Dua hari berlalu dengan begitu lama. Dua hari pula Nara sudah tidak datang keperusahaan Polie. Dia hanya bekerja dari rumah karena tubuhnya benar benar tidak bisa diajak bekerja sama.
Kekerasan fisik yang dia dapatkan kemarin membuat tubuhnya semakin melemah. Untungnya obat dari dokter Sebastian sedikit banyaknya bisa mempertahankan kesadarannya. Namun jika dia tidak segera melakukan perawatan dan mendapatkan donor ginjal, maka bisa dipastikan hidupnya tidak akan bisa bertahan lama lagi. Penyakitnya semakin lama akan semakin memakan habis organ dalam yang satu itu, dan jika dibiarkan maka Nara akan lumpuh total dan tidak akan bisa bangun lagi. Begitu lah perkataan dokter Sebastian semalam saat Nara kembali kerumah sakit untuk memeriksakan keadaan nya.
Nara tidak bisa begini terus, jalan satu satu nya adalah harus mendapatkan donor ginjal, menjadi orang lumpuh hanya akan membuat nya semakin menderita. Siapa yang mau merawatnya? Siapa yang mau dengan wanita penyakitan. Perusahaan Polie akan hancur jika tidak segera ditangani, dan Nara masih harus tetap hidup, sepaling tidak jika perusahaan sudah dalam keadaan stabil dan terbebas dari rengkuhan Baskoro.
Tin tin
Suara klakson mobil terdengar begitu nyaring didepan rumah. Nara yang sedang meminum kopi sembari memeriksa laporan keuangan dikamar nya sedikit terkesiap. Siapa yang datang, Reynand? Tidak mungkin, lelaki itu sudah tidak ada menampakan wajahnya setelah siang itu. Dia pergi begitu saja membiarkan Nara yang sudah hampir mati.
Nara beranjak, dengan tubuh yang masih berbalut selimut dia keluar. Suhu udara siang itu cukup dingin dimusim penghujan ini.
Mata Nara menyipit saat melihat ternyata Arya yang datang dengan tergesa dan wajah yang sedikit panik.
"Nara gawat" ucap Arya tanpa basa basi lagi. Dia langsung berdiri menghadap Nara yang berdiri diambang pintu
"Ada apa?" tanya Nara bingung. Nara membawa Arya duduk didepan teras rumah disebuah kursi rotan yang tersedia disana. Dia tidak mungkin membawa Arya masuk kedalam rumah disaat seperti ini.
"Beberapa pemegang saham menarik dana mereka pagi ini, perusahaan Polie mengalami penurunan saham begitu drastis" ungkap Arya
"Benarkah?" gumam Nara tidak percaya, pasalnya dia belum ada membuka info saham hari ini. Dia masih memeriksa keuangan bulan kemarin dimana semalam dia harus mentransfer pada Baskoro sesuai perjanjian.
"Apa ada yang salah?" tanya Nara. Jantungnya terasa berdenyut ngilu. Apalagi sekarang?
"Belum ada yang mengkonfirmasi hingga saat ini. Tapi para petinggi perusahaan yang lain ingin kamu datang. Kita harus mengadakan rapat terbuka" jawab Arya. Dia memperhatikan penampilan Nara yang semakin kusut namun sudah tidak sepucat semalam saat dia mengantar nya kepada dokter Sebastian
"Tapi apa kamu bisa, kamu masih terlihat lemah" tanya Arya begitu ragu
Nara mengangguk dan tersenyum tipis. Hanya lemas, dia tidak mungkin mengabaikan ini. Ini adalah masalah yang cukup rumit, apalagi disaat perusahaan sudah kekurangan simpanan dana disaat seperti ini.
"Aku bisa, aku sudah cukup beristirahat. Tunggu sebentar" kata Nara yang langsung masuk kedalam rumah untuk mengganti pakaian nya.
Nara tidak lagi mandi, hanya mandi semalam siang. Dia hanya mencuci wajahnya dan mengganti pakaian nya dengan pakaian kantor, merias wajah nya sedikit tebal. Dan kini dia sudah kembali menjadi Anara Polie yang anggun, bahkan Arya terkadang cukup salut melihat Nara. Dia sakit parah, tapi dia mampu menutupi nya dari semua orang. Dan mungkin karena itu suami kurang ajarnya tidak pernah tahu kondisi Nara yang sebenarnya.
Nara bersama Arya langsung pergi keperusahaan Polie. Diperusahaan dia disambut dengan hormat oleh semua karyawan nya. Namun Nara tahu semua wajah mereka tampak menatap Nara dengan penuh harap. Apakah masalah nya sudah separah itu? Padahal baru dua hari dia tidak masuk keperusahaan, tapi sudah sekacau ini. Bagaimana jika Nara harus dirawat dirumah sakit untuk waktu yang lama?
Tidak menunggu lama, hanya setengah jam setelah Nara tiba diperusahaan, semua petinggi diperusahaan itu langsung mengadakan rapat terbuka mengenai penurunan saham yang tiba tiba. Debat dan pendapat dari semua bawahan nya Nara terima dengan baik. Dan dia baru tahu alasan nya adalah karena para penanam saham mendapatkan kabar jika perusahaan Polie memiliki hutang yang cukup besar dengan perusahaan Dopindo dan oknum ilegal lainnya. Dan tentu saja Nara merasa heran dari mana mereka mendapatkan berita buruk itu? Baskoro kah? Atau ada orang lain?
Rapat berlangsung cukup lama. Bahkan beberapa petinggi menyudutkan Nara tentang pengeluaran tak tertuga semalam. Sungguh, seperti nya perusahaan Polie berada dalam situasi genting sekarang.
Nara duduk dikursi nya dengan keringat dingin yang mulai keluar. Rapat tadi membuat tubuhnya tidak merasa baik baik saja. Isi kepala hanya dipenuhi oleh pertanyaan siapa yang membuat perusahaan nya begini? Uang untuk Baskoro sudah dia transfer, tidak mungkin pria tua itu melanggar perkataan nya sendiri. Perusahaan Polie merupakan mesin pencetak uang untuk nya dan tidak mungkin dia menghancurkan nya begitu saja. Lalu siapa?
Tiba tiba Nara ingat kejadian siang itu. Ya, bukankah Reynand berkata jika akan menghancurkan semua yang Nara punya. Dan apa mungkin masalah ini juga adalah ulah Reynand yang membuktikan ucapan nya?
Ya Tuhan, jika memang benar, sebegitu bencikah dia dengan Nara? Sebegitu caranya dia yang tidak terima dengan perkataan Nara yang menyudutkan Cleo?
"Lalu apa yang harus kita lakukan Nara?" tanya Arya. Dia juga merasa benar benar tidak mengerti kenapa masalah menjadi rumit seperti ini. Apakah perusahaan memang sudah berada diambang kehancuran?
Nara terdiam, melirik Arya yang duduk didepan nya. Tidak salah lagi ini pasti ulah Reynand. Tapi sudah lah, untuk apa juga mempermasalahkan itu. Jika Reynand mau menghancurkan nya maka Nara terima. Melawan, bukan hal bisa dilakukan. Nara sudah pasrah, mungkin dia memang tidak bisa memperjuangkan apa yang menjadi keinginannya. Cinta dan kehidupan, Reynand berhasil menghancurkan semua nya.
"Sudahlah, aku sudah memikirkan cara nya. Kamu tidak usah risau. Hari ini bekerja lah seperti biasa. Besok temani aku kesuatu tempat" ucap Nara
Arya tidak habis fikir dengan fikiran Nara, dia masih bisa terlihat tenang disaat saat seperti ini. Padahal Arya tahu jika perusahaan Polie adalah nyawanya. Harta satu satu nya yang harus dia jaga.
.....
Hari sudah sore dan Nara sudah ingin pulang kerumah. Tubuhnya sudah lelah, dia akan meminta Arya untuk mengantarnya. Hari ini cukup menguras energi dan fikiran nya. Tidak terhitung sudah berapa banyak perusahaan menanggung kerugian. Dan proyek yang masih berjalan hanyalah proyek yang ada dikota B. Semoga saja Reynand tidak menganggu itu.
Saat telah selesai membereskan mejanya. Pintu terbuka, menampakkan Arya yang datang dengan wajah kusut nya.
"Ada yang ingin bertemu dengan mu. Dia menunggu dilobi" kata Arya
"Siapa?" tanya Nara yang meraih tas nya dan beranjak keluar ruangan itu diikuti oleh Arya
"Zelina" jawaban Arya membuat langkah kaki Nara terhenti seketika. Dia menoleh pada Arya yang mengangguk
"Kenapa dia bisa tahu aku disini?" tanya Anara. Ini bukan hal yang baik. Jika Reynand tahu, maka lelaki itu pasti akan menyudutkan nya lagi dengan segudang persepsi.
Arya hanya mengendikkan bahu dan berjalan disamping Nara.
Ya, mau tidak mau Nara tetap harus menemui nya. Dia bukan orang yang bisa dengan begitu tega bisa mengusir orang lain.
Dan benar saja, seorang gadis cantik dengan dress pink nya duduk dengan santai diruang tunggu lobi. Dan saat melihat Anara datang, gadis itu langsung beranjak dengan senyum secerah mentari.
Nara tersenyum dan mendekatinya. Membiarkan Arya menunggu dimobil.
Zelina sangat ramah, berbeda sekali dengan kakaknya yang seperti monster.
"Nona Anara, akhirnya aku menemukan mu" kata Zelina begitu senang
"Kamu bisa tahu aku disini?" tanya Nara
"Hmm, kak Rey bilang nona adalah rekan bisnis nya. Jadi aku mengira jika nona pasti menjadi salah satu petinggi perusahaan. Dan ternyata benar, ketika mencari nama nona di internet, langsung tertera perusahaan Polie. Keren" puji Zelina begitu antusias
Nara jadi tertawa kecil mendengar nya
"Kamu lebih keren karena bisa menemuiku. Ada apa memang nya?" tanya Nara lagi
"Aku ingin mengajak nona minum kopi sebentar, sebagai rasa terimakasihku kemarin. Nona sudah menolongku dan juga membawa kak Rey pulang" jawab Zelina.
Nara terdiam, tidak mungkin dia pergi. Dia sudah berjanji pada Reynand
"Jangan sungkan begitu Ze, kamu tidak perlu repot repot" kata Nara
"Nona, ayolah hanya sebentar saja. Aku janji sebentar. Aku belum memiliki teman disini. Dan hanya mengenal nona saja" kata Zelina begitu memaksa
Melihat Zelina Nara menjadi tidak tega. Pergi atau tidak pergi hasilnya tetap sama. Reynand membencinya, perusahaan yang sebentar lagi bangkrut dan kehidupannya yang tidak akan lama lagi
"Baiklah ayo" jawab Nara akhirnya
Zelina begitu senang, dia bahkan langsung merangkul lengan Nara selayak nya kakak dan adik. Nara tersenyum dan menggeleng melihat nya. Dia benar benar menyukai Zelina, karena sama seperti Zelina, Nara juga tidak memiliki teman, hanya Arya dan Reynand yang dia punya. Untuk berteman, rasanya Nara sudah begitu trauma.
Senyum Zelina langsung meredup saat tiba didepan, apalagi melihat wajah Arya yang selalu memandangnya dengan kekesalan
Zelina langsung bersembunyi dibalik punggung Nara saat mereka sudah berada didepan lelaki itu.
"Aku akan keluar sebentar bersama Zelina. Kamu bisa pulang duluan Yo. Besok pagi jemput aku jam sembilan ya" ucap Nara
"Kamu serius mau keluar dengan dia. Kamu tahu dia siapan kan nona Anara" kata Arya keberatan
Nara tersenyum dan menggeleng. Dia menarik lengan Zelina pergi mencari taksi
"Tidak apa apa. Kami pergi dulu" pamit Nara
Zelina tersenyum menang melihat wajah kesal Arya
Nara memang keras kepala. Arya memang tidak bisa menebak isi hati gadis itu. Bisa bisa nya dia pergi bersama adik Reynand.
....
Dan disinilah Nara berada sekarang, disebuah caffe yang menyediakan berbagai minuman berkafein yang memiliki cita rasa tinggi.
Untuk sekian lama, baru kali ini dia bisa menikmati waktu nya bersama seorang gadis. Ya meskipun dia tahu Zelina jauh dibawahnya, tapi dia ingat, terakhir kali dia pergi bersama seseorang yang dia anggap teman adalah sewaktu masa kuliah dulu. Dan sejak itu hingga sekarang, Nara tidak lagi memiliki teman. Dia begitu takut , mungkin karena rasa trauma yang begitu mendalam.
"Seperti nya tuan asisten itu benar benar tidak menyukai saya nona" ucap Zelina sembari menikmati biskuit nya
"Dia memang seperti itu, jangan diambil hati" jawab Nara dengan senyum manis nya
Zelina hanya mengangguk dan mengamati ruangan caffe itu
"Bagaimana keadaan ibu kamu?" tanya Nara
"Sudah membaik, semalam juga sudah boleh pulang" jawab Zelina
"Syukurlah, jadi apa kamu akan kembali ke London lagi?" tanya Nara lagi. Dia begitu penasaran sebenar nya dengan kehidupan keluarga Reynand yang tidak dia ketahui
"Mungkin tidak. Saya sudah lulus dan mungkin akan menetap di Indonesia. Lagian kasihan mama, dia hanya sendirian dirumah" jawab Zelina begitu sendu
"Reynand?" tanya Nara
"Kak Rey begitu sibuk nona. Setelah melihat mommy dirumah sakit dia memang sudah sering pulang, itu juga hanya untuk tidur, saat siang dia harus bekerja." jawab Zelina
"Ya, dia memang orang yang cukup sibuk" jawab Nara
"Tanggung jawab Kak Rey cukup banyak, nona pasti tahu seberapa besar perusahaan Adidaksa bukan" ucap Zelina. Dan Nara hanya mengangguk dan tersenyum
"Dia bahkan tidak ada waktu untuk beristirahat, apalagi untuk mencari istri" gumam Zelina
Mata Nara tampak mengerjap perlahan mendengar itu. Jika Zelina tahu Nara adalah istrinya, dia pasti terkejut, batin Nara
"Dia sedang menunggu seseorang" kata Zelina lagi
"Seseorang" gumam Nara dengan jantung seperti teremas sesuatu yang tak nampak
"Hmm, seseorang yang bahkan tidak dia tahu keberadaan nya" jawab Zelina lagi
Nara terdiam. Siapa orang itu? Bukankah dia sudah mempunyai Cloe yang dia cap sebagai kekasih?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 171 Episodes
Comments
M Rowi
nara wanita yg hebat sekaligus bodoh mencintai orang yg gk cinta
2024-02-11
0
Nuranita
cewek yg qmu selamatin pas smakah rey yg qmu tunggu......seandaix qmu tau cewk itu dah qmu siksa sampe hampir mati...qmu pasti nyesel seumur hidup.....makax rey.....sadar
2023-03-01
0
Nala Ratih Soemarna
Mungkin si Rey menunggu gadis yang ngasih dia kalung 🙄
2023-02-07
2