Berdarah

Cengkraman tangan kekar itu benar benar membuat lengan nya berdenyut ngilu. Reynand menarik nya sangat kuat seakan penuh dendam dan kemarahan. Entah apa yang terjadi pada lelaki ini, kenapa dia bisa tahu Nara ada ditoilet dan kenapa dia malah menyusulnya kemari, bahkan menarik nya dengan paksa kesebuah lorong yang begitu sepi.

"Eughh" Nara langsung melenguh saat tubuhnya dihempaskan kedinding dengan kasar. Reynand langsung mencekik leher Nara dengan kuat membuat Nara langsung memejamkan matanya karena menahan sakit dan sesak yang datang bersamaan. Apa Reynand akan membunuhnya disini? Apa dia tidak akan takut ada orang yang akan melihat mereka.

"Kamu memang seperti ****** yang menjual tubuhmu pada semua lelaki" ungkapan Reynand benar benar terasa begitu tajam dan menghunus.

Nara membuka matanya perlahan dan memandang wajah tampan yang tampak begitu beringas. Apa dia marah?.

"Apa maksudmu?" tanya Nara dengan suara yang terputus putus, nafas nya benar benar sesak karena cekikan dilehernya, bahkan dia merasa dia tidak bisa bertahan lebih lama lagi jika Reynand masih mencekik nya begini

Reynand tersenyum sinis dan mendekatkan wajah nya kewajah Nara yang mulai memerah kehabisan nafas

"Kamu sengaja merayu Bimantara agar dia menolong perusahaan mu bukan" tuding Reynand dengan kilatan matanya yang begitu tajam.

Nara terdiam, tangan nya masih memegang lengan Reynand yang masih mencekik leher nya. Kenapa fikiran Reynand selalu seperti ini, kenapa dia tidak pernah berbaik sangka sedikitpun pada istrinya sendiri?

"Kamu memang wanita yang licik Nara. Bisa bisa nya kamu menghalalkan segala cara untuk ambisi mu, menjijikkan" desis Reynand semakin mengeratkan cengkraman nya dileher Nara, membuat Nara semakin kesulitan untuk bernafas

"Rey......lepas..." pinta Nara sekuat tenaga nya

"Aku tidak suka dipermainkan, apa kamu masih kurang puas dengan ku selama ini ha" ucap Reynand lagi. Dia benar benar tidak bisa mengontrol emosinya sekarang. Apalagi melihat Nara dan Bimantara tadi, entah kenapa dia ingin menghancurkan mereka berdua jika tidak ingat dengan situasi dan kondisinya. Dia tidak suka dipermainkan, dan Anara, dia seolah menabur genderang perang yang memang sedang bergejolak dihati Reynand.

Reynand menarik leher Nara dan mendekatkan wajah itu kepada nya. Cekikan dileher Nara terlepas dan berganti dengan tengkuk nya yang diraih kasar oleh Reynand. Bahkan Nara belum sempat untuk menarik nafas namun Reynand sudah kembali menyerang bibir nya dengan begitu buas. Nara memukul mukul dada Reynand, namun lelaki itu tidak perduli. Dia terus saja memangsa bibir merah yang terasa begitu dingin, entah kenapa dia seolah ingin melampiaskan semua kekesalan hatinya pada Nara.

Nara sudah seperti kehabisan nafas saat Reynand tidak juga melepaskan bibirnya, hingga dia mulai lunglai barulah Reynand melepaskan nya. Dan tentu saja itu membuat Nara langsung rebah kepelukan Reynand yang dengan segera menangkap nya.

Tubuh Nara tidak bisa lagi berdiri, dia lemas karena kesulitan bernafas, apalagi pinggang nya yang berdenyut dengan kuat membuat nya hampir tidak sadarkan diri.

Reynand berlutut dan memangku kepala Nara. Dia sedikit menepuk wajah Nara yang begitu pucat dan dingin. Apa Nara pingsan, batin nya. Tapi dia sedikit bernafas lega saat melihat mata Nara kembali terbuka dan memandang nya begitu sayu dan sendu.

"Apa jika aku mati kamu akan senang?" tanya Nara begitu pelan dan lemah

"Kamu tidak akan mati dengan mudah" desis Reynand begitu tega. Dia masih memangku kepala Nara yang memang terlihat sangat lemah, dan sebenar nya Reynand tahu itu, tapi entah kenapa hatinya seakan masih membatu dan masih ingin melihat Nara kembali memohon ampun padanya

Nara tersenyum tipis dan kembali memejamkan matanya. Mencoba menarik nafas nya perlahan dengan ringisan diwajah nya

"Apa kamu marah melihat ku bersama dengan lelaki lain?" tanya Nara lagi

Reynand terdiam dan memandang Nara dengan tajam, Nara kembali membuka matanya dan memandang wajah marah itu

"Kamu tahu tidak ada seorang pun yang berani mempermainkan ku seperti dirimu didunia ini" jawab Reynand

"Aku tidak mempermainkan mu, aku hanya ingin kamu tahu bagaimana melihat seseorang yang telah menjadi milik kita dekat dengan orang lain. Rasanya sakit Rey" ungkap Nara begitu lirih.

Reynand mendengus sinis, dan melepaskan kepala Nara hingga gadis itu langsung terhempas kelantai. Nara meringis menahan sakit dikepala dan pinggang nya. Reynand memang benar benar tega.

"Sakit mu belum seberapa, aku akan menambah nya dengan luka yang baru karena kamu sudah berani mempermainkan aku malam ini" bisik Reynand begitu mengerihkan.

Nara hanya diam dan menggigit bibirnya menahan sakit. Dia memiringkan tubuhnya dan berusaha untuk bangun, namun percuma, dia sudah tidak punya tenaga lagi.

"Nara" panggil seseorang dari jauh. Reynand langsung menoleh, dia tahu itu pasti Arya yang mencari Nara. Ya, memang hanya pria itu yang memperdulikan Nara selama ini

"Kamu tunggu aku dirumah" desis Reynand yang kemudian langsung beranjak dan pergi meninggalkan Nara dengan begitu tega.

Nara memandang kepergian Reynand dengan hati yang begitu sakit. Kenapa ada orang sekejam Reynand didunia ini. Kenapa dia tidak bisa mempunyai hati sedikitpun. Apa dia tidak bisa melihat kesakitan Nara sedikitpun. Apa dia tidak kasihan sedikit saja pada Nara, sedikit saja, kenapa dia begitu kejam, dan sayang nya lelaki yang kejam itu adalah suami nya sendiri.

Nara menelungkupkan wajah nya dan menyembunyikan air mata nya disana, apalagi melihat Arya yang datang dengan sedikit berlari. Dia langsung mengusap air matanya yang mulai mengalir. Sejak tadi dia tidak menangis meski Reynand menyakitinya, tapi kenapa setelah lelaki itu pergi, rasa sakitnya begitu terasa?

"Nara, ya Tuhan, kenapa kamu disini?" tanya Arya begitu panik. Dia langsung membantu Nara untuk duduk dan merapikan rambut Nara yang berantakan

"Pinggang ku sakit Yo" jawab Nara dengan ringisan diwajahnya

"Kenapa kamu tidak bilang, ayo kita pulang" ajak Arya yang kembali membantu memapah Nara untuk berdiri. Membawa Nara pulang melewati pintu belakang gedung.

Malam yang berat untuk Nara, rasa sakit dan kesedihan nya seolah bercampur menjadi satu, dan entah sampai kapan dia akan mendapatkan setitik kebahagiaan seperti mereka diluar sana.

....

Hari sudah larut malam, bahkan hujan mengguyur dengan sangat deras dimalam itu. Nara sudah berada dirumahnya. Arya ingin membawa nya kerumah sakit, namun Nara menolak, karena untuk apa dibawa kerumah sakit. Hasil nya akan tetap sama. Rasa sakit itu tidak akan pernah hilang meski sudah diobati. Ya, begitu lah pemikiran Nara, hingga saat ini dia harus kembali menahan sakit yang teramat luar biasa dipinggang nya. Dia baru saja menelan dua butir obat sekaligus, berharap rasa sakit itu bisa sedikit berkurang dan dia dapat tertidur dengan damai malam ini.

Nara duduk meringkuk diatas sofa, tubuhnya berbalut selimut tebal untuk menahan dingin yang terasa menggigit. Dia masih belum bisa membaringkan tubuhnya diatas tempat tidur, karena jika dia berbaring, rasa sakit itu datang lagi, dan matanya juga belum bisa terpejam. Alhasil dia hanya duduk memandang nanar keluar jendela dimana hujan membasahi taman samping rumah nya.

Mata Nara berkaca kaca. Disetiap hujan seperti ini, entah kenapa dia selalu merasa kesedihan itu seperti berkali lipat terasa sakit nya. Dan sayang nya, hujan hampir setiap hari, sehingga dia merasakan kesedihan yang tiada berhenti setiap harinya juga.

Ya, bukankah takdir terasa begitu kejam.

Nara ingin selalu menjadi orang yang bersyukur. Bersyukur atas segala nikmat yang pernah dia peroleh. Tapi hati kecilnya juga selalu membangkang, selalu ada harapan yang terlintas begitu saja meski Nara tidak ingin berharap. Selalu ada rasa sesak yang membuat nya ingin menyerah pada kejam nya dunia ini. Tapi juga rasa cinta yang membuat nya menjadi keras kepala dan membiarkan orang orang itu terus menerus menyakitinya tanpa henti.

Nara lelah, dia ingin pergi, tapi bagaimana dengan sesuatu yang belum terungkap itu. Apa dia akan membiarkan mereka menjalankan rencana nya begitu saja? Dan membiarkan orang yang dia cintai hancur dan tidak tersisa? Tidak, Nara tidak bisa sekejam itu. Hati Nara bukan terbuat dari batu, meski sudah disakiti berkali kalipun, rasa cintanya masih tetap ada.

Nara merebahkan kepala nya disandaran sofa. Mencoba memejamkan mata yang sebenar nya belum ingin terpejam. Ada rasa sakit, rindu, dan ketakutan yang begitu besar didalam hatinya, sehingga dia selalu sulit untuk memejamkan matanya setiap malam.

Nara mencoba merilekskan semua fikiran buruk yang ada dikepalanya, berharap suara hujan diluar sana juga bisa membawa pergi semua rasa sakit nya.

Namun tiba tiba saja pintu kamar nya terbuka dengan kasar membuat Nara langsung terlonjak kaget.

Matanya melebar saat melihat Reynand berdiri diambang pintu dengan wajah yang begitu kelam, memandang dirinya dengan tatapan yang benar benar tajam dan menghunus.

Tubuh tinggi yang tertutupi dengan jaket tebal itu terlihat begitu mengerihkan untuk Nara. Dia langsung beringsut merapat kesofa saat Reynand mendekat kearah nya dengan tatapan yang begitu buas. Seolah olah ingin menerkam nya dengan sadis.

Ada apa dengan lelaki ini, kenapa dia datang dengan wajah yang seperti ini. Apa dia belum puas hampir membunuh Nara dihotel tadi. Apa dia akan melanjutkan penyiksaan nya lagi sekarang.

"Kamu takut Anara" desis Reynand dengan suara berat nya

"Mau apa?" tanya Nara begitu lirih

Reynand tersenyum begitu sinis. Dia membuka jaket nya dan mencampakkan nya begitu saja kesembarangan arah. Memandang Anara dengan penuh nafsu dan rasa kesal yang begitu mendalam. Malam ini hatinya benar benar dibuat bergejolak dengan sangat oleh Anara. Dia tidak bisa untuk tidak melampiaskan nya sekarang. Anara harus tahu siapa Reynand Adiputra yang sesungguhnya.

"Kamu harus tahu siapa aku. Agar kamu tidak lagi bisa mempermainkan aku sesuka hatimu" Reynand kembali membuka baju kemeja nya, hingga menampakkan tubuh kekar nya yang begitu berkahrisma. Tapi untuk malam ini, Nara benar benar takut melihat tubuh itu. Dia tahu apa yang ingin dilakukan Reynand. Dia pasti ingin melampiaskan nya ketubuh Nara. Tidak, dia tidak boleh melakukan nya. Saat ini tubuh Nara sedang drop, bahkan darah masih terus mengalir sejak tadi dibawah sana. Jika dia melakukan itu, maka Nara akan benar benar bisa mati.

"Rey jangan" pinta Nara begitu memelas. Namun Reynand tidak perduli, ada sesuatu yang membuat hatinya begitu murka malam ini. Melihat Nara bersama lelaki lain, dan juga perkataan Cleo yang membuat hatinya lagi lagi tidak menentu, membuatnya tidak bisa diam dan mengontrol emosinya.

Reynand langsung menarik selimut ditubuh Nara, membuat Nara juga ikut tertarik dan jatuh terjerembab dibawah sofa

Nara hanya mampu meringis, namun dia tidak bisa berbuat apa apa selain melawan. Matanya memandang takut Reynand yang langsung menarik nya dengan kuat dan menghempaskan nya kembali kesofa

"Sakit Rey" gumam Nara namun Reynand tetap tidak perduli. Dia kembali mendekatkan wajahnya kewajah Nara dan menyerang bibir itu dengan buas. Tentu saja Nara tidak berkutik, dia hanya mampu memukul mukul dada telanjang itu dengan penuh harap. Nafasnya baru saja kembali tapi Reynand sudah mencoba merebutnya kembali.

Reynand melepaskan ciuman nya saat lagi lagi Nara terkulai begitu lemah seperti tidak bertenaga sama sekali

"Jangan, aku.... aku berdarah Rey" kata Nara dengan nafas yang terputus putus dengan tubuh yang merebah diatas sofa

Reynand menarik rambut Nara dengan kasar

"Kau mau membohongiku haa" bentak Reynand yang emosi karena Nara mencoba menolak nya secara halus

Namun Nara langsung menggeleng pelan, dia sedikit membuka paha nya yang malam itu memang hanya menggunakan drees tidur tipis bewarna biru muda.

Reynand melirik kearea paha Nara dimana memang ada bercak darah ada disana, bukan lagi bercak, melainkan darah yang mengalir dan cukup banyak membuat dress itu bewarna merah dan basah.

Reynand terkesiap dan langsung melepaskan cengkraman nya dari rambut Nara. Dia mundur kebelakang dan menatap ngerih Nara yang ternyata memang berdarah, atau malah pendarahan?

"Nara kamu" ucapan Reynand langsung terhenti saat kepala nya tiba tiba saja pusing dan dia sedikit oleng.

Nara ingin beranjak dan mendekat kearah nya, namun Reynand malah semakin mundur dan memegang kepala nya dengan wajah yang meringis

Dia langsung memutar tubuhnya dan keluar dari kamar Nara dengan langkah terhuyung huyung.

Nara memandang bingung kepergian Reynand, apa yang terjadi dengan pria itu? Kenapa dia langsung memegang kepalanya ketika melihat darah Nara? Apa dia mabuk darah? Namun Nara langsung menggeleng, tidak mungkin Reynand mabuk darah. Dulu sewaktu mereka masih remaja Reynand bahkan bisa memukul orang orang yang ingin menculik Nara hingga kepala mereka pecah. Tapi apa yang terjadi pada Reynand sekarang?????

Terpopuler

Comments

Roselya Roselya

Roselya Roselya

anara goblok

2024-05-23

1

christina paya wan

christina paya wan

sampai bab 18 tp Jln cerita yg sama brulang2.Anara yg bodoh

2023-09-14

2

Listati Manalu Tati

Listati Manalu Tati

tor jgn terlalu sadislah buat cerutanya

2023-04-04

1

lihat semua
Episodes
1 Hasil Lab
2 Alasan Menikah
3 Mempertaruhkan Nyawa
4 Kekejaman Reynand
5 Sakit Rey!
6 Cobaan Lagi
7 Gelang Kenangan
8 Masih Ingin Bertahan
9 Zelina Adiputra
10 Kerumah Cleo
11 Kemarahan Reynand
12 Diambang Kehancuran
13 Kebusukan Cleo Dan Ibunya
14 Semanis Madeleine
15 Hati Nara Terlalu Lemah
16 Karpet Merah
17 Berdansa
18 Berdarah
19 Siapa Dia????
20 Malam Yang Damai
21 Amplop Cokelat
22 Gara Gara Madeleine
23 Apa Kamu Cemburu???
24 Oktober Terakhir
25 Kehancuran Nara
26 Kenyataan Yang Menyakitkan
27 Pertengkaran Reynand Dan Cleo
28 Kekecewaan Reynand
29 Karma Reynand
30 Hancur Tak Tersisa
31 Diary Usang
32 Pengalihan Perusahaan
33 Terungkap
34 Surat Bersampul Kuning
35 Rumah Tua Eyang Putri
36 Permohonan Maaf
37 Perjuangan Cinta Reynand
38 Jangan Sentuh Istriku!
39 Kemalangan Reynand
40 Trauma Reynand
41 Masa lalu Di Kolam Darah
42 Aku Mencintai Istrimu!
43 Balas Dendam
44 Bertanggung Jawablah Rey!
45 Terasa Patah Dan Perih
46 Jadi Pebinor???
47 Sakit Berdarah
48 Usaha Reynand
49 Keputusan Nara
50 Kita Sudah Berakhir
51 Cerita Masa Lalu
52 Surat Perpisahan
53 Telah Usai Dan Berakhir
54 Oktober Datang Lagi
55 Rasa Penasaran Arya
56 Sebuah Lukisan
57 Makan Malam Berdua
58 Kisah Dibalik Hujan
59 Kebenaran Yang Terungkap
60 Nara Atau Hanya Sekedar Ilusi????
61 Aku Bersamamu
62 Oktober Kedua Belas
63 Kerumah Sakit
64 Kisah Reynand Dan Cleo
65 Cerita Tengah Malam
66 Amplop Putih
67 Isi Surat Guntur
68 Arya Yang Menyebalkan
69 Reynand vs Bimantara
70 Gara Gara Kucing
71 Kesombongan Cleo
72 Adidaksa Terancam ???
73 Gerimis Di Penghujung Oktober
74 Penyerangan Dijalan
75 Rumah Tua
76 Abas Atau Agas????
77 Kekesalan Arya
78 Melawan Trauma
79 Ternyata Tuan Abas
80 Saksi Kunci
81 Zelina Diculik
82 Vila Dibukit Sinai
83 Rahasia Dibalik Kekejaman Tuan Agas
84 Semua Sudah Mulai Kembali
85 Kembalinya Reynand Adiputra
86 Misi Dimulai Malam Ini
87 Foto Diamplop Cokelat
88 Permintaan Cleo
89 Janji Manis Atau Pahit???
90 Cleo Dan Nara
91 Kejutan Dari Reynand
92 Kehancuran Cleo
93 Hancur Dan Semakin Terpuruk
94 Selamat Tinggal (Cleo)
95 Semua Sudah Berakhir
96 Kejutan Manis Ditepi Danau Hijau
97 Malam Yang Bahagia
98 Kedatangan Bimantara
99 Rumah Kenangan
100 bab pengumuman
101 Tempat Pertama Kali Bertemu
102 Senja Untuk Arya Dan Zelina
103 Kerumah Eyang Putri
104 Berbagi Cerita
105 Perasaan Bimantara
106 Dirumah Sakit
107 Bima Dan Gadis Menyebalkan
108 Diandra Gendis Ayu
109 Cerita Disore Hari
110 Makan Malam
111 Tentang Gendis
112 Kemarahan Bima
113 Terungkap Fakta Yang Sebenarnya
114 Aku Rindu
115 Aku Mau Pulang (Gendis)
116 Meminta Restu
117 Mulai Berteman
118 Hal Yang Manis
119 Kebun Apel
120 Sangat Indah
121 Ciuman Pertama
122 Mengganti Kenangan
123 Pernikahan Dua Hari Lagi
124 Pusat Perbelanjaan
125 Bertemu David
126 Jangan Menangis Lagi Gendis
127 Menunggu Hari Esok
128 Pernikahan
129 Berbahagialah Nara
130 Masih Dimalam Pesta
131 Penyerangan Dijalan
132 Malam Yang Panjang Untuk Hidup dan Mati
133 Kabar Buruk
134 Bangunlah Bima
135 Seminggu Berlalu
136 Bima Sadar
137 Aku Rindu
138 Menjodohkan
139 Bisikkan Nara
140 Pulang Kerumah Lama
141 Otw Bulan Madu
142 Cinta Seindah Bunga Sakura
143 Kejutan Dari Reynand
144 Jatuh Cinta
145 Menjenguk Bima
146 Malam Yang Indah
147 Lamaran Romantis
148 Kabar Buruk
149 Berduka
150 Mimpi Buruk
151 Kembali Pulang
152 Pernikahan Bima Dan Gendis
153 Pulang Kerumah Bima
154 Sikap Aneh Reynand
155 Hamil
156 Menggoda Reynand
157 Empat Bulan Kehamilan
158 Taman Bunga Tulip Untuk Zelina
159 Cerita Madeleine
160 pemenang hadiah pulsa
161 Keperusahaan
162 Fitting Gaun Pengantin ... Berdarah
163 Berduka
164 Selamat Jalan Zelina
165 Harus Ikhlas
166 Zevanno dan Zevanya
167 TAMAT
168 Ucapan Terimakasih Author
169 Karya Baru (Pelangi Untuk Arya)
170 Novel Zevanya
171 Novel Zevanno
Episodes

Updated 171 Episodes

1
Hasil Lab
2
Alasan Menikah
3
Mempertaruhkan Nyawa
4
Kekejaman Reynand
5
Sakit Rey!
6
Cobaan Lagi
7
Gelang Kenangan
8
Masih Ingin Bertahan
9
Zelina Adiputra
10
Kerumah Cleo
11
Kemarahan Reynand
12
Diambang Kehancuran
13
Kebusukan Cleo Dan Ibunya
14
Semanis Madeleine
15
Hati Nara Terlalu Lemah
16
Karpet Merah
17
Berdansa
18
Berdarah
19
Siapa Dia????
20
Malam Yang Damai
21
Amplop Cokelat
22
Gara Gara Madeleine
23
Apa Kamu Cemburu???
24
Oktober Terakhir
25
Kehancuran Nara
26
Kenyataan Yang Menyakitkan
27
Pertengkaran Reynand Dan Cleo
28
Kekecewaan Reynand
29
Karma Reynand
30
Hancur Tak Tersisa
31
Diary Usang
32
Pengalihan Perusahaan
33
Terungkap
34
Surat Bersampul Kuning
35
Rumah Tua Eyang Putri
36
Permohonan Maaf
37
Perjuangan Cinta Reynand
38
Jangan Sentuh Istriku!
39
Kemalangan Reynand
40
Trauma Reynand
41
Masa lalu Di Kolam Darah
42
Aku Mencintai Istrimu!
43
Balas Dendam
44
Bertanggung Jawablah Rey!
45
Terasa Patah Dan Perih
46
Jadi Pebinor???
47
Sakit Berdarah
48
Usaha Reynand
49
Keputusan Nara
50
Kita Sudah Berakhir
51
Cerita Masa Lalu
52
Surat Perpisahan
53
Telah Usai Dan Berakhir
54
Oktober Datang Lagi
55
Rasa Penasaran Arya
56
Sebuah Lukisan
57
Makan Malam Berdua
58
Kisah Dibalik Hujan
59
Kebenaran Yang Terungkap
60
Nara Atau Hanya Sekedar Ilusi????
61
Aku Bersamamu
62
Oktober Kedua Belas
63
Kerumah Sakit
64
Kisah Reynand Dan Cleo
65
Cerita Tengah Malam
66
Amplop Putih
67
Isi Surat Guntur
68
Arya Yang Menyebalkan
69
Reynand vs Bimantara
70
Gara Gara Kucing
71
Kesombongan Cleo
72
Adidaksa Terancam ???
73
Gerimis Di Penghujung Oktober
74
Penyerangan Dijalan
75
Rumah Tua
76
Abas Atau Agas????
77
Kekesalan Arya
78
Melawan Trauma
79
Ternyata Tuan Abas
80
Saksi Kunci
81
Zelina Diculik
82
Vila Dibukit Sinai
83
Rahasia Dibalik Kekejaman Tuan Agas
84
Semua Sudah Mulai Kembali
85
Kembalinya Reynand Adiputra
86
Misi Dimulai Malam Ini
87
Foto Diamplop Cokelat
88
Permintaan Cleo
89
Janji Manis Atau Pahit???
90
Cleo Dan Nara
91
Kejutan Dari Reynand
92
Kehancuran Cleo
93
Hancur Dan Semakin Terpuruk
94
Selamat Tinggal (Cleo)
95
Semua Sudah Berakhir
96
Kejutan Manis Ditepi Danau Hijau
97
Malam Yang Bahagia
98
Kedatangan Bimantara
99
Rumah Kenangan
100
bab pengumuman
101
Tempat Pertama Kali Bertemu
102
Senja Untuk Arya Dan Zelina
103
Kerumah Eyang Putri
104
Berbagi Cerita
105
Perasaan Bimantara
106
Dirumah Sakit
107
Bima Dan Gadis Menyebalkan
108
Diandra Gendis Ayu
109
Cerita Disore Hari
110
Makan Malam
111
Tentang Gendis
112
Kemarahan Bima
113
Terungkap Fakta Yang Sebenarnya
114
Aku Rindu
115
Aku Mau Pulang (Gendis)
116
Meminta Restu
117
Mulai Berteman
118
Hal Yang Manis
119
Kebun Apel
120
Sangat Indah
121
Ciuman Pertama
122
Mengganti Kenangan
123
Pernikahan Dua Hari Lagi
124
Pusat Perbelanjaan
125
Bertemu David
126
Jangan Menangis Lagi Gendis
127
Menunggu Hari Esok
128
Pernikahan
129
Berbahagialah Nara
130
Masih Dimalam Pesta
131
Penyerangan Dijalan
132
Malam Yang Panjang Untuk Hidup dan Mati
133
Kabar Buruk
134
Bangunlah Bima
135
Seminggu Berlalu
136
Bima Sadar
137
Aku Rindu
138
Menjodohkan
139
Bisikkan Nara
140
Pulang Kerumah Lama
141
Otw Bulan Madu
142
Cinta Seindah Bunga Sakura
143
Kejutan Dari Reynand
144
Jatuh Cinta
145
Menjenguk Bima
146
Malam Yang Indah
147
Lamaran Romantis
148
Kabar Buruk
149
Berduka
150
Mimpi Buruk
151
Kembali Pulang
152
Pernikahan Bima Dan Gendis
153
Pulang Kerumah Bima
154
Sikap Aneh Reynand
155
Hamil
156
Menggoda Reynand
157
Empat Bulan Kehamilan
158
Taman Bunga Tulip Untuk Zelina
159
Cerita Madeleine
160
pemenang hadiah pulsa
161
Keperusahaan
162
Fitting Gaun Pengantin ... Berdarah
163
Berduka
164
Selamat Jalan Zelina
165
Harus Ikhlas
166
Zevanno dan Zevanya
167
TAMAT
168
Ucapan Terimakasih Author
169
Karya Baru (Pelangi Untuk Arya)
170
Novel Zevanya
171
Novel Zevanno

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!