Setelah berpikir cukup lama dan mengingat waktu yang kian larut, Akhirnya Fandi memutuskan untuk mengajak Mawar pulang ke rumahnya. Tapi sebelum itu mereka harus kembali ke tempat dimana mereka bertemu untuk mencapai motor Fandi yang sudah cukup jauh akibat pelarian dari kejaran para pria tak dikenal.
"Akhirnya sampai juga," ucap Fandi yang kemudian melihat Mawar masih sedikit tertatih.
"Kamu baik-baik saja?" tanya Fandi kembali mendekati Mawar.
"Ya Pak, Maaf ya Pak karena Aku Pak Fandi jadi repot."
"Repot apanya, Kan kamu jalan sendiri. Sudahlah pake jaket ini biar gak kedinginan." ujar Fandi sembari membuka jaketnya dan memberikannya pada Mawar.
"Ngomong-ngomong Pak Fandi sedang apa di sini?"
"Ngajar private dekat sini, terus mampir ke angkringan, Pas mau pulang, Kamu main tabrak aja."
Mawar kembali tersenyum mendengar jawaban Fandi. Kemudian ia naik ke jok belakang dengan perasaan yang sedikit gugup. Tangan pun tak tau harus berpegangan kemana sehingga ia hanya menggenggam jemarinya.
"Pegangan, Jangan sampai kamu terbang saat motor ini melaju dengan kencang." kelakar Fandi.
"Pegangan kemana Pak?" tanya Mawar polos.
"Ya kemana aja Mawar, Yang penting pegangan jangan sampai jatuh."
Mawar yang merasa bingung, Akhirnya berpegangan di ujung jok seiring motor Fandi yang meninggalkan tempat itu.
Sesampainya di rumah Fandi, Mawar menghentikan langkahnya begitu mereka berdiri di depan pintu. Karena pengalamannya yang sudah beberapa kali akan di nodai membuat Mawar merasa takut terhadap lawan jenisnya tak terkecuali dengan Fandi yang terlihat seperti pria baik-baik.
"Kebiasaan." ujar Fandi mengagetkan Mawar.
"Kenapa menatap ku seperti itu, Masuklah." ujar Fandi membukakan pintu. Namun Mawar masih nampak ragu untuk melangkahkan kakinya ke dalam, Netranya hanya menelisik setiap sudut ruangan yang nampak begitu sepi.
"Apa yang kamu cari?"
"Apa Pak Fandi tinggal sendiri?"
"Iya, Keluarga ku ada di luar kota, Jadi Aku sendiri."
Mendengar itu Mawar semakin takut untuk masuk. Kaki kanan yang sudah sempat melangkah masuk, Ia tarik kembali.
"Kenapa, Apa kamu takut?"
"A-aku..."
"Dengar Mawar, Aku ini guru tertampan di sekolah, Banyak siswi menginginkan ku, Jika Aku pria brengs'ek Aku bisa saja mengambil kesempatan itu, Tapi tidak kan, Aku tetap profesional dalam pekerjaannya ku."
"Diiih percaya diri sekali." batin Mawar.
"Jelas, Jadi orang memang harus percaya diri, Jika diri kita tidak percaya dengan diri sendiri gimana orang lain?"
"Hah! Apa Pak Fandi bisa membaca isi hatiku?" batin Mawar lagi.
"Pasti kamu mau bilang gitu kan?"
"A-e... Nggak Pak." Mawar menggaruk-garuk kepalanya dan merasa keraguannya seketika lenyap dalam hatinya.
"Ayo masuk, Aku sudah ngantuk, Kaki ku juga pegal sekali." ujar Fandi yang mendahului masuk. Tanpa ragu lagi, Mawar ikut masuk ke dalam mengikuti Fandi.
Fandi mengajak Mawar ke salah satu kamar dan memintanya beristirahat di sana. "Tidurlah di sini, Kamar mandi ada di tengah-tengah kamar ini dan kamarku, Jadi kamu bisa memanggilku jika membutuhkan apa-apa." ujar Fandi menjelaskan.
Mawar hanya mengangguk paham mendengar semua penjelasan Fandi.
"Oh iya apa kamu lapar, Tapi Aku tidak memiliki apapun jadi kamu tidur saja." ujar Fandi yang kemudian meminta izin untuk pergi ke kamarnya.
"Dasar aneh, Sudah nanya lapar atau tidak, Belum di jawab nyuruh Aku tidur." gumam Mawar melihat Fandi yang sudah tak terlihat oleh pandangan.
Bersambung...
📌 Terimakasih udah pada mau komen, Komen kalian penyemangat Author, Jadi rajin-rajin komen yah, Biar 3x sehari kayak hari ini 😂
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Homsiah
akhirnya ada yng nolong juga makasih pak guru/Pray/
2024-10-20
0
Raisa Azizah II
punya ibu dan ayah GK ngertiin anak sediri emng miris mawar😓
2023-01-06
3
Yuli Fitria
Dasar aneh kamu Pak 😂
2022-11-24
1