Malam ini Alana tak bisa tidur. Pikirannya masih tak menyangka dengan kabar tersebut.
Tadi setelah dokter itu pergi. Alana serta Paman dn bibinya membicarakan masalah Itu.
Flashback on....
" *alana kamu baik baik saja?" Tanya mily khawatir sekaligus syock.
Alana mengangguk membuat mereka lega.
" Alana siapa yang telah menghamilimu?" Tanya Edgar. Meskipun nadanya biasa namun Sebenarnya Dia kecewa Dan marah.
Alana diam tak menjawab. Matanya menatap mily khawatir.
" apa itu devan?" Tanya Edgar lagi karena takut mendapat jawaban dari alana.
Alana masih diam dengan tangan yang meremas seprei kuat. Tubuhnya bergetar seolah merasakan ketakutan.
" jawab alana!" Nada Edgar mulai tinggi meski tak sampai membentuk.
Perlahan Alana mengangguk mendapat helaan nafas dari kedua orang itu.
" sekarang kamu mau Bagaimana? Kamu mau memberitahu Devan?"
"Jangan!" sela alana cepat.
" Al gak mau devan tau. Belum tentu Devan nerima kalau Dia tau. Meskipun dia nerima al gak mau misahin anak dari Karin sama ayahnya. Biarkan alana urus sendiri anak ini" mohonnya.
" tapi kamu juga memisahkan Anakmya dengan ayahnya." sahut Edgar cepat.
" aku tau yah. Aku ikhlas merawat bayi ini sendiri. Al gak mau merusak rumah tangga orang yah."
" ibu ayah, Al mohon biarin Al rawat anak ini sendiri. Al gak mau sakit untuk kedua kali."
Alana kembali menangis. Ia tak mungkin memberitahu devan soal kehamilannya tapi ia juga tak mau menggugurkannya.
Akhirnya kedua orang tua angkatnya menyetujui*.
Flashback off...
Tangannya perlahan turun mengusap perutnya yang masih rata. Benarkah Di sana ada nyanak yang hidup? Sebentar lagi dirinya akan menjadi ibu?.
Alana tak tahu apakah dirinya harus bersedih atau justru senang. Perasaanya terlalu rumit untuk di ungkapkan.
Alana sedih bercampur kecewa karena devan akan menikah wanita lain di saat dirinya sedang mengandung darah dagingnya.
Tapi alana juga bahagia. Ada Malaikat kecil dalam dirinya.
Tak terasa air mata alana jatuh dengan perlahan. Pandangannya mendongak menatap langit langit kamar. Lalu memejamkan matanya kuat hingga air mata itu kembali jatuh.
" *lihatlah dev. Sekarang aku tengah mengandung Anakmu."
" anak yang selalu kita impikan selama ini"
" anak yang selalu kita nantikan*"
Alana membuka matanya perlahan. Menatap kosong ke depan. Aku mencintaimu sungguh, tapi kenapa kau mengkhianatiku dev?
Perlahan Pandangannya turun ke bawah. Dengan tangan yang masih mengusap perutnya.
" hallo sayang"
" kamu yang sehat ya disana. Jangan nakal. Mommy akan berusaha menjaga Dan merawatmu dengan kekuatan mommy. Meskipun tanpa ayahmu"
Meskipun dia memilih menjaganya sendiri. Alana akan memberinya kasih sayang sejatinya. Ia tak mau anaknya merasakan apa yang dulu ia rasakan.
Hidup tanpa kasih sayang orang tua memang sangat menyakitkan.
...
Pagi harinya alana sudah bersiap. Dengan dua koper kecil miliknya.
Alana memutuskan akan pergi ke Negeri neneknya Di Kannada. Hanya dalam masa kehamilan. Setelah anaknya lahir ia akan kembali ke tanah airnya.
" Al ayo sarapan dulu. Perjalanan kamu jauh lo makan yang banyak. Jangan sampai kamu sakit. Kamu harus jaga kesehatan supaya Anakmu sehat" ucap mily.
Alana menurut. Ia memakan banyak masakan ibunya yang banyak.mily memasak banyak karena ini khianatinn untuk alana. Apalagi ia akan lama tak melihat anak angkatnya itu.
" iya ibu. Ibu Dan ayah juga harus jaga kesehatan. Supaya nanti ketika aku pulang kalian akan menyambutku"
Edgar yang sedari tadi diam angkat bicara. " kamu yakin ingin tinggal di Kannada?"
Alana mengangguk mantap. " Al butuh waktu tenang dulu. Mau lupain kenangan Al sama devan yang udah numpuk"
Edgar mengangguk mengerti. Memang tidak mudah melupakan kenangan meskipun hanya sedikit. Apalagi ibunya yang menumpuk.
" hari ini devan menikah" beritahu Edgar.
Alana mencoba menekan rasa sakitnya saat mendengar ucapan ayahnya. Alana tersenyum. " Hm, semoga pernikahan mereka bahagia" Ucapnya Dan kembali mengunyah makanannya.
Mily Dan Edgar tersenyum. Mereka bangga pada alana yang sudah berusaha mengikhlaskan Dan melupakan devan.
...
Kini Alana tengah di bandara bersama kedua orang tuanya. Sebelum pergi mereka berpelukan untuk saling Menguatkan.
" kamu sehat sehat di sana jangan stress. Nanti kalo kami Ada waktu kami akan jenguk kamu" pesan Mily. Lalu melepaskan pelukannya.
Alana beralih memeluk Edgar. " kamu jaga diri kamu baik baik."
Alana melepaskan pelukannya lalu mengangguk. " pasti"
Setelah beberapa menit alana akhirnya masuk ke dalam pesawat serta kedua orangtuanya mulai meninggalkan bandara.
Saat kapal mulai terbang alana menyamankan posisinya. Matanya menatap keluar jendela. Melihat jelas kota jakartanya.
'See you Jakarta. Aku akan merindukanmu.'
...****************...
terima kasih telah menyempatkan membaca cerita abstrak ini☺☺
silahkan tinggalkan jejak😇😇
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Sulati Cus
salfok sm kapal terbang jd inget ak kecil
2023-11-19
0
•§͜¢•🌹ᴊᷜᴇᷳɴᷠᴠᷲɣͪ⁴ᵐ~🅷🅸🅰🆃📴
eh gimana gimana!? saat kapal mulai terbang 😦
2023-08-01
1
❣️My Boo💕
bagus ceritanya 🥰🥰🥰
2023-02-23
0