak datang, seperti dia mengetahui akan Kaila dan Rangga yang datang. Padahal Kaila tidak pernah memberitahu tentang kehamilannya.

“Lili…” ucap Kaila terkejut.

Lili masuk dan mencium punggung tangan Bunda dan Abah.

“Kaila.? ini anakmu? baru lahir? aku tidak tahu kamu hamil sebelumnya,” ucap Vira.

“Iya, Lili, baru 1 minggu.” ucap Kaila.

“Aku sengaja gak bilang mau main ke sini karena kemarin Lili WA aku katanya kamu ada di Tangerang, mau kasih kejutan ke kamu jadi berniat bersilaturahmi denganmu, kenapa aku yang di kasih kejutan.” Ucap Lili.

Bersambung

 ***

Hai teman-teman dukung novel ini dengan komen yang banyak, like, SUBSCRIBE dan follow.

Novel ini aku ikut sertakan lomba penghianatan. Jika menang uang nya akan aku sisihkan untuk anaknya Kaila.

Baca Novel ku yang lain

5 tahun menikah tanpa cinta

Salah lamar

Berteman di sosmed sama aku yuk

fb @Farida (R)

ig @kak_farida

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Terpopuler

Comments

Meta Lia

Meta Lia

ada yg tau teman" kaila tentang kelakuan si Rangga,,,,?

2023-03-13

0

Hasrie Bakrie

Hasrie Bakrie

Kaila perlu di ruqiah,spx pelet yg di gunakan Sukma akn kembali padanya

2023-02-26

0

Kar Genjreng

Kar Genjreng

di suruh datang itu buat bukti suatu saat...ketika putri ke 3 lahir ayah nya datang tetapi tidak. mauwnyapa atau mengendong nya jadi bila kelak sewasa dan mencari Anak Anak nya... jangan harap Anak Anak nya mau terima...makan hidup hanya sekali...Tuhan akan mengambil janji..

2023-02-24

1

lihat semua
Episodes
1 Lipstik di Kemeja Suamiku
2 Bentakkan Suamiku
3 Struk Belanja di Saku
4 Mobil Bergoyang
5 Labrak Pelakor
6 Malam Panas yang Tidak Aku Inginkan
7 POV Sukma
8 Garis Merah 2
9 Kehamilan yang Tidak di Rencanakan
10 Curhat
11 Jatuh Talak
12 Pulang ke Rumah Orang Tua
13 POV Bunda Kaila
14 Suami selingkuh
15 Keterpurukan Kaila
16 POV Lili
17 Jeritan Isi Hati Kaila
18 Nasib Kehidupan Kaila Saat ini
19 Memang Ada yang Mau Menerima Kami.
20 Pembullian di Sekolah
21 Undangan
22 Pendekatan
23 Minta Ibu
24 Jadilah Ibuku
25 Permintaan Andi
26 Lamaran
27 Jawaban Kaila
28 Pernikahan
29 Satu Ranjang
30 Ciuman Pertama
31 Rindu
32 Biar Aku Peluk kamu
33 Bertemu Mantan
34 Mantan Janda dan Duda bersiap MP
35 Puncak Singgasana
36 Rasa Sesal
37 Membuka Hati
38 Membungkam tukang gosip dengan undangan
39 Resepsi
40 Cemas
41 Kebahagiaan
42 Kenyamanan
43 Pengantin Alam Gaib
44 Bucin Akut
45 Curhatan Anak Sambung
46 Cinta Monyet
47 Sensitif
48 Persalinan
49 Kepulangan
50 Kak Amanda
51 Belajar Masak
52 Caca di Culik
53 Pengobatan Caca
54 Kesembuhan Caca
55 Kekesalan Sukma
56 Masalah Anak Remaja
57 Cia dan Juna
58 Cinta Pertama
59 Perasaan Cia
60 Menolak Juna
61 Gara-gara Facebook
62 Salah Paham
63 Juna mengiris lengannya
64 Cinta monyet bersemi kembali
65 Suka tapi nggak mau pacaran
66 Amanda ketahuan
67 Wejangan seorang Ibu
68 Kelulusan
69 Aku Rindu Kamu
70 Gaya pacaran Cia dan Juna
71 1 mobil dengan Juna
72 Lampu Hijau
73 Rasa trauma Cia
74 Cia sekeluarga ke Jogja
75 Cinta itu tak mudah
76 Balasan perbuatan masa lalu
77 Kena guna guna
78 Prambanan
79 Perpisahan
80 Tak ada kabar dari Emir
81 Pindah ke lain hati
82 Temui Ayahku
83 Mempertanyakan Amanda
84 Lamaran untuk Amanda
85 Bertemu Mantan?
86 I love you so much
87 Emir menteror Amanda
88 Lamaran yang di tolak
89 Cia Kabur
90 Curahan hati Cia kepada Kaila
91 Penyesalan
92 Rangga ingin bertemu anak-anaknya
93 Kaila ke rumah Rangga
94 Pelecehan terhadap Amanda
95 Cia jadi Tumbal
96 Cia
97 Permohonan keluarga Emir
98 Tumbal yang berbalik
99 2 couples
100 Pengantin Baru Cia dan Juna
101 Melepas Mahkota
102 Sesuatu yang tertunda
103 Kebencian Cia
104 Penyakit mematikan
105 Extra part- Karma bagi selingkuhan (Tamat)
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Lipstik di Kemeja Suamiku
2
Bentakkan Suamiku
3
Struk Belanja di Saku
4
Mobil Bergoyang
5
Labrak Pelakor
6
Malam Panas yang Tidak Aku Inginkan
7
POV Sukma
8
Garis Merah 2
9
Kehamilan yang Tidak di Rencanakan
10
Curhat
11
Jatuh Talak
12
Pulang ke Rumah Orang Tua
13
POV Bunda Kaila
14
Suami selingkuh
15
Keterpurukan Kaila
16
POV Lili
17
Jeritan Isi Hati Kaila
18
Nasib Kehidupan Kaila Saat ini
19
Memang Ada yang Mau Menerima Kami.
20
Pembullian di Sekolah
21
Undangan
22
Pendekatan
23
Minta Ibu
24
Jadilah Ibuku
25
Permintaan Andi
26
Lamaran
27
Jawaban Kaila
28
Pernikahan
29
Satu Ranjang
30
Ciuman Pertama
31
Rindu
32
Biar Aku Peluk kamu
33
Bertemu Mantan
34
Mantan Janda dan Duda bersiap MP
35
Puncak Singgasana
36
Rasa Sesal
37
Membuka Hati
38
Membungkam tukang gosip dengan undangan
39
Resepsi
40
Cemas
41
Kebahagiaan
42
Kenyamanan
43
Pengantin Alam Gaib
44
Bucin Akut
45
Curhatan Anak Sambung
46
Cinta Monyet
47
Sensitif
48
Persalinan
49
Kepulangan
50
Kak Amanda
51
Belajar Masak
52
Caca di Culik
53
Pengobatan Caca
54
Kesembuhan Caca
55
Kekesalan Sukma
56
Masalah Anak Remaja
57
Cia dan Juna
58
Cinta Pertama
59
Perasaan Cia
60
Menolak Juna
61
Gara-gara Facebook
62
Salah Paham
63
Juna mengiris lengannya
64
Cinta monyet bersemi kembali
65
Suka tapi nggak mau pacaran
66
Amanda ketahuan
67
Wejangan seorang Ibu
68
Kelulusan
69
Aku Rindu Kamu
70
Gaya pacaran Cia dan Juna
71
1 mobil dengan Juna
72
Lampu Hijau
73
Rasa trauma Cia
74
Cia sekeluarga ke Jogja
75
Cinta itu tak mudah
76
Balasan perbuatan masa lalu
77
Kena guna guna
78
Prambanan
79
Perpisahan
80
Tak ada kabar dari Emir
81
Pindah ke lain hati
82
Temui Ayahku
83
Mempertanyakan Amanda
84
Lamaran untuk Amanda
85
Bertemu Mantan?
86
I love you so much
87
Emir menteror Amanda
88
Lamaran yang di tolak
89
Cia Kabur
90
Curahan hati Cia kepada Kaila
91
Penyesalan
92
Rangga ingin bertemu anak-anaknya
93
Kaila ke rumah Rangga
94
Pelecehan terhadap Amanda
95
Cia jadi Tumbal
96
Cia
97
Permohonan keluarga Emir
98
Tumbal yang berbalik
99
2 couples
100
Pengantin Baru Cia dan Juna
101
Melepas Mahkota
102
Sesuatu yang tertunda
103
Kebencian Cia
104
Penyakit mematikan
105
Extra part- Karma bagi selingkuhan (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!