Jadilah sekarang ini sekretaris Rai berdiri di depan pintu kamar Arumi. Sudah sejak tadi sekretaris Rai mengetuk pintu kamar Arumi, tapi tidak ada juga jawaban dari dalam.
Sekretaris Rai tidak akan menyerah sampai di situ saja, dia masih memiliki satu cara dengan sedikit ancaman yang akan ia berikan kepada Arumi. Sekretaris Rai mengirim pesan kepada Arumi.
"Besok pagi anda harus ikut dengan saya dan Tuan, jangan sarapan pagi dulu! anda harus bersiap dengan baik! jika tidak... besok pagi juga kita akan pulang ke New York! anda tidak akan bisa mewakili sekolah anda untuk mengikuti lomba selanjutnya tanpa persetujuan dari Tuan!" Itulah yang menjadi ancaman dari sekretaris Rai. Setelah selesai mengirimkan pesan, Sekretaris Rai kembali ke dalam kamar nya untuk istirahat juga.
Sebenarnya Arumi memang sudah tertidur pulas terlebih lagi dengan musik yang biasa di setel nya sebagai pengantar tidur. Tapi tidak dengan sekretaris Rai, ia mengira bahwa Arumi masih kesal dengan sikap Lionel yang seenaknya saja membuang makanan yang di pesan oleh Arumi.
Keesokan harinya
Seperti biasa Arumi selalu bangun pagi, bahkan sangat pagi.
Sang mentari belum menunjukkan sinar nya Arumi bangun membuka matanya. Ia meraba mencari ponsel nya.
Arumi melihat jam yang masih menunjukkan pukul 5 pagi. Terlihat ada satu notifikasi pesan dari sekretaris Rai yang belum di baca nya.
Setelah selesai membaca isi pesan tersebut, lantas Arumi langsung saja berlari pergi membersihkan diri, dia bahkan lupa membawa handuk nya.
Sementara itu di kamar Lionel,ia juga sudah bangun karena hari ini ada janji untuk bertemu sang mommy nya, lebih tepatnya sang mommy ingin bertemu dengan pembantu baru nya.
Setengah jam lamanya Lionel menghabiskan waktu untuk membersihkan diri,ia keluar dari kamar nya. Terlihat sekretaris Rai sudah duduk di sofa seperti biasa nya ia selalu bangun lebih awal daripada Tuan nya.
Lionel langsung saja menuju ke kamar Arumi, dia tidak perlu menunggu si empunya kamar untuk membukakan pintu kamar. Karena ia memilih untuk membuka pintu itu dengan kunci cadangan yang diminta nya kepada resepsionis hotel. Menunggu Arumi di ruang tengah kamar hotel.
Lionel sudah menunggu Arumi lebih dari sepuluh menit, tapi yang di tunggu belum juga menampakkan batang hidungnya. Jadilah Lionel masuk kedalam kamar tidur Arumi, karena memang pintu itu tidak terkunci.
Lionel duduk di sofa yang ada di dekat jendela besar yang ada di kamar Arumi. Ia sibuk dengan ponselnya. Sesekali melirik pintu kamar mandi.
Karena sudah cukup lama dia menunggu, akhirnya yang di tunggu keluar juga dari kamar mandi.
Mata Lionel terbelalak, bahkan rasanya, matanya ini ingin keluar ketika melihat Arumi tidak memakai sehelai benang pun untuk menutupi tubuhnya.
Terlihat kulit putih bersih lembut yang sangat menggoda untuk di tandai dengan sebuah karya berwarna merah keunguan.
Bukit kembar yang kencang, yang ingin rasanya di hisap dan di remas bagaikan squishy.
Dan jangan lupa dengan bokong bulat yang ingin rasanya ditampar dengan keras.
Lionel sudah kesusahan menelan Saliva nya. Tubuh nya di buat panas dingin hanya dengan melihat pemandangan ini. Belum pernah ia merasakan hal yang sama ketika ia sedang bercinta dengan istrinya.
Hal gila yang sangat menyiksa diri nya.
Arumi masih belum sadar jika Lionel memperhatikan setiap gerak gerik nya. Setelah selesai dengan urusan yang biasa nya di lakukan oleh setiap wanita. Arumi pergi keluar dari kamar untuk menemui Lionel dan sekretaris Rai.
Arumi hanya melihat sekretaris Rai saja yang sedang duduk di sofa sibuk dengan ponselnya.
"Sekretaris Rai ayo pergi" Ajak Arumi yang sudah berjalan duluan menuju pintu keluar.
"Tunggu dimana tuan?" Tanya sekretaris Rai bingung kenapa hanya Arumi saja yang keluar dari kamar.
"Loh kok tanya sama saya?"Arumi balik bertanya.
"Tadi tuan masuk kedalam kamar anda, beliau menunggu di dalam kamar" Jawab sekretaris Rai yang membuat Arumi langsung saja berlari masuk ke dalam kamar nya lagi.
Arumi tidak melihat ada Lionel didalam. Dia mengecek seluruh ruangan,dan melihat Lionel berbaring di sofa, seperti nya tertidur.
"Apa dia melihat ku tadi?" Tanya Arumi pada diri nya sendiri.
"Aaa! dasar pria mesum! beraninya dia masuk ke dalam kamar seorang gadis!" Ucap Arumi setengah berteriak.
Lionel mendengar semua perkataan Arumi. Dia berusaha sekuat tenaga agar ia tidak ketahuan bahwa telah melihat seluruh tubuh Arumi. Berusaha sekuat tenaga agar tidur pura-pura nya tidak ketahuan.
"Hah! ingin sekali aku memukuli wajah nya itu!" Ucap Arumi yang terdengar sangat jelas bagi orang yang berada di dalam kamar nya.
Arumi sudah mengangkat tangan nya hendak memukuli wajah tampan Lionel.
"Dimana tuan?" Tanya sekretaris Rai menghentikan tangan Arumi.
"Entah lah! udah mati kali!" Ucap nya kesal. Wajah Arumi terlihat merah antara marah dan malu.
"Hei nona jaga perkataan mu!" Teriak sekretaris Rai.
Arumi yang mendengar teriakkan Sekretaris Rai hanya melengos pergi ke ruang tamu.
Sementara itu Lionel dengan segala akting nya dia terbangun dari tidurnya karena mendengar suara teriakan dari sekretaris Rai tadi.
"Sekretaris Rai kenapa kamu berteriak?" Tanya Lionel dengan akting nya.
"Ah tidak ada tuan! jadi anda tertidur di sofa?" Tanya sekretaris Rai yang melihat Lionel seperti tampang bangun tidur. Tapi... Sekretaris Rai terlihat bingung, tumben sekali tuan nya bisa tertidur lagi jam segini. Pikir nya dengan alis mengkerut.
"Hmm... dimana gadis itu? ini sudah jam berapa? ayo kita berangkat?" Ajak Lionel menuju keluar dari kamar Arumi.
Lionel tidak ingin sekretaris Rai menanyakan apapun saat ini.
Arumi berdiri di luar pintu kamar,ia menyenderkan tubuhnya ke dinding melipat kedua tangannya di depan dada, terlihat wajah Arumi masih merah padam antara menahan marah dan malu.
Disaat Lionel ingin keluar dari kamar,Arumi dengan sengaja mengandung kaki Lionel.
Jika tidak di tahan oleh sekretaris Rai mungkin saja Lionel sudah jatuh tersungkur.
Sekretaris Rai mengangkat tangan nya hendak menampar pipi Arumi.
Tapi tidak jadi karena Rai dicekal oleh Lionel.
"Astaga maaf kan saya tuan, saya tidak tahu jika anda ingin keluar dari kamar. Saya tadi berniat ingin memanggil bapak dan sekretaris Rai" Ujar Arumi dengan akting nya. Mata Arumi berkaca-kaca seperti ingin menangis.
"Saya mohon tuan maaf kan saya" Ucap Arumi menunduk dengan suara memelas duduk berlutut di hadapan Lionel. Tubuh Arumi bergetar seperti menangis terisak. Padahal... hal yang sebenarnya terjadi adalah tubuh Arumi bergetar karena kesusahan untuk menahan tawa nya.
Lionel tahu bahwa Arumi sengaja mengandung kaki nya, agar ia terjatuh. Dia tahu bahwa gadis di depannya ini sangat tidak terima jika seluruh tubuh nya sudah dilihat oleh Lionel.
Tapi ini sangat keterlaluan menurut nya.
"Berani-beraninya dia menyandung kaki ku" Batin Lionel menahan emosi.
Melihat Lionel yang menahan emosi sekretaris Rai ingin sekali memberikan hukuman kepada Arumi.
Sementara itu Lionel mendapatkan sebuah ide yang sangat cocok untuk Arumi.
"Kamu memang sangat kurang ajar! saya ingin sekali menghukum kamu sekarang juga!tapi..." Lionel berhenti sejenak.
"Sudahlah! nanti kita terlambat, ayo berangkat sekarang. Hukuman nya akan saya berikan setelah urusan kita selesai" Ucap Lionel dan pergi terlebih dahulu meninggalkan Arumi dan sekretaris Rai.
Arumi berdiri berniat menyusul Lionel,tapi tidak jadi karena tangannya dicekal oleh sekretaris Rai.
"Hei nona... kamu jangan bertindak macam-macam! jika tidak..." Ucapan sekretaris Rai terpotong oleh Arumi.
"Jika tidak apa huh? nanti kita terlambat ayo pergi, kamu tidak lihat pak Lionel sudah pergi duluan karena takut terlambat" Ucap Arumi dengan nada memerintah.
Arumi jalan terlebih dahulu meninggalkan sekretaris Rai. Ingin sekali Arumi tertawa terbahak-bahak karena berhasil mengerjai Lionel. Tapi ia harus menahan nya, karena jika dilihat sekretaris Rai lebih "Galak" daripada Lionel,dan sekretaris Rai sekarang berada di belakang nya. Jadi Arumi berusaha menahan gelak tawanya. Arumi tidak takut untuk membalas jika itu sudah menyangkut harga diri nya.
Seperti nya menjahili majikannya akan menjadi salah satu hobi nya nanti.
Sekretaris Rai sudah duduk di kursi kemudi, dan Lionel duduk di belakang. Arumi bingung harus duduk dimana.
"Jika aku duduk di depan... ada singa galak. Dan jika aku duduk di belakang ada serigala mesum" Batin Arumi.
Lionel yang melihat Arumi bingung ingin duduk di mana, akhirnya memerintahkan kepada Arumi agar duduk di sampingnya.
Dengan terpaksa Arumi duduk bersebelahan dengan Lionel.
Di sepanjang perjalanan Lionel sesekali melirik ke arah Arumi, tapi fokus nya lebih ke dada Arumi yang terlihat kecil, tidak seperti yang dilihat nya tadi ketika Arumi keluar dari kamar mandi tanpa sehelai benang pun menutupi tubuhnya.
"Pantas saja jika sehari-hari itu terlihat kecil, ternyata dia membalutnya dengan kain lalu memakai korset" Batin Lionel yang masih melirik kearah dada Arumi dengan ekor matanya.
Bersambung
Jangan lupa tinggalkan jejak di kolom komentar like and vote oke dan terimakasih atas dukungan dari kalian semua 🤗🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments