Seharusnya Lionel tidak memasang ekspresi wajah yang sedang memiliki sesuatu berharga. Ekspresi wajah yang sedang melindungi barang berharga nya, yang hanya di tunjukkan kepada Jengkol. Terlambat sudah… Fathan sangat mengetahui ekspresi yang di perlihatkan Lionel tadi.
Yah siang ini Lionel terpaksa harus berbagi benda keramat nya dengan Fathan.
Dua orang di depan sekretaris Rai adalah pecinta jengkol.
"Lio kok gak enak sih semur jengkol nya?" Tanya Fathan di sela makan nya.
"Gak enak?" Apa maksud kamu? Kalau tidak enak sini biar aku yang menghabiskan semua nya!" Jelas Lionel merasa kesal. Jelas-jelas ini makanan terenak karena beberapa tahun terakhir ini dia tidak pernah mencicipi jengkol. Apalagi saat Daddy nya mulai pensiun, dan membawa chef tercinta nya yaitu mommy nya pergi untuk honeymoon yang kedua. Eh…seperti nya untuk yang kesekian kalinya.
Lionel menarik kotak makan siang nya .
"Hei maksud ku, gak enak kalau sedikit, apalagi berbagai dengan mu!" ucap Fathan menarik kotak makan siang Lionel agar dia juga bisa menikmati makanan favorit nya.
Sekretaris Rai hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah laku dua orang manusia di hadapan nya ini. Mereka masih fokus dengan si jengki, sekretaris Rai sudah selesai makan nya terlebih dahulu sebelum mereka.
Setelah selesai makan siang dan sudah merasa kenyang Fathan menyenderkan kepalanya di sofa menikmati proses turunnya nasi di dalam perut nya.
"Siapa yang memasak?" Tanya Fathan memejamkan mata nya.
"Pembantu baru ku" Jawab Lionel yang kembali lagi berkutat dengan berkas-berkas nya yang hanya tinggal di tanda tangani.
"Sudah kuduga" menyambar cepat perkataan Lionel.
"Apa nya?" Tanya Lionel yang masih fokus pada berkas-berkas nya.
"Sudah kuduga tidak mungkin Gami yang memasak nya" Dengan nada yang meremehkan.
"Cih" Lionel hanya mendengus saja.
"Apa dia cantik?" Tanya Fathan lagi.
Lionel hanya diam saja, malas jika meladeni Fathan.
"Rai?" mengalihkan pertanyaan nya kepada Rai.
"Tidak tahu tuan, sebaiknya anda melihat nya sendiri" Sekretaris Rai tidak menjawab pertanyaan Fathan.
"Baiklah"
Suasana hening mendominasi ruangan ini.
Setelah selesai dengan berkas-berkas yang harus di tandatangani. Lionel duduk lagi di samping Fathan yang sedang memejamkan mata nya. Di ikuti dengan sekretaris duduk di hadapan mereka.
"Bagaimana?" Lionel memulai pembicaraan mereka.
"Huh!" Fathan menghembuskan nafas nya kasar.
"Mereka tidak mau jika menyetujui proyek nya sekarang" Jawab Fathan singkat.
"Kenapa?"
"Sekretaris dari CEO sebelum nya bilang, kami hanya bisa melakukan proyek kecil, karena Pengganti CEO lama itu sedang berkabung,CEO baru masih dalam berkabung dan dia berkabung selama 2 tahun. Jadi jika kita mau melakukan kerja sama dengan mereka. Maka kita harus menunggu CEO baru itu" Ucap Fathan panjang lebar.
"1 tahun 6 bulan lagi kita harus menunggu?" Ujar Lionel mengingat kapan terjadinya kecelakaan pada CEO perusahaan nomer satu di Inggris.
"Ya"
"Jika kita menginginkan kesuksesan yang besar. Apalagi perusahaan mereka nomer satu di Inggris" meyakinkan ucapan nya sendiri.
"Kau benar!kita harus menunggu 1 tahun 6 bulan untuk keuntungan yang besar" ucap Lionel, dia tidak akan mundur untuk mencapai tujuan yang selama ini ia ingin kan. Tujuan untuk bekerja sama dengan perusahaan nomer satu di Inggris, perusahaan ZETA corp.
"Sebenarnya siapa CEO nya sekarang?" Tanya Lionel pada Fathan yang masih belum membuka mata nya.
"Entahlah tidak ada yang tahu, bahkan media juga tidak pernah memberitakan siapa anak-anak tuan Zeta dan nyonya zeta, jika ada berita tentang anak mereka ada kemungkinan anak nya lah yang akan menjadi CEO selanjutnya, tapi jika mereka mempunyai anak" Jelas Fathan.
Lionel hanya manggut-manggut saja. Mengerti ucapan Fathan.
"Rai apakah kau bisa mencari tahu ?" Tanya Lionel pada sekretaris Rai.
"Baik tuan akan saya cari tahu" sekretaris Rai undur diri untuk melaksanakan tugas dari tuannya.
Beberapa menit kemudian sekretaris Rai masuk kembali ke dalam ruangan Lionel.
"Tuan ada telpon dari nona" Sekretaris Rai menyerahkan hp milik nya pada Lionel.
"Halo sayang ada apa?
***
Ketika Arumi membuka pintu kelas ia di sambut dengan air yang jatuh dari arah atas yang di ganjal dengan pintu. Dan ember yang berisi air itu pun membasahi tubuh Arumi.
Mereka yang menyaksikan kejadian itu tertawa, apalagi si empu yang menjadi ulah Kejadian itu. Tapi ada juga yang menatap nya iba. Orang-orang yang menatap iba Arumi ingin sekali menolong nya , tapi apalah daya. Mereka tidak berani melakukan nya.
"Cewek cupu belum mandi ya?" Tanya si empu yang menjahili Arumi. Ya dia adalah Delvin anak paman Arumi.
Arumi tidak menjawab pertanyaan Delvin. Dia Hanya berjalan berbalik arah membawa ember tadi yang menyirami nya.
Arumi berjalan menuju kamar mandi. Untung hari ini ada pelajaran olahraga jadi dia bisa memakai baju olahraga nya.
Lebih menguntungkan nya lagi, hari ini para guru mengadakan rapat dengan kepala sekolah mengenai lomba fisika tingkat internasional terbuka jadi siapa saja bisa mengikuti lomba tersebut bahkan anak yang tidak sekolah sekaligus asalkan dia bisa mengikuti lomba itu. Dan para guru rapat untuk membahas mengenai siapa yang akan menjadi perwakilan dari sekolah mereka. Jadi Arumi tidak akan di marahi oleh guru karena salah pakai seragam sekolah.
Jam kosong panjang ini di gunakan Arumi untuk membaca novel kesukaan nya di perpustakaan sekolah. Di perpustakaan sekolah lebih aman daripada tempat mana pun. Selain di rumah, tempat kerjanya. Juga salah satu tempat yang aman.
Karena penjaga perpustakaan ini adalah seorang mantan preman. Jadi siapa pun yang membuat ulah di perpustakaan akan berurusan dengan si penjaga perpustakaan.
Arumi lumayan dekat dengan penjaga perpus, mungkin selama dia bersekolah di sini, hanya penjaga perpus saja yang berani berbicara dengan nya, karena tak ada yang berani mengancam nya, bahkan Delvin juga tak bisa melawan penjaga perpus.
Arumi tenggelam dengan isi novel yang di bacanya sampai ia tidak menyadari bahwa bel waktu pulang sekolah telah berbunyi. Hingga suara seseorang menarik Arumi dari tenggelam nya lautan cerita novel.
"Arumi bel pulang sudah berbunyi,apa kamu tidak pulang?" Tanya asal suara.
Arumi masih belum terlalu keluar dari tenggelam nya. Sampai si empu suara menyentuh pundak Arumi.
"Eh" Arumi berjingkrak kaget melihat orang yang menyentuh pundak nya. Dia lega setelah melihat si penjaga perpus lah yang menyentuh pundak nya.
"Hmm kenapa kak?" Tanya Arumi setelah bisa menormalkan rasa kagetnya.
"Ayo pulang, aku akan mengantarkan mu" Ujar nya.
"Bolehkah? apa tidak merepotkan kakak?"
"Tidak" Ucap nya tegas.
"Ayo kita pulang" Sambung nya lagi sambil menggandeng tangan Arumi.
"Ayo Arumi, my baby udah nungguin kita di parkiran" Sambil menarik tangan Arumi agar mempercepat langkahnya.
Ya penjaga perpus lah yang menarik tangan Arumi. Nama nya Reman karena plesetan dari kata preman, tidak ada yang mengetahui siapa nama asli penjaga perpus ini kecuali istrinya yang seorang guru bimbingan konseling di SMA high school sekolah nya Arumi, kepala sekolah, dan Arumi sendiri.
Setelah mereka sampai di parkiran, Arumi memberi salam kepada guru bimbingan konseling nya yaitu ibu Zenia. Zenia lah yang telah membuat Reman berubah menjadi lebih baik dan tidak menjadi preman lagi. Kekuatan cinta yang dahsyat, bisa merubah seseorang.
Bersambung
Jangan lupa tinggalkan jejak di kolom komentar like and vote oke dan terimakasih atas dukungan dari kalian semua 🤗🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Maisa leta
Like like like 😊...
Semangat terus kakak author ✊
Salam dari Tulang Rusuk Dan Tulang Punggung 😊
2020-07-23
1