Veronika terbangun setelah mendapat tepukan dari sang mama yang khawatir pada nya lantaran berteriak dengan menyebut nama Jasmine, ia yakin jika putri nya itu sedang bermimpi tentang sepupu nya yang sudah meninggal itu.
“Kau baik baik saja sayang? ada apa? Apa yang kau mimpikan?” Tanya Vania seraya membantu Veronika untuk duduk bersandar di kepala ranjang.
Entah apa yang putri nya itu mimpikan hingga kepala nya di penuhi peluh saat ini, Vania menggenggam tangan Veronika yang tampak melamun entah ia tak mendengar ucapan mama nya atau memang tak ingin menjawab pertanyaan itu.
“Sayang? ada apa?” tanya Vania kembali menyadarkan putri nya yang masih saja melamun, ia merangkum wajah Veronika hingga wanita itu kini menatap wajah nya dengan mata berkaca-kaca.
Veronika menggeleng, seperti nya bukan keputusan yang tepat untuk menceritakan mimpi nya pada sang mama, jujur ia belum mengerti dengan mimpi nya itu namun ia yakin ada hal yang ingin Jasmine sampai kan pada nya dan juga Kenzo.
“Laci? Surat?” gumam Veronika yang tentu di dengar oleh sang mama, Vania mengerutkan kening mendengar gumaman Veronika yang entah apa maksud nya.
“Kau yakin baik baik saja nak?” pertanyaan kesekian kali nya yang Vania lontarkan pada Veronika, ia benar benar merasa khawatir pada putri semata wayangnya itu.
Veronika mengangguk seraya tersenyum agar mama nya tak lagi mengkhawatirkan nya, untuk mimpi nya biar lah ia yang akan mencari tahu tentang surat yang Jasmine maksud nanti nya.
“Ada apa mama ke sini?” Tanya Veronika kemudian, bukan sengaja mengalih topik pembicaraan hanya saja ia merasa jika mama nya memang ada maksud hingga datang ke kamar nya, tak mungkin ia datang karena mendengar teriakan Veronika.
Vania menatap Veronika dengan sendu, sikap Kenzo sebelum nya membuat nya khawatir tentang putri nya, apa putri nya bisa hidup dengan tenang, aman dan damai dengan Kenzo meski tanpa rasa cinta?
“Kau yakin meneruskan pernikahan ini?” Tanya Vania kemudian dan tentu saja hal itu membuat Veronika tersentak kaget dengan pertanyaan mama nya
Veronika tampak berpikir, jujur ia tak begitu yakin akan bisa bertahan dengan Kenzo yang terlihat sangat tidak menerima diri nya sebagai seorang istri, namun janji nya pada Jasmine juga tidak bisa ia ingkari.
Veronika kini menatap wajah sang mama yang terlihat tengah menunggu jawaban dari nya, ia tersenyum semanis mungkin untuk menenangkan hati sang mama.
“Mama percaya Vero kan? mama tau kan Vero tidak lemah? Vero tidak akan menyerah secepat itu.” ucap nya kemudian.
Vania menatap wajah cantik putri nya itu, berharap jika putri nya akan mendapatkan cinta dari pernikahan terpaksa ini, ia tak tahu saja jika masalah yang Veronika hadapi bukan hanya Kenzo melainkan juga Dirga sebagai kekasih nya.
“Baik lah, mama percaya anak mama bisa meluluhkan hati Kenzo, sekarang mama dan papa bisa tenang.” ucap nya mengusap lembut kepala Veronika.
Veronika tersenyum mengangguk di hadapan mama nya, namun di hati nya kini terdapat sebuah perasaan tak tenang memikirkan kehidupan nya kedepan nya nanti.
“mama dan papa pamit pulang dulu ya, kau baik baik di sini jika ada sesuatu yang terjadi antara kau dan Kenzo jangan takut untuk bercerita pada mama atau papa, kau mengerti?”
Bukan tanpa alasan ia mengatakan hal itu pada Veronika melihat bagaimana Kenzo yang secara terang terangan menolak kehadiran Veronika di hidup nya jelas membuat kedua pasangan yang berstatus sebagai orang tua dari Veronika merasa tak tenang dengan putri nya.
Veronika mengangguk, ia paham jika kedua orang tua nya itu sedang mengkhawatirkan diri nya dan kehidupan nya, namun ia juga tak bisa selalu mengeluh pada kedua orang tua nya untuk hal kecil karena bagaimanapun ia kini sudah menjadi istri dari seseorang dan masalah di rumah tangga nya adalah aib bagi nya dan suami nya nanti.
“Mama tenang saja, Vero akan baik baik saja di sini.” ucap Veronika kemudian.
“Baik lah, mama dan papa pulang dulu.” ucap Vania mengecup puncak kepala lalu bangun dari duduk nya.
“papa dimana? Apa papa tidak mau berpamitan dengan Vero?” tanya Veronika yang merasa bingung lantaran papa nya tak ikut berpamitan dengan nya.
Vania tersenyum, bukan nya marah tapi suami nya itu hanya tak ingin nanti merasa semakin berat untuk meninggalkan putri nya di rumah yang begitu asing, Veronika adalah anak tunggal dan ia baru saja pulang ke Indonesia 2 bulan yang lalu dan selama 2 bulan itu pula Veronika selalu bolak balik ke rumah dan rumah sakit.
Tentu waktu sesingkat itu tidak cukup untuk melepas rasa rindu nya pada sang putri, dan kini ia harus kembali berpisah dengan putri nya lantaran Veronika sudah menikah dengan Kenzo, tentu saja akan menjadi hal yang sangat berat bagi nya untuk berpamitan dengan putri tercinta nya itu.
“Kau tahu papa mu kan? Dia tidak mungkin bisa meninggalkan mu jika harus berpamitan secara langsung dengan mu.” ucap Vania menjelaskan alasan suami nya itu tidak ikut berpamitan dengan nya seraya mengusap kepala Veronika.
Veronika mengangguk, memang selama ini papa nya yang sangat tidak bisa jauh dari nya bahkan saat Veronika memutuskan untuk tinggal di luar negeri pun sempat di tolak oleh sang papa, namun dengan beralasan ingin menempuh pendidikan lebih tinggi akhir nya papa nya itu melepaskan nya ke negeri orang.
“Hati hati di jalan ma, bilang sama papa Veronika baik baik saja.” ucap Veronika sebelum akhirnya sang mama benar benar menghilang dari balik pintu kamar nya.
Veronika menghela nafas panjang lalu tatapan nya beralih pada baby Gavin yang masih tertidur pulas, baby Gavin lah kini yang menjadi kekuatan nya untuk tetap bertahan di pernikahan ini nanti nya.
“Do'a kan mama agar tetap bisa berada di samping mu hingga kau dewasa sayang.” ucap Veronika mengelus pipi kecil baby Gavin.
.
.
.
Langit siang kini berganti dengan langit malam yang gelap, tampak nya cuaca malam ini begitu mengerti dengan suasana hati Veronika, rintik hujan kini turun membasahi bumi, tak begitu deras namun juga tetap akan basah.
Semua keluarga nya dan Kenzo kini sudah pulang meninggalkan ia sendiri saat ini di rumah yang megah itu.
Sudah pukul 7 malam namun mobil Kenzo juga tak terlihat di pekarangan rumah itu, apa dia masih di kantor? Kenapa sampai semalam ini belum juga pulang? Pikir Veronika.
Tok tok tok
“Nyonya, makan malam sudah siap.” ucap seorang pembantu di rumah mewah itu, entah siapa nama nya namun jika dilihat dari wajah nya seperti nya ia lebih tua beberapa tahun dari Veronika.
“Saya menunggu kak Kenzo saja mbak.” ucap Veronika ramah melihat jika pembantu itu juga bersikap ramah pada nya.
Pembantu itu terlihat mengigit bibir bawah nya seperti akan mengatakan sesuatu namun ia ragu untuk mengutarakan nya. Veronika mengerutkan kening menatap raut wajah pembantu itu.
“Ada apa mbak?” tanya Veronika kemudian
“Eummm, anu.. itu nyonya, kata tuan Kenzo anda makan saja tidak perlu menunggu nya.” ucap nya takut takut
Veronika mengerti, mungkin Kenzo tak ingin berada di meja makan yang sama dengan nya, Veronika pun mengangguk lalu meminta pembantu itu untukku menjaga baby Gavin selang ia menyelesaikan makan nya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
anak Ragil❤️💕
taklukin suamimu ver
2022-12-03
0
Authophille09
semangat Vero, kamu pasti bisa luluhin hati suami kamu💪
2022-11-25
1