Sore hari nya Veronika kini siap dengan celana jeans hitam di padukan dengan Blazer nude dengan sepatu sneaker, tak lupa tas selempang kecil nya ia gunakan untuk pergi menemui Dirga sore ini.
Ia sudah mengirimkan alamat sebuah cafe pada Dirga yang letak nya tidak terlalu jauh dari rumah suami nya itu agar nanti bisa segera pulang jika terjadi sesuatu pada baby Gavin.
Baby Gavin sendiri ia titipkan pada asisten di rumah itu menjelang ia kembali ke rumah setelah menyelesaikan urusan nya dengan Dirga, Veronika pergi dengan mengendarai mobil nya tanpa sopir.
Tak butuh waktu lama untuk nya sampai di cafe yang sudah ia janjikan dengan Dirga, ia kemudian memilih meja yang berada di pojok agar tidak terlalu dekat dengan orang ramai.
Sepanjang menunggu kedatangan Dirga, tubuh Veronika benar benar tidak bisa diam lantaran merasa gugup untuk memberitahu kebenaran pada kekasih nya itu.
“Kekasih? Apa aku masih pantas untuk di sebut kekasih setelah mengkhianati nya?” ucap Veronika membatin.
Veronika kini mencoba untuk tenang seraya memandang keluar jendela dimana banyak nya kendaraan dan pejalan kaki yang lewat di sana.
“Kemana dia? Kenapa lama sekali?” ucap Veronika seraya melirik jam di pergelangan tangan nya,lalu tak lama ia merasakan mata nya di tutup oleh sebuah telapak tangan yang begitu besar, tentu ia tahu siapa pemilik tangan besar itu.
“Kak Dirga?” ucap Veronika seraya menyingkirkan tangan Dirga dari wajah nya.
Dirga tersenyum seraya berdiri di hadapan Veronika dengan sebuah karangan bunga di tangan nya, terlihat raut wajah kebahagiaan yang terpancar di wajah pria tampan itu saat ini.
Tak lama Dirga pun memeluk tubuh Veronika dengan sangat erat menumpahkan segala rasa rindu nya yang sempat terpendam pada wanita yang sangat ia cintai itu.
Namun seketika ia mengurai pelukan nya kala tak merasakan balasan dari Veronika, jelas saja ia merasa bingung lantaran ia saja merasa sangat rindu pada wanita itu, tapi kenapa Veronika seperti tak merindukan nya sedikit pun?
“Sayang, ada apa?” tanya Dirga seraya merangkum kedua rahang Veronika menatap wajah wanita dengan seksama.
Terlihat buliran buliran air berada di pelupuk mata wanita cantik itu dari sana Dirga tahu jika memang ada yang tidak beres dengan Veronika.
“Kenapa? Apa terjadi sesuatu? Apa aku melakukan kesalahan? Katakan sayang?” Cecar Dirga yang merasa khawatir pada Veronika.
Veronika menggeleng kepala, bukan Dirga melainkan diri nya yang melakukan kesalahan pada pria baik itu.
“Aku ingin mengatakan sesuatu, ini sangat penting.” ucap Veronika seraya meminta Dirga untuk segera duduk di kursi didepan nya.
Dirga menurut lalu duduk di hadapan Veronika. “Aku juga ingin mengatakan sesuatu padamu.” ucap Dirga kemudian.
“Apa?” tanya Veronika.
Dirga menggelengkan kepala nya, ia ingin Veronika berbicara terlebih dahulu tentang yang ingin ia sampaikan, karena jika itu hal yang buruk maka Dirga akan menutupi nya dengan hal yang baik yang akan ia sampaikan.
“Kau lebih dulu.” ucap Dirga.
Veronika mengangguk lalu menarik napas dalam dalam sebelum akan mengatakan hal yang mungkin akan membuat kekasih nya itu merasakan sakit.
“Sebenar nya aku..”
Veronika menutup mata, rasanya sangat sulit untuk mengatakan jika ia sudah menikah dengan pria lain tepat di hari saat ia kembali menginjakkan kaki ke negara nya itu setelah bertahun tahun lama nya ia tak kembali.
Dirga masih setia menunggu Veronika yang terlihat sangat sulit untuk berucap, mungkin hal yang ingin Veronika katakan memang sangat berat hingga butuh waktu untuk nya bercerita.
“Aku sudah menikah kak.” ucap Veronika kemudian.
Dirga diam membeku namun sedetik kemudian ia tertawa dengan sekeras mungkin, ia merasa jika Veronika hanya bercanda sama seperti Dirga lakukan selama ini, selalu saja mengucapkan sebuah candaan pada wanita itu.
“Hei sayang, it is very funny!” ucap Dirga di sela sela tawa nya, sedangkan Veronika hanya bisa menunduk kan kepala lantaran ia tahu jika tanggapan Dirga akan seperti ini.
“But I'm not kidding.” ujar Veronika kembali.
Namun lagi lagi Dirga tertawa keras hingga membuat beberapa pelanggan kini menatap nya dengan bingung, merasa Dirga adalah orang yang aneh.
“Ganteng ganteng tapi aneh!” ucap orang orang di sana.
Veronika mengangkat wajah nya lalu menatap Dirga dengan kedua mata yang sudah basah lantaran air mata nya yang memang sudah tumpah sejak tadi.
Dirga menghentikan tawa nya kala melihat wajah Veronika yang sudah basah, ia menggeleng kepala berusaha untuk tidak percaya dengan ucapan Veronika.
“Tell me if it's a lie?” Dirga benar benar berharap jika yang Veronika katakan adalah bohong lantaran tak mungkin wanita itu mengkhianati nya.
Veronika menggeleng dengan masih menatap Dirga seryas mengigit bibir nya dengan keras hingga tanpa sadar ia melukai bibir nya.
“What the ****?!” pekik Dirga seraya bangkit dari duduk nya, ia benar benar terkejut saat ini, setelah berpisah 3 bulan dengan kekasih nya yang ia dapatkan justru hanya sebuah kabar buruk?
“Katakan dengan siapa? Pria itu?”
Veronika mengangguk membuat Dirga semakin marah, setelah bertahun tahun ia mencoba untuk meluluhkan hati Veronika agar bisa melupakan pria brengsek yang ia sendiri tak tahu siapa, namun sekarang ia justru kembali kalah karena pria itu?
“Veronika Natasha Mauren! Are you crazy? Apa tidak ada pria lain?” ujar Dirga seraya menahan amarah nya agar tidak menyakiti Veronika lantaran ia benar benar ingin melampiaskan kemarahannya dengan sesuatuu saat ini.
Veronika hanya bisa menunduk seraya menangis, bukan sepenuh nya salah Veronika lantaran ia hanya ingin menjalankan amanah dari sang sepupu.
“Kau benar benar mengecewakan ku Vero!” pekik Dirga seraya menarik rambut nya dengan kasar.
Veronika hanya bisa terisak melihat kekecewaan Dirga yang di sebabkan oleh diri nya, tak peduli bagaimana tatapan orang orang yang kini menatap mereka.
“Maaf kan aku kak, maaf.”
Dirga tak menjawab, ia pun pergi meninggalkan Veronika yang masih duduk di tempat nya, langkah Dirga terhenti kala melupakan sesuatu yang ingin ia berikan pada wanita itu.
Ia pun kembali menghampiri Veronika lalu memberinya bunga yang ia bawa sebelum nya lalu mengeluarkan sebuah kotak kecil dari dala saku nya.
“Kau tahu kenapa aku menanyakan alamat mu? Karena aku ingin melamar mu di hadapan kedua orang tua mu!”
Setelah memberikan kotak berisi cincin itu pada Veronika, Dirga kemudian meninggalkan Veronika yang kini diam mematung menatap kotak kecil itu.
“Dia ingin melamar ku? Ya Tuhan apa yang sudah ku lakukan? Aku benar benar menghancurkan hati nya.” ucap Veronika membatin.
Jangan lupa untuk memberikan rate nya ⭐⭐⭐⭐⭐ ya sesuai penilaian readers, terima kasih 🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments