Leon berjalan keluar dari rumah sewanya dengan mengenakan celana pendek dan sandal. Dengan tampilan berantakan dan apa adanya, dia pergi keluar untuk mencari restoran yang berada tak jauh dari rumah sewanya. Setelah berkeliling cukup lama, akhirnya ia menemukan sebuah restoran kecil yang menjual berbagai hidangan mie. Ia pun segera memesan satu porsi mie ayam kuah dan begitu pesanan dihidangkan, ia langsung melahapnya.
Setelah selesai makan, Leon meraih ponselnya untuk memesan sebuah taksi BlackCrows dan langsung menuju barbershop terbaik di kota Magdum.
Leon merasa bahwa kini dia sudah menjadi seperti orang kaya, sangat tidak masuk akal baginya jika ia tidak memperbaiki penampilannya. Oleh karena itulah, terbesit dalam pikirannya untuk mencari barbershop terbaik yang ada di kota Magdum.
Taksi BlackCrows pun tiba di titik penjemputan dan Leon segera menaikinya. Taksi BlackCrows adalah taksi dengan pelayanan yang terbaik di kota Magdum. Bisa dikatakan juga sebagai, perusahaan taksi terbaik di kota tersebut. Tak butuh waktu yang lama, Leon pun tiba di barbershop terbaik kota Magdum.
Leon segera mendorong pintunya terbuka dan seseorang langsung datang menghampirinya dan bertanya, "Tuan, apakah Anda ingin potong rambut?"
Leon terlihat seperti orang kaya baru dan dengan penuh percaya diri, ia segera berkata, "Ya... Panggilkan aku tukang cukur terbaik ke sini!"
Tukang cukur segera datang dan bertanya, "Tuan, Anda ingin model rambut seperti apa?"
Seketika, Leon merasa bingung tentang gaya rambut apa yang cocok untuknya. Tak ingin membuang-buang waktu terlalu lama, dia berkata langsung kepada si tukang cukur, "Lakukan sesukamu! Aku hanya ingin gaya rambut terbaik yang bisa barbershop ini berikan kepadaku!"
Tukang cukur itu pun mengangguk dan langsung mengeluarkan keahlian profesionalnya. Dengan cekatan dan tangkas, ia segera mencukur rambut Leon yang berantakan itu dan menatanya menjadi gaya rambut terbaik versi barbershop itu.
"Sudah selesai... Tuanku!", ujar tukang cukur itu.
Leon segera bangkit berdiri dan melihat ke arah cermin. Sebuah senyum kepuasan tergambar di wajahnya. Ia menjadi semakin tampan dan lebih percaya diri.
"Oke... Aku puas sekali dengan hasilnya!", ujar Leon.
Setelah membayar biaya pangkas rambut, Leon melangkah keluar dari barbershop. Terbersit dalam pikirannya, untuk pergi membeli beberapa pakaian-pakaian yang bagus dan keren. Jadi, Leon memutuskan untuk langsung pergi ke pusat perbelanjaan terdekat.
Setelah membeli beberapa pakaian yang stylish, Leon berlanjut ke toko ponsel untuk mengganti ponsel lamanya yang telah ia gunakan selama beberapa tahun, dengan ponsel keluaran terbaru.
Setelah dirasanya cukup, ternyata malam sudah beranjak larut. Jadi, Leon pun memutuskan untuk langsung kembali pulang ke rumah dan beristirahat. Ia pun berencana untuk mencari rumah pada keesokan harinya.
Begitu dia berbaring dan bersiap untuk tidur, tiba-tiba ponselnya bergetar.
Leon segera meraih ponselnya dan melihat bahwa ada panggilan masuk dari nomor yang tidak dikenal.
"Siapa ini? Nomor tak dikenal lagi! Kurang kerjaan banget, telepon malam-malam. Penipuan kali ya?", pikir Leon.
Leon pun menjawab telepon tersebut dan terdengar suara seorang wanita dari ujung telepon.
"Halo... Selamat malam. Apakah ini pemain dengan nick 'Pemula' itu?"
"Benar... Ini dengan saya sendiri. Anda siapa kalau saya boleh tahu?"
"Perkenalkan, nama saya adalah Clarissa, saya adalah manajer OSL TV divisi penyiaran FSBA. Saya telah melihat bahwa acara siaran langsung Anda pada hari ini, telah mendapatkan hasil yang sangat luar biasa. Perusahaan kami sangat mengapresiasi pencapaian Anda dan setelah melalui pertimbangan, kami memutuskan untuk menjalin kontrak dengan anda."
Leon terkejut setelah mengetahui bahwa yang meneleponnya saat ini adalah seorang manajer OSL TV divisi FSBA dan ingin menjalin sebuah kontrak dengannya. Leon pun mulai mempertimbangkannya dengan hati-hati.
Tak heran juga sebenarnya bagi Leon jika pihak OSL TV ingin menjalin kontrak dengannya. Setelah melakukan streaming untuk dua ronde permainan yang dimana berakhir dengan Chicken Dinner, ditambah popularitas streamingnya mencapai dua ratus ribu, wajar saja sih kalau pihak OSL TV menjadi tertarik padanya.
Setelah mendengarkan penjelasan Clarissa, sekarang giliran Leon yang mengajukan pertanyaan.
"Apa persyaratannya jika menjalin kontrak dengan OSL TV?"
Ketika Clarissa mendengar pertanyaan Leon, dia segera menjawab, "Kami dapat memberikan kontrak selama tiga tahun, dengan gaji bulanan Rp 100.000.000,- ditambah 50% komisi. Bagaimana menurut Anda, Tuan Pemula?"
Clarissa merasa dengan tawaran menggiurkan seperti ini, sudah pasti dapat memikat Leon untuk menjalin kontrak dengan OSL TV.
Soalnya, jika tawaran itu diberikan kepada orang lain, sudah pasti mereka akan langsung menerimanya tanpa perlu berpikir panjang.
Sayangnya, Leon bukanlah orang semacam itu. Sekarang, dia sudah tidak kekurangan uang sama sekali dan dia sama sekali tidak peduli dengan gaji bulanan yang sebesar Rp 100.000.000,- itu.
Terlebih lagi, bagaimana mungkin Leon menyetujui kontrak tiga tahun itu.
Leon segera berkata, "Untuk kontrak tiga tahun itu, saya tidak bisa menerimanya. Tapi, jika Anda bersikeras ingin bekerja sama dengan saya, bagaimana kalau saya yang mengajukan kontrak? Saya ajukan kontrak tiga bulan, bagaimana? Silahkan dipikirkan dan selamat malam!"
Setelah selesai berbicara, Leon langsung memutus sambungan telepon. Leon sudah mengajukan persyaratannya kepada Clarissa. Mengenai disetujui atau tidaknya, Leon tidak peduli sama sekali.
......................
Saat ini, di kantor OSL TV divisi FSBA.
Clarissa mendengarkan bunyi "bip" dan "bip" di teleponnya dengan ekspresi bingung.
"Jadi... Dia sudah mematikan teleponnya? Huh...", gumam Clarissa.
Edward, penanggung jawab divisi FSBA di platform OSL TV, melihat ekspresi bingung Clarissa dan bertanya, "Ada apa denganmu? Apakah orang itu menyetujui kesepakatan kontraknya?"
Clarissa meletakkan ponselnya dan memberi tahu Edward kronologi pembicaraan teleponnya dengan Leon.
"Apa?? Dia tidak menyetujui kontrak tiga tahun itu dan malah sebaliknya, menawarkan kesepakatan kontrak tiga bulan?" Edward sangat terkejut mendengar hal itu.
Edward menunjukkan ekspresi yang sangat bingung dan bertanya-tanya di dalam hatinya.
"Orang ini benar-benar bukan orang biasa!", batin Edward dalam hati.
Edward mempertimbangkan dengan amat hati-hati dan berkata kepada Clarissa, "Tiga bulan itu terlampau amat singkat waktunya. Baiklah... Mari kita lihat terlebih dahulu perkembangan streamingnya selama beberapa hari ini. Kita akan memikirkan ulang mengenai kontraknya."
"Aku juga mendengar beberapa komentar dari para penonton yang sudah menonton streamingnya. Semua para penonton menyepakati satu hal, bahwa kemampuan sniper si Pemula sangat melampaui batas logika."
Clarissa kemudian menyetel video streaming Leon dan mereka berdua mulai menontonnya.
Semakin lama mereka berdua menonton streamingnya Leon, semakin takjub mereka berdua pada Leon.
"Ini benar-benar gila!!" Edward berseru kaget.
"Ya... Persis yang dikatakan oleh para penonton."
"Sungguh menakjubkan! Dalam satu ronde, dia membantai lebih dari 20 pemain dengan sniper dan semua tembakannya tepat mengenai kepala musuh!" Edward berdecak kagum.
"Pemain professional belum tentu bisa seperti itu.", balas Clarissa.
"Tapi... Apakah ditemukan kecurangan?", tanya Edward.
"Tidak sama sekali, itu adalah murni kemampuannya sendiri!", tegas Clarissa.
Edward pun terdiam dan kembali lanjut menonton streamingnya Leon. Setelah selesai, ia berkomentar.
"Kemampuannya memang di luar batas nalar. Tapi, ada yang unik darinya, sepanjang permainan berlangsung, ia hanya tertarik pada airdrop. Wah... Benar-benar pemain yang unik sekali."
Dalam game FSBA, ada beberapa pemain yang memang sangat gemar mengumpulkan airdrop. Para pemain ini pun mendapatkan julukan sebagai 'Airdrop Maniakz' di game FSBA.
Clarissa yang kembali mengamati streamingnya Leon, menangkap sesuatu dan berkata, "Ada yang aneh disini. Mengapa saya merasa bahwa si Pemula ini, sangat mengetahui setiap lokasi airdrop yang akan dijatuhkan. Bahkan, dia sudah menunggu diposisi itu sebelum airdrop dijatuhkan tepat diposisi itu juga. Bukankah ini aneh, Edward?"
Clarissa kembali melanjutkan, "Jika melihat hal ini, apakah mungkin kemampuan sniper yang diluar batas nalar tadi, juga merupakan sebuah kecurangan? Tapi anehnya, memang tidak ditemukan program cheat apapun saat itu."
"Ya, misalkan kalau ia memakai cheat. Kau dan aku tak mungkin tidak mengetahuinya kan? Aku setuju dengan perkataan awalmu yang menegaskan bahwa itu memang murni kemampuannya." Edward melihat ke arah Clarissa.
Edward adalah seorang penanggung jawab divisi FSBA di platform OSL TV yang kaya akan pengalaman dan Clarissa adalah seorang manajer OSL TV divisi penyiaran FSBA. Tentu saja, kemampuan mereka berdua sudah tak diragukan lagi dan sangat tidak mungkin bagi mereka untuk tidak mengetahui apakah seorang pemain menggunakan cheat atau tidak.
Edward berpikir sejenak dan tiba-tiba ia berkata, "Baiklah... Yang perlu kita lakukan saat ini adalah memantau perkembangan streamingnya. Jika popularitasnya menanjak naik, maka kita sepakati kontrak tiga bulan itu."
Meski kontrak itu sangatlah singkat waktunya. Namun, Edward berpikir bahwa kontrak itu masih bisa diperpanjang lagi waktunya.
Sedangkan Clarissa, benar-benar tidak memahami sosok Leon ini. Jika kontrak itu ditawarkan kepada para streamer baru, mereka pasti akan langsung menyetujuinya. Tapi, Leon ini benar-benar berbeda sekali.
"Apakah orang yang berbakat memang sikapnya seperti itu?" Clarissa bertanya-tanya dalam hati.
Saat ini, Leon tidak mengetahui bahwa ada dua petinggi OSL TV yang sedang mengawasinya. Namun, jikalau ia tahu, ia juga tidak begitu mempedulikannya.
......................
Keesokan paginya, Leon bangun dari tidurnya dan sarapan seadanya. Ia segera meraih ponsel yang baru dibelinya tadi malam dan membuka aplikasi pencari rumah.
Sambil sarapan, dia sibuk menscroll layar ponselnya untuk mencari rumah yang cocok untuknya dan segera menemukan sesuatu yang menarik perhatiannya.
Apartemen Timur Rajasa Elite, apartemen komunitas kelas atas. Terlihat sangat bagus gedung apartemennya. Lingkungannya juga sangat bagus dan transportasinya juga sangat nyaman.
Tanpa ragu lagi, Leon segera menghubungi nomor yang tertera di aplikasi itu.
Setelah selesai menghubungi nomor tersebut, Leon segera beranjak pergi ke lokasi apartemen itu. Ia mendapatkan apartemen dengan nomor 1402 di gedung nomor empat, Apartemen Timur Rajasa Elite.
Setelah cukup puas melihat-lihat apartemennya beserta lingkungan sekitarnya. Leon langsung membayar uang sewa untuk tiga bulan. Yang mana, uang sewa per bulannya sebesar Rp 20.000.000,-. Leon mentransfer uang sebesar Rp 60.000.000,- dan apartemen dengan nomor 1402 itu, resmi menjadi tempat tinggalnya yang baru.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 360 Episodes
Comments
Shidou
per bulan 20jt? jadi per hari ga sampe 1jt dong
2024-01-13
1
☠zephir atrophos☠
ya beberapa
2023-12-05
1
Ave Rous
sugoii
2023-05-21
0