Dua hari sudah Reynand tidak kembali kerumah setelah Nara mendonorkan darah nya pada Cleo dirumah sakit lalu. Nara tahu jika lelaki itu pasti menemani masa pemulihan tubuh Cleo, dan memang sudah selalu seperti itu. Tapi, meskipun Nara tahu Reynand lebih memilih Cleo dan lagi lagi mengabaikan nya, kenapa dia masih selalu merindukan lelaki itu? Dia selalu merindukan wajah dingin Reynand, selalu merindukan aroma tubuh nya yang menenangkan. Apa dia benar benar sudah dibutakan oleh cinta?
Reynand kasar, Reynand membenci nya, namun kenapa tidak ada sedikitpun rasa benci dihati Nara untuk lelaki itu? Cinta ini memang benar benar menyakitkan.
Rasa sakit, cinta dan kecewa, hanya bisa dia pendam dan rasakan sendiri setiap hari nya. Memikul beban yang teramat berat untuk seorang wanita muda yang seharus nya bisa menikmati waktu waktu bahagia. Namun bagi Nara, semua itu hanya lah mimpi belaka. Memperjuangkan cinta suami dan mempertahankan perusahaan bukan lah hal yang mudah, apalagi ditambah dengan kondisi tubuh nya yang sudah tidak mampu untuk bertahan lama, semua terasa begitu berat.
Bahkan meskipun dia merasa kesakitan ditubuh dan hati nya, dia tetap harus pergi bekerja. Perusahaan besar Polie Materiial, yang sudah berdiri sejak puluhan tahun yang lalu, perusahaan turun temurun dari keluarga ibu nya dan kini sudah jatuh ketangan Nara, harus bisa dia pertahan kan dan dia bangun kembali. Perusahaan yang menampung ratusan karyawan yang mengharapkan kehidupan dari tempat itu. Tentu saja sebagai seorang pemimpin Nara tidak bisa berleha leha dengan semua yang diderita nya, dia menanggung banyak beban tanggung jawab yang entah sampai kapan bisa dia pikul sendirian.
Saat ini Nara sudah berada diperusahaan nya, duduk menghadapi komputer dan tumpukan berkas yang menggunung, sesekali dia mengusap pinggang nya yang terasa nyeri
"Bersahabatlah dengan ku sedikit, setidak nya jangan menambah beban ku untuk saat ini" gumam Nara. Dia menyandarkan tubuh nya disandaran kursi besar itu, sembari mengatur nafas nya untuk bisa meringankan sedikit sakit yang dia rasakan.
Tidak berapa lama, pintu terdengar diketuk. Nara langsung duduk dengan tegak dan menoleh kearah pintu, dimana Arya masuk kedalam dengan tumpukan dokumen ditangan nya.
"Nona, setelah makan siang nanti kita harus keperusahaan Bimantara untuk mengadakan meeting pembangunan proyek hotel dikota B" kata Arya langsung tanpa basa basi. Dia meletakkan dokumen yang dibawa nya diatas meja Nara yang hanya mengangguk
"Tuan Reynand juga pasti datang" ucap Arya lagi. Nara masih diam dengan pandangan mata yang menatap nanar dokumen diatas meja. Itu adalah tender mega proyek yang cukup besar, jelas saja Reynand akan hadir, apalagi perusahaan nya adalah pemegang saham terbesar disana
Melihat Nara yang hanya diam, Arya langsung duduk didepan meja Nara, memperhatikan wajah Nara yang terlihat tidak bersemangat dan sedikit pucat
"Bagaimana hasil pemeriksaan mu?" tanya Arya dengan bahasa yang lebih santai tanpa embel embel atasan dan bawahan
Nara menghela nafasnya sejenak dan menoleh datar pada Arya. Arya adalah lelaki yang paling dekat dengan Nara sejak mereka sama sama remaja. Tumbuh bersama dan sudah mengerti satu sama lain, bahkan Arya selalu mengikuti kemana pun Nara pergi bersekolah, dan setelah ibunya meninggal, Nara langsung menunjuk Arya sebagai asisten sekaligus tangan kanan nya diperusahaan Polie.
Hanya Arya yang tahu tentang kehidupan Nara, tentang cinta nya Nara pada Reynand, tentang kesedihan Nara dengan sikap acuh lelaki itu. Hanya Arya yang tahu bagaimana menderita nya Nara, meskipun Nara tidak pernah mengungkapkan tentang sikap Reynand, tapi Arya tahu semua nya.
"Nara" panggil Arya lagi saat Nara hanya diam dan melamun sejak tadi
"Tidak ada yang buruk, aku cuma kelelahan" jawab Nara singkat.
"Kamu berbohong" tuding Arya
"Tidak" dalih Nara. Sungguh dia tidak ingin membuat Arya cemas dan khawatir. Arya sudah seperti kakak bagi nya, bahkan lebih dari saudara nya sendiri, jika Arya tahu dia sakit, maka Arya pasti tidak akan mengizinkan nya bekerja lagi, dia pasti sudah diseret kerumah sakit dan menjalani pengobatan sekarang.
"Nara!" panggil Arya dengan suara yang sedikit ditekan
"Kamu sudah tidak mempercayaiku lagi sekarang?' tanya Nara. Dan dapat Nara lihat Arya menghela nafas nya sejenak dan menatap nya dengan lekat
"Kamu sering mengeluh sakit pinggang beberapa minggu ini, bahkan wajah mu juga semakin pucat, tubuh mu layu dan tidak bertenaga, bagaimana aku bisa percaya" jawab Arya
Nara langsung tersenyum dan meraih dokumen yang dibawa Arya tadi, membuka nya dan membaca nya perlahan, dia tidak ingin menatap wajah Arya yang memang tahu jika dia sedang tidak baik baik saja
"Aku cuma kelelahan dan kurang minum, kamu tidak perlu khawatir" ucap Nara
"Apa dia memperlakukan mu dengan kasar lagi?" tanya Arya. Tangan Nara langsung mematung dan mata nya melirik Arya sekilas. Nara tersenyum tipis dan menggeleng perlahan
"Nara, sampai kapan kamu akan bertahan, ini sudah dua tahun berlalu, dan dia masih belum bisa menunjukan rasa sayang nya sedikitpun. Jangan siksa dirimu lagi Nara" kata Arya pada Nara yang masih tersenyum dengan tipis namun terlihat begitu getir
"Aku tidak merasa tersiksa" jawab Nara dan Arya langsung mendengus mendengar nya. Dia benar benar tidak suka melihat Nara yang dibutakan oleh cinta nya sendiri.
"Kamu menghujani nya dengan cinta setiap hari, tapi dia malah menghujani mu dengan kesakitan. Apa itu adil?" tanya Arya
Nara terdiam dengan perkataan Arya. Ini memang tampak tidak adil, tapi apa cinta harus mengharapkan keadilan. Nara yang memaksa masuk kedalam kehidupan Reynand, merebut kebahagiaan yang sedang Reynand perjuangkan, wajar jika lelaki itu membenci nya. Ya, meskipun dulu Nara yakin jika dia hanya membenci nya sesaat dan bisa menerima nya dalam beberapa waktu. Hingga dia bisa bertahan dalam waktu dua tahun ini, dan mungkin entah sampai kapan, karena dia selalu berharap jika Reynand bisa menerima nya.
"Nara" panggil Arya, dan Nara langsung menoleh kearah nya
"Ceraikan dia" kata Arya dengan begitu serius
deg
deg
deg
"Sudah cukup waktu dua tahun mencari cintanya, kau sudah selalu merasa sakit setiap waktu nya. Bukan hanya cintamu yang tidak terbalas, tapi perlakuan nya yang semakin lama pasti bisa membunuh mu" tambah Arya lagi. Sungguh bagaimana pun dia tidak akan pernah tega membiarkan Nara berada didalam penjara cinta lelaki itu
Nara terdiam
Bercerai?
Nara tidak pernah berfikir untuk menceraikan Reynand, lelaki itu adalah segala nya bagi Nara. Rembulan yang ingin selalu dia rengkuh kedalam pelukan nya untuk seumur hidup, meskipun dia tahu rembulan berada jauh diatas sana, dan tidak akan mungkin digapai dengan genggaman tangan, itu hal yang mustahil bukan?
"Nara, hidupmu masih panjang, ada banyak pria yang lebih bisa menghargai seorang wanita diluar sana" kata Arya lagi dan Nara masih terdiam dengan perkataan lelaki itu.
Pria lain?
Apa masih ada ruang dihati nya untuk pria lain, setelah semua nya dia berikan pada Reynand. Tidak, itu tidak akan mungkin bisa. Rembulan bukan hanya tidak bisa diraih, tapi juga tidak bisa tergantikan, dia memiliki tahta tertinggi diatas sana.
Menceraikan Reynand sama saja seperti menarik hatinya secara tiba tiba, mudah untuk diucapkan, namun tidak mudah untuk dilakukan.
"Akan aku pertimbangkan" jawab Nara yang tidak lagi memiliki kata kata
.....
Jam makan siang telah usai, dan kini Nara bersama Arya sudah tiba diperusahaan Bimantara, salah satu perusahaan yang berkerja sama dengan nya, juga perusahaan Adidaksa.
Nara bersama Arya masuk didampingi oleh sekretaris tuan Bima. Mereka duduk dikursi yang telah disediakan, dan semua kursi telah diisi oleh orang orang yang bersangkutan. Hanya tinggal satu kursi yang masih kosong, kursi Reynand, suami nya sekaligus orang yang paling berpengaruh dalam rapat ini. Nara beruntung perusahaan nya bisa terpilih menjadi salah satu investor dan bergabung dalam mega proyek ini, dan tentu saja keuntungannya cukup besar jika dia bekerja sama dengan perusahaan mereka. Tapi apakah semudah itu?
"Nona Anara, anda terlihat lesu, apa anda sedang tidak baik baik saja?" tanya tuan Bima pada Nara
Nara langsung tersenyum dan menggeleng perlahan
"Saya baik baik saja tuan, hanya lelah sedikit" jawab Nara
Bima hanya mengangguk dan tersenyum melihat Nara. Terakhir kali dia melihat wanita ini adalah ketika dua minggu yang lalu. Nara masih segar dan sangat cantik dengan penampilan nya yang selalu anggun dan mempesona, tapi sekarang seperti nya Nara sedikit kurus dan pucat, meski dimata nya Nara tetap saja selalu mempesona.
Pandangan mata Bima yang fokus pada Nara langsung teralihkan saat melihat kedatangan Reynand dan asisten nya. Lelaki itu benar benar terlihat gagah dengan kharisma serta pandangan mata tajam nya yang mampu menusuk jantung semua orang. Rasa rindu nya selama dua hari ini terbayar sudah.
"Selamat siang tuan Reynand" sapa mereka semua, Reynand hanya menjawab dengan anggukan kecil dan langsung duduk dikursi nya. Dia hanya menoleh sekilas pada Nara yang tampak tenang dikursi nya, wanita itu memang selalu bisa memainkan aktingnya dengan baik.
Semua orang tampak terdiam saat Reynand sudah ada didalam sana, tidak ada yang berbicara sedikitpun, aura Reynand yang dingin dan datar itu mampu membuat ruangan itu terasa mencekam.
Sekretaris tuan Bima langsung membuka rapat yang dihadiri oleh seluruh petinggi perusahaan dan hanya Nara yang merupakan pemimpin wanita satu satu nya didalam sana, tentu dia menjadi pusat lirikan kaum mata lelaki yang memandang nya penuh kagum.
Nara hanya diam dan tetap tenang, karena dia sudah terbiasa dengan itu, tapi ada satu pasang mata yang tampak nya tidak terima dengan itu. Wajah nya semakin dingin dan datar. Apalagi saat Nara mulai membuka suara dan menyuarakan pendapat nya disana, semua mata sudah pasti tertuju padanya.
Tangan Reynand tampak saling mengepal erat dibawah meja, entah apa yang terjadi, tapi saat ini dia sedang memendam kekesalan yang begitu mendalam.
Reynand menarik nafas nya dalam dalam dan mengeluarkan nya secara perlahan saat tuan Bima meminta dia untuk menyuarakan pendapat nya. Reynand berdiri dengan wajah angkuh dan dinginnya, dia memandang semua orang yang ada disana termasuk juga Nara. Mata mereka saling bertabrakan satu sama lain untuk beberapa saat, saling menyiratkan perasaan yang mendalam namun berbeda artian.
"Saya tidak setuju dengan pendapat nona Anara, bukankah seharus nya perusahaan kecil seperti miliknya tidak bisa diharapkan lebih untuk mega proyek ini? Apa kalian tidak merasa rugi dan takut jika suatu saat kita mengalami masalah?" Tanya Reynand pada semua orang yang tampak saling pandang bingung. Apa tuan muda ini tidak setuju jika perusahaan Polie ikut bergabung?
"Tapi perusahaan yang dipimpin nona Anara sudah memiliki persyaratan yang mencukupi tuan" sahut tuan Bima
"Ini mega proyek yang cukup besar, saya tidak ingin mengambil resiko. Jika kalian masih ingin melibatkan dia silahkan, tapi saya akan menarik kembali dana yang sudah saya keluarkan. Saya tidak suka bekerja sama dengan orang yang hanya bisa memberikan senyum dan janji manis disaat perusahaan nya sudah hampir bangkrut" ungkap Reynad lagi. Mata nya melirik kearah Nara dengan pandangan sinis.
Nara hanya diam dan menatap nya tidak percaya, apa yang salah dengan dia yang ikut kerja sama ini, bukankah awal nya tidak ada masalah, lalu kenapa sekarang Reynand malah ingin mendepak nya?
Semua petinggi perusahaan tampak saling pandang bingung. Untuk memilih, jelas saja mereka lebih memilih perusahaan Reynand diatas segala nya, tapi Nara, mereka tidak tega jika harus mendepak perusahaan nya begitu saja tanpa alasan yang jelas
"Apa saya sudah melakukan kesalahan tuan? Perusahaan saya memang kecil, namun saya bisa memastikan jika mega proyek tetap akan berjalan dengan lancar" kata Nara yang mencoba untuk membela diri dan mempertahankan hak nya meski dia tahu ini adalah hal yang percuma. Reynand, dia tahu pria ini
"Apa jaminanmu, ini terserah pada yang lain. Aku tidak memaksa, jika kalian masih membiarkan perusahaan Polie ikut bergabung maka saya yang keluar" jawab Reynand tidak bisa dibantah
Tuan Bima tampak menatap Anara dengan iba dan merasa bersalah, pasal nya dia yang menerima Nara untuk kerja sama ini
Nara terlihat menghela nafas nya perlahan, dia menoleh kearah Arya yang tampak tidak suka, suami Nara memang sudah keterlaluan. Namun Nara hanya tersenyum dan mengangguk tipis pada Arya untuk menenangkan lelaki itu. Nara sudah pasrah, memaksa juga tidak ada guna nya
"Nona Nara" panggil tuan Bima membuat Nara langsung menoleh kearah nya
"Tidak apa apa tuan, saya mengalah. Perusahaan kecil saya seharus nya memang tidak pantas bergabung dengan perusahaan besar seperti kalian" jawab Nara dengan senyum manis nya seperti biasa, namun lagi lagi senyum itu mampu membuat Reynand merasa semakin kesal. Bukan nya sakit hati dan marah, Nara malah kembali tersenyum seperti tidak terjadi sesuatu.
Setelah berpamitan pada semua orang yang ada disana, Nara dan Arya langsung keluar dari ruangan panas itu. Meski bibir nya tersenyum, tapi sungguh hati nya begitu sakit. Tidak cukupkah Reynand yang menghancurkan perasaan nya, apa sekarang lelaki itu juga akan menghancurkan perusahaan nya? Padahal ini adalah harapan terbesar nya untuk perusahaan Polie. Reynand sungguh kejam, dia memang ingin membunuh Nara secara perlahan, menyakiti dari luar dan dalam kehidupan singkat nya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 171 Episodes
Comments
athaya
cemburumu jelek tuan rey
2025-04-13
0
Mynovel
baper
2023-11-23
0
istriJimin
aku harap penyesalan itu akan segera datang
2023-08-16
0