Century 14 - Ledakan

"Bagaimana sekarang?"

"Menurut cerita Dior dan Gio barusan, bisa disimpulkan kalau kekuatan yang selama ini tertidur di tubuh Fritz mulai terbangun."

"Itu berarti akan semakin sulit untuk kita menangkapnya 'kan?"

"Ya. Tapi, selain itu… hal ini juga menambah intensitas bahaya untuk misi kita. Tidak aku sangka semuanya akan berubah jadi serumit ini." Twister bergumam pelan.

"Jika memang mereka terluka akibat kecelakaan semalam, maka bisa di pastikan kalau ledakan semalam itu berasal dari Fritz 'kan?" Theresia menghampiri mejanya. Tangannya bergerak mengotak-atik layar hologram yang kini muncul dihadapannya.

"Benar. Omong-omong, coba cek seberapa jauh frekuensi sinyal ledakan yang terjadi semalam. Suaranya sangat kencang, aku cemas hal ini akan menyita perhatian banyak orang."

"Akan aku cek." Theresia mengikuti permintaannya, mengecek seberapa jauh ledakan frekuensi dari sinyal ledakan yang tercipta semalam. "Twister… kurasa kau harus melihat ini."

Wajah Theresia berubah gelisah ketika ia melihat layar hologram yang ada.

"Ada apa? Kenapa ekspresimu begitu?" Twister menghampiri saudaranya. Melihat apa yang tertera di layar yang tampil dihadapannya.

Twister membulatkan matanya begitu sadar apa yang ditunjukkan Theresia padanya.

Di layar hologram yang tampak, Twister melihat sebuah artikel dari beberapa media yang membahas mengenai ledakan semalam. Ledakan yang menyebabkan beberapa wilayah di Andro City mengalami mati lampu untuk sesaat.

"Sial!" pekik Twister penuh kesal. Ia tidak percaya ini, rencana semalam benar-benar sudah membuat rencana lain yang dia susun sedemikian rupa hancur berkeping-keping.

"Arghh!" Twister mengerang kesal.

...*...

"Shh…" Fritz meringis menahan sakit. Ia membuka kedua matanya perlahan. Tubuhnya benar-benar terasa nyeri akibat kejadian semalam.

Benar-benar malam yang tidak pernah terduga, dirinya bisa melarikan diri dengan melawan mereka.

Fritz bangun dan duduk di flying bed yang di tempatinya.

"Tubuhku rasanya sakit semua, aku akan membutuhkan banyak waktu untuk memulihkan diri. Sepertinya akan lebih baik kalau aku mengambil cuti kerja selama beberapa hari."

Fritz mencari phoneglass yang di pinjamkan Bitsy padanya. Dengan segera, ia menghubungi Bitsy untuk memberitahu kalau dirinya tidak akan bisa masuk kerja hari ini.

"Bitsy, ada yang ingin aku—"

"Fritz, kau tidak apa-apa 'kan?"

Bitsy memotong kalimatnya. Wanita itu langsung melemparkan tanya padanya begitu sambungan telpon mereka terhubung satu sama lain.

"Apa maksudmu?" Fritz balik bertanya. Ia tidak mengerti kenapa Bitsy tiba-tiba bertanya seperti itu, seolah-olah dia tahu kalau Fritz semalam baru saja mengalami hal yang kurang beruntung.

"Aku menonton berita pagi ini dan katanya ada sebuah ledakan misterius besar yang terjadi di dekat Coffee Touch tempatmu bekerja, dan lagi ledakan itu terjadi tepat dini hari ketika jadwal cafe itu tutup…"

"…Begitu mendengar berita itu, aku langsung cemas kau kenapa-kenapa. Karena biasanya di jam segitu kau baru pulang 'kan?" jelas Bitsy.

"Ah… aku kira kenapa."

"Kau baik-baik saja 'kan?"

"Ya, aku baik-baik saja."

"Syukurlah, aku benar-benar lega mendengarnya. Omong-omong kenapa kau menelpon?"

"Aku ingin mengatakan kalau aku butuh cuti selama beberapa hari."

"Eh? Kenapa? Bukannya kau bilang baik-baik saja?"

"Aku memang baik-baik saja. Aku mengambil cuti karena aku harus pergi keluar kota. Ada beberapa hal yang harus aku lakukan."

"Baiklah. Akan aku sampaikan pada manajer."

"Terima kasih."

"Bukan masalah."

Fritz menutup sambungan telponnya sepihak. Ia lalu menaruh kembali phoneglass-nya di atas meja.

Fritz beranjak menuju kamar mandi. Tiba di kamar mandi, ia berdiri di depan wastafel. Menatap wajahnya lewat pantulan cermin dihadapannya.

"Wajahku terluka parah…" Fritz memperhatikan luka yang ada di wajahnya.

Luka akibat serangan semalam terlihat membiru, beberapa di antaranya terlihat bengkak. Lukanya dari wajah terus turun hingga ke tubuhnya.

Fritz memutuskan untuk melepaskan kaos yang dia kenakan. Menatap luka di tubuhnya yang tidak kalah parah.

"Shh… serangan mereka bukan main-main," gumam Fritz sambil memegangi luka akibat tembakan laser dari Gio.

Lukanya cukup dalam. Fritz masih bisa melihat darah keluar dari lukanya. Darahnya mulai mengering.

Fritz terdiam sesaat. Ia baru menyadari hal yang ganjil. Yang terjadi padanya semalam.

"Kalau diingat-ingat lagi, kenapa aku bisa masih bisa bertahan sampai hari ini?"

"Bukankah seharusnya aku sudah mati? Apalagi semalam itu laser yang menembakku." Fritz mengerutkan kening. Ia tidak mengerti dengan segala hal yang tidak masuk akal ini.

"Tunggu…"

"Semalam… bagaimana cara aku menyerang mereka dan melarikan diri?"

"Ini aneh. Aku tidak bisa ingat apapun mengenai kejadian semalam."

...*...

Gino melangkah masuk ke dalam sana. Di dalam ruangan itu, sudah ada Cale yang terduduk sambil menyibukkan diri dengan laptopnya.

"Kau sudah dengar apa yang terjadi?" tanya Gino sambil menghampiri lelaki itu.

Cale mendongak ke arahnya yang baru saja tiba. "Ya, tuan. Aku sudah dengar. Ada ledakan besar semalam, dan hal itu benar-benar menyita perhatian semua orang."

"Apakah kau bisa menyimpulkan ledakan itu berasal dari mana?"

"Dari beberapa bukti yang ada, aku tidak bisa menyimpulkan ini berasal dari bahan peledak."

"Maksudmu, ini adalah ledakan dari kekuatan evol seseorang?"

"Tepat sekali, tuan. Tapi jika kita memperhatikan sekali lagi setiap pola yang muncul di TKP…" Cale beranjak bangun, menutup semua jendela yang ada lalu menyalakan layar proyektor yang telah ia siapkan.

"…Tidak ada bukti yang kuat ledakan ini berasal dari kekuatan seperti apa. Singkatnya, kekuatan yang muncul ini adalah kekuatan langka."

"Kekuatan langka seperti apa maksudmu?"

"Kekuatan yang tersembunyi, dan biasanya hanya segelintir orang saja yang tahu akan kekuatan ini."

"Kenapa kau bisa menyimpulkan seperti itu?"

"Di foto-foto TKP yang muncul, tidak ada jejak seperti contohnya benda yang terbakar, tanah yang hancur, atau semacamnya. Maka bisa disimpulkan kalau evolver yang melakukan hal ini bukanlah evolver dengan kemampuan elemen seperti itu. Melainkan evolver dengan kekuatan lain," jelas Cale.

"Yang melakukannya bukan evolver berkekuatan elemen?" Gino terdiam, berusaha mencerna setiap penjelasan Cale barusan.

Evolver adalah sebutan untuk manusia-manusia istimewa. Manusia yang berevolusi dan memiliki sistem genetik tubuh yang lebih sempurna. Pada umumnya selain memiliki fisik yang kuat dan tidak mudah terserang penyakit, para evolver juga memiliki kelebihan lain berupa kekuatan.

Setiap evolver memiliki dua kekuatan berbeda. Satu kekuatan yang berhubungan dengan otak dan pengembangan diri, sedangkan satu lagi adalah kekuatan yang berhubungan dengan perlindungan diri.

Evolver hidup berdampingan dengan manusia murni—para manusia yang tidak memiliki kemampuan apa-apa.

"Kau kenapa?" tanya Gino begitu atensinya tersita oleh ekspresi aneh Cale.

Cale langsung menoleh padanya.

...***...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!