Struk Belanja di Saku

Suamiku menghianati janjinya, ia berjanji akan membahagiakanku, wanita satu-satunya dari anak-anaknya kelak, itu ucapan ketika ia melamarku. Tapi ternyata setelah 8 tahun pernikahanku, dia begitu mudahnya melupakan janjinya itu.

Pagi ini seperti biasa aku membuatkan sarapan untuk keluargaku, mengantar Cia untuk pergi ke sekolah. Aku membawa Caca dan Adam, ketika aku mengantarkan Cia. Aku gendong Adam, gandeng tangan Caca dengan tangan kiriku, Cia berjalan di depanku.

"Hati-hati Cia, jalannya pinggir saja," aku selalu mengingatkan Cia ketika ia berjalan di depanku.

"Iya Mamah," jawab Cia kepadaku.

Setelah sampai di sekolah Cia, aku langsung pulang. Cia bukan anak yang manja, seperti kebanyakan anak lain yang harus ditunggu oleh ibu mereka sampai selesai pembelajaran. Aku langsung bersih-bersih rumah dan mencuci baju-baju yang kotor. Sebelum aku memasukan baju kotor ke mesin cuci, aku selalu memeriksa setiap kantong celana ataupun baju, terkadang anak-anakku meletakkan mainan mereka dikantong baju ataupun celana.

Aku menemukan secarik kertas dicelana panjang suamiku, "Struk belanja? Apa 5 juta!" terbelalak mataku mengetahui nominalnya. Suamiku tidak memberikan apa-apa kepadaku atau anak-anakku. Aku melihat tanggal di struk belanjaan tersebut. Di struk tertulis tanggal 15 oktober itu artinya kemarin. 

"Ayah belanja untuk siapa? ini toko tas terkenal di Bandung," ucapku dalam hati,  muncul pertanyaan diotakku, apakah suamiku pergi belanja dengan perempuan itu? 

Pikiran negatif mulai masuk keotakku, seolah mulai berlari-lari lalu turun ke hatiku. Suamiku telah jatuh ke tangan wanita tua itu, dikasih apa suamiku sampai matanya seakan buta, jelas-jelas aku lebih muda usianya kenapa pilih wanita tua itu. Dimana akal sehat mereka? mereka sama-sama sudah menikah, punya pasangan dan anak.

Tidakkah mereka takut akan dosa. Aku mengutuk wanita tua itu di dalam hatiku. 

Memerah mataku, butiran air tak kuasa kutahan akhirnya keluar  dari kelopak mataku. Tangisan Adam sontak menyadarkan lamunan dalam tangisku.

"Sayang...cep...cep... Mamah di sini. Jangan nangis sayang." Kugendong Adam buah hatiku agar dia tenang dan kembali tertidur.

💔💔💔

“Ayah…ini apa? kamu belanja untuk siapa? kenapa bisa sebanyak ini?” tanyaku, kepada suamiku.

“Jangan mencampuri urusan aku, yang terpenting aku sudah mencukupi kebutuhanmu dan anak-anak,” jawab suamiku.

“Aku istrimu, aku berhak tahu. 5 juta bukan uang yang sedikit. Uang ini setengah dari gajimu,” ucapku penuh emosi.

“Aku yang mencari uang, terserah aku, itu uangku. Aku sudah memberikan uang kepadamu lebih dari cukup, jadi mulai sekarang jangan kamu tanya-tanya tentang persoalan uang," ucap suamiku dengan nada tinggi.

“Ayah, aku rela berpakaian tidak bagus. Hanya untuk mencukupi kebutuhan anak-anak dan mencukupi keseharian. Kamu malah memberikan 5 juta itu untuk seseorang. Katakan siapa dia? sehingga kamu tidak mengingat kami, istrimu dan anak-anakmu,” ucapku mulai tersulut marah di dada.

“Diam kamu….” Suamiku ingin menamparku akan tetapi Cia melihat pertengkaran kami dan memeluk aku. Sehingga suamiku menghentikan gerakan tangannya.

Baru kali ini aku bertengkar dengan suamiku dan disaksikan oleh Cia. Cia memelukku dengan erat. Suara tangisannya aku dengar walaupun isak tangisnya dia redam dengan cara menenggelamkan wajahnya didekapanku.

Mungkin Cia paham kedua orang tuanya sedang ada masalah. Dan ia sengaja mengecilkan suara tangisannya karena takut kedua adiknya terbangun.

Setelah pertengkaran itu, suamiku melangkahkan kaki untuk keluar rumah. Setiap bertengkar denganku, ia akan menjauh. Entah dia pergi kemana.

Aku memeluk Cia dan mengelus-elus rambutnya.

“Anak Mamah jangan nangis yah, nanti cantiknya hilang,” ucapku, sambil mengelus rambut Cia.

“Ayah jahat, kenapa ayah marah-marah sama Mamah,” ucap Cia, sambil memeluk aku dengan erat.

“Ayah gak marah sama Mamah, mungkin ayah lelah,  terus Mamah cerewet di rumah, jadi buat ayah gak suka. Udah ah jangan nangis malu nanti Caca dan Adam bangun terus lihat Kakak nangis dicengin lagi, ‘Kakak Cia nangis…Kak Cia nangis.’ nanti gitu,” rayuku, kepada Cia.

Aku menenangkan anakku dengan mengajak dia untuk membuat kue bersama-sama. Aku menyembunyikan kesedihan dan kegusaranku hatiku di depan anak-anakku.

Aku tidak pernah menceritakan hal ini, apakah aku punya teman? tentu teman-teman kuliahku sangat baik, bahkan mereka sangat solid ketika salah satu diantara kami ada masalah, teman-temanku masih saling membantu walaupun mereka sudah berumah tangga. Aku hanya memendam perasaan ini. Sungguh berat aku rasakan, aku telan ini seorang diri. Bagiku, ini masalah pribadi tidak usah menceritakan kepada keluarga atau teman-temanku.

Dett dett bunyi benda pipih milikku. Aku melihat ada pesan yang masuk.

Tina \= ["Assalamu'alaikum de, apa kabar?"] pesan singkat mba Tina, seniorku sewaktu aku kuliah dahulu.

Kaila \= ["Wa'alaikumsalam Mba. Aku baik. Mba Tina apa kabar?"]

Tina \= ["Alhamdulilah baik Syifa. Anak-anak sehat?"]

Kaila \= ["Alhamdulilah mereka sehat, semoga Mba sekeluarga juga sehat-sehat yah."]

Aku baru memikirkan teman-temanku, mendadak ada pesan singkat di whats app aku. Andai aku bisa bercerita akan aku ceritakan keluh kesah ini. Tapi aku memilih untuk diam, menutup rapat-rapat masalah rumah tanggaku.

💔💔💔

Ketika suamiku berpapasan denganku, diriku bagaikan musuh bagi suamiku, bedanya jika musuh tidak tinggal 1 atap, ini aku tinggal 1 atap dengannya. Betapa tidak enaknya hati ini. Hari-hariku bagaikan dineraka kujalani. Aku tidak mendapatkan belaiannya lagi, aku tidak merasakan pelukannya lagi, aku lihat dimatanya hanya kebencian ketika melihatku. Bagaimana aku bisa melewati hari-hariku?

Allahu...apakah ini ujian atau azab atas dosa-dosaku yang terdahulu?

“Kaila…Kaila…” suamiku berteriak memanggil namaku, aku berjalan menghampirinya.

“Ada apa Ayah?” tanyaku.

“Jalan lambat banget, dipanggil dari tadi. Kamu tuli?” suamiku mulai membentak dan berkata kasar.

“Maaf Ayah, tadi aku sedang mencuci piring, jadi aku kurang dengar Ayah memanggil aku,” ucapku

“Banyak alasan kamu sekarang, beresin baju-baju aku, besok aku ada tugas ke luar kota,” perintahnya.

“Kok Ayah bilang ke aku mendadak? Biasanya 2 hari sebelum keberangkatan bilang sama aku. Aku sudah janji sama anak-anak untuk jalan-jalan, sepertinya sudah lama kita tidak jalan-jalan bersama Ayah,” ucapku.

“Siapa suruh kamu janji dengan mereka, memangnya kantor punya bapak moyangmu main seenak jidat aja ngatur-ngatur jadwal. Sudah beresin baju-baju aku untuk 1 minggu,” katanya.

“Ayah tugasnya bareng bu Sukma?” tanyaku.

"Kenapa kamu tanya-tanya? bukan urusanmu!" jawabnya.

Suamiku tidak tahu bahwa aku sudah mengetahui perselingkuhannya dengan bu Sukma. Aku mengetahui  itu berawal dari teman-teman kantor suamiku yang menceritakan kelakuan mereka jika sedang berduaan. Niat melanjutkan pendidikan master (S2) agar jabatan meningkat dan untuk kesejahteraan keluarga kami tercukupi ternyata itu awal bumerang rumah tangga kami yang kini entah nasibnya seperti apa kedepannya.

Aku masih teramat ingat, senyum rasa senang ketika Cia lahir. Suamiku menggendong Cia penuh kasih sayang, matanya berbinar-binar memandang Cia buah hati pertama kami. Tapi kini tatapan mata dari suamiku terhadap buah hati kami telah berubah. Seakan dia tidak mau bersama anak-anaknya. Anakku adalah anakmu juga. Buah cinta kita berdua, darah dagingmu, yang akan mendoakan kamu kelak jika kamu meninggal. Tabungan kita kelak diakhirat nanti.

Hari ini dia memanggil namaku, kami sudah sepakat ketika Cia lahir agar tidak memanggil nama. Kamu memanggil aku mamah dan aku memanggil kamu ayah. Aku sempat tersedak dengan salivaku sendiri ketika kamu berteriak memanggil namaku. Dan kamu membentak-bentak aku. Dimana cintamu yang dulu untukku? dimana janji manismu yang dulu? sesak kurasa, hatiku ini bagaikan kau pukul sampai remuk berceceran.

Bersambung 

***

Terima kasih reader sudah mampir

Bantu like, komen, vote dan follow aku yah.

Baca Novel ku yang lain

5 tahun menikah tanpa cinta

Salah lamar

 

 

 

 

Terpopuler

Comments

Putri Minwa

Putri Minwa

🤭🤭🤭

2023-03-27

0

Hanipah Fitri

Hanipah Fitri

tinggalin aja itu suami edan, ngapain dipertahanksn

2023-03-16

0

Meta Lia

Meta Lia

sediiiiiiih

2023-03-13

0

lihat semua
Episodes
1 Lipstik di Kemeja Suamiku
2 Bentakkan Suamiku
3 Struk Belanja di Saku
4 Mobil Bergoyang
5 Labrak Pelakor
6 Malam Panas yang Tidak Aku Inginkan
7 POV Sukma
8 Garis Merah 2
9 Kehamilan yang Tidak di Rencanakan
10 Curhat
11 Jatuh Talak
12 Pulang ke Rumah Orang Tua
13 POV Bunda Kaila
14 Suami selingkuh
15 Keterpurukan Kaila
16 POV Lili
17 Jeritan Isi Hati Kaila
18 Nasib Kehidupan Kaila Saat ini
19 Memang Ada yang Mau Menerima Kami.
20 Pembullian di Sekolah
21 Undangan
22 Pendekatan
23 Minta Ibu
24 Jadilah Ibuku
25 Permintaan Andi
26 Lamaran
27 Jawaban Kaila
28 Pernikahan
29 Satu Ranjang
30 Ciuman Pertama
31 Rindu
32 Biar Aku Peluk kamu
33 Bertemu Mantan
34 Mantan Janda dan Duda bersiap MP
35 Puncak Singgasana
36 Rasa Sesal
37 Membuka Hati
38 Membungkam tukang gosip dengan undangan
39 Resepsi
40 Cemas
41 Kebahagiaan
42 Kenyamanan
43 Pengantin Alam Gaib
44 Bucin Akut
45 Curhatan Anak Sambung
46 Cinta Monyet
47 Sensitif
48 Persalinan
49 Kepulangan
50 Kak Amanda
51 Belajar Masak
52 Caca di Culik
53 Pengobatan Caca
54 Kesembuhan Caca
55 Kekesalan Sukma
56 Masalah Anak Remaja
57 Cia dan Juna
58 Cinta Pertama
59 Perasaan Cia
60 Menolak Juna
61 Gara-gara Facebook
62 Salah Paham
63 Juna mengiris lengannya
64 Cinta monyet bersemi kembali
65 Suka tapi nggak mau pacaran
66 Amanda ketahuan
67 Wejangan seorang Ibu
68 Kelulusan
69 Aku Rindu Kamu
70 Gaya pacaran Cia dan Juna
71 1 mobil dengan Juna
72 Lampu Hijau
73 Rasa trauma Cia
74 Cia sekeluarga ke Jogja
75 Cinta itu tak mudah
76 Balasan perbuatan masa lalu
77 Kena guna guna
78 Prambanan
79 Perpisahan
80 Tak ada kabar dari Emir
81 Pindah ke lain hati
82 Temui Ayahku
83 Mempertanyakan Amanda
84 Lamaran untuk Amanda
85 Bertemu Mantan?
86 I love you so much
87 Emir menteror Amanda
88 Lamaran yang di tolak
89 Cia Kabur
90 Curahan hati Cia kepada Kaila
91 Penyesalan
92 Rangga ingin bertemu anak-anaknya
93 Kaila ke rumah Rangga
94 Pelecehan terhadap Amanda
95 Cia jadi Tumbal
96 Cia
97 Permohonan keluarga Emir
98 Tumbal yang berbalik
99 2 couples
100 Pengantin Baru Cia dan Juna
101 Melepas Mahkota
102 Sesuatu yang tertunda
103 Kebencian Cia
104 Penyakit mematikan
105 Extra part- Karma bagi selingkuhan (Tamat)
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Lipstik di Kemeja Suamiku
2
Bentakkan Suamiku
3
Struk Belanja di Saku
4
Mobil Bergoyang
5
Labrak Pelakor
6
Malam Panas yang Tidak Aku Inginkan
7
POV Sukma
8
Garis Merah 2
9
Kehamilan yang Tidak di Rencanakan
10
Curhat
11
Jatuh Talak
12
Pulang ke Rumah Orang Tua
13
POV Bunda Kaila
14
Suami selingkuh
15
Keterpurukan Kaila
16
POV Lili
17
Jeritan Isi Hati Kaila
18
Nasib Kehidupan Kaila Saat ini
19
Memang Ada yang Mau Menerima Kami.
20
Pembullian di Sekolah
21
Undangan
22
Pendekatan
23
Minta Ibu
24
Jadilah Ibuku
25
Permintaan Andi
26
Lamaran
27
Jawaban Kaila
28
Pernikahan
29
Satu Ranjang
30
Ciuman Pertama
31
Rindu
32
Biar Aku Peluk kamu
33
Bertemu Mantan
34
Mantan Janda dan Duda bersiap MP
35
Puncak Singgasana
36
Rasa Sesal
37
Membuka Hati
38
Membungkam tukang gosip dengan undangan
39
Resepsi
40
Cemas
41
Kebahagiaan
42
Kenyamanan
43
Pengantin Alam Gaib
44
Bucin Akut
45
Curhatan Anak Sambung
46
Cinta Monyet
47
Sensitif
48
Persalinan
49
Kepulangan
50
Kak Amanda
51
Belajar Masak
52
Caca di Culik
53
Pengobatan Caca
54
Kesembuhan Caca
55
Kekesalan Sukma
56
Masalah Anak Remaja
57
Cia dan Juna
58
Cinta Pertama
59
Perasaan Cia
60
Menolak Juna
61
Gara-gara Facebook
62
Salah Paham
63
Juna mengiris lengannya
64
Cinta monyet bersemi kembali
65
Suka tapi nggak mau pacaran
66
Amanda ketahuan
67
Wejangan seorang Ibu
68
Kelulusan
69
Aku Rindu Kamu
70
Gaya pacaran Cia dan Juna
71
1 mobil dengan Juna
72
Lampu Hijau
73
Rasa trauma Cia
74
Cia sekeluarga ke Jogja
75
Cinta itu tak mudah
76
Balasan perbuatan masa lalu
77
Kena guna guna
78
Prambanan
79
Perpisahan
80
Tak ada kabar dari Emir
81
Pindah ke lain hati
82
Temui Ayahku
83
Mempertanyakan Amanda
84
Lamaran untuk Amanda
85
Bertemu Mantan?
86
I love you so much
87
Emir menteror Amanda
88
Lamaran yang di tolak
89
Cia Kabur
90
Curahan hati Cia kepada Kaila
91
Penyesalan
92
Rangga ingin bertemu anak-anaknya
93
Kaila ke rumah Rangga
94
Pelecehan terhadap Amanda
95
Cia jadi Tumbal
96
Cia
97
Permohonan keluarga Emir
98
Tumbal yang berbalik
99
2 couples
100
Pengantin Baru Cia dan Juna
101
Melepas Mahkota
102
Sesuatu yang tertunda
103
Kebencian Cia
104
Penyakit mematikan
105
Extra part- Karma bagi selingkuhan (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!