Kebusukan Cleo Dan Ibunya

Nara duduk terdiam dikursi kerja nya siang itu. Dia baru saja tiba diperusahaan setelah pagi tadi dia pergi kesebuah kota kecil dimana dulu kota itu adalah tempat dia dan Cloe sering bermain dan menghabiskan waktu mereka. Disana ada sebuah vila yang teletak didaerah perkebunan teh. Vila kecil yang menjadi tempat kenangan disaat dia dan Cloe masih berteman baik. Vila itu adalah vila milik orang tua Cloe, namun dulu sewaktu masih kuliah Cloe sering mengajak Nara pergi kesana untuk sekedar menghabiskan liburan akhir pekan mereka.

Tidak ada yang berubah dari tempat itu, hanya sudah sedikit usang karena cat yang belum diganti dan masih sama seperti saat terakhir kali Nara datang kesana. Ditempat itulah terdapat kekejian dan segala macam rencana jahat yang orang tua Cloe sembunyikan, dan semua nya berkaitan dengan Reynand dan keluarga nya.

Mungkin dulu adalah masalah terbesar bagi Cloe dan orang tuanya yang membiarkan Nara datang ketempat itu. Mereka beranggapan jika Nara tidak akan ambil perduli dengan apa yang akan mereka lakukan, namun betapa tidak beruntungnya mereka karena Nara tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Meskipun Nara tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, tapi dia yakin jika mereka memang ingin membuat sesuatu hal yang buruk pada keluarga Reynand.

Flash back on

Malam itu seperti biasa, Nara menghabiskan liburan akhir pekan divila Cloe yang ada didaerah puncak. Vila yang menjadi pilihan mereka untuk menenangkan fikiran dari segala rumit nya masalah hidup.

Saat itu Nara sedang berjalan jalan disekitar area belakang vila. Malam sudah begitu larut, namun dia belum bisa tidur karena kehilangan Cloe yang entah kemana. Jadi Nara memutuskan untuk pergi mencari nya sekalian untuk berjalan jalan seperti biasa.

Tetapi saat tiba disebuah ruangan kecil disudut vila, tidak jauh dari sebuah kolam ikan, Nara begitu syok ketika mendengar pembicaraan Cloe dan ibunya. Dia juga mendengar suara seorang lelaki yang terlihat menggeram, tetapi tidak bisa berbicara dengan jelas. Mungkin mulut nya disumpal dengan sesuatu.

Nara yang penasaran berjalan mendekat, dia sudah seperti pencuri malam itu. Dan ketika dia tiba didepan pintu, dia sedikit mendekatkan telinga nya agar lebih bisa mendengar dengan jelas perkataan Cloe dan ibunya

"Ma, mama yakin akan melakukan hal ini?" Nara bisa mendengar suara mereka dengan jelas sekarang

"Ya, tidak ada cara lain. Hanya ini jalan satu satunya. Kita harus membuat rencana ini berjalan dengan lancar. Reynand dan keluarga nya tidak boleh senang diatas penderitaan kita" kata nyonya Guzel, ibu Cloe

"Tapi bagaimana jika gagal?" tanya Cloe terdengar ragu

"Tidak akan sayang, kita sudah mendapatkan pion penting nya, dan pria itu juga sudah ingin bekerja sama dengan kita. Kita akan bisa menguasai seluruh hartanya" jawab nyonya Guzel.

Nara mengernyitkan dahinya,dia berfikir Reynand siapa yang dimaksud oleh mereka?

Sejak malam itu, Nara mulai mencurigai setiap gerak gerik Cloe dan ibunya. Nara yang sudah menganggap Cloe sebagai sahabat nya tidak menyangka jika ternyata mereka menyimpan sebuah kekejian yang begitu besar. Waktu itu Nara tidak tahu siapa Reynand yang mereka maksud. Tapi saat beberapa bulan setelah itu, Cloe memperkenalkan pada Nara jika dia sedang menjalin kasih dengan seorang lelaki muda bernama Reynand Adiputra.

Dan dari situ Nara mulai tahu jika lelaki inilah yang sedang dalam bahaya. Lelaki yang sudah dicintai Nara sejak lama. Cloe yang tidak tahu jika Nara mengetahui segala rencana busuk nya terlihat biasa saja saat memperkenalkan Reynand. Dan akhirnya mereka bertiga berteman dengan baik.

Nara tidak akan membiarkan Reynand nya masuk kedalam rencana licik Cloe dan ibunya. Tapi dia sungguh tidak tahu apa yang harus dia lakukan untuk memberitahu Reynand, apalagi Reynand terlihat begitu mempercayai semua perkataan Cloe. Nara hanya berusaha untuk terus dekat dengan lelaki itu hingga akhirnya Cloe menganggapnya ingin merebut Reynand.

Sejak saat itu, hubungan diantara Cloe dan Nara sudah tidak sehat lagi. Mereka tidak pernah bersama lagi bahkan saling serang dalam diam.

Dan disaat Cloe membutuhkan darah nya, disaat itupula Nara mengambil kesempatan untuk merebut Reynand dari Cloe, mencoba merebut cinta lelaki itu dan semua kepercayaan nya agar dia bisa memberitahu Reynand apa yang terjadi.

Flashback off

Tapi kenyataan nya, semua tidak dapat dia rengkuh. Dan semakin kesini hidup Nara lah yang menderita hanya karena ingin menyelamatkan hidup Reynand. Sampai saat ini, jangankan cinta lelaki itu, sedikit kepercayaan saja bahkan tidak bisa dia dapatkan. Sesakit itu memang, bahkan bukan lagi hati nya yang menderita, melainkan perusahaan yang menjadi sumber kehidupan banyak orang juga tidak akan lama lagi pasti hancur oleh ulah Reynand yang masih belum bisa membuka matanya.

"Nara" suara Arya membuat Nara sedikit terlonjak kaget ditempat nya. Bahkan dia sampai harus menarik nafas nya dalam dalam dan mengusap dada nya yang bergemuruh

"Aku sudah memanggil kamu berulang kali. Apa sekarang telinga mu juga bermasalah?" tanya Arya sembari meletakkan beberapa berkas keatas meja Nara, dia memandang wajah Nara yang kelihatan suram

"Sudah lah mungkin vila itu memang sudah kosong, lagi pula untuk apa kamu ingin kesana. Bukankah kamu dan dia sudah tidak berteman lagi?" tanya Arya yang mengira Nara masih kesal karena vila yang mereka datangi pagi tadi tampak kosong dan terkunci dengan rapat

Nara menghela nafas nya sejenak dan menggeleng lemah. Dia meraih berkas dihadapan nya dan menatap Arya sekilas

"Aku hanya ingin tahu dan bertemu seseorang" jawab Nara

"Dari pada kamu memikirkan tentang masa lalu kamu itu. Lebih baik sekarang fikirkan bagaimana caranya untuk menarik mereka kembali. Perusahaan sudah rugi besar, dan jika dibiarkan ini pasti akan buruk" sahut Arya

Nara terdiam, menyelamatkan perusahaan? Dia bahkan sudah tidak tahu lagi bagaimana caranya. Melawan Reynand sama saja membunuh diri sendiri. Jika dia melakukan sesuatu Reynand pasti akan berbuat lebih kejam lagi. Ini masih lumayan dia hanya menarik beberapa pemegang saham, jika semua dia bekukan dan dia tarik, maka besok perusahaan Polie pasti sudah tinggal nama.

Bagai memakan buah simalakama, bergerak salah, diam ditempat juga salah. Otak Nara benar benar buntu.

"Bagaimana proyek pembangunan mall dikota B?" tanya Nara yang mengacuhkan pertanyaan Arya tadi

"Sampai saat ini masih lancar" jawab Arya

"Ya, kita fokus pada itu saja dulu. Nanti akan aku fikirkan cara mencari sumber dana dari tempat lain" ucap Nara

Arya hanya menghela nafas nya dengan kasar. Dia juga bingung saat ini. Perusahaan benar benar diambang kehancuran. Tapi dia juga tidak bisa membantu Nara selain menemani setiap hari hari terpuruk nya seperti ini. Terkadang dia tidak tega melihat Nara. Disaat tubuh nya juga perlu istirahat dan pengobatan disaat itupula sumber kehidupan nya akan hancur. Bahkan Arya tidak bisa membayangkan bagaimana sebenar nya perasaan Nara saat ini.

...

Beberapa hari berlalu, mungkin sudah sekitar seminggu, dan ya sudah seminggu Reynand tidak ada pulang menemui Nara. Setelah siang itu dia menghilang dan tidak tahu dimana keberadaan nya. Nara juga tidak ingin mengganggu nya. Dia sudah cukup pusing dengan urusan perusahaan yang semakin lama semakin tidak terkendali. Ditambah dengan sakit dipinggang nya semakin lama semakin menyiksa. Dia sudah seharus nya melakukan pengobatan, tapi bagaimana mungkin jika tabungan nya sudah terkuras habis untuk menutupi keuangan perusahaan dan membayar kerugian perusahaan dan juga gaji ratusan karyawan nya. Nara hanya bisa mengandalkan obat obatan penahan nyeri dan anti kanker nya saja saat ini. Itupun sudah begitu menguras kantongnya.

Malam ini langit mendung lagi, setelah beberapa hari cuaca cerah. Nara berdiri didepan jendela ruang tamu nya, menyibak gorden dan mengamati suasana diluar yang terasa begitu sepi. Hanya rinai hujan yang merintik membasahi pohon pohon bonsai miliknya yang sudah tidak terawat lagi.

Hari masih menunjukan pukul tujuh malam, masih ada beberapa jam lagi waktu untuk tidur. Dan Nara tidak tahu apa yang harus dia lakukan saat ini. Hatinya merindu, tapi terlalu sakit jika dia harus berharap terus menerus.

Nara menghela nafas pelan dan kembali menutup gorgen berenda dengan warna pink itu, namun kembali dia sibakkan saat melihat sebuah mobil memasuki halaman rumah.

"Mobil Reynand?" gumam Nara. Dia bahkan sampai mengerjapkan mata nya beberapa kali melihat nya. Dia tidak percaya, lelaki yang sedang dia fikirkan pulang kerumah?

Nara langsung berlari masuk kedalam kamar nya, memoles sedikit wajah nya agar tidak nampak seperti mayat hidup. Sakit memang, tapi untuk mengabaikan Reynand, sungguh Nara belum mampu.

Nara tersenyum tipis dan segera keluar kamar untuk menyambut suami nya yang kejam itu. Dan saat membuka pintu ternyata Reynand sudah berdiri dengan wajah datar nya seperti biasa.

"Kamu sudah pulang" sambut Nara dengan senyum manis nya seperti biasa. Bahkan dia langsung meraih jas yang Reynand pegang

Reynand memandang Nara tidak percaya, dia pulang hanya ingin melihat reaksi dan keadaan wanita ini saja. Apa dia bersedih karena perusahaan nya mulai goyah? Tapi yang Reynand dapatkan malah senyum manis Nara seperti tidak ada masalah sedikitpun. Dia benar benar takjub melihat ini

"Mandilah, aku akan menyiapkan air hangat untuk mu" ucap Nara yang membuka pintu dengan lebar dan membalikkan tubuhnya, namun lengan nya langsung ditarik Reynand dengan kasar, membuat Nara langsung terhempas dan membentur dada bidang itu

"Kau masih bisa tersenyum seperti biasa. Apa peringatanku masih belum bisa membuat mu tumbang dan menyesal?" tanya Reynand dengan dingin

Nara mendongak memandang wajah tampan yang bermata tajam itu. Nara berdiri dengan tegak sembari tersenyum dengan lembut dan menepuk pelan dada Reynand

"Kamu tahu perusahaan adalah sumber kehidupan ku selama ini. Dan aku tahu kamu memang ingin menghancurkan nya karena merasa kecewa dengan perkataan ku. Tapi saat ini, kita sedang berada dirumah, aku hanya ingin menjadi istri yang baik untuk kamu" jawab Nara membuat Reynand langsung mendengus sinis dan melepaskan cengkraman nya dilengan Nara

Dia memandang Nara dengan remeh

"Perkataan yang bermaksud lain. Aku tidak percaya lagi pada perkataan mu." dengus Reynand

Nara tertunduk sejenak dan menggeleng, masih dengan wajah yang tersenyum. Sungguh dia tidak ingin memperlihatkan kesedihan nya pada lelaki ini

"Tidak apa apa, suatu saat kamu pasti percaya. Mandilah, aku akan membuatkan mu sup iga, kebetulan aku baru belanja siang tadi" ucap Nara yang langsung pergi dan masuk kedalam kamar Reynand.

Reynand berdiri mematung ditempat nya memandang Nara tidak percaya. Hari ini dia cukup lelah karena urusan perusahaan, dan ketika pulang kerumah utama dia disuguhkan dengan pemandangan yang tidak enak. Lagi lagi ayahnya yang bertengkar dengan ibunya. Membuat Reynand tidak betah dan malas untuk pulang. Dia ingin pergi kerumah Cloe, tapi kekasih nya itu selalu berbicara tentang perceraian dan hal hal lainnya yang membuat dia semakin pusing. Dan alhasil dia malah kembali kerumah ini, kerumah dimana istrinya berada. Dan sialnya, dia disambut dengan senyum yang begitu manis dan juga perlakuan yang lembut.

Yah, Reynand terkadang tidak bisa memposisikan dirinya dengan baik.

Kepala dan otak nya benar benar lelah, sehingga dia tidak punya waktu untuk mendebati Nara. Meskipun rasa kesal selalu ada jika mengingat bagaimana Nara mendekatinya dan memanfaatkan keadaan dan juga ditambah dengan dia yang dengan tega menjelekkan nama Cloe beberapa waktu lalu.

Reynand masuk kedalam kamar mandi setelah Nara menyiapkan air hangat untuk nya. Dia berendam cukup lama didalam sana. Aroma terapi yang Nara berikan cukup membuat tubuh nya sedikit lebih tenang.

Sedangkan Nara kini telah berada didapur. Dia sedang berkutat membuat sup iga kesenangan Reynand. Entah kenapa siang tadi dia memang baru habis berbelanja mingguan, dan melihat iga dia jadi ingat Reynand. Nara jadi tersenyum sendiri saat memasak, ternyata feeling nya begitu kuat dengan lelaki itu. Terbukti malam ini Reynand pulang, ya meski Nara tidak tahu Reynand akan memakan nya atau tidak, yang terpenting Nara buat dulu.

Rasa sakit dipinggang nya dia abaikan, meski sesekali dia meringis menahan sakit dan berjalan dengan sedikit terbungkuk bungkuk.

"Ayolah malam ini bekerja sama sedikit" gumam Nara yang terduduk lemas diatas kursi, keringat dingin mulai mengucur didahi nya. Dia mengusap keringat itu dengan tisu sembari memandang sup yang masih ada di atas kompor.

Nara menuangkan air kedalam gelas dan meneguk nya dengan cepat. Dia menarik nafas nya dalam dalam dan kembali lagi kepada sup nya. Hanya membuat sup iga, sambal kecap dan juga perkedel kentang. Ya dia rasa itu sudah cukup.

Nara mengambil satu mangkuk berukuran sedang dan menuangkan sup nya kedalam sana, harum aroma sup itu benar benar lezat membuat Reynand yang telah selesai mandi tidak tahan untuk tidak keluar dan makan. Perut nya memang lapar, dan dia tidak akan bisa menahan nya lagi jika dirumah ini. Masakan Nara memang tidak bisa untuk diabaikan.

Nara sedikit terkesiap saat melihat Reynand yang telah berdiri memandang nya dengan wajah datar diambang pintu.

Nara langsung tersenyum seraya meletakkan sup nya diatas meja, namun tiba tiba dia langsung meringis dan hampir terjatuh saat merasakan pinggangnya yang tiba tiba berdenyut ngilu. Untung saja dia dengan segera meraih sudut meja dan itu membuat Reynand juga reflek berlari kearah nya, dia ingin meraih tangan Nara namun langsung dia urungkan ketika melihat Nara yang bisa berdiri dengan helaan nafas yang cukup berat.

"Baru masak begitu saja sudah sakit pinggang" dengus Reynad terlihat mencibir

Nara memejamkan matanya sejenak dan mencoba tersenyum, namun Reynand yang masih memperhatikan nya tahu jika Nara memang tengah menahan sakit saat ini. Tapi kenapa? Bukankah selama ini dia baik baik saja?

"Uuuhh mungkin terlalu lama duduk, pinggang ku agak bermasalah" gumam Nara yang mulai bisa berdiri dengan tegak dan beranjak duduk dikursinya tepat dihadapan Reynand. Nara meraih tisu dan langsung mengusap keringat nya, rasa nya sakit sekali, tapi untungnya hanya sebentar, tapi itu cukup mampu membuat nya jatuh dan berkeringat dingin

"Apa perduliku" ketus Reynand.

Nara hanya tersenyum, dia membuang tisu nya dan langsung meraih piring Reynand dan mengambilkan nasi untuk lelaki itu. Meski tidak perduli namun Reynand tetap saja sesekali mencuri pandang pada Nara. Semua yang dia lakukan tampak tulus, tapi kenapa Cloe bilang Nara penuh kepalsuan, dan Nara bilang Cloe yang menyimpan kebusukan. Terkadang jika memikirkan itu kepala Reynand serasa ingin pecah dan dia tidak bisa membendung emosi nya.

Malam itu mereka makan malam dalam diam dan begitu damai. Tidak tahu apa yang terjadi, tapi Nara cukup bersyukur jika malam ini Reynand pulang dan tidak mencari perkara lagi padanya. Biarlah urusan perusahaan adalah urusan luar, dan saat ini dia hanya menganggap jika dia dan Reynand adalah sepasang suami istri yang sesungguhnya. Bukan dua orang yang ingin saling menjatuhkan.

Terpopuler

Comments

Yani Cipoet

Yani Cipoet

sebenrnya namanya cleo apa cloe

2024-04-17

0

Nala Ratih Soemarna

Nala Ratih Soemarna

Reynand terlalu percaya sm si wanita ular Cleo 🙄

2023-02-10

0

Esti Restianti

Esti Restianti

ayo Rey,sedikit saja buka mata dan hatimu,setidaknya sedikit berbelas kasihan pada Nara

2022-12-17

1

lihat semua
Episodes
1 Hasil Lab
2 Alasan Menikah
3 Mempertaruhkan Nyawa
4 Kekejaman Reynand
5 Sakit Rey!
6 Cobaan Lagi
7 Gelang Kenangan
8 Masih Ingin Bertahan
9 Zelina Adiputra
10 Kerumah Cleo
11 Kemarahan Reynand
12 Diambang Kehancuran
13 Kebusukan Cleo Dan Ibunya
14 Semanis Madeleine
15 Hati Nara Terlalu Lemah
16 Karpet Merah
17 Berdansa
18 Berdarah
19 Siapa Dia????
20 Malam Yang Damai
21 Amplop Cokelat
22 Gara Gara Madeleine
23 Apa Kamu Cemburu???
24 Oktober Terakhir
25 Kehancuran Nara
26 Kenyataan Yang Menyakitkan
27 Pertengkaran Reynand Dan Cleo
28 Kekecewaan Reynand
29 Karma Reynand
30 Hancur Tak Tersisa
31 Diary Usang
32 Pengalihan Perusahaan
33 Terungkap
34 Surat Bersampul Kuning
35 Rumah Tua Eyang Putri
36 Permohonan Maaf
37 Perjuangan Cinta Reynand
38 Jangan Sentuh Istriku!
39 Kemalangan Reynand
40 Trauma Reynand
41 Masa lalu Di Kolam Darah
42 Aku Mencintai Istrimu!
43 Balas Dendam
44 Bertanggung Jawablah Rey!
45 Terasa Patah Dan Perih
46 Jadi Pebinor???
47 Sakit Berdarah
48 Usaha Reynand
49 Keputusan Nara
50 Kita Sudah Berakhir
51 Cerita Masa Lalu
52 Surat Perpisahan
53 Telah Usai Dan Berakhir
54 Oktober Datang Lagi
55 Rasa Penasaran Arya
56 Sebuah Lukisan
57 Makan Malam Berdua
58 Kisah Dibalik Hujan
59 Kebenaran Yang Terungkap
60 Nara Atau Hanya Sekedar Ilusi????
61 Aku Bersamamu
62 Oktober Kedua Belas
63 Kerumah Sakit
64 Kisah Reynand Dan Cleo
65 Cerita Tengah Malam
66 Amplop Putih
67 Isi Surat Guntur
68 Arya Yang Menyebalkan
69 Reynand vs Bimantara
70 Gara Gara Kucing
71 Kesombongan Cleo
72 Adidaksa Terancam ???
73 Gerimis Di Penghujung Oktober
74 Penyerangan Dijalan
75 Rumah Tua
76 Abas Atau Agas????
77 Kekesalan Arya
78 Melawan Trauma
79 Ternyata Tuan Abas
80 Saksi Kunci
81 Zelina Diculik
82 Vila Dibukit Sinai
83 Rahasia Dibalik Kekejaman Tuan Agas
84 Semua Sudah Mulai Kembali
85 Kembalinya Reynand Adiputra
86 Misi Dimulai Malam Ini
87 Foto Diamplop Cokelat
88 Permintaan Cleo
89 Janji Manis Atau Pahit???
90 Cleo Dan Nara
91 Kejutan Dari Reynand
92 Kehancuran Cleo
93 Hancur Dan Semakin Terpuruk
94 Selamat Tinggal (Cleo)
95 Semua Sudah Berakhir
96 Kejutan Manis Ditepi Danau Hijau
97 Malam Yang Bahagia
98 Kedatangan Bimantara
99 Rumah Kenangan
100 bab pengumuman
101 Tempat Pertama Kali Bertemu
102 Senja Untuk Arya Dan Zelina
103 Kerumah Eyang Putri
104 Berbagi Cerita
105 Perasaan Bimantara
106 Dirumah Sakit
107 Bima Dan Gadis Menyebalkan
108 Diandra Gendis Ayu
109 Cerita Disore Hari
110 Makan Malam
111 Tentang Gendis
112 Kemarahan Bima
113 Terungkap Fakta Yang Sebenarnya
114 Aku Rindu
115 Aku Mau Pulang (Gendis)
116 Meminta Restu
117 Mulai Berteman
118 Hal Yang Manis
119 Kebun Apel
120 Sangat Indah
121 Ciuman Pertama
122 Mengganti Kenangan
123 Pernikahan Dua Hari Lagi
124 Pusat Perbelanjaan
125 Bertemu David
126 Jangan Menangis Lagi Gendis
127 Menunggu Hari Esok
128 Pernikahan
129 Berbahagialah Nara
130 Masih Dimalam Pesta
131 Penyerangan Dijalan
132 Malam Yang Panjang Untuk Hidup dan Mati
133 Kabar Buruk
134 Bangunlah Bima
135 Seminggu Berlalu
136 Bima Sadar
137 Aku Rindu
138 Menjodohkan
139 Bisikkan Nara
140 Pulang Kerumah Lama
141 Otw Bulan Madu
142 Cinta Seindah Bunga Sakura
143 Kejutan Dari Reynand
144 Jatuh Cinta
145 Menjenguk Bima
146 Malam Yang Indah
147 Lamaran Romantis
148 Kabar Buruk
149 Berduka
150 Mimpi Buruk
151 Kembali Pulang
152 Pernikahan Bima Dan Gendis
153 Pulang Kerumah Bima
154 Sikap Aneh Reynand
155 Hamil
156 Menggoda Reynand
157 Empat Bulan Kehamilan
158 Taman Bunga Tulip Untuk Zelina
159 Cerita Madeleine
160 pemenang hadiah pulsa
161 Keperusahaan
162 Fitting Gaun Pengantin ... Berdarah
163 Berduka
164 Selamat Jalan Zelina
165 Harus Ikhlas
166 Zevanno dan Zevanya
167 TAMAT
168 Ucapan Terimakasih Author
169 Karya Baru (Pelangi Untuk Arya)
170 Novel Zevanya
171 Novel Zevanno
Episodes

Updated 171 Episodes

1
Hasil Lab
2
Alasan Menikah
3
Mempertaruhkan Nyawa
4
Kekejaman Reynand
5
Sakit Rey!
6
Cobaan Lagi
7
Gelang Kenangan
8
Masih Ingin Bertahan
9
Zelina Adiputra
10
Kerumah Cleo
11
Kemarahan Reynand
12
Diambang Kehancuran
13
Kebusukan Cleo Dan Ibunya
14
Semanis Madeleine
15
Hati Nara Terlalu Lemah
16
Karpet Merah
17
Berdansa
18
Berdarah
19
Siapa Dia????
20
Malam Yang Damai
21
Amplop Cokelat
22
Gara Gara Madeleine
23
Apa Kamu Cemburu???
24
Oktober Terakhir
25
Kehancuran Nara
26
Kenyataan Yang Menyakitkan
27
Pertengkaran Reynand Dan Cleo
28
Kekecewaan Reynand
29
Karma Reynand
30
Hancur Tak Tersisa
31
Diary Usang
32
Pengalihan Perusahaan
33
Terungkap
34
Surat Bersampul Kuning
35
Rumah Tua Eyang Putri
36
Permohonan Maaf
37
Perjuangan Cinta Reynand
38
Jangan Sentuh Istriku!
39
Kemalangan Reynand
40
Trauma Reynand
41
Masa lalu Di Kolam Darah
42
Aku Mencintai Istrimu!
43
Balas Dendam
44
Bertanggung Jawablah Rey!
45
Terasa Patah Dan Perih
46
Jadi Pebinor???
47
Sakit Berdarah
48
Usaha Reynand
49
Keputusan Nara
50
Kita Sudah Berakhir
51
Cerita Masa Lalu
52
Surat Perpisahan
53
Telah Usai Dan Berakhir
54
Oktober Datang Lagi
55
Rasa Penasaran Arya
56
Sebuah Lukisan
57
Makan Malam Berdua
58
Kisah Dibalik Hujan
59
Kebenaran Yang Terungkap
60
Nara Atau Hanya Sekedar Ilusi????
61
Aku Bersamamu
62
Oktober Kedua Belas
63
Kerumah Sakit
64
Kisah Reynand Dan Cleo
65
Cerita Tengah Malam
66
Amplop Putih
67
Isi Surat Guntur
68
Arya Yang Menyebalkan
69
Reynand vs Bimantara
70
Gara Gara Kucing
71
Kesombongan Cleo
72
Adidaksa Terancam ???
73
Gerimis Di Penghujung Oktober
74
Penyerangan Dijalan
75
Rumah Tua
76
Abas Atau Agas????
77
Kekesalan Arya
78
Melawan Trauma
79
Ternyata Tuan Abas
80
Saksi Kunci
81
Zelina Diculik
82
Vila Dibukit Sinai
83
Rahasia Dibalik Kekejaman Tuan Agas
84
Semua Sudah Mulai Kembali
85
Kembalinya Reynand Adiputra
86
Misi Dimulai Malam Ini
87
Foto Diamplop Cokelat
88
Permintaan Cleo
89
Janji Manis Atau Pahit???
90
Cleo Dan Nara
91
Kejutan Dari Reynand
92
Kehancuran Cleo
93
Hancur Dan Semakin Terpuruk
94
Selamat Tinggal (Cleo)
95
Semua Sudah Berakhir
96
Kejutan Manis Ditepi Danau Hijau
97
Malam Yang Bahagia
98
Kedatangan Bimantara
99
Rumah Kenangan
100
bab pengumuman
101
Tempat Pertama Kali Bertemu
102
Senja Untuk Arya Dan Zelina
103
Kerumah Eyang Putri
104
Berbagi Cerita
105
Perasaan Bimantara
106
Dirumah Sakit
107
Bima Dan Gadis Menyebalkan
108
Diandra Gendis Ayu
109
Cerita Disore Hari
110
Makan Malam
111
Tentang Gendis
112
Kemarahan Bima
113
Terungkap Fakta Yang Sebenarnya
114
Aku Rindu
115
Aku Mau Pulang (Gendis)
116
Meminta Restu
117
Mulai Berteman
118
Hal Yang Manis
119
Kebun Apel
120
Sangat Indah
121
Ciuman Pertama
122
Mengganti Kenangan
123
Pernikahan Dua Hari Lagi
124
Pusat Perbelanjaan
125
Bertemu David
126
Jangan Menangis Lagi Gendis
127
Menunggu Hari Esok
128
Pernikahan
129
Berbahagialah Nara
130
Masih Dimalam Pesta
131
Penyerangan Dijalan
132
Malam Yang Panjang Untuk Hidup dan Mati
133
Kabar Buruk
134
Bangunlah Bima
135
Seminggu Berlalu
136
Bima Sadar
137
Aku Rindu
138
Menjodohkan
139
Bisikkan Nara
140
Pulang Kerumah Lama
141
Otw Bulan Madu
142
Cinta Seindah Bunga Sakura
143
Kejutan Dari Reynand
144
Jatuh Cinta
145
Menjenguk Bima
146
Malam Yang Indah
147
Lamaran Romantis
148
Kabar Buruk
149
Berduka
150
Mimpi Buruk
151
Kembali Pulang
152
Pernikahan Bima Dan Gendis
153
Pulang Kerumah Bima
154
Sikap Aneh Reynand
155
Hamil
156
Menggoda Reynand
157
Empat Bulan Kehamilan
158
Taman Bunga Tulip Untuk Zelina
159
Cerita Madeleine
160
pemenang hadiah pulsa
161
Keperusahaan
162
Fitting Gaun Pengantin ... Berdarah
163
Berduka
164
Selamat Jalan Zelina
165
Harus Ikhlas
166
Zevanno dan Zevanya
167
TAMAT
168
Ucapan Terimakasih Author
169
Karya Baru (Pelangi Untuk Arya)
170
Novel Zevanya
171
Novel Zevanno

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!