Awalnya Lionel tidak ada urusan pekerjaan di London, tapi tiba-tiba dia mendapat kabar bahwa anak cabang perusahaan nya yang ada di sini mengalami masalah.
Sebenarnya bukan masalah yang serius. Tapi bisa menjadi kerugian yang besar jika dia tidak turun tangan secara langsung.
Karena masalah nya adalah salah satu CEO perusahaan yang bekerjasama dengan perusahaan nya, ingin bertemu dengan Lionel.
Sementara itu sekretaris Rai tetap fokus dengan mobil yang di bawa nya, walaupun ada hal yang mengganjal di pikiran nya. Tentang apa hubungan antara Arumi dengan ibu majikan nya.
Flashback
Sekretaris Rai pergi ke dapur karena ia merasa haus. Belum sampai di dapur ia mendengar suara Isak tangis seorang wanita. Tidak tahu kenapa ia malah bersembunyi di dekat pintu masuk.
"Maaf kan mommy... maaf kan mommy yang telah meninggal kan mu waktu itu... seharusnya..." Kesya masih terisak di pelukan Arumi yang mengelus punggung nya lembut.
"Ssstt... sudahlah mom... Arumi tidak apa, mommy lihat kan Arumi baik-baik saja" Arumi tersenyum menatap lembut kesya. Ia melepaskan pelukan mereka.
Arumi menyeka air mata Kesya, menenangkan nya agar Kesya tidak merasa bersalah karena dirinya.
"Mom sudah ya nangis nya... Arumi sudah lapar nih...udah pada disko cacing nya" Seru Arumi bergurau.
Beberapa saat kemudian Kesya sudah terlihat tenang. Arumi yang melihat Kesya sudah agak tenang, mereka memulai masak untuk sarapan pagi.
Flashback off
Sebenarnya siapa Arumi ini?
itulah yang menjadi tanda tanya besar di dalam pikiran sekretaris Rai.
Awalnya sekretaris Rai ingin memberitahukan berita ini kepada Lionel, tapi di urung nya, karena ia tidak memiliki bukti apapun tentang pembicaraan yang di dengar nya.
Sebenarnya tanpa bukti pun Lionel pasti akan percaya dengan apa yang di katakan nya.
Lionel telah sampai di perusahaan anak cabang nya. Disambut oleh direktur yang menjadi kepercayaan nya di perusahaan ini untuk mengganti kan Lionel.
Lionel memasuki ruang VVIP khusus tamu, terlihat seorang pria paruh baya duduk dengan wanita cantik yang terlihat muda, kemungkinan wanita itu adalah sekretaris nya.
"Selamat siang tuan Fendy" Sapa Lionel memilih duduk di hadapan pria paruh baya yang di sapa nya tadi.
"Ah ya... selamat siang tuan Lionel" Balas Fendy yang tidak menyadari bahwa Lionel sudah duduk di hadapannya.
"Jadi kenapa tuan ingin memutuskan kerjasama jika tidak bertemu dengan saya?" Tanya Lionel tanpa basa-basi.
Fendy tahu bahwa pria yang berbeda generasi dengan nya ini memang tidak pernah ada kata basa-basi terlebih dahulu jika berurusan dengan pekerjaan.
"Sh... langsung saja. Saya ingin anda melakukan kencan dengan anak saya Veronica agar perusahaan kita makin dekat, kamu beruntung jika bisa berkencan dengan anak saya" Ucap Fendy dengan penuh percaya diri, karena dia yakin bahwa tidak ada pria mana pun yang bisa menolak pesona anak nya, apalagi anak nya yang seorang model multitalenta.
Lionel tersenyum miring mendengar perkataan dari Fendy tadi.
"Apa kesepakatan kita akan berakhir jika saya tidak mengencani Putri anda, Tuan Fendy?" Tanya Lionel yang masih tidak menghilangkan senyum miring di wajah nya.
"Ya benar"Jawab nya cepat.
"Baiklah..." Ucap Lionel memberi sedikit harapan.
Tuan Fendy tersenyum lebar mendengar jawaban memuaskan dari Lionel.
"Rai!" Ucap Lionel setengah berteriak. Lalu pergi meninggalkan ruangan itu.
Sekretaris Rai memberi kan sebuah amplop besar berwarna coklat, Fendy mengambil nya lalu membuka isi amplop tersebut.
hal itu menghilangkan senyum lebar di wajah Fendy.
"Bagaimana..." Ucap nya marah. Seretaris Rai langsung saja menyela perkataan Fendy.
"Seperti nya anda selalu menggunakan anak anda untuk mendapatkan sebuah tangkapan besar ya tuan Fendy" Dengan nada meremehkan sekretaris Rai makin menyulut api amarah Fendy.
"Mana mungkin Tuan saya mau dengan anak anda, anak yang selalu anda jual ke rekan bisnis anda sendiri. Heh... ayah macam apa anda?" Dengan nada sinis seolah merendahkan lawan nya.
"Hemm... seperti nya foto-foto ini akan menghasilkan uang yang banyak dari pihak media massa" Mendengar perkataan sekretaris Rai sontak membuat Fendy berlutut.
Fendy tahu seharusnya dia tidak mengajak Lionel untuk bermain, yang pasti pada akhirnya ia juga yang akan kalah.
"Tidak! sekretaris Rai kesepakatan kita tetap berjalan baik walaupun tuan Lionel tidak mengencani Putri saya!" Sergahnya cepat.
"Saya mohon kita tetap seperti awal nya saja, tanpa embel-embel ini, tolong jangan ganggu karir putri saya... saya minta maaf atas ke lancangan saya tadi" Menunjuk foto yang ada di atas meja, dengan memohon ia agar bisa terlepas dari jeratan sekretaris Rai.
"Hemm... baiklah... karena anda sudah tidak memiliki urusan lain disini! dan anda sudah sangat mengetahui pintu keluar dari ruangan ini" Ujar nya dengan nada mengusir.
***
Hari sudah mulai gelap Lionel dan sekretaris Rai sudah sampai di hotel tempat mereka menginap.
"Panggil Arumi" Perintah Lionel.
"Tuan... nona Arumi bukan kah bersama dengan nyonya sekarang" Ucap sekretaris Rai ragu-ragu.
Lionel ingat jika mommy nya ingin menghabiskan waktu bersama dengan Arumi hari ini.
"Ah sial! untuk kedepannya jangan perbolehkan Arumi pergi dalam waktu yang lama!"perintah Lionel.
"Baik tuan"jawab sekretaris Rai.
"Cih! se cinta itu kah Tuan dengan masakan gadis itu?" Batin sekretaris Rai.
Tidak seperti yang di katakan oleh Kesya, bahwa Arumi akan menghabiskan waktu nya untuk melakukan hal yang paling di gemari oleh para wanita.
Karena diam-diam tuan Bara menemui Arumi, memohon agar Arumi menolak untuk ikut dengan istrinya.
Tuan Bara merendahkan diri nya di hadapan Arumi agar bisa dan tetap melanjutkan acara honeymoon mereka. Ini pertama kali nya dilakukan oleh Bara, ya dia sebenarnya sangat malu melakukan hal ini. Tapi mau bagaimana lagi ia sangat lemah jika berurusan dengan sang istri tercinta.
Arumi tersenyum menanggapi permohonan tuan Bara. Arumi tidak menyangka bahwa Bara akan memohon seperti ini kepada nya.
Tidak mungkin untuk Arumi menolak permohonan Bara yang sudah berumur pun masih di mabuk cinta pada istri nya.
Arumi masih diam dalam senyum nya. Melihat Arumi yang hanya tersenyum, akhirnya Bara mengeluarkan jurus terakhir nya agar Arumi tidak menolak permohonan nya.
"Apa yang kamu inginkan ?semua nya akan saya berikan, apa kamu mau uang? berapa banyak pun itu akan saya berikan" Jurus terakhir yang di gunakan oleh Bara.
Bara menggunakan metode Uang agar Arumi mau mengiyakan permohonan nya, karena siapa pun orangnya pasti akan tergoda dengan Uang.
Arumi tertawa mendengar perkataan yang diucapkan oleh Bara.
Bara geram dengan tawa yang di dengar nya dari Arumi, seakan ia menerima penghinaan terhadap dirinya sendiri.
"Kenapa kamu tertawa?" Tidak terdengar suara memohon lagi dari nada bicara Bara.
"Tidak ada" Seru Arumi menghentikan tawanya.
Arumi melihat Bara dengan pandangan tak terbaca. Tatapan yang sangat tajam.
"Berapa pun?" desis Arumi.
"Kenapa sulit sekali menaklukkan gadis ini? seakan dia tidak akan tergoda dengan uang yang ku tawarkan kepada nya" Batin Bara.
Bara merasa terintimidasi oleh tatapan yang di berikan oleh Arumi. Ia belum pernah merasakan tertekan seperti ini. Tapi dia tidak mau kalah,Bara memilih menatap tajam Arumi.
"Dua puluh miliyar"disela tatap-tatapan mereka.
Bersambung
Jangan lupa tinggalkan jejak di kolom komentar like and vote oke dan terimakasih atas dukungan dari kalian semua 🤗🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments