Drap! Drap! Drap!
Fritz mempercepat langkahnya. Dua lelaki dibelakangnya tak kenal lelah sama sekali sejak tadi. Mereka terus saja mengejar dirinya.
Apa yang sebenarnya mereka inginkan? Kenapa mereka terus mengejarku?
Fritz sesekali menoleh ke arah dimana mereka berada.
Napasnya terengah-engah, dan ia mulai merasakan energinya semakin menipis akibat berlari terlalu lama.
"Berhenti kau!" teriak mereka lagi.
Fritz menghentikan langkahnya sejak guna mengambil napas yang nyaris habis.
"Argh, aku kehabisan napas. Kalau seperti ini terus, bisa-bisa aku tertangkap oleh mereka. Aku harus mencari cara lain!" Fritz mengedarkan pandangannya mencari cara supaya bisa bebas dari mereka.
Ia kemudian melihat sebuah jalanan sepi tak jauh dari tempatnya berada. Fritz segera melangkah ke sana dan bersembunyi di balik salah satu tong sampah yang ada di sana.
Semoga saja mereka tidak menemukanku di sini, pikirnya begitu tiba di sana dan bersembunyi di balik tong sampah yang ada.
"Kau menemukannya?" Samar-samar dia bisa mendengar suara tersengal lelaki itu.
"A-aku tidak bisa menemukannya sama sekali," lirih temannya yang lain dengan napas yang sama-sama tak beraturan. "Dia berlari sangat cepat, aku tidak sempat melihat kemana dia melarikan diri."
"Tidak mungkin dia melarikan diri secepat ini. Walaupun dia sama seperti kita, tapi kemampuan yang dia miliki berbeda. Aku yakin, dia masih di sekitar sini." Pria itu memejamkan kedua matanya sejenak sebelum akhirnya membuka matanya kembali.
Kedua iris matanya seketika berubah warna, dari yang tadinya berwarna kecokelatan menjadi abu-abu.
Mereka mengedarkan pandangannya ke sekeliling, dan bisa dengan mudah mereka melihat segala hal yang tidak dapat mereka lihat.
Fritz di belakang tong sampah itu membekap mulutnya, berusaha menahan suaranya agar tidak keluar sama sekali.
Aku mohon jangan kemari, pikir Fritz yang terus diam dengan gelisah di balik sana.
"Di sana!" teriak salah satu pria itu.
Fritz membatu. Keringat dingin semakin deras membasahi keningnya, dan ia benar-benar merasa seakan jantungnya berhenti berdetak untuk sesaat.
Ia memberanikan diri untuk menoleh ke belakang. Begitu mengintip, dia melihat dua orang lelaki itu berjalan menuju arahnya.
"Itu dia!" teriak salah satunya sembari menunjuk ke arah Fritz.
Gawat!
Fritz segera bangkit dan berlari dengan sekuat tenaganya.
"Berhenti kau!" Kedua lelaki itu kembali berlari dengan tenaga mereka.
Piu! Piu!
Fritz tersentak kaget. Ia nyaris saja mengenai salah satu serangan lelaki itu. Ia menoleh, salah satunya menggerakkan kedua tangannya. Dan dari setiap gerakannya, sebuah laser muncul menembak ke arahnya.
Apa itu? Dia memiliki kekuatan?
Piu!
Fritz berusaha menghindari serangannya. Berbelok ke arah lain ketika laser itu menuju arahnya.
Bagaimana ini? Mereka bukan orang biasa!
Fritz berlari pontang-panting, bergerak dari lorong yang satu ke lorong yang lain. Berharap bisa lolos dari dua orang yang entah siapa itu.
"Bagaimanapun, kita harus bisa menangkapnya!" kata salah satu lelaki itu sambil terus berlari.
...*...
Twister menutup sambungan telponnya dengan orang di seberang sana. Ia melanjutkan langkahnya pergi dari sana ketika sebuah carfly langsung berhenti dihadapannya.
Ia melajukan kendaraannya di jalanan malam yang kini hanya dihiasi oleh beberapa carfly yang melintas saja.
"Aku harap mereka bisa menangkap dan membawanya. Aku sudah menghabiskan banyak waktu untuk mencarinya."
"Jika mereka gagal, aku akan—" ucapan Twister seketika terpotong ketika sebuah votice terdengar dengan lampu merah yang menyala, mengisi seluruh ruang carfly nya.
<"Sistem mendeteksi adanya ancaman bahaya!">
<"Dua carfly di belakang sedang berusaha untuk mengejar kita!">
Suara sistem carfly di dengarnya. Votice adalah sistem suara peringatan, biasanya akan muncul setiap kali sistem pada carfly mendeteksi ancaman bahaya. Selain sebagai pendeteksi, votice pada carfly juga berfungsi sebagai co-pilot otomatis yang akan membantu si pengemudi dalam berkendara.
Twister menoleh ke belakang. Beberapa orang di dalam sebuah carfly sedang berusaha mengejarnya.
"Kau benar, mereka sedang berusaha mengejar kita," gumam Twister menanggapi kalimat votice nya.
<"Apa yang harus dilakukan?" Haruskah saya mempercepat lajunya?">
Twister tersenyum sambil melirik ke arah belakang. "Kau memang paling mengerti aku."
Twister menekan sebuah tombol pada bagian panel stir sistemnya.
Beberapa kalimat muncul pada layar hologram bersamaan dengan terpasangnya sabuk pengaman pada tubuhnya.
Detik berikutnya, carfly yang ia tumpangi melaju dengan kecepatan tinggi.
...*...
"Dia sepertinya sadar kita sedang mengikutinya," tutur Carmen yang kini melaju dengan carfly miliknya, tepat dibelakang mobil Twister.
"Apa? Kalau begitu, kita tidak boleh membiarkan dia lolos begitu saja!" Anderson di seberang sana mempercepat laju kendaraannya. Berusaha untuk mengejar Twister dan memastikan lelaki itu masih berada dalam jangkauan mereka.
Kejar-kejaran terjadi di antara mereka, membuat keadaan seketika berubah yang tadinya tenang jadi lebih ramai.
Beruntung keadaan tengah malam, jadi tidak terlalu banyak carfly yang melintas dan Poliandro yang berjaga. Jadi mereka bisa dengan leluasa saling kejar satu sama lain.
"Giring dia menuju lapangan utama!" instruksi dari Gino di dengarnya.
"Baik, tuan!" sahut Anderson yang mulai mempercepat lajunya. Setelah berulang kali berusaha menyalip, akhirnya baru sekarang dia bisa benar-benar berada bersebelahan dengan carfly milik Twister.
Lelaki itu membelokkan carfly nya ke arah dimana Twister berada.
Brakk!
Hantaman yang cukup keras. Tapi carfly Twister tidak goyah begitu saja, bahkan tidak bergetar sama sekali.
Brakk!
Sekali lagi Anderson membelokkan mobilnya. "Sial, carfly nya dilengkapi dengan sistem proteksi super yang kuat terhadap guncangan apapun," gumamnya dengan wajah kesal.
"Carmen, kau dorong dia dari sisi yang lain!" katanya bicara dengan Carmen lewat handsfree yang terpasang ditelinganya.
"Baik!"
Carmen mempercepat lajunya dan berhasil berada di sisi lain Twister.
Twister menoleh ke kiri dan kanannya. Ia mengeluarkan smirk-nya begitu menyadari mereka sedang berusaha keras untuk menangkapnya.
"Kalian harus berusaha lebih keras lagi untuk menangkapku," gumam Twister pelan. Ia menekan sebuah tombol lain pada panel stir nya. Ketika kedua carfly itu sedang mengambil ancang-ancang untuk menyerangnya, Twister memperlambat carfly nya.
Brakk!
Kedua carfly tadi saling bertabrakan satu sama lain hingga membuat seluruh bagiannya hancur satu sama lain.
Ciittt…
Twister menekan tombol rem, menghentikan laju carfly nya. Ia menatap lurus ke depan. Kedua carfly mereka terus bertabrakan dalam keadaan kecepatan yang tinggi. Keduanya terus terseret hingga sejauh beberapa meter dari tempat mereka bertabrakan.
"Sudah aku bilang, kalian tidak akan bisa menangkapku dengan mudah!" Twister mengganti arah tujuannya. Jemarinya dengan lihai mengendalikan panel stir meninggalkan mereka.
Ia membelokkan mobilnya ke arah lain.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments