BAB 7

Kerlap kerlip lampu tamaram dan dentuman musik kini memenuhi tempat yang sering di jadikan pelampiasan berbagai emosi oleh orang orang di kalangan elit.

Dan disini lah Kenzo berada, ditempat yang sudah sangat lama tak ia tempuh semenjak menikah dengan Jasmine namun belakangan ini ia kembali kepada kebiasaan nya yang buruk.

Ya, meskipun Kenzo di kenal sebagai pelajar yang teladan di sekolah namun jika sudah berada di luar lingkungan sekolah ia juga memiliki teman teman nakal, namun ia bisa membagi waktu untuk bermain dan belajar dengan baik.

Kenzo dan kedua teman nya kini duduk di sofa merah, bahkan acap kali beberapa wanita seksi menghampiri mereka dengan sedikit menggoda, Daniel seorang playboy jelas saja tidak akan menolak wanita cantik yang menghampiri nya.

Namun di karenakan Kenzo yang meminta untuk tidak ada wanita malam ini membuat Daniel dengan berat hati harus melepaskan wanita seksi itu dari pangkuan nya.

“Kenzo, aku tahu kau merasa sedih dan terpuruk di masa sekarang, tapi ingat lah kau mempunyai seorang bayi sekarang, jangan lupa kewajiban mu sebagai seorang ayah.” ucap Sagara Azka Maddison salah satu teman seperjuangan Kenzo.

Melihat keadaan teman nya yang begitu memprihatinkan membuat Sagara memberikan saran agar teman nya itu pulang ke rumah dan menemani putra nya yang masih bayi.

“Sagar benar Ken, bukan nya kami tak suka kau ikut bergabung hanya saja bayi mu juga membutuhkan perhatian seorang ayah.” timpal Daniel Raditya Harrison

Mereka mengira jika Kenzo kembali bergabung dengan kebiasaan buruk mereka hanya karena merasa sedih atas kehilangan istri nya, nyatanya tak hanya itu Kenzo juga kini tengah dilema atas pernikahan nya dengan Veronika.

“Berhenti lah mengomentari ku karena kalian tidak tahu apapun!” sarkas Kenzo seraya meneguk minuman beralkohol itu.

Sagara dan Daniel hanya bisa menggeleng kepala melihat tingkah teman nya yang tidak mau menerima saran dari mereka, padahal mereka memberi saran demi kebaikan nya.

“Hai bro! Kenzo kau di sini? Bukan kah hari ini kau baru membawa pulang putra mu ke rumah?” sapa Genta Alexander yang sedikit terkejut melihat keberadaan Kenzo di tempat itu.

Mereka ber 4 selalu berkumpul di tempat berisik itu hampir setiap malam namun semenjak Kenzo menikah Kenzo memutuskan untuk berhenti melanjutkan kebiasaan buruk mereka di sana, minum minum, merokok bahkan bermain dengan wanita wanita seksi di sana.

Sagara dan Daniel pun meletakkan jari mereka seraya menggeleng pada Genta, memberi isyarat agar tidak menanyakan apapun pada Kenzo saat ini, namun bukan nya mengerti Genta justru semakin cerewet bertanya pada Kenzo padahal pria itu sedari tadi memilih diam tanpa menghiraukan pertanyaan nya.

“Ken? Apa kau punya masalah pendengaran?” tanya Genta kembali, Sagara dan Daniel hanya bisa menepuk kening frustasi melihat tingkah Genta yang benar benar lemot.

Kenzo diam seraya memejam kedua mata nya, ia benar benar sedang tidak mood untuk menjawab pertanyaan dari teman teman nya itu.

“Genta Alexander kau bisa diam tidak?” sentak Kenzo kemudian, Genta dengan polos nya mengangguk namun bukan diam ia kembali bertanya alasan Kenzo meminta nya untuk diam.

“Tapi kenapa aku harus diam?” Dengan cepat Daniel membungkam mulut teman nya itu menggunakan telapak tangan nya yang besar hingga membuat Genta memukul mukul tangan Daniel agar segera menjauhkan tangan Daniel dari mulut nya.

“Aarghh!! Sakit setan!” umpat Daniel kala merasakan sakit pada tangan nya karena mendapat kan gigitan dari Genta.

“Kau yang setan! Kau habis memegang apa hingga tangan mu terasa pait!” Sentak Genta yang protes kala merasakan rasa pait di tangan Daniel saat mengigit nya hingga membuat nya menyesal mengigit tangan pria tampan itu.

Daniel terkekeh, rasa kesal nya kini mendadak menjadi tawa karena melihat wajah Genta yang begitu lucu.

“Sorry bro, gue lupa cuci tangan sehabis boker!” ucap nya terkekeh tentu saja itu hanya sebuah candaan untuk menjahili teman nya yang polos itu.

“Cuihh!! An***g lo!” umpat Genta yang menanggapi lelucon Daniel dengan serius

Tentu saja hal itu menjadi bahan tawaan oleh Daniel dan Sagara, Genta yang sedikit lemot memang sering kali menjadi bahan tawa dan bahan usilan dari teman teman nya itu.

Namun hanya Kenzo yang tidak tertarik pada obrolan konyol para teman nya meskipun lumayan lucu dan menghibur namun benar benar tidak berpengaruh pada Kenzo saat ini.

“Ahh!! aku merindukan teman kita satu lagi.” ucap Daniel mengingat teman mereka satu lagi yang tidak bisa ikut bergabung dengan mereka selama beberapa tahun terakhir ini lantaran harus pindah ke luar negeri.

“Ya kau benar, bagaimana keadaan nya sekarang?” ucap Genta kemudian.

Sagara berdecih menatap kedua teman nya itu yang menurut nya terlalu berlebihan, pasal nya baru saja mereka melakukan panggilan Video kemarin malam dengan teman mereka itu.

“Ck! Lebay sekali kalian? Bukan kah dia mengatakan akan segera kembali ke Indonesia?” Ucap Sagara seraya meneguk minuman nya yang berada di gelas kecil bening itu.

“Dasar batu perusak suasana!” ucap Genta yang sedikit kesal dengan teman nya yang satu itu lantaran begitu dingin hingga merusak suasana sedih dan mengharukan yang di bangun oleh nya dan Daniel.

.

.

.

Sedangkan di tempat lain kini Veronika telah menyelesaikan makan nya dan kembali ke dalam kamar setelah mencuci piring bekas makan nya, ia memang terbiasa melakukan apapun secara mandiri terutama saat ia berada di negeri orang.

Veronika masuk ke kamar dan segera membersihkan tubuh nya di kamar mandi lantaran akan segera menyusul ke alam mimpi, ia memang harus tidur awal lantaran tengah malam baby G akan terbangun dan menangis karena kehausan.

Selesai membersihkan tubuh nya, ia pun berjalan ke sofa seraya mengambil ponsel nya yang berada di dalam tas, seharian ini ia tak sempat memegang ponsel nya itu lantaran ingin fokus menjaga baby G.

Kedua mata nya membulat kala melihat banyak pesan dan panggilan tak terjawab dari kekasih nya di Inggris.

“Oh Ya ampun, pasti dia sangat khawatir.” ucap Veronika seraya menghubungi ponsel Dirga

Tak lama kemudian Dirga segera mengangkat telepon nya dan tentu saja Veronika mendapatkan cercaan pertanyaan dari kekasih nya itu.

“Ya tuhan Veronika Natasha Mauren!! Kau dari mana saja? Kau tau betapa khawatir nya aku memikirkan mu?”

Veronika hanya bisa diam seraya menjauhkan ponsel dari telinga, ia sudah menduga akan mendapatkan omelan dari kekasih nya itu.

“Maaf kak, hari ini Vero sangat sangat sibuukkk sekali.” ucap Veronika dengan nadaa manja, bukan tengah menggoda namun ketika berbicara dengan Dirga, ia merasa tengah berbicara dengan ayah nya lantaran Dirga dan Ayah nya memiliki satu kesamaan, yaitu selalu memanjakan dan menjaga Veronika dengan sangat baik

Dirga hanya bisa menghela nafas, ingin rasa nya ia memarahi kekasih nya itu namun tak mampu karena mendengar suara Veronika saja sudah membuat hati nya luluh dengan begitu mudah.

“Hm, lain kali beritahu jika sedang sibuk.” ucap Dirga kemudian

Veronika mengangguk. “Baik lah, sekali lagi maaf.” ucap nya merasa bersalah

“Kakak kenapa? Baik baik saja kan? Apa ada hal yang penting yang ingin kakak sampaikan?”

Tanya Veronika mengingat banyak sekali pesan dan panggilan dari Dirga, setahu nya Dirga bukan tipe pria yang harus segera mendapatkan balasan jika bukan memiliki sesuatu yang ingin di sampaikan.

Dirga berdehem, ia sedikit merasa bahagia lantaran kekasih nya itu begitu mengenal diri nya dengan sangat baik.

“Begini, kakak punya kabar baik.” ucap Dirga membuat jantung Veronika berdegup dengan kencang, padahal jelas Dirga mengatakan hal yang baik namun entah mengapa Veronika merasa jika itu tidak baik untuk nya.

“A-apa kak?“ tanya Veronika dengan gugup

“Kakak akan segera kembali ke indonesia.”

Deg!

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***