Dikantor tepatnya di anak perusahaan milik afra,tempat pemilik perusahaan.
Tempat bernuansa hitam putih itu terasa mencekam.
Dimana ada dua pria yang tengah pokus dengan pekerjaan mereka.
Mereka duduk disofa dengan tatapan fokus kedepan laptop hanya suara sentuhan tangan diatas keyboard laptop yang terdengar.
Azkara salah satu dari pria itu,sedang bergulat dengan pikirannya,ia mencoba fokus untuk bekerja namun apalah daya,saat otak tidak sejalan.
Azkara menghela nafas panjang dan membuangnya dengan kasar beberapa kali,pergerakannya itu dilihat pria disebelahnya.
"Kenapa?,ada masalah?"tanyanya karna jengah dengan sikap Azkara yang bersikap mengeluh dalam diamnya.
Azkara menghentikan jarinya yang menyentuh leptop,ia mengalihkan pandangannya dan memberanikan diri menatap bosnya itu.
"Tidak ada tuan"
"Wajahmu semakin jelek jika berbohong"
Azkara memutar matanya malas"baiklah saya akan bicara,namun sebagai sahabat,bukan asisten"
"Intinya?"
Azkara menghela nafas panjang lalu mengangkat sudut bibirnya.
"Apa rencana tuan akan dilanjutkan,tuan sudah kehilangan nona sejak 5tahun lalu,dan saat bertemu,tuan memulainya dengan kebohongan,nona pasti akan marah jika mengetahuinya"
Afra memilih diam dan mendengarkan pendapat sahabat sekaligus asistennya itu.
"Menurut saya lebih baik tuan berkata jujur saja siapa tau non"
"Aku akan kehilangannya lagi,jika aku berkata jujur"potong Afra
"Apa nona sebenci itu sama anda?,saya rasa nona hanya kecewa mungkin setelah semua diperjelas nona akan menerima tuan kembali seperti dulu"ucap Azkara.
"Dulu yang mana?,Azkara"tanya afra sebari menatap langi-langit dengan sendu.
"Bahkan saat pertemuan kedua,dia berteriak ketakutan saat melihatku"guman Afra dalam hati.
Azkara terdiam ia adalah saksi saat pertemuan tuannya dengan nona nya itu dulu,bahkan ia juga menjadi penguntit untuk mengawasi nona nya itu atas perintah Afra.
Azkara lagi-lagi menghela nafas kasar"tapi tuan,identitas mereka sangat tertutup,bahkan tempat tinggal mereka dulu tidak diketahui,apa tuan tidak curiga?"
"Bagaimana kalo mereka mata-mata dari pihak musuh tuan?,apalagi dalang atas kecelakaan anda belum diketahui"
"Terus cari identitas mereka, jangan ada yang terlewat sedikitpun,apalagi tentang wanita bernama Yura Erlia"titah Afra dengan dinginnya
"Baik tuan,namun sepertinya membutuhkan waktu yang lama"
"Menurut kau siapa di belakang mereka?"tanya Afra.
"Sepertinya orang yang berkuasa tuan"jawaban Azkara membuat Afra memutar matanya malas.
"Kau pikir aku bodoh?,jika bukan orang yang berkuasa aku sudah tau sejak awal"cibir Afra sebari memukul kepala belakang Azkara.
"Saya kan hanya menjawab jujur tuan"ucap Azkara sebari mengusap bekas pukulan dari tuannya itu.
"Tuan"panggil Azkara.
"Apa lagi?"bentak Afra yang mulai kembali bekerja.
"Aaapa tuan sudah memiliki rencana agar nona tinggal bersama anda?"
"Ikutin rencana vion"
"Apa?"pekik Azkara saking kagetnya,karna ia ingat dengan usulan raka temen mereka itu sungguh horor.
"Apa tidak ada rencana lain tuan?,bagaimana kalo ikuti rencana ray saja"
"Kau sudah lihat bukan rencana dia sudah beberapa kali gagal,jika kau tidak punya rencana sendiri mening diam"hardik Afra mulai kesal.
"Ah bos ku ini selalu memiliki ide gila,sudah pura-pura lupa ingatan kini ingin merampok mereka,yang benar saja rasanya aku ingin teriak"keluh Azkara didalam hati.
Afra terdiam merenungkan"siapa dia?apa dia orang baik atau orang jahat,siapapun dia akan berhadapan dengan ku!"
.
.
.
Hari sudah menjelang malam diindonesia.
Dirumah Xia sudah ada dua pria yang beberapa hari ini selalu datang.
"Dia pantas jadi psikopat"
"Wajah imut seperti itu di bilang psikopat,mana klemer-klemer lagi"
"Heh,dia imut-imut menghanyutkan"
"Menghanyutkan apanya?,sekali tembak aja mati"
"Kau lihat dia,tiga peluru bersarang ditubuhnya dia masih bisa berdiri"
Adu argumen antara Yura dan Azkara saat mengomentari aktor flm mafia yang mereka tonton.
Afra hanya memijat pelipisnya sepertinya ia baru tahu kalo Azkara se cerewet ini,selama bertahun-tahun ia benar-benar baru tau.
"Dia menyembunyikan identitasnya dibalik wajah imutnya,dia cocok jadi pemeran mafia di flm ini"ucap Xia menyetujui argumen Yura.
"Apa kataku,huu"cibir Yura
"Ya dia,dari wajahnya pergerakan yang dia lakukan jadi tidak terbaca oleh musuh"ucap Afra ikut bersuara.
"Wleee "Yura menjulurkan lidahnya meledek azkara karna mendapat dukungan.
Azkara melihat itu hanya bisa mendengus kesal dan cemberut.
Hidupku menjadi menyebalkan setelah bertemu wanita itu.
Tapi hidupku terasa berwarna sekarang.
"Kapan kalian pulang?"tanya X0ia mengusir yang antensinya masih menatap tv.
"Apa kamu mengusir?" tanya Afra menatap Xia.
"Iya"
Azkara melongo mendengar jawaban Xia,pikirnya"ada wanita yang berani mengusir tuan disaat diluaran sana banyak wanita yang menginginkan bermalam dengan tuan"
Sepertinya Azkara lupa saat kejadian mereka diusir oleh orang yang sama beberapa hari lalu.
Gara-gara tengah malam mereka belum kunjung pulang.
Afra memajukan bibirnya sebari bicara dengan nada manja dan menyandarkan kepalanya dipundak Xia"aku ingin di sini lebih lama,apa mening aku pindah saja kesini,aku ingin selalu dekat sama kamu"
Mereka duduk dengan posisi Xia dan Afra duduk disofa sedangkan Yura dan Azkara duduk dibawah depan meja langsung menatap TV.
Xia memutar matanya malas,sedangkan Azkara memilih pura-pura tuli dan Yura sudah senyam-senyum sendiri.
Afra menghirup aroma dari pundak Xia,ia mencium aroma vanila dari parfum yang wanita itu pakai menenangkan.
Xia jadi merasa geli,ia mendorong kepala Afra dari pundaknya dengan jari telunjuk,namun bukannya menjauh pria itu malah semakin merapatkan diri.
"Geser!"ucap Xia dengan nada tajam begitu juga dengan tatapannya,ia sempat menghirup aroma maskulin dari rambut pria itu karna posisi mereka.
Bukan Afra namanya jika menurut ia malah melingkarkan kedua tangannya di perut Xia,membuat siempunya melotot.
Xia sekuat tenaga melepas lengan kekar dari perutnya namun bukannya lepas malah semakin kuat.
"Lepasin ih!"kesel Xia membuat Azkara dan Yura menatap ke belakang dan menemukan aksi kedua orang itu.
Azkara melotot sebari berguman"gerak cepat"
Yura malah terkikik sebari berteriak heboh"aaaah mataku ternodai"
"Diam lah"bentak Xia lalu melototi Afra yang masih belancarkan aksinya.
Afra terpaksa melepas pelukannya dan sedikit bergeser gara-gara melihat tatapan setajam pedang dari gadisnya.
"Kalian berdua pulang sana!"usir Xia sebari melotot dan kini berkaca pinggang.
"Sayang aku tinggal disini ya?kalo kamu gamau tinggal di mansion aku"bujuk Afra
"Engga,sekali engga tetep engga sekarang kalian keluar! "Usir Xia.
"Gamau sayang"
"Oooh,gamau oke,Yura peking kita pulang malam ini!"
"Eh sayang kamu mau pulang kemana?,sayang"
"Kerumah duka"ucap asal Xia sebari menaiki tangga menuju kamarnya diatas.
" ftttt"Yura menahan tawa melihat kekesalan xia,wanita itu selalu bertingkah tenang baru kali ini ia seperti ini.
"Saran saya,mending kalian pulang sebelum singa itu menunjukan taringnya"ucap Yura sebari terkekeh.
.
.
.
Cuaca sejuk ditengah malam,ditambah suasana pantai dengan angin yang cukup kencang menghembus menambah kesan sejuk.
Malam yang kelam semakin terasa mencekam dikala dua orang yang tidak diketahui jenis kelaminnya melewati area pantai,dengan autfit serba hitam ditambah masker dan juga kaca mata hitam yang bertengger dihidung,dan juga koper yang mereka jinjin.
Salah satu dari orang itu menekan benda di telinganya dan terdengar sebuah suara"kami sudah ditempat bos"
"Ikuti rencana ku"perintahnya dengan ekpresi datar bahkan pandangan mereka hanya menatap kedepan dengan rahang tegas.
Aura dari keduanya terpancar menyeramkan aura kegelapan menyelimuti mereka.
Mereka kini berada di gudang yang cukup jauh dari area mereka tadi berjalan,tempat itu hanya ada satu bangunan yang kini mereka tapaki, disekitar hanya ada pohon dan pohon.
Diluar ruangan ada empat orang berbaju hitam menjaga pintu,kedua orang yang baru datang tadi diijinkan masuk setelah memberikan identitas mereka.
Mereka masuk kedalam gudang,dari luar bangunan itu terlihat kumuh bahkan hampir tertutup tanaman liar merambat disekitar dinding menimbulkan kesan horor bagi yang melewatinya.
Namun area dalam jauh berbeda,hanya ada ruangan luas bersih nan kokoh.
Didalam sudah banyak pria berbaju hitam yang sedang berdiri,namun atensi kedua orang yang baru datang tadi hanya kearah pria yang sedang duduk di kursi kayu,dan disampingnya berdiri seorang pria.
Tidak ada kursi lain.
Mereka berdua berdiri didepan pria itu,mereka saling menatap tajam lalu pria itu tiba-tiba mengangkat sudut bibirnya menciptakan sebuah smirk dibibirnya.
"Buka!"perintah pria yang duduk tadi ke anak buahnya.
Perintah itu langsung diikuti pria disampingnya,ia membuka kedua koper yang dua orang yang baru datang tadi.
Setelah koper dibuka terpampang jelas sebuah senjata ilegal di negara ini,berjejer rapi didalamnya.
Senjata ini ilegal bagi warga sipil.
Pria itu hendak menyentuh salah satu senjata didalamnya,namun dengan cepat kedua orang yang membawa koper itu menutupnya sebari melempar tatapan tajam.
"Santai,saya hanya ingin menguji,apa senjata ini asli?"ucapnya sebari tersenyum smirk.
"Anda merendahkan klan kami?"tanya salah satu orang dari dua orang tadi sebari tersenyum mengejek dibalik masker,dengan suara yang telah disamarkan.
"Hhhh bukannya begitu,hanya saja saya berjaga-jaga agar tidak tertipu,banyak orang yang melakukan hal licik untuk mendapatkan apa yang mereka mau"
"Seperti anda?"cela salah satu dari pemiliki senjata tadi.
"Betul,dunia hanya permainan,bagaimana saya tau senjata ini asli jika tidak mencobanya?"
"Sesuai keinginan anda"jawab salah satu dari pria yang memegangi koper,ia membuka koper itu lalu mengambilnya satu.
Begitu juga dengan orang disampingnya,mereka memutar-mutar pistol.
Kedua pria didepannya hanya menaikan sebelah halisnya dengan tingkah kedua orang yang tidak diketahui jenis kelaminnya itu.
Begitu pula dengan pengawal mereka hanya saling memandang sekilas.
Ditenga-tengah aksi memutar pistor,mereka saling menatap lalu menyeringai dibalik masker bersamaan dengan itu terdengar suara .
Dor-dor-dor.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments