Masih Ingin Bertahan

Detik jam dinding disebuah ruangan bewarna putih yang beraroma obat obatan dan karbol menyambut mata Nara yang  mulai terbuka perlahan. Tubuh nya lemas bahkan mata nya masih belum bisa melihat dengan jelas. Dia hanya berusaha melirik pelan dimana dia kini telah berada. Kamar rumah sakit, apa yang terjadi? Nara memejamkan mata nya dengan lembut, mencoba mengingat kembali apa yang telah membuat nya berada ditempat ini. Ya, dia ingat, ada rasa sakit yang menekan nya begitu kuat hingga dia tidak sanggup lagi bertahan tadi. Dan Nara yakin yang membawa nya kemari adalah Arya.

Pintu kamar nya terbuka, menampakan Arya yang masuk dengan wajah yang tidak bisa diartikan. Rasa kecewa, sedih, iba dan khawatir yang mendalam terpancar jelas diwajah lelaki itu. Meski dia hanya menatap datar pada Nara, namun Nara tahu arti pandangan itu, mereka sudah lama hidup berdua.

"Kamu sudah bangun" ucap nya sembari berdiri dan menghadap Nara ditempat tidur

"Bukankah kita harus kekota B?" tanya Nara. Dia berusaha untuk tidak terlalu memikirkan tentang kondisi tubuh nya. Membuat Arya tampak menghela nafas lelah.

"Disaat saat seperti ini kamu masih memikirkan pekerjaan. Apa kamu masih punya akal Nara" kata Arya yang tidak bisa lagi membendung emosi nya. Sebagai teman dekat Nara, Arya merasa tidak berguna, bagaimana mungkin dia tidak bisa tahu jika telah terjadi sesuatu yang mengerihkan pada Nara.

Nara tersenyum, mata nya memandang langit langit kamar yang terasa jauh

"Kamu sudah tahu" gumam nya

"Bahkan kamu merahasiakan masalah sebesar ini dariku" jawab Arya tidak habis fikir. Dia meneliti seluruh tubuh Nara yang memang sudah sangat berubah jauh, layu, kurus dan pucat. Bagaimana mungkin Nara yang dia kenal gadis kecil yang takut sakit bisa menahan sakit karena serangan kanker ginjal. Sungguh Arya benar benar masih tidak menyangka

"Kamu harus melakukan pengobatan Nara" kata Arya lagi

Nara hanya melirik nya sekilas dan kembali memandang langit langit kamar

"Apa dengan begitu aku bisa sembuh?" tanya Nara. Arya tampak terdiam, dia sudah berdiskusi dengan dokter Sebastian tadi. Kebetulan Nara memeriksakan penyakit nya dirumah sakit di tempat dan pada dokter yang sama pula. Jadi sedikit banyak nya Arya tahu jika penyakit Nara cukup serius, apalagi dia memiliki golongan darah yang begitu langka

"Kamu pasti sembuh" jawab Arya pelan

Nara tersenyum dengan getir, mata nya membendung air kembali

"Kamu sudah tahu jawaban nya Yo. Penyakitku seperti daun yang telah membusuk, tidak perduli seperti apa dirawat kembali, tetap akan berakhir ditanah" jawab Nara

"Nara, masih ada peluang. Bagaimana kamu bisa tahu jika kamu tidak mencoba nya. Kamu bisa bekerja siang dan malam, juga bisa menghabiskan waktu dua tahun untuk menyenangkan lelaki yang tidak mencintaimu, tapi kenapa kamu tidak bisa meluangkan sedikit waktu untuk tubuh mu sendiri?" tanya Arya begitu miris.

Nara masih berusia dua puluh enam tahun, masih muda. Seharusnya dia sehat, bahagia dan bisa menikmati hidup nya, bukan nya mengabdikan diri dengan pernikahan yang menyakitkan, mengurung diri dalam tekanan pekerjaan, ditambah dengan siksaan penyakit nya yang sekarang.

Arya berjalan mendekat dan mengusap pucuk kepala Nara dengan lembut dan penuh kasih, seperti yang selalu dia lakukan jika Nara sedang ketakutan dengan sesuatu seperti waktu dulu

"Dokter Sebastian berkata, kamu masih memiliki peluang untuk bertahan. Aku sudah meminta nya untuk mencari pendonor ginjal buat kamu, kamu pasti akan......" perkataan Arya langsung terhenti saat melihat Nara menjatuhkan setitik air mata disamping wajah nya

"Kamu bahkan tahu jika aku memiliki darah yang langka. Apalagi pendonor ginjal" jawab Nara yang tersenyum dengan begitu getir

"Nara" gumam Arya menatap lirih Nara yang berwajah pucat. Dia sakit tapi dia tetap selalu menampilkan senyum nya. Bahkan ini bukan Nara yang dia kenal dulu. Nara yang dulu adalah Nara yang manja, ceria dan polos. Sekarang, Nara nya telah berbeda, Nara yang penuh dengan kepalsuan dan ketidakberdayaan yang hampir membunuh nya

"Lupakan Yo, aku hanya harus bertahan saja sampai masa kontrak ku didunia habis. Setelah itu bukankah semua nya hilang" ungkap Nara. Ya, hanya bertahan sampai batas waktu dia bisa bertahan. Rasa sakit yang dia derita, rasa sedih, kecewa dan beban yang dia tanggung selama ini tidak akan dia rasakan lagi. Hanya perlu bertahan.

Tatapan mata Nara sangat kosong, seperti tidak ada keinginan untuk bertahan hidup lebih lama. Dan tentu saja itu membuat Arya benar benar sedih.

"Nara, aku tahu kau sudah merasakan semua kebahagiaan dan penderitaan hidup sekaligus. Aku mengenal mu sebagai gadis yang ceria dan penuh semangat. Lalu kemana Nara ku yang dulu? kenapa kau malah tidak ingin melanjutkan hidup mu dengan lebih baik?" tanya Arya

Nara memandang Arya dengan senyum tipis

"Semua orang punya masa nya masing masing Yo. Aku hanya sedang menunggu masa ku datang dan tidak ingin lagi memaksakan kehendakku, yang akhirnya akan berujung dengan kesakitan lagi" jawab Nara

Ya, dia hanya bisa pasrah. Lima belas tahun Nara hidup dalam kebahagiaan yang berlimpah, kasih sayang, cinta dan semua nya telah dia dapatkan. Dan sebelas tahun setelahnya baru lah roda berputar drastis. Kebahagiaan Nara hilang dan berganti dengan beban yang sangat berat.

Mempertahankan perusahaan yang diambang kehancuran, mencintai lelaki yang hanya memberinya rasa sakit, dan bertahan menahan sakit yang semakin lama semakin menggerogoti tubuh nya, membuat Nara tidak bisa lagi menjadi gadis manja dan polos seperti dulu.

Takut, tentu saja dia takut. Sedih? sudah pasti. Tapi untuk apa mengeluh, Nara tidak ingin lagi memaksakan sesuatu, sudah cukup sekali dia memaksakan kehendak nya dulu untuk memaksa Reynand menikah dengan nya, dan hanya berujung dengan rasa sakit yang tiada tara sekarang.

Arya hanya diam dan tertunduk. Nara memang keras kepala, tapi bagaimana pun Arya akan tetap membuat nya ingin untuk menjalani pengobatan

"Apa Reynand tahu kamu sakit?' tanya Arya. Membuat lamunan Nara memudar dengan sendiri nya

"Tidak, dan dia tidak perlu tahu" jawab Nara. Reynand tidak akan perduli. Bahkan dia mungkin senang jika Nara mati.

Arya terdiam, dan dia hanya bisa menghela nafas nya kembali sembari mengeluarkan dua botol obat dari dalam saku nya

"Dokter Sebastian sudah pulang, dia memberikan ini untuk mu. Hanya obat pereda nyeri. Kamu harus meminum nya jika tidak ingin suami mu tahu" ucap Arya

Dan Nara hanya mengangguk saja

.....

Hari sudah pukul sepuluh malam saat Nara tiba dirumah. Arya yang mengantar nya, bahkan lebih tepat memaksa nya.

Rumah tampak sepi, namun lampu diruang tengah telah menyala. Apa bibi Jum yang menyalakan nya.

Nara memutar knop pintu, dan ternyata tidak dikunci. Dia langsung masuk kedalam dengan tubuh yang sedikit lebih baik setelah menghabiskan dua botol infus dan obat pereda rasa sakit tadi. Kepergian nya kekota B terpaksa dibatalkan karena tubuh nya yang tiba tiba saja tumbang.

Mata Nara sedikit mengerjap saat melihat penampakan seorang lelaki yang duduk diruang tamu dibawah kegelapan sedang duduk dan menatap nya dengan tajam. Reynand, suami nya ada dirumah, tumben sekali, batin Nara. Tapi kenapa mobil nya tidak ada didepan?

"Kamu sudah pulang. Maaf aku terlambat" ucap Nara dengan senyum manis seperti biasa

Nara menghidupkan lampu diruangan itu sehingga wajah tampan nan tajam itu tampak dengan jelas.

"Apa kamu suka bersenang senang diluar sana?" tanya Reynand dengan begitu dingin

"Maksud kamu apa?" tanya Nara tidak mengerti. Dia masih berdiri didepan kursi yang membatasi jarak mereka berdua

Reynand berdecih sinis. Dia memperhatikan seluruh lekuk tubuh Nara dan terakhir berakhir dipunggung tangan Nara yang dibalut perban kecil. Ada rasa ingin tahu, tapi ego langsung menghempas keingintahuan nya itu

"Aku sudah membuat keputusan" kata Reynand tiba tiba. Dan entah kenapa jantung Nara langsung berdetak dengan kencang, seolah bersiap untuk mendapatkan sesuatu yang membuat nya sakit kembali

"Keputusan" gumam Nara

"Cleo sudah tidak lagi menginginkan darahmu, dan pekerjaan mu sudah selesai. Aku tidak lagi menghalangi kamu untuk pergi. Kamu sudah tidak lagi berguna untuk kami" ungkap Reynand dengan begitu kejam

Nara mematung ditempat nya, dia memandang Reynand dengan getir. Secepat itukah dia dicampakkan. Bahkan sampai sekarang Nara belum bisa membuktikan pada Reynand tentang kebusukan Cleo dan ibu nya. Tidak, tidak boleh sekarang. Jika Nara pergi, setidak nya Reynand jangan bersama Cleo, wanita licik itu tidak boleh memanfaatkan cinta Reynand.

"Tidak bisakah biarkan aku disini" pinta Nara dengan wajah memelas nya, dan lagi lagi wajah itu membuat semburat dihati Reynand kembali melonjak. Tidak tahu apa. Terkadang dia berfikir apakah ada sesuatu dari diri Nara yang bisa disaingkan dengan Cleo, kekasih nya?

Reynand tertawa sinis dan beranjak menuju Nara. Mata nya memandang remeh Nara yang menatap nya selalu dengan pandangan sendu penuh cinta

"Kamu sudah ketagihan dengan sentuhan ku ha?" hina Reynand

Nara langsung tertunduk dengan pedih

"Kamu suka menjadi budak **** ku setiap waktu?" tanya Reynand lagi dan Nara memejamkan mata nya menahan sakit nya perkataan itu

"Kamu suka menjadi pelayanku setiap saat?" tanya Reynad terus menerus dan mendekatkan diri pada Nara yang masih tertunduk dengan mata yang mengembun

"Kamu suka Nara???" tanya Reynand dengan pandangan mata yang menajam

"Jawab!!!!" bentak nya dengan suara yang begitu menggelegar membuat Nara sampai terlonjak kaget ditempat nya

Tangan besar itu kembali meraup dagu Nara dengan kasar, membuat buliran air mata berjatuhan diwajah Nara

"Kamu menangis?" tanya Reynand dengan pandangan sinis

"Wajah mu menjijikkan kamu tahu. Semua nya tentang kamu aku sangat membenci nya. Kamu adalah musibah yang masuk dalam kehidupan ku. Seharus nya aku tidak bertemu denganmu dulu, seharus nya aku tidak berhutang budi padamu." bentak Reynand.

Air mata Nara semakin mengalir deras, namun dia tidak terisak sama sekali. Reynand tahu arti air mata itu, air mata kesakitan dan kesedihan. Dia langsung melepaskan cengkraman nya dengan kasar dan memalingkan tubuhnya membelakangi Nara

"Pergi Nara" usir Reynand dengan begitu dingin

Nara langsung menggeleng kuat dan berlutut dibawah kaki Reynand

"Tidak, tolong jangan sekarang Rey. Biarkan aku bersama mu sedikit lebih lama lagi" pinta Nara dengan wajah yang begitu menyedihkan

"Pergi!!!!" bentak Reynand

"Tidak Rey, biarkan aku disini. Aku tidak akan mengganggu mu. Aku tidak akan memaksakan apapun, tapi kumohon biarkan aku hidup bersama mu lebih lama" mohon Nara

Reynand membalikkan tubuh nya dan menatap Nara dengan tajam

"Aku yang merasa terganggu dengan mu Nara. Kamu seperti beban yang menusuk dihatiku" ungkap Reynand dengan nada suara yang terasa lain. Entah ada apa, tapi Nara merasa ada yang lain dengan Reynand

"Rey, aku mohon" pinta Nara dengan air mata yang semakin deras

"Aku hanya punya kamu, hanya kamu tempat ku pulang" gumam Nara begitu lirih

Reynand meraup wajah nya dengan kasar. Menatap Nara dengan pandangan begitu kesal dan marah. Kenapa Nara keras kepala, kenapa dia begitu tahan hidup menderita dua tahun ini. Kenapa?????

Terpopuler

Comments

Titi Ati

Titi Ati

ada ya wanita sebuicin itu,kok kpingin nangis😭

2023-08-24

0

Putri Minwa

Putri Minwa

🤔🤔🤔

2023-04-02

0

Nuranita

Nuranita

krn cinta...bodoh.....reynand emg ga punya hatii......hatix di dengkul emg.....nara beneran wanita yg tangguh.....setia dan mau menderita...aq angkat topi buat qmu nara......krn jika aq yg ngalami belum tentu sekuat qmu.....😭😭😭😭😭😭😭😭😭

2023-03-01

0

lihat semua
Episodes
1 Hasil Lab
2 Alasan Menikah
3 Mempertaruhkan Nyawa
4 Kekejaman Reynand
5 Sakit Rey!
6 Cobaan Lagi
7 Gelang Kenangan
8 Masih Ingin Bertahan
9 Zelina Adiputra
10 Kerumah Cleo
11 Kemarahan Reynand
12 Diambang Kehancuran
13 Kebusukan Cleo Dan Ibunya
14 Semanis Madeleine
15 Hati Nara Terlalu Lemah
16 Karpet Merah
17 Berdansa
18 Berdarah
19 Siapa Dia????
20 Malam Yang Damai
21 Amplop Cokelat
22 Gara Gara Madeleine
23 Apa Kamu Cemburu???
24 Oktober Terakhir
25 Kehancuran Nara
26 Kenyataan Yang Menyakitkan
27 Pertengkaran Reynand Dan Cleo
28 Kekecewaan Reynand
29 Karma Reynand
30 Hancur Tak Tersisa
31 Diary Usang
32 Pengalihan Perusahaan
33 Terungkap
34 Surat Bersampul Kuning
35 Rumah Tua Eyang Putri
36 Permohonan Maaf
37 Perjuangan Cinta Reynand
38 Jangan Sentuh Istriku!
39 Kemalangan Reynand
40 Trauma Reynand
41 Masa lalu Di Kolam Darah
42 Aku Mencintai Istrimu!
43 Balas Dendam
44 Bertanggung Jawablah Rey!
45 Terasa Patah Dan Perih
46 Jadi Pebinor???
47 Sakit Berdarah
48 Usaha Reynand
49 Keputusan Nara
50 Kita Sudah Berakhir
51 Cerita Masa Lalu
52 Surat Perpisahan
53 Telah Usai Dan Berakhir
54 Oktober Datang Lagi
55 Rasa Penasaran Arya
56 Sebuah Lukisan
57 Makan Malam Berdua
58 Kisah Dibalik Hujan
59 Kebenaran Yang Terungkap
60 Nara Atau Hanya Sekedar Ilusi????
61 Aku Bersamamu
62 Oktober Kedua Belas
63 Kerumah Sakit
64 Kisah Reynand Dan Cleo
65 Cerita Tengah Malam
66 Amplop Putih
67 Isi Surat Guntur
68 Arya Yang Menyebalkan
69 Reynand vs Bimantara
70 Gara Gara Kucing
71 Kesombongan Cleo
72 Adidaksa Terancam ???
73 Gerimis Di Penghujung Oktober
74 Penyerangan Dijalan
75 Rumah Tua
76 Abas Atau Agas????
77 Kekesalan Arya
78 Melawan Trauma
79 Ternyata Tuan Abas
80 Saksi Kunci
81 Zelina Diculik
82 Vila Dibukit Sinai
83 Rahasia Dibalik Kekejaman Tuan Agas
84 Semua Sudah Mulai Kembali
85 Kembalinya Reynand Adiputra
86 Misi Dimulai Malam Ini
87 Foto Diamplop Cokelat
88 Permintaan Cleo
89 Janji Manis Atau Pahit???
90 Cleo Dan Nara
91 Kejutan Dari Reynand
92 Kehancuran Cleo
93 Hancur Dan Semakin Terpuruk
94 Selamat Tinggal (Cleo)
95 Semua Sudah Berakhir
96 Kejutan Manis Ditepi Danau Hijau
97 Malam Yang Bahagia
98 Kedatangan Bimantara
99 Rumah Kenangan
100 bab pengumuman
101 Tempat Pertama Kali Bertemu
102 Senja Untuk Arya Dan Zelina
103 Kerumah Eyang Putri
104 Berbagi Cerita
105 Perasaan Bimantara
106 Dirumah Sakit
107 Bima Dan Gadis Menyebalkan
108 Diandra Gendis Ayu
109 Cerita Disore Hari
110 Makan Malam
111 Tentang Gendis
112 Kemarahan Bima
113 Terungkap Fakta Yang Sebenarnya
114 Aku Rindu
115 Aku Mau Pulang (Gendis)
116 Meminta Restu
117 Mulai Berteman
118 Hal Yang Manis
119 Kebun Apel
120 Sangat Indah
121 Ciuman Pertama
122 Mengganti Kenangan
123 Pernikahan Dua Hari Lagi
124 Pusat Perbelanjaan
125 Bertemu David
126 Jangan Menangis Lagi Gendis
127 Menunggu Hari Esok
128 Pernikahan
129 Berbahagialah Nara
130 Masih Dimalam Pesta
131 Penyerangan Dijalan
132 Malam Yang Panjang Untuk Hidup dan Mati
133 Kabar Buruk
134 Bangunlah Bima
135 Seminggu Berlalu
136 Bima Sadar
137 Aku Rindu
138 Menjodohkan
139 Bisikkan Nara
140 Pulang Kerumah Lama
141 Otw Bulan Madu
142 Cinta Seindah Bunga Sakura
143 Kejutan Dari Reynand
144 Jatuh Cinta
145 Menjenguk Bima
146 Malam Yang Indah
147 Lamaran Romantis
148 Kabar Buruk
149 Berduka
150 Mimpi Buruk
151 Kembali Pulang
152 Pernikahan Bima Dan Gendis
153 Pulang Kerumah Bima
154 Sikap Aneh Reynand
155 Hamil
156 Menggoda Reynand
157 Empat Bulan Kehamilan
158 Taman Bunga Tulip Untuk Zelina
159 Cerita Madeleine
160 pemenang hadiah pulsa
161 Keperusahaan
162 Fitting Gaun Pengantin ... Berdarah
163 Berduka
164 Selamat Jalan Zelina
165 Harus Ikhlas
166 Zevanno dan Zevanya
167 TAMAT
168 Ucapan Terimakasih Author
169 Karya Baru (Pelangi Untuk Arya)
170 Novel Zevanya
171 Novel Zevanno
Episodes

Updated 171 Episodes

1
Hasil Lab
2
Alasan Menikah
3
Mempertaruhkan Nyawa
4
Kekejaman Reynand
5
Sakit Rey!
6
Cobaan Lagi
7
Gelang Kenangan
8
Masih Ingin Bertahan
9
Zelina Adiputra
10
Kerumah Cleo
11
Kemarahan Reynand
12
Diambang Kehancuran
13
Kebusukan Cleo Dan Ibunya
14
Semanis Madeleine
15
Hati Nara Terlalu Lemah
16
Karpet Merah
17
Berdansa
18
Berdarah
19
Siapa Dia????
20
Malam Yang Damai
21
Amplop Cokelat
22
Gara Gara Madeleine
23
Apa Kamu Cemburu???
24
Oktober Terakhir
25
Kehancuran Nara
26
Kenyataan Yang Menyakitkan
27
Pertengkaran Reynand Dan Cleo
28
Kekecewaan Reynand
29
Karma Reynand
30
Hancur Tak Tersisa
31
Diary Usang
32
Pengalihan Perusahaan
33
Terungkap
34
Surat Bersampul Kuning
35
Rumah Tua Eyang Putri
36
Permohonan Maaf
37
Perjuangan Cinta Reynand
38
Jangan Sentuh Istriku!
39
Kemalangan Reynand
40
Trauma Reynand
41
Masa lalu Di Kolam Darah
42
Aku Mencintai Istrimu!
43
Balas Dendam
44
Bertanggung Jawablah Rey!
45
Terasa Patah Dan Perih
46
Jadi Pebinor???
47
Sakit Berdarah
48
Usaha Reynand
49
Keputusan Nara
50
Kita Sudah Berakhir
51
Cerita Masa Lalu
52
Surat Perpisahan
53
Telah Usai Dan Berakhir
54
Oktober Datang Lagi
55
Rasa Penasaran Arya
56
Sebuah Lukisan
57
Makan Malam Berdua
58
Kisah Dibalik Hujan
59
Kebenaran Yang Terungkap
60
Nara Atau Hanya Sekedar Ilusi????
61
Aku Bersamamu
62
Oktober Kedua Belas
63
Kerumah Sakit
64
Kisah Reynand Dan Cleo
65
Cerita Tengah Malam
66
Amplop Putih
67
Isi Surat Guntur
68
Arya Yang Menyebalkan
69
Reynand vs Bimantara
70
Gara Gara Kucing
71
Kesombongan Cleo
72
Adidaksa Terancam ???
73
Gerimis Di Penghujung Oktober
74
Penyerangan Dijalan
75
Rumah Tua
76
Abas Atau Agas????
77
Kekesalan Arya
78
Melawan Trauma
79
Ternyata Tuan Abas
80
Saksi Kunci
81
Zelina Diculik
82
Vila Dibukit Sinai
83
Rahasia Dibalik Kekejaman Tuan Agas
84
Semua Sudah Mulai Kembali
85
Kembalinya Reynand Adiputra
86
Misi Dimulai Malam Ini
87
Foto Diamplop Cokelat
88
Permintaan Cleo
89
Janji Manis Atau Pahit???
90
Cleo Dan Nara
91
Kejutan Dari Reynand
92
Kehancuran Cleo
93
Hancur Dan Semakin Terpuruk
94
Selamat Tinggal (Cleo)
95
Semua Sudah Berakhir
96
Kejutan Manis Ditepi Danau Hijau
97
Malam Yang Bahagia
98
Kedatangan Bimantara
99
Rumah Kenangan
100
bab pengumuman
101
Tempat Pertama Kali Bertemu
102
Senja Untuk Arya Dan Zelina
103
Kerumah Eyang Putri
104
Berbagi Cerita
105
Perasaan Bimantara
106
Dirumah Sakit
107
Bima Dan Gadis Menyebalkan
108
Diandra Gendis Ayu
109
Cerita Disore Hari
110
Makan Malam
111
Tentang Gendis
112
Kemarahan Bima
113
Terungkap Fakta Yang Sebenarnya
114
Aku Rindu
115
Aku Mau Pulang (Gendis)
116
Meminta Restu
117
Mulai Berteman
118
Hal Yang Manis
119
Kebun Apel
120
Sangat Indah
121
Ciuman Pertama
122
Mengganti Kenangan
123
Pernikahan Dua Hari Lagi
124
Pusat Perbelanjaan
125
Bertemu David
126
Jangan Menangis Lagi Gendis
127
Menunggu Hari Esok
128
Pernikahan
129
Berbahagialah Nara
130
Masih Dimalam Pesta
131
Penyerangan Dijalan
132
Malam Yang Panjang Untuk Hidup dan Mati
133
Kabar Buruk
134
Bangunlah Bima
135
Seminggu Berlalu
136
Bima Sadar
137
Aku Rindu
138
Menjodohkan
139
Bisikkan Nara
140
Pulang Kerumah Lama
141
Otw Bulan Madu
142
Cinta Seindah Bunga Sakura
143
Kejutan Dari Reynand
144
Jatuh Cinta
145
Menjenguk Bima
146
Malam Yang Indah
147
Lamaran Romantis
148
Kabar Buruk
149
Berduka
150
Mimpi Buruk
151
Kembali Pulang
152
Pernikahan Bima Dan Gendis
153
Pulang Kerumah Bima
154
Sikap Aneh Reynand
155
Hamil
156
Menggoda Reynand
157
Empat Bulan Kehamilan
158
Taman Bunga Tulip Untuk Zelina
159
Cerita Madeleine
160
pemenang hadiah pulsa
161
Keperusahaan
162
Fitting Gaun Pengantin ... Berdarah
163
Berduka
164
Selamat Jalan Zelina
165
Harus Ikhlas
166
Zevanno dan Zevanya
167
TAMAT
168
Ucapan Terimakasih Author
169
Karya Baru (Pelangi Untuk Arya)
170
Novel Zevanya
171
Novel Zevanno

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!