Jalan Bereng Pak Guru

Sepulang mengajar, Fandi mengajak Mawar pergi membeli kebutuhan sekolah mulai dari alat tulis, Seragam hingga ponsel pun Fandi menyuruh Mawar untuk memilihnya sendiri.

"Cepatlah Mawar kita sudah tiga puluh menit berdiri di sini kenapa masih tidak juga menentukan mana yang ingin kamu beli?"

"Ini beneran Pak?" tanya Mawar yang masih juga ragu.

"Berapa kali kamu bertanya Mawar, Kalau Aku hanya bercanda, Aku tidak akan membawa mu ke sini, Malu-maluin diri sendiri aja."

"Iya Pak, Tapi buat seragam dan alat tulis saja Pak Fandi udah ngeluarin banyak uang, Apalagi beliin Mawar ponsel?"

"Makanya seperti yang ku bilang tadi, Beli yang di bawah dua juta aja, Kamu tau kan gaji guru berapa?"

"Gak tau Pak." jawab Mawar dengan polosnya.

"Cck... Ya udah lah gak usah tau, Cepat pilih mau yang mana."

"Eh tunggu Pak, Emang harus banget yah beliin Mawar ponsel?"

"Ya harus lah Mawar, Emang kamu mau ketinggalan pelajaran atau informasi yang sekolah bagikan lewat grup?"

"Hanya itu saja?" tanya Mawar yang berharap lebih.

"Iya, Memangnya apa lagi selain itu?"

"Tidak." ucap Mawar singkat.

Fandi menatap Mawar yang terlihat kecewa dengan jawabannya.

Dan tanpa berlama-lama lagi, Mawar menentukan pilihan pada ponsel seharga kurang dari dua juta berwarna rose gold.

Ketika Fandi sedang membayar, Mawar langsung melangkah pergi tanpa menunggu Fandi selesai membayar, Hal itu membuat Fandi resah dengan sikap Mawar. Ingin segera mengejarnya. Namun kembaliannya belum di berikan.

"Mbak cepetan dong," ucap Fandi pada penjaga Counter.

"Ini Mas..."

Dengan cepat Fandi mengambil kembalian tersebut dan bergegas meninggalkan counter.

"Mas... Mas..." panggil salah seorang penjaga Counter.

"Apa lagi?" tanya Fandi menoleh ke belakang.

"Ponselnya gak di bawa?"

"Oh ya ampun..." Fandi kembali untuk mengambil ponsel yang baru saja ia beli. Kemudian berlari mencari Mawar.

Sesampainya di parkiran Fandi tidak juga menemukan Mawar.

Membuat hatinya resah mencari-cari kemana perginya Mawar.

"Kemana anak itu, Bikin khawatir saja," ucapnya sembari melihat ke setiap ujung jalan.

"Lagian kenapa sih tuh bocah, Tiba-tiba main pergi aja." Fandi yang tidak juga melihat keberadaan Mawar, Fandi berniat kembali ke motornya. Namun baru saja berbalik badan, Fandi di kejutkan oleh Mawar yang sudah berdiri di depannya sambil meminum es dari gelas plastik.

"Mawar kamu?"

"Kenapa, Pak Fandi mau?" tanya Mawar mengarahkan sedotan pada Fandi.

Fandi langsung menepis sedotan itu dengan halus. Namun menunjukkan wajah kesalnya. "Tidak bisakah kamu bilang jika ingin pergi membeli es? Kenapa kamu langsung pergi begitu saja tanpa mau menunggu ku?!"

"Maaf Pak, Kirain Pak Fandi udah jalan di belakang ku, Aku sampai bicara sendiri loh Pak, Pas tidak ada jawaban dari Pak Fandi, Aku menoleh ke belakang ternyata Pak Fandi gak ada." ujar Mawar dengan wajah polosnya hingga membuat Fandi tidak tega untuk memarahinya lagi.

"Ya sudahlah, Ayo kita pulang."

"Gak makan dulu Pak?"

Fandi menghentikan langkahnya menatap Mawar yang kali ini terlihat begitu menggemaskan di matanya.

"Ya udah kalau Pak Fandi gak mau, Kita pulang aja." Mawar mencebikan bibirnya, Menariknya ke kanan dan ke kiri membuat Fandi tak bisa melepaskan pandangannya.

"Gila nih bocah, Makin terlihat menggemaskan aja." batin Fandi.

Mawar yang sudah siap di belakang motor menoleh ke belakang melihat Fandi yang masih terdiam mematung.

"Pak katanya mau pulang, Kok bengong aja, Ntar ku tinggal marah-marah lagi."

"Mau tinggal kemana, Orang kamu pulangnya ke rumah ku." ujar Fandi sembari melangkah kemudian memakai helmnya.

"Diiih kepedean, Gimana kalau Mawar gak pulang ke rumah Pak Fandi?"

"Terus mau kemana, Meskipun banyak rumah yang bisa kamu datangi, Tapi tidak ada satupun yang aman untuk mu, Jadi kalau kamu masih ingin selamat kamu tidak akan kembali ke sana." dengan penuh perhatian Fandi memakaikan helm pada Mawar.

Perkataan dan perlakuan Fandi terhadapnya membuat Mawar terpaku menatap wajah Fandi yang kini begitu dekat dengannya.

Jantungnya kembali berdebar kencang seperti setiap kali Fandi mendekatinya.

Setelah menurunkan kedua tangannya, Tanpa sengaja Fandi melihat Mawar yang tengah menatapnya tanpa berkedip.

Berusaha tetap tenang tak mau terbawa perasaan oleh muridnya, Fandi mencubit pipi Mawar hingga membuatnya tersentak dan langsung memegangi pipinya yang memerah.

Melihat itu Fandi hanya tersenyum dan menaiki motornya.

"Cepat naik, Kali ini kesempatan mu untuk memeluk ku." ujar Fandi menggoda Mawar yang masih berdiri memegangi pipinya.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Homsiah

Homsiah

masih penasaran alur cerita ama judulnya

2024-10-21

1

Siti Nur Janah

Siti Nur Janah

Di Novel ceritanya Pak Guru jatuh cinta sama muridnya 😘
muridnya jga jatuh cinta sama Gurunya 😘
kalo di kehidupan nyata kisahnya lebih serem.

2022-11-21

4

Isterina Bowakh

Isterina Bowakh

pak Fandi sadar ituuritmu yg perlu di lindungi bukan mau jatuh cinta pada pandangan sampai waktu yang tepat MKS ❤️👍❤️👍

2022-11-21

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!