"Aku ingin kau terus bersamaku,aku janji akan berusaha untuk mengingat kenangan kita,tapi yakinlah walau aku lupa kenangan kita namun hati ini hanya milikmu dan tidak akan pernah lupa tentang dirimu"sambung Afra mencoba menyakinkan dengan menggenggam tangan Xia,kini Xia hanya diam,ia masih mencerna kata-kata pria tadi kedua orang lainnya juga begitu.
Azkara terdiam dengan pemikirannya"apa magsud tuan?,apa dia merencanakan sesuatu?"
Begitu juga yura"pria tampan mengaku sebagai tunangan Xia,wah berita menggemparkan,hhh ancaman baru"Yura tersenyum lebih tepatnya menyeringgai.
Dan Xia menatap manik mata pria itu dengan seksama,mencari sesuatu namun ia belum menemukannya,
Sampai suara bariton pria itu kembali terdengar.
"Jadi maukah kamu kembali tunanganku?,aku mohon,aku mohon jangan limpahkan semua kesalahan ini padaku,aku mohon,aku tidak mau kehilanganmu"raut wajahnya semakin sendu bahkan matanya sudah berkaca-kaca.
Azkara terbelalak,wah kejadian menggemparkan dalam satu waktu,selain bisa melihat sikap lembut tuannya yang kejam terhadap siapapun,ia juga melihatnya memohon,wah anugerah apakah ini,haruskah azkara senang?.
Yura berbisik mengoda ditelinga Xia sampai siempunya melirik nya tajam.
"Hei,jangan menolaknya,lihat pria itu terlihat sangat tulus"
Baru saja Xia hendak mengangkat sudut bibirnya,namun ia menutupnya lagi disertai matanya juga menutup.
Begitu juga tiga manusia lainnya mereka menutup mata mereka saat mendengar petir yang menggelegar seolah baru saja menyambar sesuatu.
"Gila,petir dasyat,tubuh ancur jika tersambar"guman Yura ia langsung mencari sesuatu didalam tas selempangnya.
Air terjun dari langit setetes demi setetes membuat keempat manusia itu mundur beberapa langkah kedepan pintu,agar tidak terkena air hujan.
"Ais,mana si"cibir Yura mulai jengah,karna barang yang ia cari tak kunjung ketemu.
Xia menatap tajam kearah yura sebari bertanya"kau menguncinya?.
Pergerakan Yura terhenti saat mendengar pertanyaan itu,lalu menatap Xia sebari tersenyum menunjukan deretan giginya.
Xia memutar matanya jengah,astaga temannya ini sangat pelupa!,Xia memegang hendl pintu dan mendorongnya pelan.
Ia menatap dua pria yang belum ia kenal namun salah satunya sudah mengaku jadi tunangannya,huh bagaimana mungkin!.
"Kita bicarakan didalam"ucap Xia mempersilahkan mereka masuk.
.
.
.
Di sebuah mansion di negara lain tepatnya,empat pria tengah duduk memutar disofa,aura dingin menusuk sampai terasa menusuk tulang,namun yang merasakannya hanya satu orang.
"Maaf tuan muda,tuan besar hanya mengirimkan lima pengawal terbaik untuk kedua nona muda"jawab pria yang hanya dia seorang yang merasakan aura dingin di musim panas ini.
Ia dipanggil ke ruang kerja milik Ken dan dilayangkan pertanyaan persis seperti diintrogasi,komplit dengan aura yang mencekamkan yang dikeluarkan ketiga pria yang usianya lebih muda darinya.
"Hanya lima?"tanya Rain menaikan sebelah halisnya,ya ia heran kenapa pamannya tiba-tiba pelit untuk memberikan pengawalan,biasanya pria itu paling heboh.
"Tidak tuan muda,sebenarnya tuan besar,tadinya akan mengirimkan seribu pasukan untuk menjaga nona,saat Nona mengetahui langsung menolak dengan ancaman"
Perkataan terakhir dari pria itu sudah mereka bertiga tebak,sudah pasti wanita itu akan menolaknya dengan ancaman seperti biasa.
"Nona hanya meminta lima pengawal untuk mereka,namun tanpa sepengetahuan nona muda,tuan besar,menambah pasukan dengan sepuluh pasukan bayangan dan lima penyamar terbaik milik klan untuk selalu disekitar nona muda"
"Baiklah Terima kasih, paman Andrew"ucap Ken.
"Anda tidak perlu berterima kasih tuan muda,itu sudah kewajiban saya"sebagai asisten pribadi Vihan, menurutnya itu sudah menjadi kewajibannya melaksanakan tugas dengan baik.
"Jangan seperti itu paman,saya sudah menganggap paman seperti paman saya sendiri"ucap Ken ia mengangap pria itu sebagai pamannya sendiri apalagi pria itu sudah setia menemani sang ayah selama puluhan tahun.
"Terimakasih tuan muda sudah mau mengangap saya sebagai paman tuan muda sendiri saya sangat senang"jawab Andrew bersyukur.
"Ya,tapi saya sangat kecewa dengan paman"perkataan Ken membuat a
Andrew pucat pasi,ia kecewa atas dirinya sendiri sampai merutuki perbuatannya yang membuat ken kecewa.
Andrew beralih dari duduknya menjadi bertekuk lutut disamping ken sebari menghadap,dengan wajahnya yang sudah pucat ia berkata.
"Maafkan ketidak becusan saya tuan muda sampai membuat anda kecewa,saya akan menerima semua hukuman yang anda berikan"
Melihat apa yang dilakukan Andrew membuat ken merasa bersalah,ia langsung membantunya kembali duduk disofa dan ia duduk disampingnya sebari berkata.
"Anda salah paham paman"Andrew menuruti pergerakan Ken yang menyuruhnya kembali duduk disofa namun ia tidak berani menatap wajah tuan mudanya itu,alhasil ia hanya menunduk.
"Paman sangatlah hebat bisa bertahan sampai sekarang,setia terhadap ayah kami disetiap keadaan,kami yang harus bersimpuh untuk berterimakasih"saat Ken hendak bersimpuh Andrew langsung menariknya menolak pergerakan Ken.
Ken kembali duduk disofa dan kini Vans yang bersuara"apa yang Ken katakan itu benar paman,terimakasih telah bersama kami dimanapun titik kami berada"
Rain melirik Vans dengan raut wajah heran,ya bisa-bisanya pria itu mengatakannya dengan raut wajah datar,bisakah pria itu menampilkan ekpresi sedih seperti suasananya!,teriak Rain dalam hati.
"Tuan muda pertama dan tuan muda kedua tidak perlu berterimakasih,saya sangat senang melakukan tugas saya ini,saya memiliki banyak pelajaran hidup bekerja dengan tuan besar"
"Apa paman tidak mau pensiun?,paman sudah menjadi pebisnis sukses saat ini"
"Saya sudah memutuskan tentang hal itu tuan muda,saya akan pensiun saat nona muda menikah"
"Baiklah"
"Mmm maaf tuan muda apa saya boleh bertanya?"
"Tentu saja"
"Mmm pekerjaan mana yang membuat tuan muda merasa kecewa saya ingin memperbaikinya"
"Huh paman pasti akan mengulanginya"
"Saya berjanji tuan muda,saya tidak akan mengulanginya"
"Huh paman akan mengingkarinya"jawaban Ken membuat Andrew heran hal apa yang ia perbuat sampai mengecewakan tuan mudanya,sampai kehilangan kepercayaan padanya.
"Paman pasti akan ingkar seperti biasa,saat kami meminta paman untuk memanggil kami dengan nama,"dengus Ken kesal.
Dengan ulah Andrew yang satu ini,sudah diberitahu untuk memanggil mereka dengan nama tapi pria itu malah terus memanggil dengan embel-embel tuan muda,huh pria ini susah sekali diberi tahu.
"Maaf tuan muda saya tidak bisa"jawabnya dengan menundukan kepala,ia tidak mau memanggil anak atasanya hanya menggunakan nama,ia juga sudah bertekad jika suatu hari ia pensiun,ia akan memanggil mereka seperti biasanya.
"Jangan memaksa, Buat dirimu nyaman paman"ucap Vans yang mengerti dengan alasan Andrew tidak menuruti keinginan mereka yang satu itu.
Andrew kini sudah keluar menyisakan ketiga pria didalam ruangan.
"Apa kau yakin dengan keputusan ayah,ka?"tanya Ken
"Hmm"jawab singkat Vans.
Ken menghela nafas kasar seperti mengeluarkan setengah beban pikirannya"apa dia akan baik-baik saja?"
"Kau lebih mengenalnya daripada aku"
"Menurutmu begitu?"
"Hmm"
"Tidak,pemikiran kakak salah"ucap Rain yang sedari tadi hanya menyimak saja,
Atensi kedua pria tadi langsung menatap saat mendengar suaranya.
"Kalian bertiga dekat satu sama lain,namun dengan cara masing-masing"sambung Rain saat tatapan bertanya dari keduanya.
Ya perkataan rain mengingatkan mereka kepada seseorang yang mendekatkan mereka satu sama lain dia juga berkata seperti itu.
"Kau mencuri dialognya!"
Rain menggaruk lehernya padahal tidak gatal,mencoba menatap manik yang menyorok nya seperti ingin menguliti nya"hayolah kak aku hanya meminjamnya"
"Tidak"
"Baik-baik"Rain memilih mundur dari pada mendapat amukan dari kakak tertuanya itu.
"Aku masih punya banyak pekerjaan aku akan pergi,sampai jumpa"Rain pergi dengan langkah lebar ia ingin segara pergi sebelum kakaknya benar-benar mengulitinya.
"Huh"rain membuang nafas lepas setelah berhasil keluar dari ruangan tadi,ia berjalan sebari berguman kesal
"Gara-gara gadis itu,pekerjaanku bertambah,tunggu pembalasanku gadis kecil"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments