Bersama Albi

Pagi di hari Minggu yang cerah ini Arumi ingin bertemu dengan seseorang yang sangat berharga bagi nya.

Sebelum Arumi meminta izin untuk di perbolehkan pergi. Dia bersiap siap terlebih dahulu agar bisa langsung pergi nanti nya. Itupun jika dia di perbolehkan pergi.

Setelah selesai bersiap Arumi menghampiri Lionel dan Gamila yang sedang berenang di kolam renang. Lionel masih sibuk dengan renang nya sementara Gamila sudah duduk di tepi kolam.

"Bu..."panggil Arumi.

"Ya… eh…

"Kamu mau kemana?" Menjawab sapaan dari Arumi dengan pertanyaan , setelah melihat Arumi sangat rapi seperti ingin pergi.

"Apakah saya di perbolehkan izin keluar rumah sebentar? Saya ingin menemui seseorang. Sekalian saya ingin berbelanja karena bahan makanan sudah hampir habis" Seperti biasa Arumi selalu langsung pada intinya.

"Pergilah, kamu pasti bosan juga di rumah teruskan? oh iya tunggu sebentar!" Gamila masuk kedalam, entah apa yang dilakukan nya. Gamila memerintahkan Arumi untuk menunggu nya sebentar.

Tak perlu menunggu cukup lama.

Gamila kembali dengan sebuah amplop di tangan nya.

"Ambil lah ini, untuk uang jajan kamu. Ini berbeda dengan uang bulanan ya!" tegas Gamila.

"Oh ya... kamu bawa card yang saya berikan kemarin kan? Pakai itu saja untuk keperluan rumah!" Dengan nada yang tak ingin dibantah.

Gamila tahu pasti Arumi akan menolak uang jajan yang di berikan nya, karena sebelumnya Gamila pernah memberikan nya uang jajan juga. Uang itu di tolak dengan alasan bahwa Arumi masih memiliki uang untuk jajan.

"Tapi Bu..." Arumi bingung ingin alasan lainnya untuk menolak dengan halus.

"No! ga ada tapi-tapian!" potong Gamila tegas.

"Terima kasih banyak Bu" Jawab Arumi pasrah karena tidak bisa membantah perkataan Gamila.

Lionel menepi ke pinggir kolam karena dia melihat interaksi antara istrinya dan Arumi.

"Sayang ada apa?" Lionel memeluk Gamila dari belakang dan menciumi leher Gamila di depan Arumi.

"Eh... sayang jangan! aku malu ada Arumi di sini" Bisik Gamila pada Lionel. Dia malu dengan kelakuan Lionel pada nya di depan Arumi, Gamila menggeliat berusaha melepaskan pelukan erat dari suaminya itu.

Lionel tidak mau melepaskan pelukannya. Semakin Gamila berusaha untuk melepaskan pelukannya, Lionel malah mempererat pelukannya pada Gamila.

Arumi yang melihat kelakuanku suami Gamila pun hanya berekspresi datar, karena dia sudah berlatih untuk menghadapi adegan yang ada di hadapannya ini di dalam kamar,sebelum menemui Gamila dan Lionel.

Lionel yang melihat ekspresi datar Arumi merasa tertantang untuk melakukan hal lebih, lebih dari sekedar kecupan. Tidak dengan Gamila, dia menahan malu yang teramat dihadapan Arumi, karena ekspresi datar Arumi semakin membuat pipi nya memerah.

"Kenapa dia tidak pergi aku kan malu jadi nya" Batin Gamila terus melirik Arumi.

Setelah sadar dengan ekspresi Gamila yang malu di hadapan nya Arumi pergi meninggalkan mereka.

"Terima kasih bu. Kalau begitu saya permisi" Ujar Arumi.

"Eh... iya... silahkan" Ucap Gamila gelagapan.

Lionel hanya melihat punggung Arumi dari ekor matanya.

Arumi tidak habis pikir dengan kelakuan mesum Lionel di hadapan nya.

"Walaupun itu dengan istrinya sekali pun bukankah seharusnya dia tidak melakukan nya di hadapan gadis polos seperti ku. Astaga... untung aku tadi sudah latihan ekspresi datar nya sekretaris Rai. Tapi seperti nya masih kurang, aku akan meminta tolong pada sekretaris Rai untuk mengajar kan ekspresi datar nya" Batin Arumi.

Dia terkekeh sendiri dengan perkataan nya tentang sekretaris Rai.

***

Di sepanjang jalan di dalam taxi Arumi tidak berhenti memikirkan seorang yang akan di temui nya. Senyum manisnya tak pernah luntur menghiasi wajah cantiknya walaupun dia menggunakan kacamata tebal yang biasa dipakai nya.

Arumi telah sampai di tempat tujuan nya. Dia tidak sabaran ketika dia turun dari taxi yang di tumpangi nya setelah membayar biaya taxi.

" Apa kabar kak?" Sapa Arumi yang mengagetkan wanita di hadapannya.

"Aku? seperti yang kamu lihat, aku tentu sehat-sehat saja. Sudah lama sekali ya kamu tidak kemari?" Ucap penjaga pos.

Arumi tersenyum menanggapi pernyataan penjaga itu.

" Apakah di tempat biasa nya?" Tanya Arumi.

Penjaga itu menganggukkan kepalanya menjawab pertanyaan dari Arumi.

Arumi pergi ke suatu ruangan yang mana biasa ia datangi saat mengunjungi orang yang berharga bagi nya.

Arumi membuka pintu ruangan yang dimaksud penjaga pos tadi. Tiba-tiba saja ada yang memeluk Arumi sambil menangis.

Arumi turun untuk berjongkok mensejajarkan diri nya dengan anak kecil yang memeluk kaki nya sambil menangis tadi.

"Maaf" Ucap Arumi lirih merengkuh tubuh anak kecil dalam pelukannya. Anak kecil yang dalam pelukan terlihat sesegukkan. Arumi sangat merindukan anak kecil ini, dia juga merasa bersalah karena tidak mengunjungi nya selama tiga Minggu ini.

Biasanya Arumi akan menjenguk dan mengajaknya untuk main keluar dari sekolah asrama selama sehari penuh seminggu sekali.

Setelah anak kecil itu selesai dengan tangisnya dia melepaskan pelukannya dari Arumi. Arumi menghapus air mata nya dengan sapu tangan yang di bawa nya tadi.

"Huh!" Anak itu mendengus kesal. Melipat kedua tangan nya didepan dada.

"Ngapain kakak kesini? Albi gak kangen kakak! jadi ga usah kesini" Ujar nya sinis , dia masih kesal.

Arumi tahu bahwa anak kecil ini sangat susah untuk di bujuk, jika tidak memberikan apa yang di mau nya. Beruntung sebelum kesini Arumi menelpon guru pengawas nya. Menanyakan apa yang sering kali di cerita kan anak kecil ini pada teman-teman nya atau pada guru nya. Yah jadi tidak akan terlalu sulit untuk membujuk bocah kecil yang sedang merajuk karena sudah memiliki kartu AS.

Albi Ganzeta adalah adik kandung Arumi. Adik satu-satunya yang Arumi punya, dan satu-satunya keluarga kandung yang masih hidup. Dia lah yang menjadi penyemangat Arumi beberapa bulan terakhir ini.

Sebenarnya terbalik bukan? Arumi lah yang seharusnya bertugas untuk menyemangati adik nya yang masih kecil karena di tinggal oleh kedua orang tua mereka. Tapi justru sebaliknya, Albi lah yang selalu menyemangati Arumi agar selalu kuat untuk menghadapi kehidupan yang keras ini.

Di saat Arumi terpuruk, Albi berubah menjadi sosok lelaki dewasa yang selalu ada untuk arumi. Walaupun Albi masih berumur 7 tahun tapi ada saatnya dia bertingkah menjadi orang dewasa.

Laki-laki yang masih berusia 7 tahun itu kesal dengan Arumi yang selama tiga Minggu ini tidak pernah menjenguk nya ke sekolah asrama. Walaupun Arumi menelpon nya, tapi itu tidak mengurangi rasa rindu yang di rasakan Albi karena tidak melihat kakak tersayang nya.

"Kamu tahu?" Tanya Arumi.

"Gak tahu!" Jawab Albi ketus. Membuat Arumi terkekeh kecil melihat tingkah laku nya.

Arumi menarik kedua sudut bibirnya melihat tingkah laku adik nya ini.

"Padahal kakak berharap Albi tahu, kalau kakak mencari uang untuk membeli ini" Arumi memasang wajah sedih yang di buat-buat nya sambil memamerkan dua tiket di tangan nya.

Albi langsung saja merebut dua tiket yang di pegang Arumi , matanya berbinar melihat ke dua tiket itu. Tiket bermain ke taman hiburan terbesar lah yang menjadi kartu as Arumi.

"Ayo kita pergi" Ajak Albi yang tidak sabaran menarik tangan Arumi, dia melupakan sejenak kesedihan nya yang tidak bertemu Arumi selama tiga Minggu ini.

Lihat lah Albi sudah kembali menjadi adik manja nya lagi setelah Arumi mengeluarkan kartu AS nya.

Di sepanjang perjalanan ke taman hiburan Albi tak berhenti berceloteh dengan riang apa saja yang dilakukan nya selama tiga Minggu ini. Tiga Minggu tanpa bertemu dengan Arumi.

Arumi sesekali menyahut cerita adik nya tak kalah gembira. Dia juga menceritakan bahwa ia bekerja dengan orang baik, jadi adik nya tak perlu mengkhawatirkan keadaan Arumi lagi.

Setelah sampai di tempat tujuan Albi berteriak senang sambil menarik tangan Arumi agar mempercepat langkahnya untuk masuk ke dalam taman hiburan.

"Kak aku mau itu" Tunjuk Albi pada permen kapas.

Arumi dan Albi menghabiskan waktu mereka bersama dengan mencoba semua permainan yang ada.

Sudah waktunya untuk makan siang mereka pergi mengantri untuk membeli makan siang mereka. Arumi dan Albi menghabiskan makan siang nya di salah satu meja dengan tiga kursi kosong. Hari ini sangat ramai sekali pengunjung, jika Arumi tidak memegang tangan Albi mungkin saja Albi bisa hilang dari pandangan nya.

Di saat baru saja tiga gigitan Burgerkill yang di gigit Arumi. Datang tamu tak diundang duduk di antara Arumi dan Albi. Di bangku kosong diantara mereka.

Bersambung

Jangan lupa tinggalkan jejak di kolom komentar like and vote oke dan terimakasih atas dukungan dari kalian semua 🤗🤗

Terpopuler

Comments

Alya Yuni

Alya Yuni

Bukannya prgi mlhan nikmati dsar bodoh

2022-08-20

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Awal mula
3 Cewek cupu
4 Pergi
5 Benda Keramat
6 Apa dia cantik?
7 Meminta Izin
8 Kencan
9 Bersama Albi
10 Taman Hiburan
11 Mimpi Buruk
12 Lapar
13 Tuan pilih-pilih makanan
14 Ada apa dengan jantung ku?
15 Undangan
16 Singa dan Serigala
17 Kamu
18 Memohon
19 Dua puluh Miliyar
20 Takdir kejam part 1
21 Takdir kejam part 2
22 KEPO
23 Sesi Foto
24 Di tolak
25 Mencuri
26 Menghindar
27 DYA boutique
28 Gaji mu akan ku potong
29 Liburan tiga hari
30 Pengganti
31 Hal tak terduga
32 Tidak boleh terjadi
33 Tolong
34 Maaf
35 Kedatangan Lais
36 Aku masih mencintai nya
37 Calon kekasih
38 Rasa apa ini?
39 Tidak ada rasa
40 Menjadi Kakak
41 Adik-adik baru
42 Makhluk halus
43 Bubur
44 Malam yang panjang
45 Panggil Arumi !
46 Aku suka kamu
47 Ada apa dengan ku ?
48 Ada apa dengan nya ?
49 Aku adalah pembantu
50 Cerita novel
51 Ricki
52 Cucu untuk papa
53 Obat
54 Bocah
55 Tidak enak !
56 Hanya untuk berdiri
57 Pahit
58 Gamila
59 Pucuk dicinta ulam tiba
60 Tampan
61 Marah
62 Berdebar
63 Diabaikan
64 Puzzle
65 Mengerikan
66 Konyol
67 Takdir
68 Visual
69 Rencana (Rio)
70 Kemungkinan terburuk
71 Bertaruh
72 Maju atau mundur
73 Benar-benar gila
74 Trending topik
75 Diskusi keluarga
76 Diskusi keluarga 2
77 Dalang
78 Kaum rebahan
79 Curhat
80 Membingungkan
81 Akhirnya
82 Berbisik
83 Memasak
84 Mendadak
85 Pembantu
86 Aib
87 Jangan sembarang
88 Obrolan malam
89 Berdoa
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Prolog
2
Awal mula
3
Cewek cupu
4
Pergi
5
Benda Keramat
6
Apa dia cantik?
7
Meminta Izin
8
Kencan
9
Bersama Albi
10
Taman Hiburan
11
Mimpi Buruk
12
Lapar
13
Tuan pilih-pilih makanan
14
Ada apa dengan jantung ku?
15
Undangan
16
Singa dan Serigala
17
Kamu
18
Memohon
19
Dua puluh Miliyar
20
Takdir kejam part 1
21
Takdir kejam part 2
22
KEPO
23
Sesi Foto
24
Di tolak
25
Mencuri
26
Menghindar
27
DYA boutique
28
Gaji mu akan ku potong
29
Liburan tiga hari
30
Pengganti
31
Hal tak terduga
32
Tidak boleh terjadi
33
Tolong
34
Maaf
35
Kedatangan Lais
36
Aku masih mencintai nya
37
Calon kekasih
38
Rasa apa ini?
39
Tidak ada rasa
40
Menjadi Kakak
41
Adik-adik baru
42
Makhluk halus
43
Bubur
44
Malam yang panjang
45
Panggil Arumi !
46
Aku suka kamu
47
Ada apa dengan ku ?
48
Ada apa dengan nya ?
49
Aku adalah pembantu
50
Cerita novel
51
Ricki
52
Cucu untuk papa
53
Obat
54
Bocah
55
Tidak enak !
56
Hanya untuk berdiri
57
Pahit
58
Gamila
59
Pucuk dicinta ulam tiba
60
Tampan
61
Marah
62
Berdebar
63
Diabaikan
64
Puzzle
65
Mengerikan
66
Konyol
67
Takdir
68
Visual
69
Rencana (Rio)
70
Kemungkinan terburuk
71
Bertaruh
72
Maju atau mundur
73
Benar-benar gila
74
Trending topik
75
Diskusi keluarga
76
Diskusi keluarga 2
77
Dalang
78
Kaum rebahan
79
Curhat
80
Membingungkan
81
Akhirnya
82
Berbisik
83
Memasak
84
Mendadak
85
Pembantu
86
Aib
87
Jangan sembarang
88
Obrolan malam
89
Berdoa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!