Labrak Pelakor

Seseorang yang kita anggap baik, belum tentu baik. Seseorang yang kita anggap jahat, belum tentu jahat. Itulah yang aku rasakan, pelakor itu merupakan tetanggaku dan juga atasan suamiku. Bak malaikat yang selalu membantu dan memberikan makanan dan juga tumpangan kendaraan untuk suamiku. Gara-gara seorang pelakor memutuskan tali akadku dengan suamiku. Orang yang aku hormati tapi dia menginjak-injak harga diriku. Mendidih darahku ketika aku mendengar cerita perselingkuhan mereka dari teman kantor suamiku, aku menahan amarah dan emosi sudah cukup lama. 

Hari ini aku datangi rumahnya, jaraknya 3 rumah dari rumahku. Aku tidak tahan lagi mendengar hubungan pelakor itu dengan suamiku.

'Tok tok tok'

aku mengetuk pintu rumah sang pelakor tapi aku tidak mengucapkan salam kepadanya. Pikirku untuk apa kuucapkan salam,  toh dia juga diam-diam berselingkuh dengan suamiku.

Pelakor itu membukakan pintu, wajahnya ketika menatapku tertera rasa tidak suka.

“Hai, Bu,  jangan kegatelan sama suami saya. Ibu sudah mempunyai suami di Sumedang, kalau butuh belaian telepon suami Ibu jagan minta belaian dengan suami saya,” ucapku kepada Bu Sukma. Emosiku meletup-letup.

“Apa kamu bilang, hai ngaca dong. Suamimu yang mendekati saya. Katanya sudah tidak nyaman denganmu, dia lari ke saya,” ucap Bu Sukma dengan bibir tersenyum miring.

“Jika bukan Ibu yang merayu dia, suami saya gak bakalan datang ke Ibu. Laki-laki kalau dikasih madu akan makan madu itu karena manis,” ucapku.

“Makanya siapkan madu biar suamimu betah denganmu,” Bu Sukma menantangku.

“Ibu tidak tahu diri, selama ini saya menghormati Ibu karena Ibu lebih tua dari saya. Tapi Ibu mungkin gak merasa tua kali yah… malu Bu sama umur, suami saya masih muda. Doyan yang muda-muda, ingat suami dan anak Ibu yang di Sumedang. Anak Ibu akan besar dan dia akan berpikir, jika dia tahu Ibunya jadi pelakor bagaimana hati dia Bu? gak mikirin ke sana,” ucapku dengan menyindirnya.

“Kalau saya tidak perduli itu bagaimana? memang kamu pikir saya perduli dengan mereka? salah besar. Suamimu sudah ada dipelukan saya, bisa apa kamu agar suamimu tidak lagi berhubungan dengan saya lagi. Suami kamu nyaman sama saya, jika tidak nyaman dia tidak akan berpaling dari kamu.” Bu Sukma terlihat ada kemenangan karena suamiku sudah bersujud kepadanya.

“Ibu benar-benar tidak tahu diri yah.” Aku berteriak dihadapannya, aku kalut mendengar jawaban darinya. Hatiku merasa panas, tubuhku seketika melemas. Kukepal tanganku, ingin sekali kutonjok wajah pelakor ini. Dia terang-terangan menantang aku. Aku mencaci maki dia, dia hanya tersenyum memiringkan bibirnya merasa ada hawa kemenangan bahwa dia sudah mengambil suamiku.

“Laki-laki jika tidak diikat kencang, dia akan lepas dan masuk kandang yang lain. Jangan salahkan saya, jika suamimu jatuh cinta dengan saya.” Wanita tua itu begitu lancang ucapannya, aku sudah mengikat suamiku dengan ikatan suci disaksikan kedua orang tua kami dengan membaca lafaz Allah. Jika ikatan itu longgar itu karena ada wanita yang merayunya.

Ya Rabb suamiku sudah dibuat buta oleh dia, ia tidak lagi ingat dengan istri dan anaknya. Benar-benar sudah berubah, suamiku seperti sudah tersihir oleh pelakor itu, yang bisa aku lakukan hanya menangis seorang diri. Sungguh ini berat bagiku mengingat kalimat-kalimat yang dilontarkan oleh pelakor itu.

Jika aku tidak mengingat ketiga anakku, aku akan langsung minta cerai. Tapi aku punya 3 anak dan mereka anak dari suamiku yang harus bertanggung jawab sepenuhnya adalah suamiku. 

Pelakor itu mengadu kepada suamiku, bahwa aku hari ini melabrak dia dan mencaci maki dia. Wajarlah aku mencaci maki pelakor itu karena dia tidak tahu diri mendekati laki-laki yang sudah beristri. Bukannya  membela aku sebagai istrinya tapi suamiku malah memaki-maki aku di depan anakku.

“Apa-apaan loe pergi ke rumah bu Sukma segala, caci maki dia. Bikin malu aja loe.” Suamiku benar-benar berubah, matanya sudah gelap dengan pelakor itu. Panggilan mesrah tidak aku dapatkan lagi darinya. Panggilan aku kamu atau ayah mamah sudah tidak lagi dia ucapkan. Dia memangil aku dengan 'loe' sangat kasar.

"Apa kamu bilang?  aku bikin malu? kamu yang ber'ulah dan bikin malu bukannya aku!" Aku mulai tersulut emosi yang menggebu. Suamiku membela pelakor itu daripada istri sahnya. 

"Gue sudah bilang, jangan ikut campur lagi urusan gue. Loe gak ngerti emangnya hah!" Mata suamiku melotot menatapku, wajahnya bagaikan kesetanan.

"Kamu itu seorang suami, seorang ayah. Tidak mencontohkan perbuatan yang baik untuk anak-anakmu. Kamu sudah dibutakan oleh wanita tua itu." Hatiku semakin panas mendengar ucapan suamiku, suamiku seperti bukan suamiku. Dia benar-benar sangat berubah, tidak seperti yang dahulu.

Tiba-tiba aku ditampar, aku dipukul oleh suamiku. Suamiku sudah berani memakai tangan untuk memukulku di depan anak-anakku. Aku menangis sejadi-jadinya, Cia memeluk aku, ia memeluk aku dengan erat. Karena kejadian itu Caca dan Adam menjadi Syok.

“Ayah…sudah, jangan pukul Mamah lagi. Ayah jahat…Ayah jahat…” teriak Cia kepada ayahnya, Cia pun ikut menangis melihat aku terjatuh karena dipukul oleh suamiku sendiri, bibirku mengeluarkan darah karena tamparan kerasnya.

Sakit hatiku ini, suamiku menampar dan memukulku. Kedua orang tuaku saja belum pernah memukul dan menamparku. Orang tuaku yang merawat aku sampai aku mau menikah. Aku baru hidup dengan dia 8 tahun, dengan tangannya menampar dan memukul aku. Seorang suami seharusnya melindungi istri dan anaknya dengan tangan kekarnya bukan malah membuat luka.

Luka hatiku belum kering dari ulah perselingkuhan mereka, malah hari ini suamiku menambah luka kembali. Banyak luka dihati tapi kini fisikku juga ikut terluka.

Dulu waktu nikah tangan itu yang berjanji dihadapan orang tua kami dan bersumpah kepada Allah untuk menjagaku dengan kasih sayang. Menafkahi lahir dan batin. Tapi kini batinku sudah terluka, dia memukul aku hanya gara-gara pelakor itu, wanita tua itu.

Suamiku langsung keluar rumah dan pergi dengan mobilnya. Setelah suamiku pergi, aku dan ketiga buah hatiku saling berpelukan. Oh anakku maafkan Mamah yang lemah ini. Cia membelai pipiku dan menghapus darah dibibirku dengan tisu.

“Mamah, Ayah jahat memukul Mamah.” Aku memeluk Cia dengan erat. Cia menangis dalam pelukan. Melihat Cia memelukku, Caca dan Adam juga ikut memelukku.

“Kalian jangan tinggalkan Mamah yah, kalianlah penyemangat hidup Mamah,” ucapku, kepada Cia anak pertamaku.

“Mamah, jika Cia sudah besar. Cia yang akan cari uang untuk Mamah. Jangan menunggu ayah lagi. Cia sayang Mamah.” Ucapan Cia membuatku tersenyum.

“Caca juga sayang Mamah.” Caca memelukku.

“Adam juga Mamah, sayang banget sama Mamah.” Adam ikut memelukku.

Aku tidak kuat menahan tangisku, ingin sekali aku berteriak tapi aku tidak mau terlihat lemah di depan anak-anakku. Penyemangat aku bertahan adalah anak-anakku. Pelukan mereka terasa hangat untuk hatiku. Mereka masih sangat kecil akan tetapi sudah ikut merasakan pahitnya hidup, sudah melihat sebuah kekerasan yang seharusnya mereka tidak melihat kekerasan itu.

Dunia memang sangat kejam, dikejar dia malah menusuk. Tidak dikejar dia malah berlari mengejar. Muslihat dunia bagaikan panggung sandiwara. Berniat mengejar jabatan agar mempunyai uang yang banyak untuk keluarga, akan tetapi niat itu yang menjadi bumerang dalam rumah tangga Syifa dan Rangga. Niatnya terlihat baik, tapi kebaikan berubah menjadi tusukan tajam yang bertubi-tubi.

 Bersambung

***

Hai para reader, gemes gak? dalam bab ini kisah nyata. Jujur dari bab 1 sampai bab 5 ini aku agak tertekan menulisnya. Karena aku mendalami pemeran Kaila seolah-olah aku berdiri melihat kejadian ini.

Terima kasih reader sudah mampir

Bantu like, komen, vote dan follow aku yah.

Baca Novel ku yang lain

5 tahun menikah tanpa cinta

Salah lamar

Berteman di sosmed sama aku yuk

fb @Farida (R)

ig @kak_farida

Terpopuler

Comments

Nani Upitarini

Nani Upitarini

jadikan strong women dong tor....gemes aq..

2023-03-18

0

Meta Lia

Meta Lia

semangat Syifa

2023-03-13

0

Hasrie Bakrie

Hasrie Bakrie

Bikin emosi deh ngebacanya

2023-02-25

1

lihat semua
Episodes
1 Lipstik di Kemeja Suamiku
2 Bentakkan Suamiku
3 Struk Belanja di Saku
4 Mobil Bergoyang
5 Labrak Pelakor
6 Malam Panas yang Tidak Aku Inginkan
7 POV Sukma
8 Garis Merah 2
9 Kehamilan yang Tidak di Rencanakan
10 Curhat
11 Jatuh Talak
12 Pulang ke Rumah Orang Tua
13 POV Bunda Kaila
14 Suami selingkuh
15 Keterpurukan Kaila
16 POV Lili
17 Jeritan Isi Hati Kaila
18 Nasib Kehidupan Kaila Saat ini
19 Memang Ada yang Mau Menerima Kami.
20 Pembullian di Sekolah
21 Undangan
22 Pendekatan
23 Minta Ibu
24 Jadilah Ibuku
25 Permintaan Andi
26 Lamaran
27 Jawaban Kaila
28 Pernikahan
29 Satu Ranjang
30 Ciuman Pertama
31 Rindu
32 Biar Aku Peluk kamu
33 Bertemu Mantan
34 Mantan Janda dan Duda bersiap MP
35 Puncak Singgasana
36 Rasa Sesal
37 Membuka Hati
38 Membungkam tukang gosip dengan undangan
39 Resepsi
40 Cemas
41 Kebahagiaan
42 Kenyamanan
43 Pengantin Alam Gaib
44 Bucin Akut
45 Curhatan Anak Sambung
46 Cinta Monyet
47 Sensitif
48 Persalinan
49 Kepulangan
50 Kak Amanda
51 Belajar Masak
52 Caca di Culik
53 Pengobatan Caca
54 Kesembuhan Caca
55 Kekesalan Sukma
56 Masalah Anak Remaja
57 Cia dan Juna
58 Cinta Pertama
59 Perasaan Cia
60 Menolak Juna
61 Gara-gara Facebook
62 Salah Paham
63 Juna mengiris lengannya
64 Cinta monyet bersemi kembali
65 Suka tapi nggak mau pacaran
66 Amanda ketahuan
67 Wejangan seorang Ibu
68 Kelulusan
69 Aku Rindu Kamu
70 Gaya pacaran Cia dan Juna
71 1 mobil dengan Juna
72 Lampu Hijau
73 Rasa trauma Cia
74 Cia sekeluarga ke Jogja
75 Cinta itu tak mudah
76 Balasan perbuatan masa lalu
77 Kena guna guna
78 Prambanan
79 Perpisahan
80 Tak ada kabar dari Emir
81 Pindah ke lain hati
82 Temui Ayahku
83 Mempertanyakan Amanda
84 Lamaran untuk Amanda
85 Bertemu Mantan?
86 I love you so much
87 Emir menteror Amanda
88 Lamaran yang di tolak
89 Cia Kabur
90 Curahan hati Cia kepada Kaila
91 Penyesalan
92 Rangga ingin bertemu anak-anaknya
93 Kaila ke rumah Rangga
94 Pelecehan terhadap Amanda
95 Cia jadi Tumbal
96 Cia
97 Permohonan keluarga Emir
98 Tumbal yang berbalik
99 2 couples
100 Pengantin Baru Cia dan Juna
101 Melepas Mahkota
102 Sesuatu yang tertunda
103 Kebencian Cia
104 Penyakit mematikan
105 Extra part- Karma bagi selingkuhan (Tamat)
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Lipstik di Kemeja Suamiku
2
Bentakkan Suamiku
3
Struk Belanja di Saku
4
Mobil Bergoyang
5
Labrak Pelakor
6
Malam Panas yang Tidak Aku Inginkan
7
POV Sukma
8
Garis Merah 2
9
Kehamilan yang Tidak di Rencanakan
10
Curhat
11
Jatuh Talak
12
Pulang ke Rumah Orang Tua
13
POV Bunda Kaila
14
Suami selingkuh
15
Keterpurukan Kaila
16
POV Lili
17
Jeritan Isi Hati Kaila
18
Nasib Kehidupan Kaila Saat ini
19
Memang Ada yang Mau Menerima Kami.
20
Pembullian di Sekolah
21
Undangan
22
Pendekatan
23
Minta Ibu
24
Jadilah Ibuku
25
Permintaan Andi
26
Lamaran
27
Jawaban Kaila
28
Pernikahan
29
Satu Ranjang
30
Ciuman Pertama
31
Rindu
32
Biar Aku Peluk kamu
33
Bertemu Mantan
34
Mantan Janda dan Duda bersiap MP
35
Puncak Singgasana
36
Rasa Sesal
37
Membuka Hati
38
Membungkam tukang gosip dengan undangan
39
Resepsi
40
Cemas
41
Kebahagiaan
42
Kenyamanan
43
Pengantin Alam Gaib
44
Bucin Akut
45
Curhatan Anak Sambung
46
Cinta Monyet
47
Sensitif
48
Persalinan
49
Kepulangan
50
Kak Amanda
51
Belajar Masak
52
Caca di Culik
53
Pengobatan Caca
54
Kesembuhan Caca
55
Kekesalan Sukma
56
Masalah Anak Remaja
57
Cia dan Juna
58
Cinta Pertama
59
Perasaan Cia
60
Menolak Juna
61
Gara-gara Facebook
62
Salah Paham
63
Juna mengiris lengannya
64
Cinta monyet bersemi kembali
65
Suka tapi nggak mau pacaran
66
Amanda ketahuan
67
Wejangan seorang Ibu
68
Kelulusan
69
Aku Rindu Kamu
70
Gaya pacaran Cia dan Juna
71
1 mobil dengan Juna
72
Lampu Hijau
73
Rasa trauma Cia
74
Cia sekeluarga ke Jogja
75
Cinta itu tak mudah
76
Balasan perbuatan masa lalu
77
Kena guna guna
78
Prambanan
79
Perpisahan
80
Tak ada kabar dari Emir
81
Pindah ke lain hati
82
Temui Ayahku
83
Mempertanyakan Amanda
84
Lamaran untuk Amanda
85
Bertemu Mantan?
86
I love you so much
87
Emir menteror Amanda
88
Lamaran yang di tolak
89
Cia Kabur
90
Curahan hati Cia kepada Kaila
91
Penyesalan
92
Rangga ingin bertemu anak-anaknya
93
Kaila ke rumah Rangga
94
Pelecehan terhadap Amanda
95
Cia jadi Tumbal
96
Cia
97
Permohonan keluarga Emir
98
Tumbal yang berbalik
99
2 couples
100
Pengantin Baru Cia dan Juna
101
Melepas Mahkota
102
Sesuatu yang tertunda
103
Kebencian Cia
104
Penyakit mematikan
105
Extra part- Karma bagi selingkuhan (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!