Tunggal ku malang.

.........

Apa yang kalian pikir tentang anak tunggal.. ?

Apakah anak tunggal itu tentang kesayangan?

Apakah anak tunggal itu yang di prioritaskan?

Atau anak tunggal itu akan memiliki seluruh perhatian yang diberikan orang tua dan saudara?

Namun semua itu tidak berlaku bagi sigadis tunggal ini.

Menjadi gadis tunggal dari lima bersaudara tidak membuat Dara merasa bangga. Justru sebagai wanita satu-satu nya ia kerap mendapatkan perlakuan yang tidak adil dari keluarga sendiri.

Ayah dan ibu seharusnya menjadi tempat ternyaman dalam berkeluh kesah selalu memperlakukan dirinya sangat buruk.

Dua kaka laki-laki yang seharusnya melindungi dan menjaga adik nya juga tidak segan main tangan kepada nya.

Kehidupan mereka memang sangat sederhana. Ayahnya hanya bekerja menjadi penyapu jalan, dan sang ibu hanya mengurus rumah tangga. Hidup mereka memang banyak keterbatasan tapi apakah benar jika hanya Dara yang menjadi tempat pelampiasan amarah??

Selalu dimaki tidak berguna. bukankah ia yang selalu bangun paling subuh hanya untuk menggantikan sang ibu mengurus pekerjaan rumah tangga setiap pagi

Dianggap tidak dapat diandalkan. bukankah ia satu - satu nya orang dirumah yang selalu menurut disuruh ini dan itu tanpa membantah sedikitpun.

Dia yang di anggap tidak bisa menghasilkan uang dan hanya menghabiskan biaya. Bukankah hanya ia seorang yang pulang sekolah rela tidak pulang kerumah hanya untuk bekerja paruh waktu dan mengabaikan waktu istirahat nya. Gajih nya memang tidak seberapa tapi bukankah itu sedikit membantu meringankan beban di pundak sang ayah, meringankan ongkos dapur dan jajan dua adik nya.

Lalu apa yang didapat gadis malang ini? Ia biasa di bekali uang dua ribu, hanya cukup untuk membeli es bungkus diluar dan kerupuk goreng saja.

Wahh apakah itu yang disebut tunggal bahagia??

Apa itu yang dinamakan adil pada setiap anak??

.........

Sebulan semenjak pertemuan terakhir itu. Dara sangat ingin menceritakan kejadian yang menimpa nya pada sang ibu, apalagi perutnya semakin lama kian membesar.

Dara sempat berfikir untuk kabur dari rumah. bahkan dia merancang seperti apa masa depannya kelak.

Namun Dara selalu mengurungkan niatnya. dia takut terjadi apa - apa kepada orang tuanya

Ayah ibunya sudah berumur, ia takut jadi anak durhaka dengan pergi dari rumah tanpa pamit.

Lagipula Dara selalu bimbang bagaimana bila ternyata Ia belum siap hidup diluar tanpa keluarga. Bodoh memang pikirannya itu

Satu kaka laki-laki nya memang bekerja tapi sangat pelit dan yang satu harus fokus kuliah .

Ayah dan ibu rela menyekolahkan mereka tinggi - tinggi berharap kaka nya mampu mengangkat derajat mereka.

Dara bingung saat ini dia sendiri, jika bunuh diri bukan dosa besar sudah jauh - jauh hari ia melakukannya .

.............

"Hueeek ..

"huueeekkk ...."

"Ya ampun pusing sekali kepala ku." keluh Dara memijat dahinya. Sedari pagi Dara terus muntah, perutnya terasa sangat mual sehingga tidak ada lagi yang keluar. hanya cairan kekuningan yang rasa nya sangat pahit

Ayah terganggu mendengar Dara di dalam kamar mandi. "Heyy kenapa sih anak mu itu bu?? dari tadi muntah terus. samperin sana gihh." Usul tuan Gunawan.

Ibu yang penasaran menggendor pintu itu "Bugh..bugh.. buka Pintu nya Dara." pekik ibu dari balik pintu wc.

Dara segera membasuh mulutnya. dia merapikan rambut dan menggosok wajahnya dengan air supaya tidak terlihat berantakan.

"Ceklekk.." Kepala Dara menongol dari balik pintu membuat ibu terkejut.

"Kamu kenapa muntah terus??" Ibu bertanya sembari memasang wajah kesal

"Gak kok bu, Dara cuma pusing. "

"Saya lihat hampir setiap hari kamu begini ! kamu gak ngelakuin hal yang aneh-aneh kan..? jawab saya Dara?" desak ibu dengan mengguncang bahunya.

Dara gugup mendengar tuturan ibu nya, walau bagaimana pun dia seseorang yang pernah mengandung dan melahirkan sudah pasti mengetahui apa saja gejala wanita hamil.

"Engga kok bu, mungkin magh Dara kambuh. berapa hari ini aku telat makan. " elaknya, sungguh saat ini Dara benar-benar takut.

Ibu yang sudah terlanjur curiga tentu tidak mempercayai ucapan nya

"Sini kamu." Ibu menarik paksa tangan Dara. "Pak, bapakk panggilkan mbo neneng sekarang cepat !!" Ibu membuat kehebohan seisi rumah, membuat ayah Dara yang tengah menyeruput kopi menggeram kesal.

Dara semakin panik mendengarnya. Ia belum siap bila ketahuan saat ini. Dara tentu tahu apa dan siapa itu mbo neng, karena beliau adalah ahli pijat di daerah tempat tinggal mereka.

"Ibu mau apa? Dara cuma kecapean. jadi ibu gak usah khawatir." Ucapnya seraya mengikuti langkah ibu nya dengan terseret - seret .

"Kenapa sih ribut-ribut? Ibu juga ngapain teriak terus, gak malu apa sama tetangga. " Omel ayah Dara.

"Cepat jemput mbo neneng sekarang ada yang mau ibu pastiin. buruan pak." pekik Ibu Dara tidak sabaran.

"Iya iya ahh! Bapak ambil baju sama kunci motor dulu." berjalan kekamar dengan tergesa karena malas mendengar ocehan istrinya yang panjang kali lebar bila dia lambat.

Pak Gunawan segera berangkat, memacu motor bebek itu ke tempat mbo neneng.

Setelah sampai beliau mengutarakan keinginannya dan disetujui mbo neneng ( di singkat jadi mbo neng saja lah ).

Dalam waktu setengah jam mereka telah tiba di rumah pak Gunawan dan segera masuk

"Mbo tolong periksa anak ini, hampir tiap hari muntah terus. saya takut dia kenapa-napa." alasan Ibu Dara.

Mbo Neng melihat ada yang tidak beres dengan Dara. Hanya melihat tampilan saja beliau sudah memiliki kecurigaan. Namun memang lebih pasti diurut saja agar tidak menjadi duga semata

" Hayuukk rebahan dulu nduk." ajak mbo Neng lembut. membuat Dara tersentuh karena teringat almarhumah neneknya.

"Bu jangan, Dara malu." elak Dara mempertahankan posisinya.

"Cepat telentang !!!" seru Ibu tidak suka dibantah.

Mau tidak mau Dara mengikuti perintah sang ibu, dan mbo Neng melakukan tugas nya

"Ya ampun." beo beliau

"Kenapa mbo?? " tanya Ibu penasaran. ia takut apa yang ada dipikirannya benar terjadi

Mbo Neng menatap ayah serta ibu Dara, beliau ragu mengatakan kebenaran ini

"Disini ada benjolan cukup besar dan.. mohon maaf jika saya lancang. Neng Dara hamil bahkan detak jantung janin ini sudah ada.

Mbo neng bukan seorang dokter. beliau disebut bidan kampung. beliau melakoni pekerjaan nya sudah hampir 40 tahun. dan mengenai analisa beliau semua itu tentu benar dan tidak pernah meleset.

Ibu dan ayah pias mendengarnya, mereka malu pada wanita tua ini

"Sudah cukup mbo." membawa mbo Neng menjauh lalu mengulurkan amplop berupa uang sebagai upah beliau

"Saya mohon mbo tolong rahasiakan ini, saya gak mau orang pada tau keadaan Dara." ucap Ibu memelas, seraya menggenggam tangan mbo Neng.

"Ya ampun mala kamu ngomong apa?? jangan khawatir, untuk apa saya membeberkan hal seperti ini. Saya sudah tua umur saya tidak lama lagi jadi tidak mengurus hal-hal seperti itu. Saran mbo, Neng Dara jangan dikasari, kasih semangat buat dia, perasaan orang hamil itu sensitif. kalau mau bertanya perlahan saja agar anakmu tidak tertekan." Menepuk pelan lengan ibu Dara berharap wanita didepannya ini mau menggunakan pikiran terbuka.

"Ya sudah mbo pulang dulu. Ingat saran mbo yahh Mala." harap Mbo neng.

Ibu Dara hanya mengangguk

"Assalamualaikum."

"Wa'alaikumsalam." Ibu pun bergegas masuk ke kamar Dara dan..

"Plakkk. dasar anak kurang ajar, mau bikin saya malu hahhhh? ditaroh kemana muka saya kalau orang pada tau?? plakkkk." sekali lagi ibu menampar Dara membuat gadis itu tersungkur.

Ayah sedari tadi menahan geram menjadi tersulut emosi nya. seketika menarik kencang pergelangan tangan Dara lalu mendorongnya sehingga membuat Dara kembali terlentang lagi, dan menekan sesuatu tempat menjadi bersemayamnya janin..

"Ampun yahh.."

.........

Terpopuler

Comments

🥑⃟Serina

🥑⃟Serina

semangat

2022-12-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!