Diambang Kehancuran

Dua hari berlalu dengan begitu lama. Dua hari pula Nara sudah tidak datang keperusahaan Polie. Dia hanya bekerja dari rumah karena tubuhnya benar benar tidak bisa diajak bekerja sama.

Kekerasan fisik yang dia dapatkan kemarin membuat tubuhnya semakin melemah. Untungnya obat dari dokter Sebastian sedikit banyaknya bisa mempertahankan kesadarannya. Namun jika dia tidak segera melakukan perawatan dan mendapatkan donor ginjal, maka bisa dipastikan hidupnya tidak akan bisa bertahan lama lagi. Penyakitnya semakin lama akan semakin memakan habis organ dalam yang satu itu, dan jika dibiarkan maka Nara akan lumpuh total dan tidak akan bisa bangun lagi. Begitu lah perkataan dokter Sebastian semalam saat Nara kembali kerumah sakit untuk memeriksakan keadaan nya.

Nara tidak bisa begini terus, jalan satu satu nya adalah harus mendapatkan donor ginjal, menjadi orang lumpuh hanya akan membuat nya semakin menderita. Siapa yang mau merawatnya? Siapa yang mau dengan wanita penyakitan. Perusahaan Polie akan hancur jika tidak segera ditangani, dan Nara masih harus tetap hidup, sepaling tidak jika perusahaan sudah dalam keadaan stabil dan terbebas dari rengkuhan Baskoro.

Tin tin

Suara klakson mobil terdengar begitu nyaring didepan rumah. Nara yang sedang meminum kopi sembari memeriksa laporan keuangan dikamar nya sedikit terkesiap. Siapa yang datang, Reynand? Tidak mungkin, lelaki itu sudah tidak ada menampakan wajahnya setelah siang itu. Dia pergi begitu saja membiarkan Nara yang sudah hampir mati.

Nara beranjak, dengan tubuh yang masih berbalut selimut dia keluar. Suhu udara siang itu cukup dingin dimusim penghujan ini.

Mata Nara menyipit saat melihat ternyata Arya yang datang dengan tergesa dan wajah yang sedikit panik.

"Nara gawat" ucap Arya tanpa basa basi lagi. Dia langsung berdiri menghadap Nara yang berdiri diambang pintu

"Ada apa?" tanya Nara bingung. Nara membawa Arya duduk didepan teras rumah disebuah kursi rotan yang tersedia disana. Dia tidak mungkin membawa Arya masuk kedalam rumah disaat seperti ini.

"Beberapa pemegang saham menarik dana mereka pagi ini, perusahaan Polie mengalami penurunan saham begitu drastis" ungkap Arya

"Benarkah?" gumam Nara tidak percaya, pasalnya dia belum ada membuka info saham hari ini. Dia masih memeriksa keuangan bulan kemarin dimana semalam dia harus mentransfer pada Baskoro sesuai perjanjian.

"Apa ada yang salah?" tanya Nara. Jantungnya terasa berdenyut ngilu. Apalagi sekarang?

"Belum ada yang mengkonfirmasi hingga saat ini. Tapi para petinggi perusahaan yang lain ingin kamu datang. Kita harus mengadakan rapat terbuka" jawab Arya. Dia memperhatikan penampilan Nara yang semakin kusut namun sudah tidak sepucat semalam saat dia mengantar nya kepada dokter Sebastian

"Tapi apa kamu bisa, kamu masih terlihat lemah" tanya Arya begitu ragu

Nara mengangguk dan tersenyum tipis. Hanya lemas, dia tidak mungkin mengabaikan ini. Ini adalah masalah yang cukup rumit, apalagi disaat perusahaan sudah kekurangan simpanan dana disaat seperti ini.

"Aku bisa, aku sudah cukup beristirahat. Tunggu sebentar" kata Nara yang langsung masuk kedalam rumah untuk mengganti pakaian nya.

Nara tidak lagi mandi, hanya mandi semalam siang. Dia hanya mencuci wajahnya dan mengganti pakaian nya dengan pakaian kantor, merias wajah nya sedikit tebal. Dan kini dia sudah kembali menjadi Anara Polie yang anggun, bahkan Arya terkadang cukup salut melihat Nara. Dia sakit parah, tapi dia mampu menutupi nya dari semua orang. Dan mungkin karena itu suami kurang ajarnya tidak pernah tahu kondisi Nara yang sebenarnya.

Nara bersama Arya langsung pergi keperusahaan Polie. Diperusahaan dia disambut dengan hormat oleh semua karyawan nya. Namun Nara tahu semua wajah mereka tampak menatap Nara dengan penuh harap. Apakah masalah nya sudah separah itu? Padahal baru dua hari dia tidak masuk keperusahaan, tapi sudah sekacau ini. Bagaimana jika Nara harus dirawat dirumah sakit untuk waktu yang lama?

Tidak menunggu lama, hanya setengah jam setelah Nara tiba diperusahaan, semua petinggi diperusahaan itu langsung mengadakan rapat terbuka mengenai penurunan saham yang tiba tiba. Debat dan pendapat dari semua bawahan nya Nara terima dengan baik. Dan dia baru tahu alasan nya adalah karena para penanam saham mendapatkan kabar jika perusahaan Polie memiliki hutang yang cukup besar dengan perusahaan Dopindo dan oknum ilegal lainnya. Dan tentu saja Nara merasa heran dari mana mereka mendapatkan berita buruk itu? Baskoro kah? Atau ada orang lain?

Rapat berlangsung cukup lama. Bahkan beberapa petinggi menyudutkan Nara tentang pengeluaran tak tertuga semalam. Sungguh, seperti nya perusahaan Polie berada dalam situasi genting sekarang.

Nara duduk dikursi nya dengan keringat dingin yang mulai keluar. Rapat tadi membuat tubuhnya tidak merasa baik baik saja. Isi kepala hanya dipenuhi oleh pertanyaan siapa yang membuat perusahaan nya begini? Uang untuk Baskoro sudah dia transfer, tidak mungkin pria tua itu melanggar perkataan nya sendiri. Perusahaan Polie merupakan mesin pencetak uang untuk nya dan tidak mungkin dia menghancurkan nya begitu saja. Lalu siapa?

Tiba tiba Nara ingat kejadian siang itu. Ya, bukankah Reynand berkata jika akan menghancurkan semua yang Nara punya. Dan apa mungkin masalah ini juga adalah ulah Reynand yang membuktikan ucapan nya?

Ya Tuhan, jika memang benar, sebegitu bencikah dia dengan Nara? Sebegitu caranya dia yang tidak terima dengan perkataan Nara yang menyudutkan Cleo?

"Lalu apa yang harus kita lakukan Nara?" tanya Arya. Dia juga merasa benar benar tidak mengerti kenapa masalah menjadi rumit seperti ini. Apakah perusahaan memang sudah berada diambang kehancuran?

Nara terdiam, melirik Arya yang duduk didepan nya. Tidak salah lagi ini pasti ulah Reynand. Tapi sudah lah, untuk apa juga mempermasalahkan itu. Jika Reynand mau menghancurkan nya maka Nara terima. Melawan, bukan hal bisa dilakukan. Nara sudah pasrah, mungkin dia memang tidak bisa memperjuangkan apa yang menjadi keinginannya. Cinta dan kehidupan, Reynand berhasil menghancurkan semua nya.

"Sudahlah, aku sudah memikirkan cara nya. Kamu tidak usah risau. Hari ini bekerja lah seperti biasa. Besok temani aku kesuatu tempat" ucap Nara

Arya tidak habis fikir dengan fikiran Nara, dia masih bisa terlihat tenang disaat saat seperti ini. Padahal Arya tahu jika perusahaan Polie adalah nyawanya. Harta satu satu nya yang harus dia jaga.

.....

Hari sudah sore dan Nara sudah ingin pulang kerumah. Tubuhnya sudah lelah, dia akan meminta Arya untuk mengantarnya. Hari ini cukup menguras energi dan fikiran nya. Tidak terhitung sudah berapa banyak perusahaan menanggung kerugian. Dan proyek yang masih berjalan hanyalah proyek yang ada dikota B. Semoga saja Reynand tidak menganggu itu.

Saat telah selesai membereskan mejanya. Pintu terbuka, menampakkan Arya yang datang dengan wajah kusut nya.

"Ada yang ingin bertemu dengan mu. Dia menunggu dilobi" kata Arya

"Siapa?" tanya Nara yang meraih tas nya dan beranjak keluar ruangan itu diikuti oleh Arya

"Zelina" jawaban Arya membuat langkah kaki Nara terhenti seketika. Dia menoleh pada Arya yang mengangguk

"Kenapa dia bisa tahu aku disini?" tanya Anara. Ini bukan hal yang baik. Jika Reynand tahu, maka lelaki itu pasti akan menyudutkan nya lagi dengan segudang persepsi.

Arya hanya mengendikkan bahu dan berjalan disamping Nara.

Ya, mau tidak mau Nara tetap harus menemui nya. Dia bukan orang yang bisa dengan begitu tega bisa mengusir orang lain.

Dan benar saja, seorang gadis cantik dengan dress pink nya duduk dengan santai diruang tunggu lobi. Dan saat melihat Anara datang, gadis itu langsung beranjak dengan senyum secerah mentari.

Nara tersenyum dan mendekatinya. Membiarkan Arya menunggu dimobil.

Zelina sangat ramah, berbeda sekali dengan kakaknya yang seperti monster.

"Nona Anara, akhirnya aku menemukan mu" kata Zelina begitu senang

"Kamu bisa tahu aku disini?" tanya Nara

"Hmm, kak Rey bilang nona adalah rekan bisnis nya. Jadi aku mengira jika nona pasti menjadi salah satu petinggi perusahaan. Dan ternyata benar, ketika mencari nama nona di internet, langsung tertera perusahaan Polie. Keren" puji Zelina begitu antusias

Nara jadi tertawa kecil mendengar nya

"Kamu lebih keren karena bisa menemuiku. Ada apa memang nya?" tanya Nara lagi

"Aku ingin mengajak nona minum kopi sebentar, sebagai rasa terimakasihku kemarin. Nona sudah menolongku dan juga membawa kak Rey pulang" jawab Zelina.

Nara terdiam, tidak mungkin dia pergi. Dia sudah berjanji pada Reynand

"Jangan sungkan begitu Ze, kamu tidak perlu repot repot" kata Nara

"Nona, ayolah hanya sebentar saja. Aku janji sebentar. Aku belum memiliki teman disini. Dan hanya mengenal nona saja" kata Zelina begitu memaksa

Melihat Zelina Nara menjadi tidak tega. Pergi atau tidak pergi hasilnya tetap sama. Reynand membencinya, perusahaan yang sebentar lagi bangkrut dan kehidupannya yang tidak akan lama lagi

"Baiklah ayo" jawab Nara akhirnya

Zelina begitu senang, dia bahkan langsung merangkul lengan Nara selayak nya kakak dan adik. Nara tersenyum dan menggeleng melihat nya. Dia benar benar menyukai Zelina, karena sama seperti Zelina, Nara juga tidak memiliki teman, hanya Arya dan Reynand yang dia punya. Untuk berteman, rasanya Nara sudah begitu trauma.

Senyum Zelina langsung meredup saat tiba didepan, apalagi melihat wajah Arya yang selalu memandangnya dengan kekesalan

Zelina langsung bersembunyi dibalik punggung Nara saat mereka sudah berada didepan lelaki itu.

"Aku akan keluar sebentar bersama Zelina. Kamu bisa pulang duluan Yo. Besok pagi jemput aku jam sembilan ya" ucap Nara

"Kamu serius mau keluar dengan dia. Kamu tahu dia siapan kan nona Anara" kata Arya keberatan

Nara tersenyum dan menggeleng. Dia menarik lengan Zelina pergi mencari taksi

"Tidak apa apa. Kami pergi dulu" pamit Nara

Zelina tersenyum menang melihat wajah kesal Arya

Nara memang keras kepala. Arya memang tidak bisa menebak isi hati gadis itu. Bisa bisa nya dia pergi bersama adik Reynand.

....

Dan disinilah Nara berada sekarang, disebuah caffe yang menyediakan berbagai minuman berkafein yang memiliki cita rasa tinggi.

Untuk sekian lama, baru kali ini dia bisa menikmati waktu nya bersama seorang gadis. Ya meskipun dia tahu Zelina jauh dibawahnya, tapi dia ingat, terakhir kali dia pergi bersama seseorang yang dia anggap teman adalah sewaktu masa kuliah dulu. Dan sejak itu hingga sekarang, Nara tidak lagi memiliki teman. Dia begitu takut , mungkin karena rasa trauma yang begitu mendalam.

"Seperti nya tuan asisten itu benar benar tidak menyukai saya nona" ucap Zelina sembari menikmati biskuit nya

"Dia memang seperti itu, jangan diambil hati" jawab Nara dengan senyum manis nya

Zelina hanya mengangguk dan mengamati ruangan caffe itu

"Bagaimana keadaan ibu kamu?" tanya Nara

"Sudah membaik, semalam juga sudah boleh pulang" jawab Zelina

"Syukurlah, jadi apa kamu akan kembali ke London lagi?" tanya Nara lagi. Dia begitu penasaran sebenar nya dengan kehidupan keluarga Reynand yang tidak dia ketahui

"Mungkin tidak. Saya sudah lulus dan mungkin akan menetap di Indonesia. Lagian kasihan mama, dia hanya sendirian dirumah" jawab Zelina begitu sendu

"Reynand?" tanya Nara

"Kak Rey begitu sibuk nona. Setelah melihat mommy dirumah sakit dia memang sudah sering pulang, itu juga hanya untuk tidur, saat siang dia harus bekerja." jawab Zelina

"Ya, dia memang orang yang cukup sibuk" jawab Nara

"Tanggung jawab Kak Rey cukup banyak, nona pasti tahu seberapa besar perusahaan Adidaksa bukan" ucap Zelina. Dan Nara hanya mengangguk dan tersenyum

"Dia bahkan tidak ada waktu untuk beristirahat, apalagi untuk mencari istri" gumam Zelina

Mata Nara tampak mengerjap perlahan mendengar itu. Jika Zelina tahu Nara adalah istrinya, dia pasti terkejut, batin Nara

"Dia sedang menunggu seseorang" kata Zelina lagi

"Seseorang" gumam Nara dengan jantung seperti teremas sesuatu yang tak nampak

"Hmm, seseorang yang bahkan tidak dia tahu keberadaan nya" jawab Zelina lagi

Nara terdiam. Siapa orang itu? Bukankah dia sudah mempunyai Cloe yang dia cap sebagai kekasih?

Terpopuler

Comments

M Rowi

M Rowi

nara wanita yg hebat sekaligus bodoh mencintai orang yg gk cinta

2024-02-11

0

Nuranita

Nuranita

cewek yg qmu selamatin pas smakah rey yg qmu tunggu......seandaix qmu tau cewk itu dah qmu siksa sampe hampir mati...qmu pasti nyesel seumur hidup.....makax rey.....sadar

2023-03-01

0

Nala Ratih Soemarna

Nala Ratih Soemarna

Mungkin si Rey menunggu gadis yang ngasih dia kalung 🙄

2023-02-07

2

lihat semua
Episodes
1 Hasil Lab
2 Alasan Menikah
3 Mempertaruhkan Nyawa
4 Kekejaman Reynand
5 Sakit Rey!
6 Cobaan Lagi
7 Gelang Kenangan
8 Masih Ingin Bertahan
9 Zelina Adiputra
10 Kerumah Cleo
11 Kemarahan Reynand
12 Diambang Kehancuran
13 Kebusukan Cleo Dan Ibunya
14 Semanis Madeleine
15 Hati Nara Terlalu Lemah
16 Karpet Merah
17 Berdansa
18 Berdarah
19 Siapa Dia????
20 Malam Yang Damai
21 Amplop Cokelat
22 Gara Gara Madeleine
23 Apa Kamu Cemburu???
24 Oktober Terakhir
25 Kehancuran Nara
26 Kenyataan Yang Menyakitkan
27 Pertengkaran Reynand Dan Cleo
28 Kekecewaan Reynand
29 Karma Reynand
30 Hancur Tak Tersisa
31 Diary Usang
32 Pengalihan Perusahaan
33 Terungkap
34 Surat Bersampul Kuning
35 Rumah Tua Eyang Putri
36 Permohonan Maaf
37 Perjuangan Cinta Reynand
38 Jangan Sentuh Istriku!
39 Kemalangan Reynand
40 Trauma Reynand
41 Masa lalu Di Kolam Darah
42 Aku Mencintai Istrimu!
43 Balas Dendam
44 Bertanggung Jawablah Rey!
45 Terasa Patah Dan Perih
46 Jadi Pebinor???
47 Sakit Berdarah
48 Usaha Reynand
49 Keputusan Nara
50 Kita Sudah Berakhir
51 Cerita Masa Lalu
52 Surat Perpisahan
53 Telah Usai Dan Berakhir
54 Oktober Datang Lagi
55 Rasa Penasaran Arya
56 Sebuah Lukisan
57 Makan Malam Berdua
58 Kisah Dibalik Hujan
59 Kebenaran Yang Terungkap
60 Nara Atau Hanya Sekedar Ilusi????
61 Aku Bersamamu
62 Oktober Kedua Belas
63 Kerumah Sakit
64 Kisah Reynand Dan Cleo
65 Cerita Tengah Malam
66 Amplop Putih
67 Isi Surat Guntur
68 Arya Yang Menyebalkan
69 Reynand vs Bimantara
70 Gara Gara Kucing
71 Kesombongan Cleo
72 Adidaksa Terancam ???
73 Gerimis Di Penghujung Oktober
74 Penyerangan Dijalan
75 Rumah Tua
76 Abas Atau Agas????
77 Kekesalan Arya
78 Melawan Trauma
79 Ternyata Tuan Abas
80 Saksi Kunci
81 Zelina Diculik
82 Vila Dibukit Sinai
83 Rahasia Dibalik Kekejaman Tuan Agas
84 Semua Sudah Mulai Kembali
85 Kembalinya Reynand Adiputra
86 Misi Dimulai Malam Ini
87 Foto Diamplop Cokelat
88 Permintaan Cleo
89 Janji Manis Atau Pahit???
90 Cleo Dan Nara
91 Kejutan Dari Reynand
92 Kehancuran Cleo
93 Hancur Dan Semakin Terpuruk
94 Selamat Tinggal (Cleo)
95 Semua Sudah Berakhir
96 Kejutan Manis Ditepi Danau Hijau
97 Malam Yang Bahagia
98 Kedatangan Bimantara
99 Rumah Kenangan
100 bab pengumuman
101 Tempat Pertama Kali Bertemu
102 Senja Untuk Arya Dan Zelina
103 Kerumah Eyang Putri
104 Berbagi Cerita
105 Perasaan Bimantara
106 Dirumah Sakit
107 Bima Dan Gadis Menyebalkan
108 Diandra Gendis Ayu
109 Cerita Disore Hari
110 Makan Malam
111 Tentang Gendis
112 Kemarahan Bima
113 Terungkap Fakta Yang Sebenarnya
114 Aku Rindu
115 Aku Mau Pulang (Gendis)
116 Meminta Restu
117 Mulai Berteman
118 Hal Yang Manis
119 Kebun Apel
120 Sangat Indah
121 Ciuman Pertama
122 Mengganti Kenangan
123 Pernikahan Dua Hari Lagi
124 Pusat Perbelanjaan
125 Bertemu David
126 Jangan Menangis Lagi Gendis
127 Menunggu Hari Esok
128 Pernikahan
129 Berbahagialah Nara
130 Masih Dimalam Pesta
131 Penyerangan Dijalan
132 Malam Yang Panjang Untuk Hidup dan Mati
133 Kabar Buruk
134 Bangunlah Bima
135 Seminggu Berlalu
136 Bima Sadar
137 Aku Rindu
138 Menjodohkan
139 Bisikkan Nara
140 Pulang Kerumah Lama
141 Otw Bulan Madu
142 Cinta Seindah Bunga Sakura
143 Kejutan Dari Reynand
144 Jatuh Cinta
145 Menjenguk Bima
146 Malam Yang Indah
147 Lamaran Romantis
148 Kabar Buruk
149 Berduka
150 Mimpi Buruk
151 Kembali Pulang
152 Pernikahan Bima Dan Gendis
153 Pulang Kerumah Bima
154 Sikap Aneh Reynand
155 Hamil
156 Menggoda Reynand
157 Empat Bulan Kehamilan
158 Taman Bunga Tulip Untuk Zelina
159 Cerita Madeleine
160 pemenang hadiah pulsa
161 Keperusahaan
162 Fitting Gaun Pengantin ... Berdarah
163 Berduka
164 Selamat Jalan Zelina
165 Harus Ikhlas
166 Zevanno dan Zevanya
167 TAMAT
168 Ucapan Terimakasih Author
169 Karya Baru (Pelangi Untuk Arya)
170 Novel Zevanya
171 Novel Zevanno
Episodes

Updated 171 Episodes

1
Hasil Lab
2
Alasan Menikah
3
Mempertaruhkan Nyawa
4
Kekejaman Reynand
5
Sakit Rey!
6
Cobaan Lagi
7
Gelang Kenangan
8
Masih Ingin Bertahan
9
Zelina Adiputra
10
Kerumah Cleo
11
Kemarahan Reynand
12
Diambang Kehancuran
13
Kebusukan Cleo Dan Ibunya
14
Semanis Madeleine
15
Hati Nara Terlalu Lemah
16
Karpet Merah
17
Berdansa
18
Berdarah
19
Siapa Dia????
20
Malam Yang Damai
21
Amplop Cokelat
22
Gara Gara Madeleine
23
Apa Kamu Cemburu???
24
Oktober Terakhir
25
Kehancuran Nara
26
Kenyataan Yang Menyakitkan
27
Pertengkaran Reynand Dan Cleo
28
Kekecewaan Reynand
29
Karma Reynand
30
Hancur Tak Tersisa
31
Diary Usang
32
Pengalihan Perusahaan
33
Terungkap
34
Surat Bersampul Kuning
35
Rumah Tua Eyang Putri
36
Permohonan Maaf
37
Perjuangan Cinta Reynand
38
Jangan Sentuh Istriku!
39
Kemalangan Reynand
40
Trauma Reynand
41
Masa lalu Di Kolam Darah
42
Aku Mencintai Istrimu!
43
Balas Dendam
44
Bertanggung Jawablah Rey!
45
Terasa Patah Dan Perih
46
Jadi Pebinor???
47
Sakit Berdarah
48
Usaha Reynand
49
Keputusan Nara
50
Kita Sudah Berakhir
51
Cerita Masa Lalu
52
Surat Perpisahan
53
Telah Usai Dan Berakhir
54
Oktober Datang Lagi
55
Rasa Penasaran Arya
56
Sebuah Lukisan
57
Makan Malam Berdua
58
Kisah Dibalik Hujan
59
Kebenaran Yang Terungkap
60
Nara Atau Hanya Sekedar Ilusi????
61
Aku Bersamamu
62
Oktober Kedua Belas
63
Kerumah Sakit
64
Kisah Reynand Dan Cleo
65
Cerita Tengah Malam
66
Amplop Putih
67
Isi Surat Guntur
68
Arya Yang Menyebalkan
69
Reynand vs Bimantara
70
Gara Gara Kucing
71
Kesombongan Cleo
72
Adidaksa Terancam ???
73
Gerimis Di Penghujung Oktober
74
Penyerangan Dijalan
75
Rumah Tua
76
Abas Atau Agas????
77
Kekesalan Arya
78
Melawan Trauma
79
Ternyata Tuan Abas
80
Saksi Kunci
81
Zelina Diculik
82
Vila Dibukit Sinai
83
Rahasia Dibalik Kekejaman Tuan Agas
84
Semua Sudah Mulai Kembali
85
Kembalinya Reynand Adiputra
86
Misi Dimulai Malam Ini
87
Foto Diamplop Cokelat
88
Permintaan Cleo
89
Janji Manis Atau Pahit???
90
Cleo Dan Nara
91
Kejutan Dari Reynand
92
Kehancuran Cleo
93
Hancur Dan Semakin Terpuruk
94
Selamat Tinggal (Cleo)
95
Semua Sudah Berakhir
96
Kejutan Manis Ditepi Danau Hijau
97
Malam Yang Bahagia
98
Kedatangan Bimantara
99
Rumah Kenangan
100
bab pengumuman
101
Tempat Pertama Kali Bertemu
102
Senja Untuk Arya Dan Zelina
103
Kerumah Eyang Putri
104
Berbagi Cerita
105
Perasaan Bimantara
106
Dirumah Sakit
107
Bima Dan Gadis Menyebalkan
108
Diandra Gendis Ayu
109
Cerita Disore Hari
110
Makan Malam
111
Tentang Gendis
112
Kemarahan Bima
113
Terungkap Fakta Yang Sebenarnya
114
Aku Rindu
115
Aku Mau Pulang (Gendis)
116
Meminta Restu
117
Mulai Berteman
118
Hal Yang Manis
119
Kebun Apel
120
Sangat Indah
121
Ciuman Pertama
122
Mengganti Kenangan
123
Pernikahan Dua Hari Lagi
124
Pusat Perbelanjaan
125
Bertemu David
126
Jangan Menangis Lagi Gendis
127
Menunggu Hari Esok
128
Pernikahan
129
Berbahagialah Nara
130
Masih Dimalam Pesta
131
Penyerangan Dijalan
132
Malam Yang Panjang Untuk Hidup dan Mati
133
Kabar Buruk
134
Bangunlah Bima
135
Seminggu Berlalu
136
Bima Sadar
137
Aku Rindu
138
Menjodohkan
139
Bisikkan Nara
140
Pulang Kerumah Lama
141
Otw Bulan Madu
142
Cinta Seindah Bunga Sakura
143
Kejutan Dari Reynand
144
Jatuh Cinta
145
Menjenguk Bima
146
Malam Yang Indah
147
Lamaran Romantis
148
Kabar Buruk
149
Berduka
150
Mimpi Buruk
151
Kembali Pulang
152
Pernikahan Bima Dan Gendis
153
Pulang Kerumah Bima
154
Sikap Aneh Reynand
155
Hamil
156
Menggoda Reynand
157
Empat Bulan Kehamilan
158
Taman Bunga Tulip Untuk Zelina
159
Cerita Madeleine
160
pemenang hadiah pulsa
161
Keperusahaan
162
Fitting Gaun Pengantin ... Berdarah
163
Berduka
164
Selamat Jalan Zelina
165
Harus Ikhlas
166
Zevanno dan Zevanya
167
TAMAT
168
Ucapan Terimakasih Author
169
Karya Baru (Pelangi Untuk Arya)
170
Novel Zevanya
171
Novel Zevanno

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!