Cobaan Lagi

Gerimis masih terus turun membasahi bumi malam itu, bukan lagi malam namun sudah hampir pagi. Rasa dingin yang begitu menusuk tulang membuat Nara mulai bergerak setelah berjam jam dia tertidur dalam ketidaksadaran nya. Mata sayu nan sendu itu terbuka perlahan dengan kernyitan didahi nya. Wajah Nara masih begitu pucat, dan sangat pucat, bahkan tubuh nya yang dibalut selimut juga pucat pasih.

Nara mencoba untuk bangun meski rasa sakit dipinggang nya benar benar menggigit, rasa dingin yang menghujam tulang juga tidak kalah menyiksa nya. Nara mengedarkan pandangan mata nya melihat dia yang ternyata masih berada didalam kamar Reynand.

Dengan begitu pelan Nara menurunkan kaki telanjang nya diatas lantai, rasa dingin kembali membuat nya menggigil hingga lagi lagi dia memeluk tubuh nya dengan erat. Tapi tunggu dulu, mata Nara menoleh kebawah dimana tubuh nya kini berbalut dengan sebuah kemeja laki laki bewarna putih. Dan dia tahu ini adalah kemeja Reynand.

Nara tidak sadarkan diri sewaktu Reynand masih menikmati tubuh nya dengan paksa, dan dia juga tidak berani memakai kemeja pria ini sembarangan, jadi apakah mungkin Reynand yang mengenakan nya?

Nara langsung tersenyum bahagia dengan mata yang berkaca kaca, benarkan, Reynand tidak sejahat itu. Dia tahu Reynand, dia adalah laki laki yang baik. Hanya saja saat ini dia sedang kecewa dan marah pada Nara. Dan Nara akan menunggu waktu dimana lelaki itu akan menerima nya, ya meskipun itu akan terasa sulit.

Nara berjalan dengan tertatih tatih sembari memegangi pinggang nya yang begitu sakit, dia berjalan keluar dan ingin kembali kekamar nya. Namun saat tiba didepan pintu kamar, Nara mendengar suara televisi diruang tamu yang hidup. Dia memutuskan untuk melihat kesana, apa Reynand disana?

Dan benar saja, lelaki itu tampak tertidur disofa panjang didepan televisi

Nara kembali kedalam kamar dan mengambil selimut untuk lelaki itu. Pinggang nya terasa berdenyut ngilu namun itu tidak membuat niat Nara surut.

Nara berlutut perlahan dihadapan suami yang sangat dicintai nya itu, senyum lembut penuh ketulusan dia sematkan sembari menyelimutkan selimut ditubuh Reynand yang masih tampak tenang. Wajah damai itu benar benar membuat Nara menjadi buta.

"Selamat tidur" bisik Nara. Dia mencium lembut kening Reynand sembari menahan agar air mata nya tidak ikut menetes. Hal yang paling membahagiakan adalah disaat saat seperti ini. Disaat dia mendapati Reynand tertidur, dan dia bisa melihat wajah tampan yang begitu tenang, tidak seperti ketika dia bangun, yang Nara dapati hanya wajah dingin dan penuh kebencian.

Tidak apa apa, biarkan Nara yang mencintai nya, biarkan Nara yang merasakan sakit nya berjuang sendirian. Agar jika dia pergi nanti Reynand tidak akan merasa kehilangan. Entah sampai kapan dia bisa bersama Reynand, tapi yang dia harapkan hanya sedikit senyum dari suami nya ini sebagai obat rasa sakit yang dia derita.

...

Hari sudah pagi, sinar matahari juga sudah mulai timbul setelah satu malaman tadi gerimis tiada henti. Nara sudah rapi dan cantik. Saat ini dia sedang duduk dimeja makan menunggu Reynand yang masih mandi. Sarapan sudah dia buat, sepiring nasi goreng dengan ommelet kesukaan Reynand dan secangkir teh hijau nya.

Meski Reynand kasar, tapi Nara beruntung jika dia dirumah dia masih mau memakan masakan Nara, ya meskipun dia selalu beranggapan jika dia makan dari tangan pelayan nya, dan bukan istri nya. Nara tidak masalah, bukankah dengan begitu jika mereka berpisah nanti Reynand akan mengingat ini?

Nara langsung berdiri saat Reynand sudah datang kemeja makan, lelaki itu hanya melirik Nara sekilas yang kini dengan gesit melayani nya.

"Makanlah, nasi goreng kesukaan kamu" ucap Nara dengan senyum manis seperti biasa. Reynand hanya melirik nya dengan wajah dingin, malam tadi padahal Reynand jelas tahu jika Nara pingsan, tapi kenapa pagi ini Nara bisa ceria seperti biasa? seperti tidak pernah terjadi sesuatu saja. Bekas memar dikening Nara masih terlihat jelas dan wajah nya juga masih tampak pucat meski sudah dia tutupi dengan polesan make up yang cukup tebal namun tidak berlebihan

"Apa kamu akan menggoda klien mu hari ini?" tanya Reynand. Nara yang sedang menuangkan teh hijau kegelas nya langsung mengernyit bingung

"Kenapa?" tanya Nara, dia selalu tidak bisa memahami perkataan laki laki ini

Reynand tampak berdecih sinis dan memakan nasi goreng buatan Nara yang sejak dulu memang cocok dilidah nya. Dia benci, tapi dia memakan apa yang dimasak oleh Nara, bodoh bukan!

"Seperti wanita murahan dandananmu itu. Kamu kira siapa yang mau melihat gadis seperti mu" ejek Reynand dengan kata kata nya yang sungguh pedas sepedas sambal yang dia tuangkan kedalam piring nya

Nara hanya tersenyum dan duduk dikursi dihadapan Reynand, Nara hanya meminum teh hijau nya saja pagi ini

"Aku hanya tidak ingin kelihatan jelek dihadapan suami ku" jawab Nara

Reynand lagi lagi berdecih sinis mendengar nya. Entah sekuat apa hati Nara, setiap hari dia sudah menghujani nya dengan perlakuan dan perkataan yang kasar, tapi Nara tetap saja menerima nya. Apa dia memang kurang kasar?

"Mau secantik apapun kamu, kamu tetap wanita bodoh yang merusak semua impianku" desis Reynand. Dia langsung beranjak dari duduk nya meninggalkan nasi goreng yang hanya dia habiskan setengah.

Nara menatap piring bekas Reynand makan dengan senyum getir. Ya, dia memang bodoh, apalagi bertahan dalam hubungan yang jelas tidak sehat begini, semua orang hanya tahu dia adalah wanita bodoh, dia mempunyai segala nya, tapi dia tidak pergi meninggalkan Reynand yang membenci nya. Dia tetap bertahan dalam pernikahan yang menyakitkan ini, berharap Reynand mencintai nya, dia memang bodoh dan dia akui itu. Tapi tidak akan ada orang yang mengerti jika cinta Nara tidak sesederhana itu. Dia hidup sendiri tanpa orang tua, dia hidup sendiri untuk berjuang, hanya Reynand yang dia punya, hanya Reynand tempat nya pulang, dan hanya Reynand semangat nya untuk bertahan. Apakah tidak ada yang mengerti itu?

Nara sedikit terkesiap saat dia melupakan sesuatu, dia lupa mengantar Reynand sampai kedepan pintu. Nara segera beranjak dan berlari dengan cepat kedepan rumah menyusul Reynand dan beruntung nya dia Reynand belum sampai masuk kedalam mobil

"Rey" seru Nara. Reynand hanya melirik nya sekilas dan membuka pintu mobil nya

"Aku akan pulang larut hari ini, ada pertemuan dikota B" ucap Nara yang berjalan mendekati Reynand

"Terserah, apa perduliku. Kau tidak usah kembali lagi juga aku sangat bersyukur" ucap Reynand begitu ketus dan langsung menutup pintu mobil nya dengan kuat membuat Nara memejamkan mata nya sejenak namun langsung tersenyum manis sembari melambaikan tangan nya

"Hati hati" gumam Nara

Semenyedihkan ini mempertahankan hidup, semua nya terasa sulit. Tapi Nara harus tetap bertahan, apalagi dia tahu waktu hidup nya tidak akan lama lagi. Dan dia hanya berharap jika dia mati, dia tidak akan mati dalam kesendirian.

.....

Saat ini Nara sudah berada diperusahaan nya, meski tubuh nya benar benar lelah dan sakit tapi berdiam diri dirumah bukan hal yang baik untuk nya. Sejak dulu, dia sudah disibukkan dengan urusan perusahaan membantu ibunya, dan sekarang semua tanggung jawab sudah terlimpahkan pada nya.

Nara masih sibuk memeriksa laporan laporan perusahaan dari karyawan nya dan tidak lama suara pintu terketuk membuat mata Nara menoleh kearah pintu dimana Arya masuk kedalam bersama seseorang yang sangat tidak ingin dia temui.

"Nona, tuan Baskoro ingin bertemu dengan anda" tukas Arya dan Nara langsung mengangguk

"Kamu boleh keluar" balas Nara pada Arya

Nara kini beralih pada tuan Baskoro selaku ayah tiri nya, pria tua itu duduk disofa dengan gaya yang begitu angkuh memandang Nara dengan tatapan sinis dan tidak suka

"Mau apa anda kemari?" tanya Nara dari meja nya. Sangat malas sekali dia meladeni tua bangka yang pasti hanya ingin meminta uang pada nya

"Begitu kah caramu menyambut kedatangan ayah" ucap tuan Baskoro

Nara hanya menghela nafas lelah, tidak bisakah untuk tidak menambah beban fikiran nya sekarang

"Ayah saya sudah meninggal" jawab Nara singkat dan begitu dingin

Tuan Baskoro langsung tertawa kecil melihat sikap Nara yang memang tidak pernah menyukai nya, tapi apapun yang dia minta, tidak bisa tidak, Nara pasti memberikan

"Ya, terserah kau saja. Tapi kau juga harus ingat jika kau masih harus membayar hutang yang ditinggalkan ibu mu pada keluarga ku" ungkap tuan Baskoro. Dia tersenyum licik memandang Nara yang menatap nya dengan jengah.

"Saya sudah memberikan semua yang anda mau tuan, dan saya rasa hutang hutang ibu juga seharusnya sudah lunas bukan" kata Nara begitu kesal

"Itu sudah sangat lama Anara, kau baru membayar pokok nya dan itupun belum lunas semua, dan kini kau juga harus membayar bunga bunga nya yang sudah melimpah" jawab tuan Baskoro

Nara tampak melebarkan mata nya mendengar itu

"Tuan anda gila, bukankah anda juga menikmati hasil nya, kenapa malah meminta bunga nya juga" Nara benar benar tidak terima dengan ini.

Dia ingat, sebelum ibu nya meninggal karena kecelakaan yang menimpa nya tiga tahun lalu, ibu Nara pernah meminjam uang yang cukup besar dari orang tua tuan Baskoro, uang itu digunakan untuk membangun kembali perusahaan yang sudah hampir bangkrut, dan jelas saja perusahaan yang lumayan besar ini hampir bangkut pasti butuh dana yang cukup besar. Setiap bulan bahkan Nara sudah mencicil nya, tapi kenapa sekarang tuan Baskoro malah meminta bunga nya, apa dia sudah tidak waras, padahal ibu Nara adalah istrinya dulu

"Jika kau tidak mau membayar bunga bunga nya, maka jangan salah kan aku jika keluarga ku termasuk perusahaan Dopindo akan menarik seluruh saham yang mereka tanam disini. Dan sesudah itu dapat aku pastikan, perusahaan Polie hanya akan tinggal nama" perkataan tuan Baskoro benar benar terasa seperti sembilu berduri bagi Nara.

Nara langsung menyandar dengan lemas dikursi nya sembari memijjit kepala nya yang benar benar pusing, belum lagi pinggang nya yang ikut berdenyut

"Fikirkan perkataan ku. Aku tunggu awal bulan ini, jika tidak ada dana sepeserpun yang masuk kerekening ku, maka tamatlah riwayatmu" ancam tuan Baskoro yang langsung beranjak dan keluar dari ruangan Nara.

Nara menarik nafas nya dalam dalam, mencoba meredam emosi nya yang membuat kepala nya benar benar sakit sekarang

Perusahaan Dopindo adalah perusahaan terbesar dan terkuat nomor dua setelah perusahaan Adidaksa milik Reynand, jelas saja jika perusahaan itu menarik saham nya dari perusahaan Nara, maka dalam waktu satu malam perusahaan yang mati matian Nara bangun akan hancur tak tersisa. Tapi untuk memberikan lebih dari separuh keuntungan perusahaan pada mantan ayah tiri nya itu, Nara juga merasa keberatan.

Ya Tuhan, kenapa cobaan dan ujian ini seakan tidak ada henti nya. Sebenar nya dosa apa yang telah Nara perbuat? Sungguh, bahu nya tidak sekuat itu untuk menanggung beban yang lebih banyak lagi.

Terpopuler

Comments

Bang Fandi

Bang Fandi

memang wanita bodoh,tp yg lbh bodohnya salah satu anggota keluarga saya juga begitu,berharap sang suami berubah tp spertinya sampe ajal menjemput ga akan berubah

2024-03-07

1

Ifa Ibunya Farfarfar

Ifa Ibunya Farfarfar

cewek bodoh

2024-03-02

1

Oviyenti Hijrah

Oviyenti Hijrah

mang ada di jamami ini wanita seperti ini?

2024-01-25

0

lihat semua
Episodes
1 Hasil Lab
2 Alasan Menikah
3 Mempertaruhkan Nyawa
4 Kekejaman Reynand
5 Sakit Rey!
6 Cobaan Lagi
7 Gelang Kenangan
8 Masih Ingin Bertahan
9 Zelina Adiputra
10 Kerumah Cleo
11 Kemarahan Reynand
12 Diambang Kehancuran
13 Kebusukan Cleo Dan Ibunya
14 Semanis Madeleine
15 Hati Nara Terlalu Lemah
16 Karpet Merah
17 Berdansa
18 Berdarah
19 Siapa Dia????
20 Malam Yang Damai
21 Amplop Cokelat
22 Gara Gara Madeleine
23 Apa Kamu Cemburu???
24 Oktober Terakhir
25 Kehancuran Nara
26 Kenyataan Yang Menyakitkan
27 Pertengkaran Reynand Dan Cleo
28 Kekecewaan Reynand
29 Karma Reynand
30 Hancur Tak Tersisa
31 Diary Usang
32 Pengalihan Perusahaan
33 Terungkap
34 Surat Bersampul Kuning
35 Rumah Tua Eyang Putri
36 Permohonan Maaf
37 Perjuangan Cinta Reynand
38 Jangan Sentuh Istriku!
39 Kemalangan Reynand
40 Trauma Reynand
41 Masa lalu Di Kolam Darah
42 Aku Mencintai Istrimu!
43 Balas Dendam
44 Bertanggung Jawablah Rey!
45 Terasa Patah Dan Perih
46 Jadi Pebinor???
47 Sakit Berdarah
48 Usaha Reynand
49 Keputusan Nara
50 Kita Sudah Berakhir
51 Cerita Masa Lalu
52 Surat Perpisahan
53 Telah Usai Dan Berakhir
54 Oktober Datang Lagi
55 Rasa Penasaran Arya
56 Sebuah Lukisan
57 Makan Malam Berdua
58 Kisah Dibalik Hujan
59 Kebenaran Yang Terungkap
60 Nara Atau Hanya Sekedar Ilusi????
61 Aku Bersamamu
62 Oktober Kedua Belas
63 Kerumah Sakit
64 Kisah Reynand Dan Cleo
65 Cerita Tengah Malam
66 Amplop Putih
67 Isi Surat Guntur
68 Arya Yang Menyebalkan
69 Reynand vs Bimantara
70 Gara Gara Kucing
71 Kesombongan Cleo
72 Adidaksa Terancam ???
73 Gerimis Di Penghujung Oktober
74 Penyerangan Dijalan
75 Rumah Tua
76 Abas Atau Agas????
77 Kekesalan Arya
78 Melawan Trauma
79 Ternyata Tuan Abas
80 Saksi Kunci
81 Zelina Diculik
82 Vila Dibukit Sinai
83 Rahasia Dibalik Kekejaman Tuan Agas
84 Semua Sudah Mulai Kembali
85 Kembalinya Reynand Adiputra
86 Misi Dimulai Malam Ini
87 Foto Diamplop Cokelat
88 Permintaan Cleo
89 Janji Manis Atau Pahit???
90 Cleo Dan Nara
91 Kejutan Dari Reynand
92 Kehancuran Cleo
93 Hancur Dan Semakin Terpuruk
94 Selamat Tinggal (Cleo)
95 Semua Sudah Berakhir
96 Kejutan Manis Ditepi Danau Hijau
97 Malam Yang Bahagia
98 Kedatangan Bimantara
99 Rumah Kenangan
100 bab pengumuman
101 Tempat Pertama Kali Bertemu
102 Senja Untuk Arya Dan Zelina
103 Kerumah Eyang Putri
104 Berbagi Cerita
105 Perasaan Bimantara
106 Dirumah Sakit
107 Bima Dan Gadis Menyebalkan
108 Diandra Gendis Ayu
109 Cerita Disore Hari
110 Makan Malam
111 Tentang Gendis
112 Kemarahan Bima
113 Terungkap Fakta Yang Sebenarnya
114 Aku Rindu
115 Aku Mau Pulang (Gendis)
116 Meminta Restu
117 Mulai Berteman
118 Hal Yang Manis
119 Kebun Apel
120 Sangat Indah
121 Ciuman Pertama
122 Mengganti Kenangan
123 Pernikahan Dua Hari Lagi
124 Pusat Perbelanjaan
125 Bertemu David
126 Jangan Menangis Lagi Gendis
127 Menunggu Hari Esok
128 Pernikahan
129 Berbahagialah Nara
130 Masih Dimalam Pesta
131 Penyerangan Dijalan
132 Malam Yang Panjang Untuk Hidup dan Mati
133 Kabar Buruk
134 Bangunlah Bima
135 Seminggu Berlalu
136 Bima Sadar
137 Aku Rindu
138 Menjodohkan
139 Bisikkan Nara
140 Pulang Kerumah Lama
141 Otw Bulan Madu
142 Cinta Seindah Bunga Sakura
143 Kejutan Dari Reynand
144 Jatuh Cinta
145 Menjenguk Bima
146 Malam Yang Indah
147 Lamaran Romantis
148 Kabar Buruk
149 Berduka
150 Mimpi Buruk
151 Kembali Pulang
152 Pernikahan Bima Dan Gendis
153 Pulang Kerumah Bima
154 Sikap Aneh Reynand
155 Hamil
156 Menggoda Reynand
157 Empat Bulan Kehamilan
158 Taman Bunga Tulip Untuk Zelina
159 Cerita Madeleine
160 pemenang hadiah pulsa
161 Keperusahaan
162 Fitting Gaun Pengantin ... Berdarah
163 Berduka
164 Selamat Jalan Zelina
165 Harus Ikhlas
166 Zevanno dan Zevanya
167 TAMAT
168 Ucapan Terimakasih Author
169 Karya Baru (Pelangi Untuk Arya)
170 Novel Zevanya
171 Novel Zevanno
Episodes

Updated 171 Episodes

1
Hasil Lab
2
Alasan Menikah
3
Mempertaruhkan Nyawa
4
Kekejaman Reynand
5
Sakit Rey!
6
Cobaan Lagi
7
Gelang Kenangan
8
Masih Ingin Bertahan
9
Zelina Adiputra
10
Kerumah Cleo
11
Kemarahan Reynand
12
Diambang Kehancuran
13
Kebusukan Cleo Dan Ibunya
14
Semanis Madeleine
15
Hati Nara Terlalu Lemah
16
Karpet Merah
17
Berdansa
18
Berdarah
19
Siapa Dia????
20
Malam Yang Damai
21
Amplop Cokelat
22
Gara Gara Madeleine
23
Apa Kamu Cemburu???
24
Oktober Terakhir
25
Kehancuran Nara
26
Kenyataan Yang Menyakitkan
27
Pertengkaran Reynand Dan Cleo
28
Kekecewaan Reynand
29
Karma Reynand
30
Hancur Tak Tersisa
31
Diary Usang
32
Pengalihan Perusahaan
33
Terungkap
34
Surat Bersampul Kuning
35
Rumah Tua Eyang Putri
36
Permohonan Maaf
37
Perjuangan Cinta Reynand
38
Jangan Sentuh Istriku!
39
Kemalangan Reynand
40
Trauma Reynand
41
Masa lalu Di Kolam Darah
42
Aku Mencintai Istrimu!
43
Balas Dendam
44
Bertanggung Jawablah Rey!
45
Terasa Patah Dan Perih
46
Jadi Pebinor???
47
Sakit Berdarah
48
Usaha Reynand
49
Keputusan Nara
50
Kita Sudah Berakhir
51
Cerita Masa Lalu
52
Surat Perpisahan
53
Telah Usai Dan Berakhir
54
Oktober Datang Lagi
55
Rasa Penasaran Arya
56
Sebuah Lukisan
57
Makan Malam Berdua
58
Kisah Dibalik Hujan
59
Kebenaran Yang Terungkap
60
Nara Atau Hanya Sekedar Ilusi????
61
Aku Bersamamu
62
Oktober Kedua Belas
63
Kerumah Sakit
64
Kisah Reynand Dan Cleo
65
Cerita Tengah Malam
66
Amplop Putih
67
Isi Surat Guntur
68
Arya Yang Menyebalkan
69
Reynand vs Bimantara
70
Gara Gara Kucing
71
Kesombongan Cleo
72
Adidaksa Terancam ???
73
Gerimis Di Penghujung Oktober
74
Penyerangan Dijalan
75
Rumah Tua
76
Abas Atau Agas????
77
Kekesalan Arya
78
Melawan Trauma
79
Ternyata Tuan Abas
80
Saksi Kunci
81
Zelina Diculik
82
Vila Dibukit Sinai
83
Rahasia Dibalik Kekejaman Tuan Agas
84
Semua Sudah Mulai Kembali
85
Kembalinya Reynand Adiputra
86
Misi Dimulai Malam Ini
87
Foto Diamplop Cokelat
88
Permintaan Cleo
89
Janji Manis Atau Pahit???
90
Cleo Dan Nara
91
Kejutan Dari Reynand
92
Kehancuran Cleo
93
Hancur Dan Semakin Terpuruk
94
Selamat Tinggal (Cleo)
95
Semua Sudah Berakhir
96
Kejutan Manis Ditepi Danau Hijau
97
Malam Yang Bahagia
98
Kedatangan Bimantara
99
Rumah Kenangan
100
bab pengumuman
101
Tempat Pertama Kali Bertemu
102
Senja Untuk Arya Dan Zelina
103
Kerumah Eyang Putri
104
Berbagi Cerita
105
Perasaan Bimantara
106
Dirumah Sakit
107
Bima Dan Gadis Menyebalkan
108
Diandra Gendis Ayu
109
Cerita Disore Hari
110
Makan Malam
111
Tentang Gendis
112
Kemarahan Bima
113
Terungkap Fakta Yang Sebenarnya
114
Aku Rindu
115
Aku Mau Pulang (Gendis)
116
Meminta Restu
117
Mulai Berteman
118
Hal Yang Manis
119
Kebun Apel
120
Sangat Indah
121
Ciuman Pertama
122
Mengganti Kenangan
123
Pernikahan Dua Hari Lagi
124
Pusat Perbelanjaan
125
Bertemu David
126
Jangan Menangis Lagi Gendis
127
Menunggu Hari Esok
128
Pernikahan
129
Berbahagialah Nara
130
Masih Dimalam Pesta
131
Penyerangan Dijalan
132
Malam Yang Panjang Untuk Hidup dan Mati
133
Kabar Buruk
134
Bangunlah Bima
135
Seminggu Berlalu
136
Bima Sadar
137
Aku Rindu
138
Menjodohkan
139
Bisikkan Nara
140
Pulang Kerumah Lama
141
Otw Bulan Madu
142
Cinta Seindah Bunga Sakura
143
Kejutan Dari Reynand
144
Jatuh Cinta
145
Menjenguk Bima
146
Malam Yang Indah
147
Lamaran Romantis
148
Kabar Buruk
149
Berduka
150
Mimpi Buruk
151
Kembali Pulang
152
Pernikahan Bima Dan Gendis
153
Pulang Kerumah Bima
154
Sikap Aneh Reynand
155
Hamil
156
Menggoda Reynand
157
Empat Bulan Kehamilan
158
Taman Bunga Tulip Untuk Zelina
159
Cerita Madeleine
160
pemenang hadiah pulsa
161
Keperusahaan
162
Fitting Gaun Pengantin ... Berdarah
163
Berduka
164
Selamat Jalan Zelina
165
Harus Ikhlas
166
Zevanno dan Zevanya
167
TAMAT
168
Ucapan Terimakasih Author
169
Karya Baru (Pelangi Untuk Arya)
170
Novel Zevanya
171
Novel Zevanno

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!