Century 1 - Fritz

Andro City, Cybertrone.

3301

Malam semakin larut, purnama tampak lebih terang dibandingkan malam-malam sebelumnya, dan bintang-bintang tampak berbinar menghiasi seluruh langit malam.

Gedung-gedung pencakar langit masih tampak begitu terang, jalanan pun masih tampak ramai dengan beberapa carfly yang melintas, menghiasi kota yang tidak pernah tidur itu.

Carfly adalah semacam mobil terbang berbasis digital, menggunakan mesin pendorong turbo sebagai mesin utama, dan dikendalikan dengan menggunakan setir otomatis yang bentuknya berupa panel hologram. Carfly berbahan bakar air, listrik, dan tenaga Surya, membuat kendaraan yang satu ini ramah lingkungan.

Andro City layaknya kota masa depan pada umumnya. Indah, canggih, dan tidak pernah tidur. Bahkan walau malam kian larut sekalipun.

"Sampai jumpa besok!"

"Ya, sampai jumpa. Kau hati-hati di jalan."

"Baiklah, kau juga!"

Fritz melambaikan tangannya ke arah Tory. Wanita yang menjadi salah satu teman kerjanya di Coffee Touch. Salah satu kafe ternama yang buka selama sembilan belas jam per hari.

Kafe itu nyaris tidak pernah sepi pengunjung. Setiap harinya tempat duduk selalu saja penuh, bahkan nyaris tak tersisa tempat duduk. Beruntung walaupun pekerja shift malam hanya dirinya dan Tory, setidaknya masih ada Robowait—robot pelayan yang membantu mereka.

Fritz berjalan menyusuri trotoar, lalu berbelok dan terus masuk ke gang yang gelap agar bisa tiba di tellevator terdekat supaya dirinya bisa pulang.

Tellevator adalah elevator atau lift berbasis teleportasi. Alat itu bisa memindahkan si penumpang dari tempat dia naik, hingga ke tempat tujuan hanya dalam waktu sepersekian menit saja.

Tap!

Fritz menghentikan langkahnya ketika ia merasa ada beberapa orang yang sedang mengikutinya.

Sepertinya ada yang mengikutiku. Fritz menoleh ke belakang. Ada dua orang yang berdiri tak jauh dari tempatnya berhenti.

Aku kira ada yang sedang mengikutiku, ternyata ada orang lain yang juga kebetulan lewat di sini?

Lagipula aku ini berpikir apa? Bagaimanapun Andro City terkenal akan tingkat keamanannya yang tinggi, dan kriminalitas yang benar-benar tidak ada. Untuk apa aku harus cemas kalau? Toh, tidak akan pernah ada kejahatan juga 'kan?

Fritz mengedikkan bahu lalu kembali berjalan acuh menuju tellevator yang kini mulai terlihat wujudnya.

Begitu dia melangkah, beberapa orang dibelakangnya ikut melangkah dan mengikutinya.

Fritz berdiri di depan tellevator. Baru saja dia akan menekan tombol ini membuka pintunya—sebuah panel hologram lebih dulu muncul.

"Apa ini? Tellevator nya rusak?"

"Kalau seperti ini, bagaimana aku bisa pulang?"

Fritz menghela napas panjang. Ia berbalik hendak mencari cara lain supaya dirinya bisa pulang. Begitu berbalik, ia melihat dua orang lelaki tadi yang berjalan dibelakangnya itu berhenti.

"Tellevator nya rusak, kalian harus mencari alternatif lain," kata Fritz berusaha untuk memberitahu mereka. Dengan santainya dia melewati mereka berdua.

Dua pria tadi berjalan mengikutinya dari arah belakang. Tanpa aba-aba, mereka berusaha membius Fritz dari belakang.

Fritz panik. Ia spontan memberontak berusaha membebaskan diri, beruntung dalam satu hentakan, tubuhnya berhasil membebaskan diri.

Brukk!

Kedua pria itu tersungkur di tanah. Fritz tanpa pikir panjang langsung berlari meninggalkan mereka.

Apa yang mereka lakukan?

Mereka berusaha membius ku?

Kenapa mereka melakukan itu?

Fritz mempercepat langkahnya, terus berlari. Menjauh dari mereka.

"Berhenti di sana!" teriak dua orang pria yang ternyata sudah berlari mengejarnya.

Fritz menoleh.

Sial! Apa yang mereka inginkan?

Fritz mulai panik. Ia mempercepat langkahnya. Apapun yang terjadi, dirinya tidak boleh sampai tertangkap oleh mereka.

...*...

T Futels

Pria itu terus melangkah menyusuri koridor hingga akhirnya tiba di dalam lift.

Perhatiannya seketika teralihkan oleh suara phoneglass miliknya. Ia mengeluarkan benda kecil semacam kaca transparan berbentuk persegi yang modelnya mirip seperti ponsel, hanya saja digunakan secara horizontal.

Layar panggilan tampak pada bagian permukaannya. Ia segera menekan tombol yang ada. Dalam sekejap, panggilannya terhubung dengan seseorang di seberang sana.

Panel hologram yang ada, segera dia hubungkan dengan Genatch miliknya. Panggilan itu langsung terhubung pada jam yang melingkar di tangannya hanya dalam satu kali kibasan tangan.

Twister menempelkan jari telunjuknya pada telinga. Selanjutnya, dia bisa mendengar suara seseorang yang berusaha menghubunginya.

"Tuan, kami sudah menemukannya!" Suara napas yang tersengal terdengar begitu sambungan telpon mereka terhubung.

Dia tertegun mendengar penuturannya. "Sungguh?" katanya tak percaya.

"Ya. Kami sudah berusaha untuk melumpuhkannya, tapi dia melawan dan berhasil melarikan diri."

"Apa?! Bagaimana bisa?"

"Tenaganya terlalu kuat, dan kami tidak bisa mengatasinya. Kami sekarang sedang berusaha mengejarnya."

"Kalau begitu jangan sampai dia lolos! Kalian harus berhasil menangkapnya, mengerti?!"

"Baik, tuan."

"Segera hubungi aku jika ada perkembangan lebih lanjut."

Pip—

Twister memutus sambungan telponnya sepihak lalu melangkah keluar dari lift begitu pintunya terbuka dan dirinya sudah tiba di lobi penginapan tempatnya tinggal.

Ia berjalan menuju pintu keluar, sementara fokusnya tertuju pada phoneglass-nya. Hendak menelpon seseorang.

Tiba di luar penginapan, Twister menghentikan langkahnya.

"Mereka sudah menemukannya," ujar Twister pada seseorang di seberang sana.

"Tunggu, apa? Di mana?" Lelaki itu mengedarkan pandangannya saat mendengar kalimat aneh dari orang yang diteleponnya.

"Oh… aku melihat mereka."

...*...

Tap!

Mereka mendarat dengan mulus tepat di atas atap salah satu gedung yang terletak tepat berhadapan dengan salah satu gedung ternama.

Gino, berjalan menghampiri tembok pembatas dengan beberapa orang anak buahnya yang kini berada dibelakangnya.

Kedua iris mata lelaki itu tertuju pada salah seorang pengunjung yang berdiri di depan gedung seberang.

Lewat kacamata transparannya, dia melakukan scanning target guna memastikan apakah lelaki itu memang benar target mereka atau bukan.

"Apakah kau yakin, dia orangnya?" tanya Gino. Menghubungi salah satu rekan mereka lewat handsfree yang terpasang di telinganya.

"Ya, dia orangnya!" sahut lelaki lain di seberang sana.

Gino menekan salah satu tombol kecil yang terletak di bagian sisi batang kacamatanya.

<100% match our target!>

Sederet kata bermunculan setelahnya. Ia tersenyum simpul begitu melihat setiap kata yang tertera dihadapannya.

Kami sudah mencarimu kemana-mana, dan ternyata kau ada di sini selama ini?

Tidak aku sangka, kau akan berada di tempat sedekat dan seterbuka ini.

Gino menoleh ke arah ketiga anak buahnya. Ia memberikan kode dengan gerakan kepalanya.

Mereka bertiga seolah mengerti. Dengan segera, ketiganya bergerak dari tempat mereka.

Pergerakan mereka sangat cepat, bahkan dalam hitungan detik. Ketiga anak buahnya itu sudah berada di bawah gedung.

Gino hanya diam dan memperhatikan, ia harus memastikan sebelum ikut turun tangan membantu anak buahnya yang lain.

"Kali ini, akan aku pastikan kau tidak akan bisa lari dariku!"

...***...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!