Kekejaman Reynand

Dua hari sudah Reynand tidak kembali kerumah setelah Nara mendonorkan darah nya pada Cleo dirumah sakit lalu. Nara tahu jika lelaki itu pasti menemani masa pemulihan tubuh Cleo, dan memang sudah selalu seperti itu. Tapi, meskipun Nara tahu Reynand lebih memilih Cleo dan lagi lagi mengabaikan nya, kenapa dia masih selalu merindukan lelaki itu? Dia selalu merindukan wajah dingin Reynand, selalu merindukan aroma tubuh nya yang menenangkan. Apa dia benar benar sudah dibutakan oleh cinta?

Reynand kasar, Reynand membenci nya, namun kenapa tidak ada sedikitpun rasa benci dihati Nara untuk lelaki itu? Cinta ini memang benar benar menyakitkan.

Rasa sakit, cinta dan kecewa, hanya bisa dia pendam dan rasakan sendiri setiap hari nya. Memikul beban yang teramat berat untuk seorang wanita muda yang seharus nya bisa menikmati waktu waktu bahagia. Namun bagi Nara, semua itu hanya lah mimpi belaka. Memperjuangkan cinta suami dan mempertahankan perusahaan bukan lah hal yang mudah, apalagi ditambah dengan kondisi tubuh nya yang sudah tidak mampu untuk bertahan lama, semua terasa begitu berat.

Bahkan meskipun dia merasa kesakitan ditubuh dan hati nya, dia tetap harus pergi bekerja. Perusahaan besar Polie Materiial, yang sudah berdiri sejak puluhan tahun yang lalu, perusahaan turun temurun dari keluarga ibu nya dan kini sudah jatuh ketangan Nara, harus bisa dia pertahan kan dan dia bangun kembali. Perusahaan yang menampung ratusan karyawan yang mengharapkan kehidupan dari tempat itu. Tentu saja sebagai seorang pemimpin Nara tidak bisa berleha leha dengan semua yang diderita nya, dia menanggung banyak beban tanggung jawab yang entah sampai kapan bisa dia pikul sendirian.

Saat ini Nara sudah berada diperusahaan nya, duduk menghadapi komputer dan tumpukan berkas yang menggunung, sesekali dia mengusap pinggang nya yang terasa nyeri

"Bersahabatlah dengan ku sedikit, setidak nya jangan menambah beban ku untuk saat ini" gumam Nara. Dia menyandarkan tubuh nya disandaran kursi besar itu, sembari mengatur nafas nya untuk bisa meringankan sedikit sakit yang dia rasakan.

Tidak berapa lama, pintu terdengar diketuk. Nara langsung duduk dengan tegak dan menoleh kearah pintu, dimana Arya masuk kedalam dengan tumpukan dokumen ditangan nya.

"Nona, setelah makan siang nanti kita harus keperusahaan Bimantara untuk mengadakan meeting pembangunan proyek hotel dikota B" kata Arya langsung tanpa basa basi. Dia meletakkan dokumen yang dibawa nya diatas meja Nara yang hanya mengangguk

"Tuan Reynand juga pasti datang" ucap Arya lagi. Nara masih diam dengan pandangan mata yang menatap nanar dokumen diatas meja. Itu adalah tender mega proyek yang cukup besar, jelas saja Reynand akan hadir, apalagi perusahaan nya adalah pemegang saham terbesar disana

Melihat Nara yang hanya diam, Arya langsung duduk didepan meja Nara, memperhatikan wajah Nara yang terlihat tidak bersemangat dan sedikit pucat

"Bagaimana hasil pemeriksaan mu?" tanya Arya dengan bahasa yang lebih santai tanpa embel embel atasan dan bawahan

Nara menghela nafasnya sejenak dan menoleh datar pada Arya. Arya adalah lelaki yang paling dekat dengan Nara sejak mereka sama sama remaja. Tumbuh bersama dan sudah mengerti satu sama lain, bahkan Arya selalu mengikuti kemana pun Nara pergi bersekolah, dan setelah ibunya meninggal, Nara langsung menunjuk Arya sebagai asisten sekaligus tangan kanan nya diperusahaan Polie.

Hanya Arya yang tahu tentang kehidupan Nara, tentang cinta nya Nara pada Reynand, tentang kesedihan Nara dengan sikap acuh lelaki itu. Hanya Arya yang tahu bagaimana menderita nya Nara, meskipun Nara tidak pernah mengungkapkan tentang sikap Reynand, tapi Arya tahu semua nya.

"Nara" panggil Arya lagi saat Nara hanya diam dan melamun sejak tadi

"Tidak ada yang buruk, aku cuma kelelahan" jawab Nara singkat.

"Kamu berbohong" tuding Arya

"Tidak" dalih Nara. Sungguh dia tidak ingin membuat Arya cemas dan khawatir. Arya sudah seperti kakak bagi nya, bahkan lebih dari saudara nya sendiri, jika Arya tahu dia sakit, maka Arya pasti tidak akan mengizinkan nya bekerja lagi, dia pasti sudah diseret kerumah sakit dan menjalani pengobatan sekarang.

"Nara!" panggil Arya dengan suara yang sedikit ditekan

"Kamu sudah tidak mempercayaiku lagi sekarang?' tanya Nara. Dan dapat Nara lihat Arya menghela nafas nya sejenak dan menatap nya dengan lekat

"Kamu sering mengeluh sakit pinggang beberapa minggu ini, bahkan wajah mu juga semakin pucat, tubuh mu layu dan tidak bertenaga, bagaimana aku bisa percaya" jawab Arya

Nara langsung tersenyum dan meraih dokumen yang dibawa Arya tadi, membuka nya dan membaca nya perlahan, dia tidak ingin menatap wajah Arya yang memang tahu jika dia sedang tidak baik baik saja

"Aku cuma kelelahan dan kurang minum, kamu tidak perlu khawatir" ucap Nara

"Apa dia memperlakukan mu dengan kasar lagi?" tanya Arya. Tangan Nara langsung mematung dan mata nya melirik Arya sekilas. Nara tersenyum tipis dan menggeleng perlahan

"Nara, sampai kapan kamu akan bertahan, ini sudah dua tahun berlalu, dan dia masih belum bisa menunjukan rasa sayang nya sedikitpun. Jangan siksa dirimu lagi Nara" kata Arya pada Nara yang masih tersenyum dengan tipis namun terlihat begitu getir

"Aku tidak merasa tersiksa" jawab Nara dan Arya langsung mendengus mendengar nya. Dia benar benar tidak suka melihat Nara yang dibutakan oleh cinta nya sendiri.

"Kamu menghujani nya dengan cinta setiap hari, tapi dia malah menghujani mu dengan kesakitan. Apa itu adil?" tanya Arya

Nara terdiam dengan perkataan Arya. Ini memang tampak tidak adil, tapi apa cinta harus mengharapkan keadilan. Nara yang memaksa masuk kedalam kehidupan Reynand, merebut kebahagiaan yang sedang Reynand perjuangkan, wajar jika lelaki itu membenci nya. Ya, meskipun dulu Nara yakin jika dia hanya membenci nya sesaat dan bisa menerima nya dalam beberapa waktu. Hingga dia bisa bertahan dalam waktu dua tahun ini, dan mungkin entah sampai kapan, karena dia selalu berharap jika Reynand bisa menerima nya.

"Nara" panggil Arya, dan Nara langsung menoleh kearah nya

"Ceraikan dia" kata Arya dengan begitu serius

deg

deg

deg

"Sudah cukup waktu dua tahun mencari cintanya, kau sudah selalu merasa sakit setiap waktu nya. Bukan hanya cintamu yang tidak terbalas, tapi perlakuan nya yang semakin lama pasti bisa membunuh mu" tambah Arya lagi. Sungguh bagaimana pun dia tidak akan pernah tega membiarkan Nara berada didalam penjara cinta lelaki itu

Nara terdiam

Bercerai?

Nara tidak pernah berfikir untuk menceraikan Reynand, lelaki itu adalah segala nya bagi Nara. Rembulan yang ingin selalu dia rengkuh kedalam pelukan nya untuk seumur hidup, meskipun dia tahu rembulan berada jauh diatas sana, dan tidak akan mungkin digapai dengan genggaman tangan, itu hal yang mustahil bukan?

"Nara, hidupmu masih panjang, ada banyak pria yang lebih bisa menghargai seorang wanita diluar sana" kata Arya lagi dan Nara masih terdiam dengan perkataan lelaki itu.

Pria lain?

Apa masih ada ruang dihati nya untuk pria lain, setelah semua nya dia berikan pada Reynand. Tidak, itu tidak akan mungkin bisa. Rembulan bukan hanya tidak bisa diraih, tapi juga tidak bisa tergantikan, dia memiliki tahta tertinggi diatas sana.

Menceraikan Reynand sama saja seperti menarik hatinya secara tiba tiba, mudah untuk diucapkan, namun tidak mudah untuk dilakukan.

"Akan aku pertimbangkan" jawab Nara yang tidak lagi memiliki kata kata

.....

Jam makan siang telah usai, dan kini Nara bersama Arya sudah tiba diperusahaan Bimantara, salah satu perusahaan yang berkerja sama dengan nya, juga perusahaan Adidaksa.

Nara bersama Arya masuk didampingi oleh sekretaris tuan Bima. Mereka duduk dikursi yang telah disediakan, dan semua kursi telah diisi oleh orang orang yang bersangkutan. Hanya tinggal satu kursi yang masih kosong, kursi Reynand, suami nya sekaligus orang yang paling berpengaruh dalam rapat ini. Nara beruntung perusahaan nya bisa terpilih menjadi salah satu investor dan bergabung dalam mega proyek ini, dan tentu saja keuntungannya cukup besar jika dia bekerja sama dengan perusahaan mereka. Tapi apakah semudah itu?

"Nona Anara, anda terlihat lesu, apa anda sedang tidak baik baik saja?" tanya tuan Bima pada Nara

Nara langsung tersenyum dan menggeleng perlahan

"Saya baik baik saja tuan, hanya lelah sedikit" jawab Nara

Bima hanya mengangguk dan tersenyum melihat Nara. Terakhir kali dia melihat wanita ini adalah ketika dua minggu yang lalu. Nara masih segar dan sangat cantik dengan penampilan nya yang selalu anggun dan mempesona, tapi sekarang seperti nya Nara sedikit kurus dan pucat, meski dimata nya Nara tetap saja selalu mempesona.

Pandangan mata Bima yang fokus pada Nara langsung teralihkan saat melihat kedatangan Reynand dan asisten nya. Lelaki itu benar benar terlihat gagah dengan kharisma serta pandangan mata tajam nya yang mampu menusuk jantung semua orang. Rasa rindu nya selama dua hari ini terbayar sudah.

"Selamat siang tuan Reynand" sapa mereka semua, Reynand hanya menjawab dengan anggukan kecil dan langsung duduk dikursi nya. Dia hanya menoleh sekilas pada Nara yang tampak tenang dikursi nya, wanita itu memang selalu bisa memainkan aktingnya dengan baik.

Semua orang tampak terdiam saat Reynand sudah ada didalam sana, tidak ada yang berbicara sedikitpun, aura Reynand yang dingin dan datar itu mampu membuat ruangan itu terasa mencekam.

Sekretaris tuan Bima langsung membuka rapat yang dihadiri oleh seluruh petinggi perusahaan dan hanya Nara yang merupakan pemimpin wanita satu satu nya didalam sana, tentu dia menjadi pusat lirikan kaum mata lelaki yang memandang nya penuh kagum.

Nara hanya diam dan tetap tenang, karena dia sudah terbiasa dengan itu, tapi ada satu pasang mata yang tampak nya tidak terima dengan itu. Wajah nya semakin dingin dan datar. Apalagi saat Nara mulai membuka suara dan menyuarakan pendapat nya disana, semua mata sudah pasti tertuju padanya.

Tangan Reynand tampak saling mengepal erat dibawah meja, entah apa yang terjadi, tapi saat ini dia sedang memendam kekesalan yang begitu mendalam.

Reynand menarik nafas nya dalam dalam dan mengeluarkan nya secara perlahan saat tuan Bima meminta dia untuk menyuarakan pendapat nya. Reynand berdiri dengan wajah angkuh dan dinginnya, dia memandang semua orang yang ada disana termasuk juga Nara. Mata mereka saling bertabrakan satu sama lain untuk beberapa saat, saling menyiratkan perasaan yang mendalam namun berbeda artian.

"Saya tidak setuju dengan pendapat nona Anara, bukankah seharus nya perusahaan kecil seperti miliknya tidak bisa diharapkan lebih untuk mega proyek ini? Apa kalian tidak merasa rugi dan takut jika suatu saat kita mengalami masalah?" Tanya Reynand pada semua orang yang tampak saling pandang bingung. Apa tuan muda ini tidak setuju jika perusahaan Polie ikut bergabung?

"Tapi perusahaan yang dipimpin nona Anara sudah memiliki persyaratan yang mencukupi tuan" sahut tuan Bima

"Ini mega proyek yang cukup besar, saya tidak ingin mengambil resiko. Jika kalian masih ingin melibatkan dia silahkan, tapi saya akan menarik kembali dana yang sudah saya keluarkan. Saya tidak suka bekerja sama dengan orang yang hanya bisa memberikan senyum dan janji manis disaat perusahaan nya sudah hampir bangkrut" ungkap Reynad lagi. Mata nya melirik kearah Nara dengan pandangan sinis.

Nara hanya diam dan menatap nya tidak percaya, apa yang salah dengan dia yang ikut kerja sama ini, bukankah awal nya tidak ada masalah, lalu kenapa sekarang Reynand malah ingin mendepak nya?

Semua petinggi perusahaan tampak saling pandang bingung. Untuk memilih, jelas saja mereka lebih memilih perusahaan Reynand diatas segala nya, tapi Nara, mereka tidak tega jika harus mendepak perusahaan nya begitu saja tanpa alasan yang jelas

"Apa saya sudah melakukan kesalahan tuan? Perusahaan saya memang kecil, namun saya bisa memastikan jika mega proyek tetap akan berjalan dengan lancar" kata Nara yang mencoba untuk membela diri dan mempertahankan hak nya meski dia tahu ini adalah hal yang percuma. Reynand, dia tahu pria ini

"Apa jaminanmu, ini terserah pada yang lain. Aku tidak memaksa, jika kalian masih membiarkan perusahaan Polie ikut bergabung maka saya yang keluar" jawab Reynand tidak bisa dibantah

Tuan Bima tampak menatap Anara dengan iba dan merasa bersalah, pasal nya dia yang menerima Nara untuk kerja sama ini

Nara terlihat menghela nafas nya perlahan, dia menoleh kearah Arya yang tampak tidak suka, suami Nara memang sudah keterlaluan. Namun Nara hanya tersenyum dan mengangguk tipis pada Arya untuk menenangkan lelaki itu. Nara sudah pasrah, memaksa juga tidak ada guna nya

"Nona Nara" panggil tuan Bima membuat Nara langsung menoleh kearah nya

"Tidak apa apa tuan, saya mengalah. Perusahaan kecil saya seharus nya memang tidak pantas bergabung dengan perusahaan besar seperti kalian" jawab Nara dengan senyum manis nya seperti biasa, namun lagi lagi senyum itu mampu membuat Reynand merasa semakin kesal. Bukan nya sakit hati dan marah, Nara malah kembali tersenyum seperti tidak terjadi sesuatu.

Setelah berpamitan pada semua orang yang ada disana, Nara dan Arya langsung keluar dari ruangan panas itu. Meski bibir nya tersenyum, tapi sungguh hati nya begitu sakit. Tidak cukupkah Reynand yang menghancurkan perasaan nya, apa sekarang lelaki itu juga akan menghancurkan perusahaan nya? Padahal ini adalah harapan terbesar nya untuk perusahaan Polie. Reynand sungguh kejam, dia memang ingin membunuh Nara secara perlahan, menyakiti dari luar dan dalam kehidupan singkat nya

Terpopuler

Comments

athaya

athaya

cemburumu jelek tuan rey

2025-04-13

0

Mynovel

Mynovel

baper

2023-11-23

0

istriJimin

istriJimin

aku harap penyesalan itu akan segera datang

2023-08-16

0

lihat semua
Episodes
1 Hasil Lab
2 Alasan Menikah
3 Mempertaruhkan Nyawa
4 Kekejaman Reynand
5 Sakit Rey!
6 Cobaan Lagi
7 Gelang Kenangan
8 Masih Ingin Bertahan
9 Zelina Adiputra
10 Kerumah Cleo
11 Kemarahan Reynand
12 Diambang Kehancuran
13 Kebusukan Cleo Dan Ibunya
14 Semanis Madeleine
15 Hati Nara Terlalu Lemah
16 Karpet Merah
17 Berdansa
18 Berdarah
19 Siapa Dia????
20 Malam Yang Damai
21 Amplop Cokelat
22 Gara Gara Madeleine
23 Apa Kamu Cemburu???
24 Oktober Terakhir
25 Kehancuran Nara
26 Kenyataan Yang Menyakitkan
27 Pertengkaran Reynand Dan Cleo
28 Kekecewaan Reynand
29 Karma Reynand
30 Hancur Tak Tersisa
31 Diary Usang
32 Pengalihan Perusahaan
33 Terungkap
34 Surat Bersampul Kuning
35 Rumah Tua Eyang Putri
36 Permohonan Maaf
37 Perjuangan Cinta Reynand
38 Jangan Sentuh Istriku!
39 Kemalangan Reynand
40 Trauma Reynand
41 Masa lalu Di Kolam Darah
42 Aku Mencintai Istrimu!
43 Balas Dendam
44 Bertanggung Jawablah Rey!
45 Terasa Patah Dan Perih
46 Jadi Pebinor???
47 Sakit Berdarah
48 Usaha Reynand
49 Keputusan Nara
50 Kita Sudah Berakhir
51 Cerita Masa Lalu
52 Surat Perpisahan
53 Telah Usai Dan Berakhir
54 Oktober Datang Lagi
55 Rasa Penasaran Arya
56 Sebuah Lukisan
57 Makan Malam Berdua
58 Kisah Dibalik Hujan
59 Kebenaran Yang Terungkap
60 Nara Atau Hanya Sekedar Ilusi????
61 Aku Bersamamu
62 Oktober Kedua Belas
63 Kerumah Sakit
64 Kisah Reynand Dan Cleo
65 Cerita Tengah Malam
66 Amplop Putih
67 Isi Surat Guntur
68 Arya Yang Menyebalkan
69 Reynand vs Bimantara
70 Gara Gara Kucing
71 Kesombongan Cleo
72 Adidaksa Terancam ???
73 Gerimis Di Penghujung Oktober
74 Penyerangan Dijalan
75 Rumah Tua
76 Abas Atau Agas????
77 Kekesalan Arya
78 Melawan Trauma
79 Ternyata Tuan Abas
80 Saksi Kunci
81 Zelina Diculik
82 Vila Dibukit Sinai
83 Rahasia Dibalik Kekejaman Tuan Agas
84 Semua Sudah Mulai Kembali
85 Kembalinya Reynand Adiputra
86 Misi Dimulai Malam Ini
87 Foto Diamplop Cokelat
88 Permintaan Cleo
89 Janji Manis Atau Pahit???
90 Cleo Dan Nara
91 Kejutan Dari Reynand
92 Kehancuran Cleo
93 Hancur Dan Semakin Terpuruk
94 Selamat Tinggal (Cleo)
95 Semua Sudah Berakhir
96 Kejutan Manis Ditepi Danau Hijau
97 Malam Yang Bahagia
98 Kedatangan Bimantara
99 Rumah Kenangan
100 bab pengumuman
101 Tempat Pertama Kali Bertemu
102 Senja Untuk Arya Dan Zelina
103 Kerumah Eyang Putri
104 Berbagi Cerita
105 Perasaan Bimantara
106 Dirumah Sakit
107 Bima Dan Gadis Menyebalkan
108 Diandra Gendis Ayu
109 Cerita Disore Hari
110 Makan Malam
111 Tentang Gendis
112 Kemarahan Bima
113 Terungkap Fakta Yang Sebenarnya
114 Aku Rindu
115 Aku Mau Pulang (Gendis)
116 Meminta Restu
117 Mulai Berteman
118 Hal Yang Manis
119 Kebun Apel
120 Sangat Indah
121 Ciuman Pertama
122 Mengganti Kenangan
123 Pernikahan Dua Hari Lagi
124 Pusat Perbelanjaan
125 Bertemu David
126 Jangan Menangis Lagi Gendis
127 Menunggu Hari Esok
128 Pernikahan
129 Berbahagialah Nara
130 Masih Dimalam Pesta
131 Penyerangan Dijalan
132 Malam Yang Panjang Untuk Hidup dan Mati
133 Kabar Buruk
134 Bangunlah Bima
135 Seminggu Berlalu
136 Bima Sadar
137 Aku Rindu
138 Menjodohkan
139 Bisikkan Nara
140 Pulang Kerumah Lama
141 Otw Bulan Madu
142 Cinta Seindah Bunga Sakura
143 Kejutan Dari Reynand
144 Jatuh Cinta
145 Menjenguk Bima
146 Malam Yang Indah
147 Lamaran Romantis
148 Kabar Buruk
149 Berduka
150 Mimpi Buruk
151 Kembali Pulang
152 Pernikahan Bima Dan Gendis
153 Pulang Kerumah Bima
154 Sikap Aneh Reynand
155 Hamil
156 Menggoda Reynand
157 Empat Bulan Kehamilan
158 Taman Bunga Tulip Untuk Zelina
159 Cerita Madeleine
160 pemenang hadiah pulsa
161 Keperusahaan
162 Fitting Gaun Pengantin ... Berdarah
163 Berduka
164 Selamat Jalan Zelina
165 Harus Ikhlas
166 Zevanno dan Zevanya
167 TAMAT
168 Ucapan Terimakasih Author
169 Karya Baru (Pelangi Untuk Arya)
170 Novel Zevanya
171 Novel Zevanno
Episodes

Updated 171 Episodes

1
Hasil Lab
2
Alasan Menikah
3
Mempertaruhkan Nyawa
4
Kekejaman Reynand
5
Sakit Rey!
6
Cobaan Lagi
7
Gelang Kenangan
8
Masih Ingin Bertahan
9
Zelina Adiputra
10
Kerumah Cleo
11
Kemarahan Reynand
12
Diambang Kehancuran
13
Kebusukan Cleo Dan Ibunya
14
Semanis Madeleine
15
Hati Nara Terlalu Lemah
16
Karpet Merah
17
Berdansa
18
Berdarah
19
Siapa Dia????
20
Malam Yang Damai
21
Amplop Cokelat
22
Gara Gara Madeleine
23
Apa Kamu Cemburu???
24
Oktober Terakhir
25
Kehancuran Nara
26
Kenyataan Yang Menyakitkan
27
Pertengkaran Reynand Dan Cleo
28
Kekecewaan Reynand
29
Karma Reynand
30
Hancur Tak Tersisa
31
Diary Usang
32
Pengalihan Perusahaan
33
Terungkap
34
Surat Bersampul Kuning
35
Rumah Tua Eyang Putri
36
Permohonan Maaf
37
Perjuangan Cinta Reynand
38
Jangan Sentuh Istriku!
39
Kemalangan Reynand
40
Trauma Reynand
41
Masa lalu Di Kolam Darah
42
Aku Mencintai Istrimu!
43
Balas Dendam
44
Bertanggung Jawablah Rey!
45
Terasa Patah Dan Perih
46
Jadi Pebinor???
47
Sakit Berdarah
48
Usaha Reynand
49
Keputusan Nara
50
Kita Sudah Berakhir
51
Cerita Masa Lalu
52
Surat Perpisahan
53
Telah Usai Dan Berakhir
54
Oktober Datang Lagi
55
Rasa Penasaran Arya
56
Sebuah Lukisan
57
Makan Malam Berdua
58
Kisah Dibalik Hujan
59
Kebenaran Yang Terungkap
60
Nara Atau Hanya Sekedar Ilusi????
61
Aku Bersamamu
62
Oktober Kedua Belas
63
Kerumah Sakit
64
Kisah Reynand Dan Cleo
65
Cerita Tengah Malam
66
Amplop Putih
67
Isi Surat Guntur
68
Arya Yang Menyebalkan
69
Reynand vs Bimantara
70
Gara Gara Kucing
71
Kesombongan Cleo
72
Adidaksa Terancam ???
73
Gerimis Di Penghujung Oktober
74
Penyerangan Dijalan
75
Rumah Tua
76
Abas Atau Agas????
77
Kekesalan Arya
78
Melawan Trauma
79
Ternyata Tuan Abas
80
Saksi Kunci
81
Zelina Diculik
82
Vila Dibukit Sinai
83
Rahasia Dibalik Kekejaman Tuan Agas
84
Semua Sudah Mulai Kembali
85
Kembalinya Reynand Adiputra
86
Misi Dimulai Malam Ini
87
Foto Diamplop Cokelat
88
Permintaan Cleo
89
Janji Manis Atau Pahit???
90
Cleo Dan Nara
91
Kejutan Dari Reynand
92
Kehancuran Cleo
93
Hancur Dan Semakin Terpuruk
94
Selamat Tinggal (Cleo)
95
Semua Sudah Berakhir
96
Kejutan Manis Ditepi Danau Hijau
97
Malam Yang Bahagia
98
Kedatangan Bimantara
99
Rumah Kenangan
100
bab pengumuman
101
Tempat Pertama Kali Bertemu
102
Senja Untuk Arya Dan Zelina
103
Kerumah Eyang Putri
104
Berbagi Cerita
105
Perasaan Bimantara
106
Dirumah Sakit
107
Bima Dan Gadis Menyebalkan
108
Diandra Gendis Ayu
109
Cerita Disore Hari
110
Makan Malam
111
Tentang Gendis
112
Kemarahan Bima
113
Terungkap Fakta Yang Sebenarnya
114
Aku Rindu
115
Aku Mau Pulang (Gendis)
116
Meminta Restu
117
Mulai Berteman
118
Hal Yang Manis
119
Kebun Apel
120
Sangat Indah
121
Ciuman Pertama
122
Mengganti Kenangan
123
Pernikahan Dua Hari Lagi
124
Pusat Perbelanjaan
125
Bertemu David
126
Jangan Menangis Lagi Gendis
127
Menunggu Hari Esok
128
Pernikahan
129
Berbahagialah Nara
130
Masih Dimalam Pesta
131
Penyerangan Dijalan
132
Malam Yang Panjang Untuk Hidup dan Mati
133
Kabar Buruk
134
Bangunlah Bima
135
Seminggu Berlalu
136
Bima Sadar
137
Aku Rindu
138
Menjodohkan
139
Bisikkan Nara
140
Pulang Kerumah Lama
141
Otw Bulan Madu
142
Cinta Seindah Bunga Sakura
143
Kejutan Dari Reynand
144
Jatuh Cinta
145
Menjenguk Bima
146
Malam Yang Indah
147
Lamaran Romantis
148
Kabar Buruk
149
Berduka
150
Mimpi Buruk
151
Kembali Pulang
152
Pernikahan Bima Dan Gendis
153
Pulang Kerumah Bima
154
Sikap Aneh Reynand
155
Hamil
156
Menggoda Reynand
157
Empat Bulan Kehamilan
158
Taman Bunga Tulip Untuk Zelina
159
Cerita Madeleine
160
pemenang hadiah pulsa
161
Keperusahaan
162
Fitting Gaun Pengantin ... Berdarah
163
Berduka
164
Selamat Jalan Zelina
165
Harus Ikhlas
166
Zevanno dan Zevanya
167
TAMAT
168
Ucapan Terimakasih Author
169
Karya Baru (Pelangi Untuk Arya)
170
Novel Zevanya
171
Novel Zevanno

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!