Nara duduk terdiam dikursi kerja nya siang itu. Dia baru saja tiba diperusahaan setelah pagi tadi dia pergi kesebuah kota kecil dimana dulu kota itu adalah tempat dia dan Cloe sering bermain dan menghabiskan waktu mereka. Disana ada sebuah vila yang teletak didaerah perkebunan teh. Vila kecil yang menjadi tempat kenangan disaat dia dan Cloe masih berteman baik. Vila itu adalah vila milik orang tua Cloe, namun dulu sewaktu masih kuliah Cloe sering mengajak Nara pergi kesana untuk sekedar menghabiskan liburan akhir pekan mereka.
Tidak ada yang berubah dari tempat itu, hanya sudah sedikit usang karena cat yang belum diganti dan masih sama seperti saat terakhir kali Nara datang kesana. Ditempat itulah terdapat kekejian dan segala macam rencana jahat yang orang tua Cloe sembunyikan, dan semua nya berkaitan dengan Reynand dan keluarga nya.
Mungkin dulu adalah masalah terbesar bagi Cloe dan orang tuanya yang membiarkan Nara datang ketempat itu. Mereka beranggapan jika Nara tidak akan ambil perduli dengan apa yang akan mereka lakukan, namun betapa tidak beruntungnya mereka karena Nara tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Meskipun Nara tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, tapi dia yakin jika mereka memang ingin membuat sesuatu hal yang buruk pada keluarga Reynand.
Flash back on
Malam itu seperti biasa, Nara menghabiskan liburan akhir pekan divila Cloe yang ada didaerah puncak. Vila yang menjadi pilihan mereka untuk menenangkan fikiran dari segala rumit nya masalah hidup.
Saat itu Nara sedang berjalan jalan disekitar area belakang vila. Malam sudah begitu larut, namun dia belum bisa tidur karena kehilangan Cloe yang entah kemana. Jadi Nara memutuskan untuk pergi mencari nya sekalian untuk berjalan jalan seperti biasa.
Tetapi saat tiba disebuah ruangan kecil disudut vila, tidak jauh dari sebuah kolam ikan, Nara begitu syok ketika mendengar pembicaraan Cloe dan ibunya. Dia juga mendengar suara seorang lelaki yang terlihat menggeram, tetapi tidak bisa berbicara dengan jelas. Mungkin mulut nya disumpal dengan sesuatu.
Nara yang penasaran berjalan mendekat, dia sudah seperti pencuri malam itu. Dan ketika dia tiba didepan pintu, dia sedikit mendekatkan telinga nya agar lebih bisa mendengar dengan jelas perkataan Cloe dan ibunya
"Ma, mama yakin akan melakukan hal ini?" Nara bisa mendengar suara mereka dengan jelas sekarang
"Ya, tidak ada cara lain. Hanya ini jalan satu satunya. Kita harus membuat rencana ini berjalan dengan lancar. Reynand dan keluarga nya tidak boleh senang diatas penderitaan kita" kata nyonya Guzel, ibu Cloe
"Tapi bagaimana jika gagal?" tanya Cloe terdengar ragu
"Tidak akan sayang, kita sudah mendapatkan pion penting nya, dan pria itu juga sudah ingin bekerja sama dengan kita. Kita akan bisa menguasai seluruh hartanya" jawab nyonya Guzel.
Nara mengernyitkan dahinya,dia berfikir Reynand siapa yang dimaksud oleh mereka?
Sejak malam itu, Nara mulai mencurigai setiap gerak gerik Cloe dan ibunya. Nara yang sudah menganggap Cloe sebagai sahabat nya tidak menyangka jika ternyata mereka menyimpan sebuah kekejian yang begitu besar. Waktu itu Nara tidak tahu siapa Reynand yang mereka maksud. Tapi saat beberapa bulan setelah itu, Cloe memperkenalkan pada Nara jika dia sedang menjalin kasih dengan seorang lelaki muda bernama Reynand Adiputra.
Dan dari situ Nara mulai tahu jika lelaki inilah yang sedang dalam bahaya. Lelaki yang sudah dicintai Nara sejak lama. Cloe yang tidak tahu jika Nara mengetahui segala rencana busuk nya terlihat biasa saja saat memperkenalkan Reynand. Dan akhirnya mereka bertiga berteman dengan baik.
Nara tidak akan membiarkan Reynand nya masuk kedalam rencana licik Cloe dan ibunya. Tapi dia sungguh tidak tahu apa yang harus dia lakukan untuk memberitahu Reynand, apalagi Reynand terlihat begitu mempercayai semua perkataan Cloe. Nara hanya berusaha untuk terus dekat dengan lelaki itu hingga akhirnya Cloe menganggapnya ingin merebut Reynand.
Sejak saat itu, hubungan diantara Cloe dan Nara sudah tidak sehat lagi. Mereka tidak pernah bersama lagi bahkan saling serang dalam diam.
Dan disaat Cloe membutuhkan darah nya, disaat itupula Nara mengambil kesempatan untuk merebut Reynand dari Cloe, mencoba merebut cinta lelaki itu dan semua kepercayaan nya agar dia bisa memberitahu Reynand apa yang terjadi.
Flashback off
Tapi kenyataan nya, semua tidak dapat dia rengkuh. Dan semakin kesini hidup Nara lah yang menderita hanya karena ingin menyelamatkan hidup Reynand. Sampai saat ini, jangankan cinta lelaki itu, sedikit kepercayaan saja bahkan tidak bisa dia dapatkan. Sesakit itu memang, bahkan bukan lagi hati nya yang menderita, melainkan perusahaan yang menjadi sumber kehidupan banyak orang juga tidak akan lama lagi pasti hancur oleh ulah Reynand yang masih belum bisa membuka matanya.
"Nara" suara Arya membuat Nara sedikit terlonjak kaget ditempat nya. Bahkan dia sampai harus menarik nafas nya dalam dalam dan mengusap dada nya yang bergemuruh
"Aku sudah memanggil kamu berulang kali. Apa sekarang telinga mu juga bermasalah?" tanya Arya sembari meletakkan beberapa berkas keatas meja Nara, dia memandang wajah Nara yang kelihatan suram
"Sudah lah mungkin vila itu memang sudah kosong, lagi pula untuk apa kamu ingin kesana. Bukankah kamu dan dia sudah tidak berteman lagi?" tanya Arya yang mengira Nara masih kesal karena vila yang mereka datangi pagi tadi tampak kosong dan terkunci dengan rapat
Nara menghela nafas nya sejenak dan menggeleng lemah. Dia meraih berkas dihadapan nya dan menatap Arya sekilas
"Aku hanya ingin tahu dan bertemu seseorang" jawab Nara
"Dari pada kamu memikirkan tentang masa lalu kamu itu. Lebih baik sekarang fikirkan bagaimana caranya untuk menarik mereka kembali. Perusahaan sudah rugi besar, dan jika dibiarkan ini pasti akan buruk" sahut Arya
Nara terdiam, menyelamatkan perusahaan? Dia bahkan sudah tidak tahu lagi bagaimana caranya. Melawan Reynand sama saja membunuh diri sendiri. Jika dia melakukan sesuatu Reynand pasti akan berbuat lebih kejam lagi. Ini masih lumayan dia hanya menarik beberapa pemegang saham, jika semua dia bekukan dan dia tarik, maka besok perusahaan Polie pasti sudah tinggal nama.
Bagai memakan buah simalakama, bergerak salah, diam ditempat juga salah. Otak Nara benar benar buntu.
"Bagaimana proyek pembangunan mall dikota B?" tanya Nara yang mengacuhkan pertanyaan Arya tadi
"Sampai saat ini masih lancar" jawab Arya
"Ya, kita fokus pada itu saja dulu. Nanti akan aku fikirkan cara mencari sumber dana dari tempat lain" ucap Nara
Arya hanya menghela nafas nya dengan kasar. Dia juga bingung saat ini. Perusahaan benar benar diambang kehancuran. Tapi dia juga tidak bisa membantu Nara selain menemani setiap hari hari terpuruk nya seperti ini. Terkadang dia tidak tega melihat Nara. Disaat tubuh nya juga perlu istirahat dan pengobatan disaat itupula sumber kehidupan nya akan hancur. Bahkan Arya tidak bisa membayangkan bagaimana sebenar nya perasaan Nara saat ini.
...
Beberapa hari berlalu, mungkin sudah sekitar seminggu, dan ya sudah seminggu Reynand tidak ada pulang menemui Nara. Setelah siang itu dia menghilang dan tidak tahu dimana keberadaan nya. Nara juga tidak ingin mengganggu nya. Dia sudah cukup pusing dengan urusan perusahaan yang semakin lama semakin tidak terkendali. Ditambah dengan sakit dipinggang nya semakin lama semakin menyiksa. Dia sudah seharus nya melakukan pengobatan, tapi bagaimana mungkin jika tabungan nya sudah terkuras habis untuk menutupi keuangan perusahaan dan membayar kerugian perusahaan dan juga gaji ratusan karyawan nya. Nara hanya bisa mengandalkan obat obatan penahan nyeri dan anti kanker nya saja saat ini. Itupun sudah begitu menguras kantongnya.
Malam ini langit mendung lagi, setelah beberapa hari cuaca cerah. Nara berdiri didepan jendela ruang tamu nya, menyibak gorden dan mengamati suasana diluar yang terasa begitu sepi. Hanya rinai hujan yang merintik membasahi pohon pohon bonsai miliknya yang sudah tidak terawat lagi.
Hari masih menunjukan pukul tujuh malam, masih ada beberapa jam lagi waktu untuk tidur. Dan Nara tidak tahu apa yang harus dia lakukan saat ini. Hatinya merindu, tapi terlalu sakit jika dia harus berharap terus menerus.
Nara menghela nafas pelan dan kembali menutup gorgen berenda dengan warna pink itu, namun kembali dia sibakkan saat melihat sebuah mobil memasuki halaman rumah.
"Mobil Reynand?" gumam Nara. Dia bahkan sampai mengerjapkan mata nya beberapa kali melihat nya. Dia tidak percaya, lelaki yang sedang dia fikirkan pulang kerumah?
Nara langsung berlari masuk kedalam kamar nya, memoles sedikit wajah nya agar tidak nampak seperti mayat hidup. Sakit memang, tapi untuk mengabaikan Reynand, sungguh Nara belum mampu.
Nara tersenyum tipis dan segera keluar kamar untuk menyambut suami nya yang kejam itu. Dan saat membuka pintu ternyata Reynand sudah berdiri dengan wajah datar nya seperti biasa.
"Kamu sudah pulang" sambut Nara dengan senyum manis nya seperti biasa. Bahkan dia langsung meraih jas yang Reynand pegang
Reynand memandang Nara tidak percaya, dia pulang hanya ingin melihat reaksi dan keadaan wanita ini saja. Apa dia bersedih karena perusahaan nya mulai goyah? Tapi yang Reynand dapatkan malah senyum manis Nara seperti tidak ada masalah sedikitpun. Dia benar benar takjub melihat ini
"Mandilah, aku akan menyiapkan air hangat untuk mu" ucap Nara yang membuka pintu dengan lebar dan membalikkan tubuhnya, namun lengan nya langsung ditarik Reynand dengan kasar, membuat Nara langsung terhempas dan membentur dada bidang itu
"Kau masih bisa tersenyum seperti biasa. Apa peringatanku masih belum bisa membuat mu tumbang dan menyesal?" tanya Reynand dengan dingin
Nara mendongak memandang wajah tampan yang bermata tajam itu. Nara berdiri dengan tegak sembari tersenyum dengan lembut dan menepuk pelan dada Reynand
"Kamu tahu perusahaan adalah sumber kehidupan ku selama ini. Dan aku tahu kamu memang ingin menghancurkan nya karena merasa kecewa dengan perkataan ku. Tapi saat ini, kita sedang berada dirumah, aku hanya ingin menjadi istri yang baik untuk kamu" jawab Nara membuat Reynand langsung mendengus sinis dan melepaskan cengkraman nya dilengan Nara
Dia memandang Nara dengan remeh
"Perkataan yang bermaksud lain. Aku tidak percaya lagi pada perkataan mu." dengus Reynand
Nara tertunduk sejenak dan menggeleng, masih dengan wajah yang tersenyum. Sungguh dia tidak ingin memperlihatkan kesedihan nya pada lelaki ini
"Tidak apa apa, suatu saat kamu pasti percaya. Mandilah, aku akan membuatkan mu sup iga, kebetulan aku baru belanja siang tadi" ucap Nara yang langsung pergi dan masuk kedalam kamar Reynand.
Reynand berdiri mematung ditempat nya memandang Nara tidak percaya. Hari ini dia cukup lelah karena urusan perusahaan, dan ketika pulang kerumah utama dia disuguhkan dengan pemandangan yang tidak enak. Lagi lagi ayahnya yang bertengkar dengan ibunya. Membuat Reynand tidak betah dan malas untuk pulang. Dia ingin pergi kerumah Cloe, tapi kekasih nya itu selalu berbicara tentang perceraian dan hal hal lainnya yang membuat dia semakin pusing. Dan alhasil dia malah kembali kerumah ini, kerumah dimana istrinya berada. Dan sialnya, dia disambut dengan senyum yang begitu manis dan juga perlakuan yang lembut.
Yah, Reynand terkadang tidak bisa memposisikan dirinya dengan baik.
Kepala dan otak nya benar benar lelah, sehingga dia tidak punya waktu untuk mendebati Nara. Meskipun rasa kesal selalu ada jika mengingat bagaimana Nara mendekatinya dan memanfaatkan keadaan dan juga ditambah dengan dia yang dengan tega menjelekkan nama Cloe beberapa waktu lalu.
Reynand masuk kedalam kamar mandi setelah Nara menyiapkan air hangat untuk nya. Dia berendam cukup lama didalam sana. Aroma terapi yang Nara berikan cukup membuat tubuh nya sedikit lebih tenang.
Sedangkan Nara kini telah berada didapur. Dia sedang berkutat membuat sup iga kesenangan Reynand. Entah kenapa siang tadi dia memang baru habis berbelanja mingguan, dan melihat iga dia jadi ingat Reynand. Nara jadi tersenyum sendiri saat memasak, ternyata feeling nya begitu kuat dengan lelaki itu. Terbukti malam ini Reynand pulang, ya meski Nara tidak tahu Reynand akan memakan nya atau tidak, yang terpenting Nara buat dulu.
Rasa sakit dipinggang nya dia abaikan, meski sesekali dia meringis menahan sakit dan berjalan dengan sedikit terbungkuk bungkuk.
"Ayolah malam ini bekerja sama sedikit" gumam Nara yang terduduk lemas diatas kursi, keringat dingin mulai mengucur didahi nya. Dia mengusap keringat itu dengan tisu sembari memandang sup yang masih ada di atas kompor.
Nara menuangkan air kedalam gelas dan meneguk nya dengan cepat. Dia menarik nafas nya dalam dalam dan kembali lagi kepada sup nya. Hanya membuat sup iga, sambal kecap dan juga perkedel kentang. Ya dia rasa itu sudah cukup.
Nara mengambil satu mangkuk berukuran sedang dan menuangkan sup nya kedalam sana, harum aroma sup itu benar benar lezat membuat Reynand yang telah selesai mandi tidak tahan untuk tidak keluar dan makan. Perut nya memang lapar, dan dia tidak akan bisa menahan nya lagi jika dirumah ini. Masakan Nara memang tidak bisa untuk diabaikan.
Nara sedikit terkesiap saat melihat Reynand yang telah berdiri memandang nya dengan wajah datar diambang pintu.
Nara langsung tersenyum seraya meletakkan sup nya diatas meja, namun tiba tiba dia langsung meringis dan hampir terjatuh saat merasakan pinggangnya yang tiba tiba berdenyut ngilu. Untung saja dia dengan segera meraih sudut meja dan itu membuat Reynand juga reflek berlari kearah nya, dia ingin meraih tangan Nara namun langsung dia urungkan ketika melihat Nara yang bisa berdiri dengan helaan nafas yang cukup berat.
"Baru masak begitu saja sudah sakit pinggang" dengus Reynad terlihat mencibir
Nara memejamkan matanya sejenak dan mencoba tersenyum, namun Reynand yang masih memperhatikan nya tahu jika Nara memang tengah menahan sakit saat ini. Tapi kenapa? Bukankah selama ini dia baik baik saja?
"Uuuhh mungkin terlalu lama duduk, pinggang ku agak bermasalah" gumam Nara yang mulai bisa berdiri dengan tegak dan beranjak duduk dikursinya tepat dihadapan Reynand. Nara meraih tisu dan langsung mengusap keringat nya, rasa nya sakit sekali, tapi untungnya hanya sebentar, tapi itu cukup mampu membuat nya jatuh dan berkeringat dingin
"Apa perduliku" ketus Reynand.
Nara hanya tersenyum, dia membuang tisu nya dan langsung meraih piring Reynand dan mengambilkan nasi untuk lelaki itu. Meski tidak perduli namun Reynand tetap saja sesekali mencuri pandang pada Nara. Semua yang dia lakukan tampak tulus, tapi kenapa Cloe bilang Nara penuh kepalsuan, dan Nara bilang Cloe yang menyimpan kebusukan. Terkadang jika memikirkan itu kepala Reynand serasa ingin pecah dan dia tidak bisa membendung emosi nya.
Malam itu mereka makan malam dalam diam dan begitu damai. Tidak tahu apa yang terjadi, tapi Nara cukup bersyukur jika malam ini Reynand pulang dan tidak mencari perkara lagi padanya. Biarlah urusan perusahaan adalah urusan luar, dan saat ini dia hanya menganggap jika dia dan Reynand adalah sepasang suami istri yang sesungguhnya. Bukan dua orang yang ingin saling menjatuhkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 171 Episodes
Comments
Yani Cipoet
sebenrnya namanya cleo apa cloe
2024-04-17
0
Nala Ratih Soemarna
Reynand terlalu percaya sm si wanita ular Cleo 🙄
2023-02-10
0
Esti Restianti
ayo Rey,sedikit saja buka mata dan hatimu,setidaknya sedikit berbelas kasihan pada Nara
2022-12-17
1