*Buk. Buk. Buk.*
Di pagi yang cukup cerah ini. Burung-burung mulai berkeliaran di udara. Angin yang terembus di udara pun juga terasa sejuk. Di dalam hutan river of death terdengar suara langkah kaki yang terus berlarian di dalam sebuah pondok di tengah hutan. Lelaki itu berlari dan memeriksa di setiap ruangan di pondok itu. Dia terlihat tengah mencari sesuatu yang telah menghilang. Akan tetapi, lelaki lain nya yang berada di pondok tersebut, hanya terdiam melihat tingkah lelaki ini berlarian ke sana kemari.
“Hei Xin, Apa yang sedang kamu cari?” lelaki ini melipat tangan nya di dada. Tatapan nya lurus ke arah lelaki yang tengah berdiri jauh tak jauh dari nya. “Ini masih terlalu pagi. Tapi kamu sudah berlarian di pondok seperti ini. Apa kamu ingin pondok ini runtuh hanya karna getaran yang berasal dari langkah kaki mu?”
Merasa pertanyaan tersebut di lemparkan untuk nya. Membuat kepala lelaki bernama Xin Zhao ini menengadah ke arah lelaki yang tengah mengajak nya bicara. “Mn. Maafkan saya Gege. Tapi, ada hal yang ingin saya tanyakan.”
“Katakan”
“Mn.” Xin Zhao sedikit menundukkan kepala nya. Ia masih terlalu gugup jika harus berkontak mata secara langsung dengan saudara laki-laki nya ini. Dengan ragu-ragu ia pun bertanya. “Gege. Pendekar itu, Apa dia sudah pergi?”
“Dia sudah pergi sejak kamu masih tertidur” jawab lelaki ini yang kemudian bangun dari duduk nya.
Mendengar bahwa lelaki yang tengah ia cari telah pergi dari pondok nya. Membuat wajah murung lelaki bernama Xin Zhao ini pun terlihat. Ia sedikit kecewa karna tidak sempat berpamitan dengan lelaki yang ia anggap sebagai saudara nya sendiri.
Selang beberapa saat kemudian. Lelaki ini keluar dari sekat dan melihat adik laki-laki nya masih terdiri dengan kepala yang terus tertunduk. “Apa kamu akan terus termenung di sana? Kita harus kembali ke tempat itu. Jangan membuang-buang waktu. Pergi dan bersiap lah”
Xin Zhao menengadah. Kepala nya terangkat dan menatap lelaki yang tengah berdiri dengan pakaian pendekar nya. “Han Ge. Tidak bisa kita pergi di lain waktu saja?” tanya nya.
“Jangan bercanda!! Cepat bersiap atau aku akan meninggalkan mu sendiri di pondok ini”
***
Daun-daun gugur menderai. Menutupi tanah yang ada di utara sebuah ngarai yang jaraknya tidak jauh dari jalan nya. Jalan itu tak lepas dari pandangan lelaki ini. Pohon-pohon yang kemarin tinggi nya tak lebih tinggi dari pohon di sebelah nya. Ini menjadi sama tinggi dengan pohon di sebelah nya. Daun-daun yang masih bertengger di ujung ranting, akhirnya terlepas juga. Disisi langit barat, banyak awan yang menggantung berkerumun. Putih warnanya. Awan yang tadi nya berwarna gelap, kini menyeringai panas yang mungkin saja akan membawa kabar bahwa akan menjadi hari yang cukup cerah. Angin menerpa surai gelap lelaki ini yang bergerai.
Perjalanan yang cukup jauh membuat lelaki ini terus termenung. Di sepanjang jalan ia tidak banyak bicara. Lagi pula tidak ada seorang pun yang bisa ia ajak bicara.
Sampai di kediaman Chen. Lelaki bernama Chyou Chen ini yang sudah kelelahan segera masuk ke dalam kuil nya dan pergi ke kamar nya. Di dalam kamar nya. Chyou Chen pergi ke sekat untuk mengganti pakaian nya sebelum ia pergi beristirahat. Setelah beberapa saat kemudian. Ia keluar dari sekat dengan pakaian yang masih berantakan, dengan pandangan yang langsung di temukan oleh sosok lelaki yang duduk di atas ranjang nya. Tak lain lelaki itu adalah sang kaisar kediaman Chen.
Sang kaisar melihat putra nya keluar dari sekat dengan pakaian yang berantakan hanya bisa menghela napas panjang. “Kapan kamu sampai Chyou?” tanya nya kepada putra nya.
“Belum lama” jawab nya sembari berjalan menghampiri sang kaisar. Lalu duduk bersebelahan dengan nya.
“Pakai pakaian mu dengan benar”
“Mn? Kenapa? Lagi pula saya akan pergi beristirahat. Untuk apa memakai pakaian dengan benar?”
Mendengar hal itu sang kaisar hanya bisa mengernyit. Ia mendekat dan merapikan pakaian putra nya. “Selama perjalanan tadi kamu sudah kelelahan. Jadi jangan biarkan diri mu beristirahat dengan dada yang terbuka. Kamu bisa demam nanti nya.”
“Tentu saja tidak”
Sang kaisar bergeleng pelan saat melihat putra tidak ingin menutupi dada bidang nya. “Hangat kan diri mu. Aku tidak ingin hal buruk terjadi pada mu” Sang kaisar kembali merapatkan pakaian Chyou yang terbuka. “Semalam hujan datang, apa kamu punya tempat untuk berteduh?”
Chyou Chen mengangguk pelan. “Di sebuah pondok yang berada di tengah hutan river of death”
“HAH!!?” Sang kaisar yang mendengar nya. Menjadi terdiam kaku. Mata nya membelalak. Ia menelan ludah nya sendiri. Sementara itu. Chyou Chen hanya terdiam heran melihat ekspresi sang kaisar saat mendengar ucapan nya.
Alis mata sang kaisar berkerut, sorot matanya gelap, tangan nya mencoba menyentuh tangan putra nya, akan tetapi entah mengapa tangan nya terasa begitu kaku. Hingga akhirnya lelaki di depan nya lah yang menggenggam kedua tangan nya yang berada di atas pangkuan nya. Chyou Chen dapat merasakan tangannya gemetar pelan saat menggenggam tangan sang kaisar. Ini pertama kalinya bagi Chyou Chen melihat sang kaisar begitu ketakutan.
“Ayah, apa kau baik-baik saja?” tanya Chyou Chen.
“...Chyou, apa yang terjadi di pondok itu?”
Chyou Chen sedikit memiringkan kepala nya sembari memasang ekspresi kebingungan. “Terjadi? Tidak, tidak ada hal yang terjadi di pondok itu. Mereka hanya membiarkan ku bermalam di sana” jawab nya.
“Tidak Chyou. Bukan seperti maksud ayah” sang kaisar melepaskan genggaman tangan putra nya dari kedua tangan nya. “Maksud ayah. Hal apa yang terjadi saat itu Chyou?”
“Mereka sangat baik. Tidak hanya membiarkan ku bermalam. Mereka juga memberikan ku makan malam. Akan tetapi, saat matahari mulai naik. Sebelum saya akan pergi melanjutkan perjalanan. Adik laki-laki dari pemilik pondok itu datang dan memberikan ku persediaan air minum selama perjalanan kembali ku ke kuil. Ia juga sempat berbicara sebentar dengan ku”
“Apa yang kalian bicarakan?”
“Tidak banyak. Dia hanya memberikan ku sedikit informasi tentang iblis pemenggal kepala”
Sang kaisar mengerutkan kening nya, dan kembali bertanya. “Iblis pemenggal kepala?”
Chyou Chen mengangguk pelan. “Mn. Dia memberitahu ku, bahwa iblis pemenggal kepala itu memiliki sebuah alasan untuk membunuh para gadis di tengah malam” manik mata nya bergerak ke atas, menatap ke arah langit kamar nya. “Para gadis sudah di peringati oleh para petinggi sekte Wei untuk tidak pergi ke hutan di tengah malam. Akan tetapi para gadis tetap melanggarnya. Mereka pergi dan melakukan hal yang tidak pantas di dekat sungai river of death. Hal itu pun membuat iblis ini terganggu. Dan mulai memperhatikan gadis-gadis yang sering datang untuk menjadi korban di setiap hari nya.”
Mendengar penjelasan tersebut membuat sang kaisar terdiam. Kepala nya mencoba mengingat jauh-jauh hal yang terjadi selama sebulan ini. “Mungkin benar katamu.. Beberapa pekan yang lalu. Para petinggi sekte Wei menurunkan sebuah peringatan untuk para gadis agar berhenti pergi ke hutan di tengah malam. Akan tetapi, tidak seorang pun yang mengetahui alasan turun nya peringatan tersebut. Dan kamu memberitahu ku tentang gadis malam? Itu sangat sulit tuk di percaya” sang kaisar memegang kepala nya dengan tangan kanan nya. Entah mengapa saat ini kepala nya begitu terasa sakit.
“Lalu, Bagaimana menurut mu ayah? Mengapa iblis itu membunuh para gadis itu hanya untuk memberikan peringatan terakhir kepada para gadis yang terus mengabaikan peringatan itu?”
“Ayah saja baru mengetahui alasan mengapa iblis itu membunuh para gadis dari sekte Wei. Aku tidak dapat menyimpulkan hal seperti ini dengan cepat” sang kaisar menurunkan tangan nya, kemudian bangun dari duduk nya. “Ayah akan membicarakan hal ini kepada para petinggi sekte Li dan juga Fei. Apa kamu juga ingin ikut dalam pertemuan ini Chyou?” tanya sang kaisar dengan melipat tangan kiri nya ke belakang.
“Hmph..” Chyou Chen tersenyum kecil yang di sambung dengan kepala yang bergeleng pelan. “Tidak ayah. Saya akan beristirahat. Tubuh ku sudah sangat kelelahan karna perjalanan kemarin”
Sang kaisar memutar arah tubuh nya, menghadap ke arah putra nya yang masih terduduk di atas ranjang nya. Kemudian sang kaisar membelai kepala lelaki itu dengan lembut. “Baiklah. Ayah mengerti. Beristirahat lah Chyou. Terima kasih telah memberiku informasi mengenai iblis dengan para gadis itu”
Chyou Chen mengangguk pelan. “Tidak apa ayah. Ini sudah menjadi tugas ku sebagai putra mu”
Mendengar hal itu. Membuat sang kaisar tersenyum dengan kepala yang sedikit terangguk. Setelah itu, ia pun pergi meninggalkan putra nya untuk beristirahat di kamar nya. Ia juga memberitahu para pelayan untuk tidak membangunkan putra nya. Sampai keadaan nya kembali pulih seperti sediakala.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments