Pergi

"Astaga mama" Teriak paman Arumi.

Lelaki paruh baya itu menghampiri Arumi yang terduduk lemas dilantai dalam kondisi yang tidak bisa untuk di jelaskan lagi, walaupun begitu Arumi tetapi kuat, bahkan dia tidak mengeluarkan setetes pun air matanya.

"Ma! apa yang telah kau lakukan?" Bentak lelaki paruh baya itu pada istrinya.

Istri dan anak nya itu hanya mendengus kesal ke arah nya dan Arumi.

"Kau bela saja terus anak pembawa si*l ini" Bentak nya.

"Kau tidak lihat apa yang telah dilakukan anak pembawa si*l ini pada anak ku yang tampan hah?" sambungnya dengan nada marah.

"Memang apa yang di lakukan Arumi? sampai kau harus mencambuk nya dengan ikat pinggang itu?" Tanya paman Arumi yang sedang menahan emosi nya, karena melihat keadaan keponakan kesayangan nya.

"Pasti Delvin dulu yang mengganggu Arumi" Ucap Dawas paman Arumi.

"Yak Kau bela saja terus anak pembawa si*l ini, bahkan kau lebih mempercayai nya di bandingkan aku, istri mu!" cerca Mahyra dengan nada yang meremehkan.

"Dengar Dawas! Jika kau tidak mengusir anak pembawa si*l ini dari rumah maka..." sambung Mahyra , terdiam sejenak.

"Lebih baik kita pisah! aku tidak tau apa lagi yang akan di lakukan pembawa si*l ini pada anak ku nanti nya" Setelah mengatakan itu Mahyra dan Delvin pergi meninggalkan mereka berdua.

"Mana yang sakit nak?" Tanya Dawas pada Arumi.

"Maaf kan kelakuan bibi mu ya nak" Pinta Dawas lagi ketika tidak ada jawaban dari Arumi.

Arumi mendongakkan kepalanya, dia tersenyum sangat manis memamerkan gigi putih nya.

"Tidak apa paman, memang Arumi yang salah" Jawab Arumi menahan segala rasa yang bergemuruh di dadanya. Ketika mendengarkan kata " Anak pembawa sial"

Melihat senyum Arumi, perih di dada yang di rasakan nya.

"Tapi..."

"Paman tidak percaya dengan apa yang Arumi katakan?" Tanya Arumi menggenggam tangan Dawas.

"Arumi tidak apa-apa paman, percaya lah!!" Ucap nya meyakinkan Dawas.

"Memang Arumi yang salah telah memukul Delvin tadi, lagi pula hanya begini saja mah, tidak sakit paman, paman tahu kan seberapa kuat nya Arumi?" Jawab Arumi dengan bangga menampilkan senyum yang membuat hati Dawas semakin perih melihat keadaan keponakan ini.

"Kalau begitu Arumi ke kamar dulu paman, mau ganti baju dulu" belum sempat Dawas mengatakan satu patah kata pun, Arumi pergi meninggalkan nya di depan pintu rumah menuju kamar nya.

Setelah kepergian Arumi Dawas menuju ke tempat dimana istri dan anak nya berada.

"Ma..." panggil Dawas pada istrinya.

Mahyra hanya meliriknya sekilas, dia masih kesal dengan sikap suami nya itu. Karna suaminya itu selalu membela Arumi dari pada membela istri dan anaknya sendiri dalam segala hal.

"Maa..." panggil Dawas lagi.

"Apa?"jawab nya kesal.

"Ma... Arumi itu keponakan aku ma, aku telah berjanji pada kakak untuk menjaga mereka" Ucap Dawas lembut menenangkan istrinya.

"hey! pembawa sial itu hanya keponakan mu, sementara Delvin anak mu, darah daging mu" sambar Mahyra marah.

Mahyra masih tak terima jika Arumi telah membuat wajah tampan anak nya itu babak belur.

Mahyra tetap bersikeras untuk mengusir Arumi dari rumah nya ini. Titik tidak pakai koma , tidak bisa untuk di bantah lagi.

***

Arumi kesulitan ketika melangkah menuju kamar nya. Di dalam kamar, Arumi dapat mendengar suara teriakan dari bibinya.

Bibinya tetap bersikeras untuk mengusir Arumi dari rumah nya. Jika tidak, Bibinya mengancam dengan mengatakan bahwa ia dan anak nya yang akan pergi dari rumah ini.

Tentu saja paman Arumi tidak menginginkan kedua hal itu terjadi. Dia mencintai istri dan anak nya, tapi dia juga menyayangi keponakan kesayangan nya.

Itu yang Arumi tangkap dari pembicaraan paman dan bibi nya dari dalam kamar.

Arumi tidak ingin membuat paman dan bibinya bertengkar hebat lagi karena dirinya.

Jadilah Arumi membereskan baju dan barang-barang nya. Setelah itu dia pun menulis surat untuk diberikan kepada pamannya.

" Bik..." panggil Arumi.

Terlihat dari reaksi kaget yang di perlihatkan para pelayan yang sedang masak untuk makan malam itu ketika melihat kopper kecil dan ransel yang Arumi sandang di punggung nya. Sama seperti saat pertama kali nya Arumi menginjak kan kaki di rumah ini.

"Non... apa non Arumi serius akan pergi dari rumah ini? " Tanya pelayan yang paling tua.

Ya pelayan itu sangat mengenal siapa sebenarnya Arumi ini. Karna dia telah lama menjadi pelayan di rumah ini bahkan sebelum majikan nya menikah dengan nyonya majikan.

Arumi hanya mengangguk mantap. Dia menyerahkan surat yang ia tulis tadi untuk di serahkan kepada pamannya.

Bibik itu dibuat bingung oleh Arumi.

"Tolong bibik serahkan kepada paman" Pinta Arumi.

"Tolong kalian jaga paman dengan baik. Jika ada kesempatan Arumi akan mengunjungi kalian dan paman" Pinta Arumi melihat para pelayan yang ada di dapur.

"Dan juga... jaga diri kalian baik-baik.kalau begitu Arumi pergi dulu..." Pamit Arumi pada mereka semua.

Mereka semua tak tahu harus mengatakan apa. Mereka melihat punggung Arumi yang mulai ditelan pintu utama rumah ini. Mereka sangat ingin mencegah kepergian Arumi tapi tidak mereka lakukan karena mereka tak punya kuasa.

Kepala pelayan memerintahkan untuk semua nya melanjutkan pekerjaan mereka yang tertunda sesaat. Walaupun dengan berat hati mereka mengerjakan nya. Karena mereka juga tak ingin kena ledakan amarah dari nyonya mereka.

Setelah makan malam ditata di atas meja dengan baik. Dan mereka ingin melanjutkan tugas mereka yang lainnya yaitu bergosip

Bergosip tentang kejadian yang ada di rumah ini. Ya karna biasanya tugas mereka selesai setelah semua nya makan malam. Jadi mereka punya waktu untuk bersantai, yang mereka gunakan untuk bergosip.

Tiba-tiba saja terdengar suara teriakan dari nyonya mereka. Itu membuat mereka berhenti bergosip.

"Anak pembawa si*l keluar kau dari kamar!" Teriak Mahyra nyaring.

"Maa... bahasa nya yang sopan sedikit! " Ingat Dawas.

Para pelayan sebenarnya ingin memberitahukan kepada kedua majikan nya tentang kepergian Arumi, tapi karna melihat amarah dari nyonya mereka yang meledak-ledak, tidak ada yang berani memberi tahu kan berita tersebut.

Mahyra merasa Arumi sangat lama keluar dari kamar nya. Entah apa yang di lakukan nya di dalam kamar. Mahyra yang merasa kesal langsung saja mendobrak pintu kamar Arumi.

" Dimana Arumi? " tanya Dawas cemas kepada para pelayan ketika tidak melihat Arumi di kamar nya. Ya dia bertanya pada para pelayan sedang menonton istrinya yang meledak-ledak.

"Ah... anak pintar" Ucap Mahyra.

"Ternyata aku tidak harus menyeret nya keluar dari rumah ini. Cukup tahu diri juga" Sambung Mahyra dengan raut wajah senang.

Setelah mengatakan itu Mahyra melenggang membawa Delvin pergi, entah kemana. Dan meninggalkan Dawas yang bertanya pada para pelayan kemana perginya Arumi.

Setelah kepergian nyonya mereka,barulah bibi memberikan surat yang di titipkan Arumi tadi.

"Tuan ini surat yang ditulis oleh nona Arumi untuk tuan" Ucap bibik yang memegang surat dari Arumi.

Setelah Dawas menerima surat itu,bibik yang di tugas kan oleh Arumi tadi, pergi undur diri untuk melanjutkan tugasnya.

Dawas menatap surat itu dengan tatapan tak percaya apa yang di tulis oleh Arumi dengan tangan cantik nya.

Dia merasa gagal jadi paman yang baik untuk Arumi. Dan Dawas merasa gagal karena tidak dapat memenuhi permintaan terakhir kakak nya.

Flashback off

Bersambung

Jangan lupa tinggalkan jejak di kolom komentar like and vote oke dan terimakasih atas dukungan dari kalian semua 🤗🤗

Terpopuler

Comments

Alya Yuni

Alya Yuni

Trllu bodoh si Arumi
Thor kenpa setiap kli ak bca novel sellu pemerang prtma trsiksa sifatnya lmah kya mau mti aja

2022-08-19

0

Liesdiana Malindu

Liesdiana Malindu

di mana adikx?

2021-03-13

0

Muma

Muma

lanjut

2020-07-29

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Awal mula
3 Cewek cupu
4 Pergi
5 Benda Keramat
6 Apa dia cantik?
7 Meminta Izin
8 Kencan
9 Bersama Albi
10 Taman Hiburan
11 Mimpi Buruk
12 Lapar
13 Tuan pilih-pilih makanan
14 Ada apa dengan jantung ku?
15 Undangan
16 Singa dan Serigala
17 Kamu
18 Memohon
19 Dua puluh Miliyar
20 Takdir kejam part 1
21 Takdir kejam part 2
22 KEPO
23 Sesi Foto
24 Di tolak
25 Mencuri
26 Menghindar
27 DYA boutique
28 Gaji mu akan ku potong
29 Liburan tiga hari
30 Pengganti
31 Hal tak terduga
32 Tidak boleh terjadi
33 Tolong
34 Maaf
35 Kedatangan Lais
36 Aku masih mencintai nya
37 Calon kekasih
38 Rasa apa ini?
39 Tidak ada rasa
40 Menjadi Kakak
41 Adik-adik baru
42 Makhluk halus
43 Bubur
44 Malam yang panjang
45 Panggil Arumi !
46 Aku suka kamu
47 Ada apa dengan ku ?
48 Ada apa dengan nya ?
49 Aku adalah pembantu
50 Cerita novel
51 Ricki
52 Cucu untuk papa
53 Obat
54 Bocah
55 Tidak enak !
56 Hanya untuk berdiri
57 Pahit
58 Gamila
59 Pucuk dicinta ulam tiba
60 Tampan
61 Marah
62 Berdebar
63 Diabaikan
64 Puzzle
65 Mengerikan
66 Konyol
67 Takdir
68 Visual
69 Rencana (Rio)
70 Kemungkinan terburuk
71 Bertaruh
72 Maju atau mundur
73 Benar-benar gila
74 Trending topik
75 Diskusi keluarga
76 Diskusi keluarga 2
77 Dalang
78 Kaum rebahan
79 Curhat
80 Membingungkan
81 Akhirnya
82 Berbisik
83 Memasak
84 Mendadak
85 Pembantu
86 Aib
87 Jangan sembarang
88 Obrolan malam
89 Berdoa
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Prolog
2
Awal mula
3
Cewek cupu
4
Pergi
5
Benda Keramat
6
Apa dia cantik?
7
Meminta Izin
8
Kencan
9
Bersama Albi
10
Taman Hiburan
11
Mimpi Buruk
12
Lapar
13
Tuan pilih-pilih makanan
14
Ada apa dengan jantung ku?
15
Undangan
16
Singa dan Serigala
17
Kamu
18
Memohon
19
Dua puluh Miliyar
20
Takdir kejam part 1
21
Takdir kejam part 2
22
KEPO
23
Sesi Foto
24
Di tolak
25
Mencuri
26
Menghindar
27
DYA boutique
28
Gaji mu akan ku potong
29
Liburan tiga hari
30
Pengganti
31
Hal tak terduga
32
Tidak boleh terjadi
33
Tolong
34
Maaf
35
Kedatangan Lais
36
Aku masih mencintai nya
37
Calon kekasih
38
Rasa apa ini?
39
Tidak ada rasa
40
Menjadi Kakak
41
Adik-adik baru
42
Makhluk halus
43
Bubur
44
Malam yang panjang
45
Panggil Arumi !
46
Aku suka kamu
47
Ada apa dengan ku ?
48
Ada apa dengan nya ?
49
Aku adalah pembantu
50
Cerita novel
51
Ricki
52
Cucu untuk papa
53
Obat
54
Bocah
55
Tidak enak !
56
Hanya untuk berdiri
57
Pahit
58
Gamila
59
Pucuk dicinta ulam tiba
60
Tampan
61
Marah
62
Berdebar
63
Diabaikan
64
Puzzle
65
Mengerikan
66
Konyol
67
Takdir
68
Visual
69
Rencana (Rio)
70
Kemungkinan terburuk
71
Bertaruh
72
Maju atau mundur
73
Benar-benar gila
74
Trending topik
75
Diskusi keluarga
76
Diskusi keluarga 2
77
Dalang
78
Kaum rebahan
79
Curhat
80
Membingungkan
81
Akhirnya
82
Berbisik
83
Memasak
84
Mendadak
85
Pembantu
86
Aib
87
Jangan sembarang
88
Obrolan malam
89
Berdoa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!