"Ah maaf kan saya nona" ucap orang yang menabrak Arumi. Dia mengulurkan tangannya untuk membantu Arumi berdiri.
"Tidak apa-apa pak, saya yang tidak berhati-hati saat berjalan" Karena Arumi mendengar suara orang yang menabrak nya adalah suara seorang pria, dia tidak jadi menerima uluran tangan orang tersebut. Arumi hanya bersikap waspada karena ini bukan di lingkungan nya. Di hotel bisa terjadi apa saja bukan. Pikir Arumi.
Arumi masih belum melihat siapa orang yang menabrak nya, dia memilih untuk menundukkan kepalanya, dia mengucapkan kata maaf, lalu pergi meninggalkan orang tersebut menuju kamar nya.
Pria yang menabrak Arumi tadi merasa di acuhkan. Kesal rasa nya di acuhkan seperti ini. Pikir pria itu.
Pria itu mencekal lengan Arumi agar berhenti, setidaknya melihat kearah nya saja itu sudah cukup. Pikir pria itu.
"Tunggu sebentar nona" Ucap nya memberhentikan Arumi.
Arumi membalikkan badannya menatap pria yang menabraknya tadi.
"Paman" Ucap Arumi kaget.
Yap pria yang menabrak Arumi tadi adalah Lais, si paman rumput laut panggilan yang di berikan oleh Albi. Lais melepaskan lengan Arumi yang di pegang nya. Dia merasa sedikit kesal karena Arumi masih saja memanggil nya paman.
Seperti adik nya. Pikir Lais.
Lais sudah mengetahui siapa Arumi dan anak kecil yang bersamanya waktu itu. Bagi Lais hanya dengan mengetahui bahwa Albi adalah adik Arumi, dan Arumi belum menikah. Dan terakhir adalah Arumi masih siswa SMA tingkat akhir itu sudah cukup untuk nya menjadi informasi. Ya hanya sebatas itu saja yang diketahui Lais tentang Arumi.
"Lais... nama ku kak Lais" ucapnya penuh penekanan.
"Hemm oke kak... La Lais" Ucap Arumi terpaksa.
"Maaf ya kak Lais saya ingin segera ke kamar, ingin istirahat" Ucap Arumi tidak ingin terlalu berlama-lama dengan orang asing yang sudah tiga kali di temui nya ini. Terlebih ini salah satu peraturan aneh dari majikan nya yang tidak memperbolehkan Arumi untuk mengobrol lama dengan orang asing (dengan alasan tidak ingin menemukan mayat Arumi sehabis mengobrol dengan orang asing).
Apalagi mengobrol nya pas di depan kamar majikannya itu.
Lais tidak sempat menjawab pernyataan Arumi, karena setelah mengatakan itu Arumi langsung pergi meninggalkan nya. Lais menatap punggung Arumi yang berjalan menuju kamar nya.
"Sial!" Umpat Lais.
"Kenapa susah sekali mendekati nya" Gumam Lais frustasi.
"Tapi... menarik! Tidak seperti wanita di luar sana. Hanya dengan senyuman manis saja yang ku berikan sudah mau merangkak naik ke atas ranjang ku" Ujar Lais dengan senyum devil di wajah nya.
Lais pergi menuju kamar nya sendiri. Tanpa dia ketahui ada sepasang mata yang melihatnya dengan tatapan marah. Sepasang mata itu mendengar semua perkataan Lais.
Sepasang mata yang mendengar dari balik pintu adalah Lionel sendiri. Awalnya Lionel ingin pergi ke kamar Arumi memberi kan ponsel nya yang tertinggal di dalam kamar nya. Terlebih lagi ada yang menelpon Arumi maka dari itu Lionel berniat untuk memberikan secara langsung kepada Arumi. Tapi ia tidak menyangka bahwa Arumi kenal dengan salah satu orang penting di negara ini. Lionel tidak jadi memberikan hp Arumi, dia lebih memilih untuk mendengarkan pembicaraan mereka. Yang membuat nya terkejut adalah ketika mendengar perkataan terakhir dari pria itu.
Ya Lionel marah!!
"Tunggu kenapa aku harus marah ketika mendengar perkataan terakhir nya?" Lionel bertanya pada diri nya sendiri.
"Tidak! Tidak! Aku tidak marah, aku hanya tidak ingin mempunyai seorang pembantu ******! ya hanya itu saja! makanya aku tidak suka mendengar perkataan terakhir nya itu!" Ucap Lionel tegas dan penuh penekanan pada diri nya sendiri.
Setelah Lais pergi, Lionel keluar dari kamar nya, mengetuk pintu kamar Arumi.
Arumi tidak mendengar ketukan pintu kamar nya, karena dia menghidupkan musik dengan suara kencang dari laptop nya. Arumi tahu bahwa ponsel nya tertinggal di dalam kamar Lionel, dia sangat lelah jika harus kembali lagi ke kamar Lionel. Lebih tepat nya tidak ingin bertemu dengan si "Paman rumput laut".
Sementara itu Lionel sudah sangat kesal karena Arumi tidak juga membuka pintu kamar nya. Ia kembali lagi ke kamar nya, meminta sekretaris Rai untuk membuka kan pintu kamar Arumi. Lionel sengaja meminta kepada resepsionis hotel untuk memberikan kunci kamar Arumi. Sekali lagi dengan alasan "Tidak ingin menemukan mayat Arumi di dalam kamar hotel" Tidak ingin Arumi yang sudah menjadi mayat pun merepotkan nya. Itulah alasan Lionel.
sekretaris Rai membukakan pintu kamar Arumi, mereka mendengar suara musik dari arah laptop Arumi.
Sementara itu Arumi masih belum mengetahui bahwa Lionel dan sekretaris Rai sudah ada di dalam kamar nya.
Sekali lagi Lionel membelalakkan matanya ketika melihat Arumi hanya menggunakan tank top dan hotpants saja. Sangat berbeda dengan penampilan Arumi tadi. Bukan hanya Lionel, Sekretaris Rai pun juga tidak percaya jika yang ada di hadapannya ini adalah Arumi yang selalu memakai pakaian yang serba kebesaran.
Sexi!!
Batin kedua pria dewasa itu.
Lionel tersadar, bukan hanya dia saja yang ada di dalam kamar Arumi, tapi juga ada Sekretaris Rai.
"Rai tutup mata mu!" Perintah Lionel dengan berteriak.
Dengan teriakan dari Lionel pun Arumi masih saja belum bangun.
"Cih! Kenapa hanya saya saja yang menutup mata tuan? dan kenapa anda boleh melihat nya?" Batin sekretaris Rai tapi tetap menurut juga untuk menutup matanya.
Lionel mematikan musik yang Arumi hidup kan.
Arumi yang merasa heran musik nya mati pun membuka matanya.
Karena laptop Arumi berada di dekat kepalanya di atas kasur. Arumi pun tidur telungkup, untuk menghidupkan kembali musik nya yang mati tadi. Arumi masih tidak tahu bahwasanya Lionel sudah berdiri di samping ranjang nya.
Lionel ber sidekap dada melihat Arumi yang masih tidak menyadari dirinya sudah berdiri di samping ranjang nya. Sementara itu sekretaris Rai lebih memilih untuk meninggalkan Lionel dan Arumi berdua di kamar.
"Untuk apa aku disini jika tidak boleh membuka mata ku" Batin sekretaris Rai meninggalkan kamar Arumi menuju ruang tamu yang ada di kamar itu.
Saat ini bukan rasa kesal yang menguasai Lionel, tapi rasa ingin menyentuh setiap inci permukaan kulit putih Arumi.
Lionel menjadi gagal fokus saat Arumi membalikkan badannya dan tidur telentang. Matanya terfokus pada bukit kembar Arumi yang seperti nya lebih besar dari tangan nya. Lionel bergantian melihat tangan nya sendiri.
"Kenapa saat berpakaian sehari-hari itu terlihat kecil?" Batin Lionel kembali fokus pada bukit kembar Arumi.
Lionel yang merasa terganggu dengan suara musik yang di hidupkan Arumi, mematikan lagi musik itu lalu memindahkan laptop Arumi ke atas nakas di samping ranjang.
Arumi tidak bangun atau pun membuka matanya untuk menghidupkan kembali musik nya yang di matikan Lionel seperti sebelumnya. Saat ini Arumi benar-benar sudah tertidur pulas.
Lionel yang melihat Arumi tidak bangun pun melambaikan tangan nya di hadapan Arumi.
"Mungkin dia benar-benar lelah" Batin Lionel.
Lionel memajukan wajahnya untuk melihat Arumi dari dekat. Sangat dekat. Hanya tinggal 2 inci saja, wajah mereka akan saling beradu.
Deru nafas yang salin beradu, menerpa wajah keduanya.
Deg!
Saat Lionel merasakan ada yang aneh dengan jantung nya, ia pun berdiri tegak kembali seperti semula.
"Aneh! ada apa dengan jantung ku? kenapa dia berdetak cepat sekali?" Lionel bertanya pada diri nya sendiri.
"Aku harus periksa kesehatan ku lagi seperti nya" Gumam Lionel.
"Tuan, ada telpon dari nyonya besar meminta anda untuk ikut makan malam di restoran X" seru Sekretaris Rai yang tiba-tiba muncul.
"Dari mana mereka tahu bahwa aku ada di sini" Tanya Lionel yang masih memperhatikan Arumi.
"Seperti nya dari nona Gamila" Jawab sekretaris Rai, karena tadi saat nyonya Danindra menelpon nya, Nyonya Danindra mengatakan "kata Gamila kalian sekarang berada di London" itulah yang menjadi alasan utama sekretaris Rai mengatakan, dari Gamila lah informasi nyonya Danindra.
Sekretaris Rai terlebih dahulu keluar dari kamar Arumi. Meninggalkan lagi keduanya dalam satu ruangan.
Karena Arumi sudah tertidur pulas, Lionel pun meletakkan hp Arumi di samping laptop tadi. Lalu menyelimuti tubuh Arumi dengan selimut.
Lionel pergi meninggalkan kamar Arumi. Dia mengajak sekretaris Rai untuk ikut bersama nya, karena hari ini pas sekali orang tua Lionel sedang honeymoon di London.
Dalam perjalanan menuju tempat orang tua Lionel sedang melaksanakan honeymoon mereka, sekretaris Rai ingin sekali bertanya tentang apa yang di lakukan oleh majikannya ini ketika ia sudah pergi dari kamar Arumi, karena sekretaris Rai merasa ada yang "Aneh" karena beberapa kali terlihat Lionel mengelus dadanya sendiri. Tapi sekretaris Rai ingin memilih untuk bungkam saja. Biarlah itu menjadi urusan Tuanya saja. Pikir sekretaris Rai. Tapi...
"Bagaimana jika Tuan merasakan sakit di dadanya, atau ada yang bermasalah dengan jantung beliau?" Sekretaris Rai berperang batin.
"Tuan ada apa dengan jantung anda? apakah ada yang sakit?" Tanya sekretaris Rai melihat ke belakang dimana Lionel duduk.
Sontak saja Lionel yang ingin mengelus dada nya lagi tidak jadi, karena pertanyaan yang diajukan oleh sekretaris Rai.
"Tidak!" Jawab Lionel tegas.
"Sebenarnya aku juga tidak tahu kenapa dengan jantung ku" Lionel membatin. Biarlah sekretaris Rai untuk tidak mengetahui hal ini dahulu. Pikir Lionel.
Bersambung
Jangan lupa tinggalkan jejak di kolom komentar like and vote oke dan terimakasih atas dukungan dari kalian semua 🤗🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Xena De vania
dag dig dug serrr 😁
2021-01-16
0