Dor-dor-dor
Suara tembakan menggema dari dalam ruangan itu,saking cepatnya tidak ada yang sempat bereaksi.
Sekitar 20 orang orang yang dalam ruangan itu sudah terkapar tak sadarkan diri.
Kedua pria yang masih baik-baik saja kini, menodongkan senjata mereka kearah kepala dua orang yang masih memutar pistol ditangan mereka.
"Ayolah,kami belum menarik pelatuknya dan kalian sudah tergeletak"ucap orang misterius itu sebari terkekeh.
"Lemah"cibirnya
Bisa dibilang asisten pria yang tadi diawal duduk,pria itu melirik sangat tuan lalu kembali melihat dua orang didepan mereka.
Kedua pria itu dipenuhi teka-teki,mereka yakin bahwa kedua orang didepan mereka ini belum menarik pelatuk namun bagaimana mungkin anak buahnya tertembak.
Dan kini tidak sadarkan diri!.
Lalu siapa yang menyerang?.
"Lihat dada kalian!"ucap salah satu orang yang menjadi penjual senjata.
Mereka enggan menuruti kata-kata orang yang tidak mereka kenal,mereka masih menatap tajam sebari menodongkan senjata.
"Oh ayolah,kalian bodoh sekali,si"ucapnya kesal"aku mengantuk tau"
"Ini ulah kalian?,kami tidak membuat masalah dengan kalian kenapa kalian menyerang kami?,kita hanya melakukan kesepakatan bisnis kau tau!"
Geram pria itu yang dia tahu klan penjual senjata yang akan ia beli hanya menyerang orang yang berani mengusik mereka,dan ia sangat menjauhi klan ini agar tidak mendapat masalah.
Bahkan butuh 2tahun untuk bisa melakukan bisnis jual beli ini bersama klan ini.
Salah satu klan yang ditakuti,dan mereka diserang olehnya.
Kapan mereka mengusik klan ini?.
Dan 2tahun ini akan sia-sia!.
"Kami tidak melakukan apapun,bahkan peluru didalam pistol ini masih utuh, namun kami tidak berbisnis dengan tikus pengusik"ucap G
Kita panggil saja dua orang misterius itu dengan G dan L.
"Kapan kami mengusik kalian,bahkan ini pertama kali kita bertemu"ucap pria itu.
Percepat,aku ingin tidur"ucap L
Wow,kau mengantuk"ucap G sebari menggelengkan kepalanya tidak percaya.
"Baiklah karna adiku mengantuk,kita percepat saja"ucap G lalu tangan kanannya mengayun kedepan dua kali dengan bersamaan suara menggema diruangan tersebut.
Dor-Dor
Suara tembakan kembali terdengar dan mengenai dua pria yang tersisa tadi.
Dor-Dor
Suara tembakan kembali terdengar namun kali ini tidak mengenai sasaran,dengan cepat G dan L menghindari tembakan dari dua pria di depannya.
Dan secara perlahan pandangan mereka kabur dan bruk.
Mereka ambruk bersamaan.
Hanya tersisa dua orang didalam gudang tersebut,mereka menyeringai melihat pemandangan yang bagi mereka itu biasa saja,namun beda dengan orang biasa.
22 orang ambruk dan tersisa 2 orang bahkan kedua orang itu tidak perlu menarik pelatuk untuk melumpuhkan mereka,hebat bukan?.
Mereka menutup kembali koper dimeja dan membawanya pergi,mereka berbalik untuk pergi.
Setelah pintu dibuka masih ada 4orang yang berjaga,ups maksudnya 8 orang dengan 4orang yang sudah tergeletak tak sadarkan diri.
Mereka menyambut tuannya yang baru keluar,dua orang mengambil alih koper yang dibawa G dan L.
G dan L berjalan berdampingan dengan dua pengawal didepan,dengan satu sisi kanan G dan satu sisi kiri L yang membawa koper.
G dan L secara bersamaan membuka wik yang mereka pakai sampai rambut panjang asli mereka menjuntai kebawah.
Mereka mengibasnya bersamaan lalu melepas kaca mata yang mereka pakai dengan G melepas masker,dan secara bersamaan melempar barang-barang itu ke belakang sampai terjatuh ketanah.
L membuka masker dan menyimpannya disaku,lalu naik keatas kendaraan yang sudah menunggu mereka.
Mobil hitam BMW mereka masuk dengan duduk di belakang dan dua mobil didepan dan dua mobil dibelakang mengapit mobil yang ditumpangi G dan L.
"Nona bagaimana saya menyampaikan ini kepada tuan besar?"tanya pengemudi.
"Katakan saja sejujurnya,dia yang akan mengurus sisanya"jawab sosok G.
"Benar paman,biar aku yang urus sisanya"
"Baik nona"ucap pengemudi.
Setelah itu tidak ada percakapan lain G sudah terlelap didalam perjalanan dan L ia melihat keluar untuk menikmati pemandangan ibu kota indonesia dini hari.
Wajahnya yang dingin disorot sinar bulan menjadikan dia sosok yang bersinar indah dengan aura menyeramkan,L tiba-tiba tersenyum tipis sangat-sangat tipis sampai tidak ada yang bisa melihatnya.
Mereka sampai dikediam sekitar jam 4 pagi,setelah membangunkan G mereka berdua bergegas turun.
Mereka menkerutkan dahi saat melihat lampu rumah menyala,seingat tadi mereka sudah mematikan lampu sebelum pergi.
Pengawal yang tadi membuka pintu masih disana ia bergegas berinisiatif untuk menanyakan langkah yang harus ia ambil"nona akan saya periksa"
"Tidak!tidak perlu,kembali saja,kami akan memberi sinyal jika ada masalah"ucap Xia menghentikan pergerakan pengawalnya.
"Tapi nona"sanggah pria itu,ia ragu untuk meninggalkan nona muda yang harus mereka jaga.
Karna jika tidak bisa mengawal dengan baik maka nyawa mereka taruhannya.
"Biar kami yang urus"
"Baik nona"tanpa bertanya lagi pria itu pergi bersama beberapa pengawal lainnya.
Pintu dibuka pemandangan yang pertama mereka lihat adalah ruangan yang seperti baru dilintasi angin ****** beliung.
Begitu berantakan semua berserakan dilantai, banyak pecahan beling juga dilantai mungkin dari pot yang kini berada dilantai dengan keadaan tak utuh.
Xia dan Yura melongo lalu mereka saling menatap seolah bertanya.
"Apa ****** beliung baru saja lewat?"
Dengan hati-hati mereka melangkah masuk.
"Sepertinya ****** beliung baru saja masuk,Xia"ucap Yura dengan raut menunjukan keheranan.
Xia hanya menganguk lemah membenarkan.
Langkah mereka terhenti saat dihadapan, mereka pria yang tengah menatap mereka dengan tatapan tajam mengintimidasi.
"Kalian sedang apa disini?"tanya mereka serempak.
Bukannya menjawab mereka malah mencecar.
"Kalian dari mana malam-malam begini?"tanya Afra sebari menatap tajam.
Yura saling menatap dengan Xia mencari alasan.
Mereka jadi bingung,alasan bodoh apa yang akan dikatakan.
"Kenapa rumah seperti kapal pecah begini,dan sedang apa kalian disini?"tanya Xia mencoba mengalihkan pembicaraan.
Namun sepertinya xia gagal.
Kedua pria itu sangat jeli.
Sulit dikalahkan!.
"Kalian dari mana?,kenapa baru kembali jam 4 pagi begini?"tanya Afra dengan sedikit nada tinggi tersirat dari matanya ia menghawatirkan mereka.
Lebih tepatnya menghawatirkan Xia.
"Kami habis berolah raga"jawab Yura asal.
"Olahraga sepagi ini?,apa iya kau serajin ini,jika kalian berolahraga kenapa memakai jeans serba hitam seperti itu?"cecar Azkara saat melihat pakaian serba hitam yang dipakai kedua gadis tersebut.
"Kau ini kenapa ribet sekali si,terserah kami mau memakai apa saat berolahraga"jawab yura"dan kenapa rumah kami hancur seperti ditiup ****** beliung seperti ini,kau kan dalangnya?"tuduhnya menunjuk Azkara.
"Enak saja untuk apa aku menghancurkan rumah mu?"ucap Azkara membela diri.
"Jangan bilang kau menghawatirkan aku sampai menghancurkan rumah, karna frustasi tidak menemukan ku?"tuduh Yura sebari memicingkan matanya.
"Cih pede sekali"
"Mengaku saja kau!"
Tiada detik kedamaian saat Azkara dan Yura sudah satu ruangan.
"Diam!"bentak Afra yang mulai jengah dengan tingkah mereka.
Afra menggerakan kursi rodanya dan mendekati Xia,saat sudah didepan Xia ia menarik wanita itu.
Bruk.
Xia menabrak dada bidang pria itu karena ditarik,Afra memeluk Xia posesif sebari menghirup aroma dari gadis itu.
Ada perasaan lega dari hati Afra,ia pikir ia akan kembali kehilangan gadis itu gara-gara ulahnya.
Afra frustasi saat mencari mereka tadi,sudah berkali-kali ia menghubungi anak buahnya untuk sekedar menanyakan hal yang sama yaitu kalian sudah menemukannya,
Azkara memalingkan wajahnya kearah lain agar jiwa kejombloan nya tidak meronta-ronta.
Bukankah waktu yang sangat pas untuk berpelukan apalagi dijam 4 pagi yang dingin seperti ini?.
Beda halnya dengan Yura,ia malah menggoda Xia dengan berdehem beberapa kali.
Xia yang kaget hanya bisa mematung dalam pelukan afra.
"Jangan pergi!,jangan menghilang lagi aku mohon"lirih afra saat memeluk Xia tanpa sadar air mata turun begitu saja.
Xia memukul pelan dada pria itu untuk melepaskannya,ia merasa sesak.
Afra melepas pelukannya langsung membuat Xia bangun dan mundur satu langkah dari pria itu sebari meraup oksigen sebanyak yang bisa ia tampung.
"Bisa tidak tidak usah tiba-tiba menarik dan memeluk "grutu Xia sebari cemberut.
"Maaf"
"Bisa tidak tidak usah bermesraan di depan kami para jomblo "ucap Yura
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments