Jing Li mengambil ahli kerajaan

Hari terus berjalan dan berganti sebagaimana mesti nya. Keindahan dunia kultivasi tidak juga berubah. Semua tampak seperti biasanya. Angin serta cahaya yang menyatu menghangatkan lingkungan di sekitar nya. Seperti kediaman Li saat ini. Tampak lebih ramai di bandingkan sebelum nya. Para pendekar dari kerajaan kediaman Li, mendapat sebuah perintah langsung dari sang kaisar untuk mengajari para pemuda di seluruh kota di kediaman Li. Perintah ini di keluarkan dengan tujuan untuk memperketat keamanan wilayah sekte Li dari serangan bangsa anomalia yang sedang di rundingkan para petinggi klan dan juga para dewa.

Di sisi kuil kediaman Li. Pemegang kekuasaan kedua kediaman Li ( Jing Li ) tengah berunding dengan dua orang kaisar dari sekte Shen yang bernama ( Cao Shen ) dan Wei adalah putra pertama sekaligus pemegang tahta kediaman Wei ( Xion Wei ). Kedua nya bisa dikatakan sebagai teman dekat Hong Li, karna sewaktu tubuh nya bereinkarnasi dengan dewa kematian. Karna sudah lama tidak bertemu, Cao Shen dan Xion Wei berniat berkunjung sekaligus ingin membicarakan tentang rumor yang tidak berhenti beredar di seluruh penjuru kultivasi. Akan tetapi, kedatangan mereka tidaklah tepat. Hong Li baru saja pergi menemui para dewa dan merundingkan masalah tersebut dengan kebijakan nya.

“Serangan bangsa anomalia di perkirakan datang dari arah timur. Jumlah nya 30% jauh di besar di bandingkan pasukan pengguna spiritual”

“Tidak mungkin” elak salah seorang di antara nya. “Apa rumor seperti itu sudah terbukti? Lagi pula, memang nya siapa yang menyebarkan rumor seperti ini?” ia bertanya seraya menciptakan keheningan di sekitar nya.

Jing Li hanya terdiam. Pertanyaan yang di ajukan oleh Cao Shen benar-benar tidak memiliki jawaban sama sekali. Begitu juga dengan kaisar lain nya, Xion Wei. Mulut nya hanya terbungkam rapat. Tidak hanya sekali mereka akan saling menoleh dan memandang satu sama lain. Hingga akhirnya Cao Shen kembali membuka pembicaraan.

“Rumor seperti ini, terdengar sedikit aneh. Bagaimana bisa kawasan anomalia menyerang kawasan kultivasi? Sangat tidak masuk akal” ucap nya sembari mengangkat cangkir kayu di depan nya. “Para petinggi sekte saja tidak bisa menyimpulkan hal seperti ini dengan cepat”

“Mn... Anda benar tuan muda Shen” Jing Li mengangguk menyetujui ucapan Cao Shen. “Tidak mudah untuk mengetahui informasi yang berasal dari kawasan anomalia”

“Lalu. Sekarang bagaimana? Apa pendapat mu mengenai rumor ini?”

Mereka pun menoleh ke arah yang sama, setelah mendengar Xiao Chen menanyakan seperti apa pendapat nya. Namun, kedua nya menjawab serempak dengan satu jawaban yang sama. “Tidak ada pendapat, melainkan sebuah pertanyaan. Menurut mu? Seperti apa wujud nya?”

Lagi... Xiao Chen memangu. Kening nya berkerut, ketika telinga nya bukan di suguhi jawaban, melainkan sebuah pertanyaan. “Wujud?”

Cao Shen menganggukkan pelan kepala nya. “Kurasa hal seperti ini lebih tepat nya di tanyakan langsung pada tuan muda Chen”

“Tuan muda Chen?”

“Tidak” Jing Li menyela pembicaraan, yang kemudian beranjak dari kursi nya. “Tuan muda Chen tidak ada hubungan nya sama sekali dengan rumor ini”

Atmosfer di sana seketika berubah menyuram. Reaksi Jing Li membuat kedua lelaki di sana kebingungan. Di tambah lagi, dengan nada cara ia menanggapi apa yang di katakan Cao Shen sebelum nya. “Rumor ini menyebar, karna guru sang penguasa kawasan anomalia itu adalah seorang Dewa” sorot mata nya gelap. Tatapan nya mulai menyusut. Seolah suasana hati nya berubah menggelap di waktu yang cukup cepat.

Mendengar hal itu, kini membuat kedua nya terkejut. Kening nya mulai berkerut. Sudah lama mereka tidak mendengar nada bicara Jing Li yang seperti ini. Dia terlihat jauh lebih serius di bandingkan ekspresi sebelum nya.

“Mustahil”

“Kalau tidak percaya silakan pergi dan temui para dewa. Berhenti menebak hal yang seharusnya di bicarakan dengan serius. 27 hari lagi. Kita tidak punya banyak waktu” ia memutar badan nya seraya berjalan pergi meninggalkan kedua lelaki yang masih terduduk di tempat nya. Entah mengapa, suasana hati nya kini benar-benar memburuk.

Begitu ia keluar dari kamar nya. Tangan nya bergerak dan menutupi setengah wajah nya dengan tangan nya. Gigi-gigi yang tersusun rapi mulai saling menekan satu sama lain. Tanpa mengubah raut wajah nya, ia pergi menuju ke kamar adik laki-laki nya. ( Hong Li ). Disana, ia membaringkan tubuh nya di atas ranjang kayu yang di tepatkan di dekat jendela kamar nya. Bagai seekor angsa yang tengah meringkuk tertidur, dengan bulu putih nya yang lebat.

Jing Li membenamkan kepala nya, yang tengah terbaring dengan posisi yang tengkurap. Setelah muncul kembali, rambut nya yang panjang bergerai menutupi wajah nya yang kini telah terangkat kembali. Hiasan yang berada di kepala nya terlepas, membuat rambut nya yang telah tersusun rapi, kini berderai tak tertata rapi.

“Apa yang harus ku lakukan di saat seperti ini?” satu hembusan pasrah kini ia lepaskan.

“Hong Li aku menyerah”

Mata Jing Li mulai menyusut dengan cahaya terang yang masuk ke kamar nya melalui jendela di dekat nya. Begitu mata nya telah terpejam yang di sanding dengan gerakan kepala nya yang ikut menurun ke bawah. Ia berniat mengistirahatkan pikiran nya yang kacau. Tetapi, beberapa saat kemudian. Ia malah tertidur di sana.

Sampai ketika Hong Li yang baru saja kembali ke kuil nya. Ia di kejutkan dengan sosok yang tengah terbaring di atas ranjang nya. Melihat pemandangan seperti itu, ia hanya bisa menggelengkan kepala nya. Namun tetap tidak membangunkan sang kakak dari tidur nya. Justru ia mendekat, dan melepaskan jubah pakaian Jing Li yang masih terpakai di tubuh nya. Hong Li melepaskan semua nya pakaian yang di pakai oleh Jing Li, dengan menyisakan pakaian di bagian lapisan pertama nya. Tidak lupa ia juga menutup jendela kamar nya yang terbuka lebar.

“Gege, ada apa dengan mu? Mengapa kamu tidur dikamar ku?” tangan nya bergerak dan membelai rambut kakak laki-laki nya yang ter-urai di bawah kepala nya.  “Gege. Terima kasih sudah mau menggantikan ku memegang tahta selama aku menyelesaikan urusan ku dengan para dewa. Dan maaf, aku telah membuat mu kelelahan seperti ini” tubuh nya ambruk secara perlahan mendekat ke arah tubuh sang kakak di depan nya. Setelah setengah dari badan nya telah terbaring, ia memejamkan mata nya dan mulai bergumam pelan. “Gege. Aku sangat menyayangi mu”

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!